SESSION
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
Asfiksia perinatal
↓ FAKTOR RISIKO
Stres intrauterin kronis
Ketuban Pecah Dini dalam waktu lama
Hipertensi ibu
Pemakaian heroin
Kortikosteroid – Prenatal
ETIOLOGI
Defisiensi surfaktan ↓ produksi dan sekresi
ROLE OF SURFACTANT
Suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk
menurunkan tegangan permukaan (surface tension) suatu
medium
KOMPONEN SURFAKTAN:
• Dipalmitoyl phosphatidylcholine (Lecithin)
• Phosphatidyl glycerol
• Phosphatidyletanoalamine
• Phosphatidylinositol
• Surfactant associated protein
• Hidrofilik : SP-A, SP-D -> innate immunity
• Hidrofobik : SP –B, SP – C -> ↓ surface tension
Saat lahir, bayi membutuhkan “ high inspiratory
pressure” untuk dapat mengembangkan paru-paru
untuk pertama kali.
Merintih
Sianosis
Apnea
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN
Riwayat kelahiran kurang FISIK
bulan, ibu DM Takipnea
Riwayat persalinan yang Nasal flare
mengalami asfiksia
Merintih
perinatal
Sianosis
Riwayat kelahiran
saudara kandung dengan Retraksi interkostal dan
penyakit membran hialin subkostal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium:
Analisis Gas darah: hipoksia? asidosis metabolik?
asidosis respiratorik? Saturasi oksigen?
Gambaran darah lengkap dan biakan darah
Kadar glukosa darah
Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan paru
Rasio >2 : 1 -> matur
Rasio <2 : 1 -> imatur
Rasio <1,5 : 1 -> risiko tinggi
- Shake test (tes kocok)
• Pemeriksaan Rontgent dada
Gambaran yang khas berupa pola retikulogranular yang disebut
ground glass appearance, infiltrat halus dengan bronkogram udara
• Evaluasi
DIAGNOSIS BANDING
Early-onset sepsis
Pneumonia
Efusi pleura
TTN
TATALAKSANA
Umum
Jaga jalan napas tetap bersih dan terbuka
Terapi oksigen
Jaga kehangatan
Pemberian infus cairan intravena dengan dosis
rumatan
Pemberian nutrisi bertahap, diutamakan ASI.
Antibiotik
Analisis gas darah dilakukan berulang untuk
manajemen respirasi.
Khusus
Surfaktan
Surfaktan diberikan dalam 24 jam pertama jika
bayi terbukti mengalami RDS, diberikan dalam
dosis berulang melalui pipa endotrakea setiap
6 -12 jam untuk total 2 – 4 dosis.