STASE GADAR-KRITIS
KELOMPOK 2
PEMBERIAN TERAPI
OKSIGENASI PADA PASIEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
DENGAN PNEUMOTHORAKS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
1. PENDAHULUAN
2. METODOLOGI
3. HASIL
4. PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
Pneumothoraks merupakan adanya udara dalam rongga
pleura. Pneumothoraks dapat terjadi secara spontan atau
karena trauma (Mansjoer, 2000).
Manifestasi klinis pada pasien pneumothoraks yaitu sesak
napas dapat sampai berat, kadang bisa sampai hilang dalam 24
jam apabila sebagian paru yang kolaps sudah mengembang
kembali, distres pernapasan berat, agitasi, sianosis, dan
takipnea berat. Tindakan pneumothoraks tergantung dari
luasnya pneumothoraks, yang bertujuan untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan
untuk kambuh lagi. Adanya masalah pada paru-paru akan
menghambat proses pemenuhan oksigen pada tubuh.
METODOLOGI
Dalam membuat literature review ini kami menggunakan beberapa buku dan jurnal.
Buku yang kami jadikan literatur berasal dari google book sedangkan jurnal yang menjadi
literatur kami dipublikasi mulai dari tahun 2014-2017 yang dimana database yang
digunakan adalah ScienceDiret, Open Access, PubMed, Elsevier, Scielo, NEJM dan Hindawi.
Dalam mencari jurnal ini proses pencariannya melalui database Google Schoolar, EBSCO,
ScienceDirect, SAGEpub, PubMed dan Proquest.
Penyampaian data dari hasil beberapa jurnal ini disajikan dalam bentuk
tabel dengan beberapa komponen yaitu penulis artikel, negara tempat
penelitian, tujuan penelitian, populasi penelitian, desain penelitian,
instrument penelitian, hasil dan kesimpulan
Management of pneumothorax
with oxygen therapy: a case
series
(Panjwani, A. 2017)
(Li, Thessaloniki Penelitian ini memiliki tujuan untuk Penanganan untuk pneumotorak adalah manajemen yang
Zigang , Yunani mengembangkan manajemen tepat dan berkelanjutan dengan proses pengamatan yang
dkk, konservatif dalam menangani harus dilakukan di rumahsakit terutama di ruang ICU.
2014) peneumotorak dengan observasi dan Selama pengobatan manajemen oksigenasi menjadi
manajemen perawatan yang komponen yang penting selama proses pengobatan. Dalam
berkelanjutan mampu membantu pengobatan dibutuhkan manajemen oksigenasi yang tepat
dalam penyembuhan pneumotorak. agar kerusakan pada paru dapat termanajemen dengan baik
dan tidak terjadi kolaps pada paru.
Panjwani, Italy Tujuan penelitian ini untuk Keberhasilan hasil pengobatan dengan pemberian oksigen
A. 2017. menghilangkan udara dari rongga tambahan dalam empat kasus pneumotoraks dari etiologi
pleura dan mencegahnya untuk kambuh yang berbeda telah disajikan di dalam jurnal ini. Oksigen
kembali. adalah modalitas pengobatan yang aman, efektif, dan
mudah didapat yang tidak memerlukan keahlian apa pun
dalam penggunaannya. Ini mungkin membantu dalam
semua jenis pneumotoraks ukuran kecil (kurang dari 30%)
dan tidak memiliki komplikasi serius yang terkait dengan
penggunaannya.
Park,. St. Mary’s Mengkonfirmasi Terapi oksigen dapat meningkatkan tingkat resolusi PSP.
Et al, Hospital, apakah terapi oksigen Namun penggunaan terapi oksigen secara rutin pada
2017 Collage of meningkatkan tingkat pasien dengan pneumothotaks kecil harus
Medicine, The resolusi dipertimbangkan lebih hati-hati
Catholic pneumothoraks
University of spontan primer (PSP)
Korea,
Incheon, South
Korea
Sarica Europe Untuk mengetahui Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 34 (43,6%)
m et strategi pengobatan dan dengan pneumotoraks pada sisi kanan, 37 (47,4%) pasien
al, hasilnya pada pasien dengan pneumothorak sisi kiri dan 7 (9%) pasien dengan
2019 dengan pneumothorak pneumothorak bilateral. Total 48 pasien menjalani
traumatis thoracostomy tabung sementara dan 30 kasus dilakukan
perawatan konservatif. Pasien dengan penumothoraks yang
tidak terlalu parah hanya dilakukan perawatan secara
konservatif. Pemberian oksigen merupakan salah satu
perawatan konservatif yang diberikan. Pada jurnal
dijelaskan, seluruh pasien mendapatkan terapi oksigen
dengan nasal kanul 3L/jam. Pasien dengan peningkatan
penumothoraks akan menjalani pemasangan tabung dada,
sedangkan pada pasien yang tidak terjadi pelebaran
pneumothoraks hanya mendapatkan perawatan konservatif.
PEMBAHASAN
I. Identitas Klien
Inisial : Tn. A. S
Tanggal lahir/ Umur : 13-10-1990/28 tahun
Alasan masuk RS : Pasien rujukan dari RS BaliMed dalam kondisi
tidak sadar sejak 3 jam SMRS
Diagnosa medis: : CKB + Pneumothorax Dextra
II. Pengkajian
Primary survey
Respon
Pasien dalam kondisi tidak sadar, GCS= E1VxM1, tidak ada respon sama sekali ketika
dipanggil maupun dirangsang nyeri
Airway
Terpasang alat bantu jalan nafas yaitu ETT dan ambubag dengan volume O 2 13 lpm, terdapat
suara napas tambahan gurgling
Breathing
Tidak ada napas spontan, tidak tampak pernapasan cuping hidung, terdapat pengembangan
dada tiap kali dilakukan bagging, pengembangan dada tidak simetris, suara paru vesikuler,
RR 12x/menit
Circulation
Konjungtiva anemis, akral dingin, CRT >2 detik, TD = 50/30 mmHg, N= 56x/menit, suara S1
dan S2 tunggal namun lemah, irama jantung reguler
Disability
Pasien dalam kondisi tidak sadar, GCS= E1VxM1, tidak ada respon sama sekali ketika
dipanggil maupun dirangsang nyeri, kedua ekstremitas atas dan bawah tampak kaku ketika
digerakkan oleh petugas, tidak terdapat edema namun terdapat lesi pada kedua ekstremitas
atas maupun bawah.
Exposure
Terdapat luka atau lesi pada dahi dan kepala bagian belakang serta kedua ekstremitas atas
maupun bawah, terdapat tampon pada telinga kanan karena keluar darah dari telinga kanan,
terdapat jejas pada dada
TERIMA KASIH…...