KELOMPOK GENAP:
1. Galyh Yudha Pratama 1420118004
2. Reza Mauli 1420118006
3. Ayu Agustina 1420118009
4. Yeni Nuraeni 1420118011
5. Nisa Fitri Nurhasanah 1420118014
6. Reza Dirgantara 1420118017
7. Devantry Januartika 1420118022
8. Chandra Mahardika 1420118028
9. Salza Chintya Devi 1420118030
10. Roby Wibowo 1420118033
11. Suci Nisa Annazmi 1420118035
12. Siska Putri Utami 1420118037
13. Indra Mohamad Rafei 1420118040
14. Maulana Mahfub 1420118041
15. Depi Fitriani 1420118043
16. Tia Nirmala 1420118045
OKSIGENASI
Apa itu OKSIGEN?
2. BRONKUS.
Merupakan percabangan atau kelanjutan dari trakea terdiri 2 cabang kanan &
kiri. Kanan lebih pendek & lebar dari pada kiri. Bagian kiri memiliki 3 lobus(atas,
tengah & bawah) bronkus kiri lebih panjang berjalan dari lobus atas & bawah
3.BRONKIOLUS
Percabangan setelah bronkus
4.Alveolus
PARU (Organnya)
Yaitu, organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga
toraks setinggi tulang selangka sampai diafragma. Paru terdiri dr 5 lobus : 2 kiri &
3 kanan yg diseliputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi
oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan
PROSES OKSIGENASI
1.Saraf otonom
Pengaruh saraf otonomik
Simpatis Parasimpatis
Asetilkolin
Noradrenalin
Bronkodilatasi Bronkokontriksi
2. HORMON & OBAT
Semua hormon termasuk derivat cathecolamine yang dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yg
tergolong parasimpatis (sulfas atropin & ekstrak belladona) dapat melebarkan saluran napas. Obat yg
menghambat adrenergik tipe beta (khususnya Beta-2) seperti obat yg tergolong penyekat beta non selektif
dapat membuat bronchokonstriksi
3. ALERGI PADA SALURAN PERNAPASAN
5. LINGKUNGAN
Ketinggian dan suhu kondisi ini mempngrhi kemampuan adaptasi
6 PERILAKU
2. Respirasi internal
1. Volume pasang surut (tidal volume TV) : Jumlah udara keluar-masuk pada saat terjadi pernapasan biasa.
Orang sehat rata2 5.00cc
2. Volume cadangan hisap (Inspiratory reserve volume- IRV) Jumlah udara yang masih bisa dihirup secara
maks setelah menghirup udara pada pernapasan biasa pada orang dewasa 3.000cc.
3. Volume cadangan hembus (Expiratory reserve volume-ERV) Jumlah udara yang masih bisa dihembuskn
secara maks setelah menghembuskan udara pada pernapasan biasa pada orang dewasa mencapai 1100cc.
4. Volume sisa (residual volume-RV) Jumlah udara yang masih tertinggal diparu meskipun telah
menghembuskan napas secara maks. Pada orang dewasa rata-rata 1200cc
Kapasitas paru
1. Kapasitas hisap (Inspiratory capacity) IC Merupakan
jumlah dari volume pasang surut & volume cadangan
hisap.
2. Kapasitas cadangan fungsional (Functional reserve
capacity-FRC) Jumlah dari volume cadangan hembus
dgn volume sisa.
3. Kapasitas Vital (Capacity Vital-CV) Jumlah dari volume
cadangan hembus,volume pasamg surut,& volume
cadangan hisap.
4. Jumlah keseluruhan volume udara yg ada dalam paru
(total lung capacity. TLC) terdiri atas volume pasang
surut,vol cadangan hisap,vol cadangan hembus & vol
sisa.
Masalah Kebutuhan Oksigen
1. Hipoksia
Yaitu, kondisi tidak terpenuhinya O2 dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan O2 dalam
tingkat sel ditandai Sianosis.
4.Pertukaran Gas
Yaitu: suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan
gas, baik O2 maupun CO2, antar alveoli paru-paru dan sistem
vaskular. Hal ini disebabkan oleh sekret yang kental
/immobilisasi akibat sistem saraf atau penyakit radang pada
paru-paru.
1. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN
OKSIGENISASI
1.Pengkajian
Riwayat keperawatan: riwayat gangguan pernapasan (seperti:
epitaksis),Pola batuk, produksi sputum(apakah batuknya kering,
keras dan apakah pasien mengalami sakit pada tenggorokan)
dan,sakit dada.
Riwayat perkembangan : Neonatus : 30 - 60 x/mnt; Bayi : 44 x/mnt;
Anak : 20 - 25 x/mnt; Dewasa : 15 - 20 x/mnt; Dewasa tua : volume
residu meningkat, kapasitas vital menurun
Riwayat kesehatan keluarga : anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
Riwayat sosial : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan,
faktor-faktor alergen dll.
Riwayat psikologis : tanggapan pasien & keluarga terhadap penyakit
Pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi : penentuan tipe jalan napas, seperti: menilai apakah
napas spontan melalui hidung/mulut?mukosa hidung
(warna,bengkak).
a. Latihan napas
yaitu: cara bernapas utk memperbaiki ventilasi
alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis,meningkatkan efisiensi batuk, &
mengurangi stres.
Prosedur Kerja (latihan napas)
Cuci tangan
Atur posisi(duduk/terlentang)
Anjurkan utk mulai lthn dgn cara menarik napas melalui hidung dgn mulut
tertutup.
Cuci tangan
b. Latihan batuk efektif
Cuci tangan
Jelaskan prosedur
Atur posisi klien. Duduk ditepi tempat tidur membungkuk kedepan.
Anjurkan utk menarik napas secr pelan & dlm dgn menggnkn pernapasan
diafragma
Setlh itu tahan napas krg lbh 2 detik
Batukkan 2 kali dgn mulut terbuka
Tarik napas dgn ringan
Istirahat
Catat respons yg terjd
Cuci tangan
c. Pemberian Oksigen
Dilakukan dgn 3 cara : Kanula,nasal & cateter.
- Vaselin/jeli
Prosedur kerja
Cuci tangan
Jelskn prosedur yg akan dilkkn pd klien
Cek flow meter & humidifier
Hidupkan tabung oksigen
Atur posisi klien (semi fowler/sesuai kondisi)
Berikan oksigen mlli kanula 1-6L atau masker 6-10L
Bl menggnkn kateter terlbh dulu ukur jarak hidung & telinga. Kmdn diberi tanda
Setelah itu beri jeli
Mskn kehidung sampai batas yg dttkn
Lkkn pengecekan kateter apakah sdh msk dgn menekan lidah klien dgn spatel
Atur banyaknya pemberian oksigen (1-6L)
Fiksasi pd daerah hidung
Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam
Kaji kepatenan jln napas
Catat pemberian oksigen jumlah & lamanya & lakukan observasi
Cuci tangan
d. Fisiotherapi Dada
yaitu: tindakan kep dgn melakukan drainase postural,clapping & vibrating pd klien
dgn ggn sistem pernpsn, Misal penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis
kronis,asma, dll.
Tindakan drainase postural merupakan tindakan dgn menemptkn pasien dlm
berbagai posisi utk mengalirkan sekret disal pernapasan.
Tindkn drainase postural diikuti dgn tindakan clapping (penepukan) & vibrasi
Tujuan :
Meningkatkan efisiensi pernapasan
Membersihkan jalan napas
Tujuan:
1. Membersihkan jln napas
2. Memenuhi keb oksigen
Alat & bahan
1. Alat pengisap lendir dgn botol berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir steril
3. Pinset steril
4. Sarung tangan steril
5. Dua kom berisi larutan aguades atau normal salin & larutan
desinfektans
6. Kasa steril
7. Kertas tisu
8. Stetoskop
Prosedur kerja
Cuci tangan
Jelaskan prosedur pd klien
Letakan pasien posisi terlentang dgn kepala miring ke perawat
Gunakan sarung tangan
Hubungkan slang kateter pengisap dgn slang alat pengisap
Mesin pengisap dihidupkan
Lakukan pengisap lendir dgn memasukan kateter pengisap kedlm kom berisi aguades utk mempertahankan
tingkat kesterilan (asepsis)
Masukan kateter pengisap dlm keadaan tdk mengisap
Gunakan alat pengisap dgn tekn110-150 mmHg utk dewasa, 95-100mmHg utk anak2 & 55-95 mmHg utk
bayi
Tarik dgn memutar kateter pengisap tdk lebih dr 15 detik
Bilas kateter dgn aguades atau normal salin
Lkkn pengisapan antara pengisapan pertama & berktnya. Minta klien utk bernapas dlm & batuk.
Apabila klien mengalami distres pernapasan, biarkan istirahat selama 20-30 detik sebelum pengisapan
berkutnya
Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret, & respons klien terhdp tindakan yg dilakukan
Cuci tangan
5. Evaluasi Keperawatan