Disusun Oleh :
Muhammad Anka
Latar Belakang
• 250 pasien
• Berusia 18-60 tahun dengan skor ASA I atau II
• Waktu : Januari 2011 – Desember 2011
Eksklusi:
◦ Penyakit neuromuskular,
◦ Stenosis kanal spinal atau penyakit diskus vertebra,
◦ Fraktur femur, atau fraktur pelvis,
◦ Diabetes melitus, obesitas, dan mereka yang pernah
mengalami komplikasi setelah anestesi spinal
Bupivakain Bupivakain
+ +
Sprotte Quincke
62 63
Metode
Pemeriksaan EKG, tekanan
darah, pulse oxymetri, dan
pemberian normal saline
8ml/kgBB
Hipotensi intraoperatif :
Bradikardi (HR< 50 bpm) :
injeksi 5-10mg efedrin dan infus
atropine
RL 200 mg
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Diskusi
• Dari 112 operasi yang dilakukan dengan posisi litotomi, 82 kasus mengalami LBP
dan parestesia pada ekstremitas bawah, dimana angka LBP lebih rendah pada
pembedahan dengan posisi supine.
• Posisi pembedahan masih merupakan faktor resiko independen untuk
munculnya TNS setelah analisis multivariat.
• Tidak ada perbedaan signifikan yang dapat ditemukan antara kasus dalam hal
jenis jarum yang digunakan untuk anestesi spinal.
Kesimpulan