Anda di halaman 1dari 15

The Effect of Needle Type, Duration of Surgery and Position of the

Patient on the Risk of Transient Neurologic Symptoms

Disusun Oleh :
Muhammad Anka
Latar Belakang

Insidensi TNS setelah anestesi spinal banyak ditemukan terutama


dengan agen lidokain.

Gejala TNS : LBP, yang menjalar ke ekstremitas bawah dan


bokong.

Nyeri menghilang dalam 24-48 jam post operasi.


Tujuan

• Mengevaluasi kejadian TNS antara empat kelompok


sesuai dengan jenis agen anestesi dan jarum.
• Mengevaluasi efek dari posisi pasien dan durasi
operasi pada perkembangan TNS setelah anestesi
spinal.
Pasien

• 250 pasien
• Berusia 18-60 tahun dengan skor ASA I atau II
• Waktu : Januari 2011 – Desember 2011

Eksklusi:
◦ Penyakit neuromuskular,
◦ Stenosis kanal spinal atau penyakit diskus vertebra,
◦ Fraktur femur, atau fraktur pelvis,
◦ Diabetes melitus, obesitas, dan mereka yang pernah
mengalami komplikasi setelah anestesi spinal

Informed consent tertulis pada semua pasien


Metode
• Double blind randomized clinical trial
• Semua kasus secara acak di bagi menjadi 4 kelompok berdasarkan tipe jarum
(25 Sprotte atau Quincke) dan anestetik lokal (lidokain atau bupivakain).
• 1,5-2 mL lidokain 5% hiperbarik (Orion Pharma) digunakan untuk anestesi spinal
• 2,5-3 mL bupivakain 0,5% isobarik (MYLAN) untuk anestesi spinal
62 63
Lidocaine Lidocaine
+ +
Sprotte Quincke

Bupivakain Bupivakain
+ +
Sprotte Quincke
62 63
Metode
Pemeriksaan EKG, tekanan
darah, pulse oxymetri, dan
pemberian normal saline
8ml/kgBB

Spinal anestesi pada posisi


duduk di L2-L3 atau L4-L5

Hipotensi intraoperatif :
Bradikardi (HR< 50 bpm) :
injeksi 5-10mg efedrin dan infus
atropine
RL 200 mg
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Diskusi

• Pada penelitian ini, insidensi gejala neurologi yang merugikan dengan


lidokain secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan bupivakain.
Temuan ini konsisten dengan laporan sebelumnya
• 39,6% dari total kasus yang dianestesi dengan lidokain atau bupivakain
bertahan dari TNS dalam penelitian ini. Insidensi tinggi jika dibandingkan
dengan yang dilaporkan dari literatur sebelumnya. Berdasarkan laporan
sebelumnya, munculnya gejala neurologi 10-40% pasien setelah anestesi
spinal dengan lidokain
• Solusio lidokain yang berbeda (1%, 2%, dan 5%) digunakan untuk anestesi
spinal dan semuanya dilaporkan menginduksi TNS. Mekanisme pasti gejala
ini belum bisa dijelaskan
Diskusi

• Dari 112 operasi yang dilakukan dengan posisi litotomi, 82 kasus mengalami LBP
dan parestesia pada ekstremitas bawah, dimana angka LBP lebih rendah pada
pembedahan dengan posisi supine.
• Posisi pembedahan masih merupakan faktor resiko independen untuk
munculnya TNS setelah analisis multivariat.
• Tidak ada perbedaan signifikan yang dapat ditemukan antara kasus dalam hal
jenis jarum yang digunakan untuk anestesi spinal.
Kesimpulan

Menurut hasil penelitian ini, anestesi spinal dengan lidokain,


dan posisi litotomi dalam operasi meningkatkan risiko TNS.

Anda mungkin juga menyukai