Oleh kelompok 2 :
1. Digwanggi Arum T (170332614579)
2. Fitra Yurid (180332616605)
3. Mochammad Yasin F (170332614572)
4. Rohima Nostia (150332600815)
5. Siti Nur Mahmudah (170332614525)
6. Yoga Pratama (150332600362)
Distilasi
kesetimbangan fase cair-uap ini dijadikan dasar untuk memisahkan komponen campuran
Jika terdapat dua zat cair yang saling bercampur
dipanaskan, masing-masing komponen akan berubah
fase menjadi uap walaupun titik didih keduanya belum
tercapai. Uap dari kedua zat cair ini ada dalam bentuk
campuran uap, dengan perbandingan yang memenuhi
Hukum Raoult pada sistem tertutup.
2. Volatilitas Relatif
Inilah yang menjadi prinsip utama distilasi
fraksional, karena untuk campuran yang
sedang dipanaskan sampai mendidih, uapnya
kaya akan komponen yang lebih volatil.
Piring Teoritis
• Gambar disamping adalah
komposisi uap dan cairan yang
ada dalam kesetimbangan.
• Proses dari cair (hasil
kondensasi dengan komposisi
𝑋𝐴 ) menjadi uap (dengan
komposisi 𝑌𝐴 ) dan turun
menjadi cair lagi di
temperature T2 disebut
sebuah “Piring teoritis” di
mana terjadi pengayaan zat A.
• Pada keadaan bubble
dengan komposisi uap
ditunjukkan pada gambar
disamping.
• Pada tiap piring teoritis,
digambarkan sebagai
sebuah piring penampung
destilat dengan lubang-
lubang agar uap bisa
melewatinya dan
kemudian mengembun
pada “tutup” gelembung
yang ada.
• Jika digambarkan lebih
detail seperti gambar
disamping.
• A merupakan komponen
yang lebih volatile. Sumbu
𝑥 adalah fraksi mol A
sebagai cairan dan sumbu
𝑦 adalah fraksi mol A
sebagai uap.
• Gambar disamping
merupakan proses kontinu
distilasi dan setiap nomor
menunjukan piring teoritis
yang dilalui.
• Jumlah piring teoritis
selanjutnya dapat
dilambangkan sebagai 𝒏
Persamaan Fenske
• Uap dari labu distilasi pertama akan memenuhi
persamaan berikut.
𝑌𝐴.0 𝑋𝐴.0 𝑌𝐴.0 𝑋𝐴.0
=𝑎 atau =𝑎
𝑌𝐵.0 𝑋𝐵.0 1 − 𝑌𝐴.0 1 − 𝑋𝐴.0
𝑌𝐴,𝑛 𝑛+1
𝑋𝐴,0
=𝑎
1 − 𝑌𝐴,𝑛 1 − 𝑋𝐴,0
Atau
𝑌𝐴,0 𝑋𝐴,0
log = 𝑛 + 1 log 𝑎 + log
1 − 𝑌𝐴,0 1 − 𝑋𝐴,0
Pada saat uap di piring ke-n terkondensasi, komposisi final
destilat 𝑌𝐴 , n dan 𝑋𝐴 ,f maka :
𝑌𝐴,𝑛 𝑋𝐴,𝑓
log = log
1 − 𝑌𝐴,𝑛 1 − 𝑋𝐴,𝑓
dan
𝑋𝐴,𝑓 (1 − 𝑋𝐴,0 )
log
𝑋𝐴,0 (1 − 𝑋𝐴,𝑓 )
(𝑛 + 1) =
log 𝑎
Persamaan diatas disebut Persamaan Fenske yang sering
digunakan untuk mengukur dan merancang sebuah proses
distilasi bertingkat.
BEBERAPA JENIS DISTILASI
1. Distilasi Konvensional
2. Distilasi Fraksional
3. Distilasi Vakum
4. Distilasi Uap
5. Distilasi Azeotropik
6. Distilasi Ekstraktif
7. Sublimasi
1. Distilasi Konvensional
Proses distilasi ini berlangsung jika
campuran dipanaskan dan sebagian komponen
volatil menguap naik dan didinginkan sampai
mengembun di dinding kondensor. Destilat ini
ditampung di tempat baru.
2. Distilasi Fraksional
Suatu teknik pemisahan untuk larutan
yang mempunyai perbedaan titik didih yang
tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30°C atau lebih.
Aplikasi dari destilasi ini biasanya digunakan
pada industri minyak mentah yang bertujuan
untuk memisahkan komponen-komponen
minyak mentah.
3. Distilasi Vakum
Distilasi vakum dilakukan dengan
menurunkan tekanan, dari beberapa ratus
mmHg sampai 0,001 mmHg atau hampir vakum.
Tujuan utamanya adalah menurunkan titik didih
cairan.
4. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan untuk memisahkan
komponen campuran pada temperatur lebih
rendah dari titik didih normal komponen-
komponenya. Dengan cara ini pemisahan dapat
berlangsung tanpa merusak komponen-
komponen yang akan dipisahkan.
Ada 2 cara untuk melakukan distilasi uap:
44 Metanol 64,7
23 Air 100
42 Fenol 181,5
DISTILASI EKSTRAKTIF
• Metode ekstraksi terjadi melalui pelarutan
senyawa target pada pelarut.
• Metode ini adalah gabungan metode distilasi
dan ekstraksi.
• Distilasi ini mirip distilasi azeotropik.
• Campuran pada ekstraksi tidak dapat
dipisahkan dengan penyulingan sederhana.
CONTOH PENGGUNAAN DISTILASI
EKSTRAKTIF
• Pemisahan Campuran n-heptana (titik didih
98,4°C) dan metil sikloheksana (titik didih
100,8ºC) memiliki volatilitas relatif normal,
α=1,07
• Pemisahan campuran toluena (titik didih
110,6ºC) dan n-oktana (titik didih 127,7ºC)
memiliki volatilitas relatif 1,4 yang akan turun
sampai 0,6 jika digunakan pelarut anilin 80%.
SUBLIMASI
• Sublimasi adalah proses dari perubahan bentuk padatan
langsung menjadi uap.
• Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi.
DIAGRAM 3 FASE
CONTOH SUBLIMASI
• Benzena pada titip triple tekanannya 6 mmHg
dan suhunya 122ºC.
• Naftalena pada titik triple tekanannya 7
mmHg dan suhunya 80ºC.
• Pemisahan dengan beberapa senyawa organik
seperti AlCl3, NH4Cl, I2, dan As2O3.
Burung Merpati, Burung Cendrawasih
Sekian dari kami, Terima kasih