Anda di halaman 1dari 135

HIPERLIPIDEMIA

Kelompok 2B
Kelas A
Program Studi Apoteker 88
2

Anggota Kelompok
» Aliya Az Zahra » Rana Kurnia Rahma
1406557592 1406545176
» Jasmine Tiara Iqbal » Renita Dewi
1406639850 1406545011
» Nurlita Gustiyanti » Sendangratri
1406545081 1406557560
» Puteri Dyah Nastiti » Stefandi J Wijaya
1406639541 1406565120
» Vicha 1406567952
3

Outline
» Lipoprotein dan » Pemeriksaan Lab
Apoprotein » Terapi Non
» Metabolisme dan Farmakologi
Transportasi Lipid » Terapi Farmakologi
» Patofisiologi dan » Algoritme Terapi dan
Klasifikasi Penatalaksanaan
» Komplikasi
4

1.
Lipoprotein -
Apoprotein
5

PENGANGKUT
AN
LEMAK
Lemak yang tidak larut air harus diangkut ke
berbagai jaringan dan organ dalam bentuk
lipoprotein.
Lemak dari usus diangkut dalam bentuk
kilomikron.
Lemak dari hati diangkut dalam bentuk VLDL.
6

Sintesis VLDL di Hati dan


Kilomikron di Usus
7

Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry,2012

LIPOROTEIN
LEMAK
Kolesterol bebas, ester kolesteril, trigliserida,
fosfolipid amfifilik

PROTEIN
Apoprotein/Apolipoprotein
8
secara Fisiologis dan dalam
Diagnosa Klinis
Konstituen Perbandingan Apoprotein
Berat Jenis Tempat Sintesis Mekanisme Katabolisme
Lipid Utama TG:CHOL Utama

Kilomikronda TG B-48, E, A-I, Hidrolisis TG oleh LPL,


n Kilomikron Makanan, <<1,006 10:1 A-IV, C-I, Usus Halus uptake oleh hati diperantarai
sisa Kolesterol C-II, C-III oleh apoE

TG Endogen B-100, E,
VLDL / <1,006 5:1 C-I, C-II, C- Hati Hidrolisis TG oleh LPL
Hati III

Uptake oleh reseptor LDL


Ester
LDL 1,019-1,063 NS B-100 Hasil Katabolisme VLDL yang diperantarai oleh
Kolesteril ApoB-100

Fosfolipid, A-I, A-II, E, Kompleks: transfer ester


Uptake oleh reseptor LDL
kolesteril menjadi VLDL dan
HDL Ester 1,063-1,21 NS C-I, C-II, C- yang diperantarai oleh
LDL; uptake kolestrol HDL
Kolesteril III ApoB-100
oleh hepatosit.
9

Fungsi Apoprotein

Ligan
Kofaktor
Struktural Reseptor
Enzim
Lipoprotein
10

Berbagai Apoprotein dan


Fungsinya
ApoA-I ApoA-II ApoA-V ApoB-100 ApoB-48

• Protein • Membentuk • Inkoporasi TG • Protein • Protein


struktural komplek -S-S ke VLDL struktural struktural
HDL dengan apoE- • Aktivasi LPL VLDL, IDL, kilomikron
• Kofaktor 2 dan E-3 LDL
LCAT • Ligan
• Mebalikan reseptor LDL
pengangkutan
kolesterol
11

Cont’d
ApoC-I ApoC-II ApoC-III ApoE Apo(a)

• Aktivator • Kofaktor LPL • Pengikatan • Ligan • Pengaturan


LCAT sisa reseptor LDL, fibrinolisis
• Pengikatan kilomikron kilomikron
sisa pada reseptor sisa
kilomikron • Membalikan
pada reseptor pengangkutan
kolesterol
(HDL dengan
apoE)
12

2.
Metabolisme dan
Transportasi Lipid
Transpor lipoprotein
Lemak (dari makanan) dan lipid plasma (dari hati dan jaringan
adiposa) diangkut ke jaringan untuk digunakan /disimpan

Jalur eksogen

• Transpor kolesterol dan trigliserida yang diperoleh dari lemak


makanan pada saluran pencernaan melalui metabolisme
kilomikron
Jalur endogen (Lanjutan jalur eksogen)
• Transpor kolesterol dan trigliserida dari hati ke jaringan perifer
melalui metabolisme VLDL [Sumber: Dipiro et al., 2008]
[Sumber: Dipiro et al., 2008]
Metabolisme Kilomikron - (Jalur
Eksogen)
Kilomikron bertanggung jawab mengangkut semua
lipid dari makanan ke dalam sirkulasi darah

[Sumber: Murray et al., 2009]


Metabolisme VLDL (Jalur Endogen)
VLDL sebagian besar berasal dari hati,
bertanggung jawab mengangkut trigliserida dari hati
ke jaringan ektrahepatik

[Sumber: Murray et al., 2009]


Metabolisme HDL- (Transportasi Balik
Kolesterol)
Mekanisme proses HDL masuk ke dalam sirkulasi darah, mengambil
kolestrol pada sepanjang aliran darah sehingga mengurangi jumlah kolestrol
total

[Sumber: Murray et al., 2009]


Transportasi Kolesterol

[Sumber: Murray et al., 2009]


22

3.
Patofisiologi dan
Klasifikasi
Hiperlipidemia  Kelainan metabolisme
lipid dimana kadar lemak di dalam darah
meningkat di atas batas normal.
Patofisiologi dari hiperlipidemia yaitu
terjadi peningkatan kolesterol total dan
LDL dengan atau tanpa penurunan
kolesterol HDL.
(Dipiro, J.T., et al, 2008)

Dipiro, J.T., et al. 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Seventh Edition. Mc Graw Hill.
Klasifikasi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia dibedakan atas dua macam berdasarkan
penyebab penyakitnya:

Hiperlipidemia primer

• Akibat adanya gangguan sintesis dan metabolisme lipoprotein


sehingga menyebabkan lipid disorder. Hiperlipidemia primer
ini berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih
sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Hiperlipidemia sekunder

• Akibat komplikasi penyakit metabolik lain yang lebih umum


seperti diabetes mellitus, hipotiroidisme, sindrom nefrotik,
gangguan hati atau karena penggunaan obat dan asupan
alkohol yang berlebihan.

Referensi: Mycek, M. J., R. A. Harvey & P. C. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medika. Jakarta.
Hiperlipidemia Tipe I
Pada penderita hiperlipidemia tipe 1 terjadi kelainan
pada Apolipoprotein C-II (Secara normal, Apo C-II
berfungsi untuk aktivasi Lipoprotein Lipase (LPL) )

Lipoprotein tidak akan terurai secara efisien

Akumulasi drastis kilomikron dalam plasma.


Hiperlipidemia Tipe II

Terjadi Kecacatan pada reseptor LDL

Penuruan kecepatan eliminasi LDL

Kadar Kolesterol dalam darah akan tinggi


Hiperlipidemia Tipe IIB
Sama seperti Tipe II A tapi
disertai peningkatan Apo B yang
berada di VLDL, IDL dan LDL

Kadar trigeliserida dalam


darah juga tinggi
Hiperlipidemia Tipe III
terjadi kecacatan pada sintesis Apo E-II yang
terdapat pada IDL

IDL tidak dapat dimetabolisme oleh hati dan


kadarnya di dalam darah menjadi meningkat

serum kolesterolnya cenderung tinggi dan


serum trigliseridanya tinggi.
Hiperlipidemia Tipe IV
terjadi peningkatan produksi VLDL
namun eliminasinya rendah

kadar VLDL dalam darah tinggi serta


HDL dan LDL rendah.

Kadar kolesterol meningkat dan


triasilgliserol juga meningkat
Hiperlipidemia Tipe V
Sama dengan tipe IV, tapi kemampuan produksi
LDL menurun

kolesterol di dalam darah tidak dapat dibawa


dan kadar kilomikron dalam darah juga
meningkat

Hipertrigliseridamia dan kolesterolemia.


Tipe Hiperlipidemia Primer
Lipoprotein yang Kadar lemak
Tipe Penyebab Akibat
meningkat darah
I Kelainan pada Apo C-II  Eliminasi kilomikron yang
TG 
Hiperkilomikronemia >> Kilomikron defisiensi Lipoprotein lambat dalam sirkulasi
kolesterol 
Familial Lipase (LPL) secara aktif darah
IIA
>> LDL Kecacatan pada reseptor Penurunan kecepatan TG Normal
Hiperkolesterolemia
VLDL Normal LDL eliminasi LDL kolesterol 
Familial
IIB  Kecacatan reseptor
>> LDL Penurunan kecepatan TG 
Hiperkolesterolemia LDL
>> VLDL eliminasi LDL kolesterol 
Kombinasi Familial  Peningkatan Apo B
III
Defisiensi metabolisme sisa TG 
Disbetalipoproteine >> IDL Kecacatan sintesis Apo E-II
dalam hati kolesterol 
mia Familial
IV Peningkatan produksi
Penurunan kadar LDL dan TG 
Hiperlipidemia >> VLDL VLDL namun penurunan
HDL kolesterol 
Familial eliminasi VLDL
 Peningkatan produksi
V
>> VLDL VLDL Triasilgliserolemia dan TG 
Hipertrigliseridemia
>> Kilomikron  Penurunan produksi kolesterolemia kolesterol 
Endogen
Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia
sekunder:

Diabetes melitus
• Pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa akan
dimetabolis memenjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama
dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-
trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada
lipoprotein yang kaya trigliserida.

Hipotiroidisme
• Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol-LDL diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga
kadar-LDL akan meningkat.

Sindrom nefrotik
• Menyebabkan hiperkolesterolemia. Diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang
merangsang hati memproduksi lipoprotein berlebih.
Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia
sekunder:

Gangguan hati

• Sirosis empedu primer & obstruksi empedu ekstra hepatik


menyebabakan hiperkolesterolemia & kadar fosfolipid plasma yg
berhubungan dg abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yg parah
dpt menyebabakan penurunan kadar kolesterol & trigliserida.

Obesitas

• Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energy oleh


jaringan perifer meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang
hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan
trigliserida.
34

4.
Komplikasi
Komplikasi Hiperlipidemia

Penyakit
Aterosklerosis Jantung Stroke
Koroner

Hipertensi Pankreatitis
Aterosklerosis
Penyakit progresif dan degeneratif pada arteri
yang menyebabkan oklusi (sumbatan bertahap)
pada pembuluh darah & mengurangi aliran
darah yang melaluinya, ditandai oleh plak-plak
yang terbentuk di bawah lapisan dalam
pembuluh di dinding arteri (Sherwood, 2010)

Plak aterosklerosis terdiri dari inti kaya lemak


yang dilapisi oleh pertumbuhan abnormal sel
otot polos, ditutupi oleh jaringan ikat kaya
kolagen
Mekanisme Terjadinya Aterosklerosis

1. Endothelial injury  merangsang respon inflamasi

2. Permeabilitas sel endotel semakin meningkat dan terjadi


akumulasi LDL dibawah endothelium dan menjadi
teroksidasi

3. Monosit masuk ke dalam intima dan berubah menjadi


makrofag dan aktivasi makrofag
4. Makrofag yang sangat membengkak
disebut sel busa (foam cell) dan
menumpuk di bawah dinding pembuluh
darah membentuk fatty streak

5. Proliferasi sel otot polos intima,


deposisi lemak, da pembentukan plak
yang semakin besar
Aliran darah ke Suplai oksigen
Aterosklerosis jantung berkurang pada
terhambat jantung

Suplai oksigen tidak


sebanding dengan ANGINA
ISKEMIA
daya kerja jantung PEKTORIS
(Metbolisme anaerob)

Nekrosis/ INFARK
kematian sel MIOKARDIA
Penyakit Jantung Koroner

» Ischemic Heart Disease (IHD) adalah


kurangnya oksigen akibat penurunan/tidak ada
aliran darah ke miokardium, yang disebabkan
karena penyempitan atau obstruksi
(sumbatan) pada pembuluh darah koroner
» Penyebab paling utama dari penyakit ini adalah
aterosklerosis dan trombus.
» Manifestasi klinis  Angina Pektoris, Infark
Miokardial
Patofisiologi
» Penyumbatan arteri coroner  aterosklerosis dan
trombus
» Apoptosis  proses kematian sel secara
terprogram akibat adaptasi terhadap kekurangan
oksigen. Terjadi aktivasi TNF dan IL-1 converting
enzyme
» Nekrosis  kerusakan sel yang terjadi akibat
penurunan ATP dan fugsi pompa ion sehingga
adanya aktivasi dari enzim protease dan terjadi
kerusakan membran.
Angina Pektoris
Gejala : Nyeri dengan menyebar dari dada ke lengan hingga leher; Rasa
tertekan dan terbakar pada wilayah sternum.
Varian Angina (Vasospastic
Angina Stabil Angina Tidak Stabil
Angina, Prizmental Angina)
• Paling umum diderita oleh • Nyeri dada muncul • Terjadi karena adanya
pasien meskipun tidak ada kontraksi yang tinggi pada
• Nyeri dada yang muncul aktivitas fisik. arteri koroner (spasme) 
akibat peningkatan beban • Mirip seperti serangan penyempitan arteri koroner.
jantung  contoh aktivitas jantung (infark miokardial) • Spasme  karena
fisik • Hal ini terjadi akibat sensitivitas dari pembuluh
• Penyempitan arteri koroner adanya blok arteri koroner. darah yang meningkat.
• Masih mendapatkan suplai • Faktor risiko dikaitkan
oksigen akan tetapi tidak dengan stress, paparan
memadai. dingin, dan merokok
Infark Miokardia
» Sering juga disebut sebagai ‘serangan jantung’
» Proses terjadinya kerusakan (nekrosis) atau
kematian sel-sel miokardium  adanya
sumbatan berupa trombus atau ruptur dari plak
aterosklerosis  tidak adanya suplai darah
dalam waktu yang lama (± 20 menit)
» Tipe:
⋄ Transmural  seluruh dinding ventrikel
⋄ Subendokardial  sepertiga – separuh
dinding ventrikel dalam
Kompensasi Infark Miokardia
Pelepasan katekolamin  peningkatan denyut
jantung, sehingga kekuatan kontraksi meningkat dan
terjadi resistensi perifer
Akibat adanya
hipotensi dan
Retensi natrum dan air  meningkatkan stroke
perubahan volume
hemodinamik yang
dapat memperparah
Aktivasi sistem Renin Angiotensin Aldosteron 
fungsi jantung aktivasi sistem simpatik  sekresi renin  tekanan
darah meningkat

Hipertropi ventrikel
Stroke
Abnormal dari pembuluh darah otak
yang disebabkan oleh adanya
perdarahan pada otak atau adanya
pembentukan embolus atau
thrombus yang menghambat aliran
darah dalam pembuluh darah arteri

Terdapat 2 tipe stroke:


⋄ Strok iskemik
⋄ Strok hemoragik
Christenseen & Kockrow, Acute Coronary Syndrome and Stroke (2005)
Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., Dipiro, C. V. 2015. Pharmacotherapy Handbook: 9th edition. New York: McGraw-Hill Medical
Jenis Stroke
Stroke Hemoragik
Stroke Iskemik
» Prevalensi : 13%
» Prevalensi : 87% » Pembuluh darah di otak pecah
» Terjadi melalui » Perdarahan menyebabkan
Trombus kematian
• Bekuan darah terbentuk di » Penyebab :
dalam pembuluh darah otak
• Trombus  hipoksia 
kerusakan sel otak Aneurisme
Embolus
• Bekuan dapat berasal dari Abnormalitas pembuluh
bagian lain di dalam tubuh  darah
terbawa ke pembuluh darah otak
Gejala
Patofisiologi Lemah/mati rasa
Hiperlipidemia
Sakit kepala
pada wajah,
hebat dan tiba- lengan, atau kaki
tiba tiba-tiba
Trombus
Aterosklerosis 
Pembentukan trombus
terlepas
embolus

Penyempitan Penyumbatan Gangguan Gangguan


pembuluh darah pembuluh darah penglihatan komunikasi

Penurunan
aliran darah
otak
Gangguan
keseimbangan
Stroke
Hipertensi
» Hipertensi : tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
» Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi
dasar penentuan diagnosis hipertensi.
Tekanan Darah Tekanan Darah
Klasifikasi
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi stage 2 ≥160 atau ≥100


Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi Primer
• Prevalensi : 90-95% pada umur 40 tahun ke
atas
• Penyebab spesifik tidak diketahui (>90%
kasus) Sekunder
Hipertensi
• Prevalensi : 5-10%
• Penyebab spesifik diketahui (<10% kasus)
Patofisiologi
Hiperlipidemia

Pembentukkan plak
(aterosklerosis)

Penyempitan pembuluh Elastisitas pembuluh darah menurun


darah

↓ Curah jantung & ↑ tahanan perifer

peningkatan tekanan darah arteri secara persisten

Hipertensi
Gejala
Sakit kepala
bagian Sulit tidur Gelisah
belakang

Berdebar-
Pusing Lemas
debar

Sesak nafas
Pankreatitis
» Pankreatitis adalah inflamasi pada pankreas.

Normal Pankreatiis

• enzim-enzim • ketika terjadi


pencernaan yang infalamasi pada
disekresi oleh pankreas, enzim-
pankreas akan enzim di
aktif ketika telah dalamnya
mencapai usus menyerang dan
halus. merusak jaringan-
jaringan yang
memproduksinya
Akut: dilihat
berdasarkan ada atau Kronis
tidaknya nekrosis
ditandai dengan
fibrosis pankreas yang
RINGAN (MILD) persisten dan
progresif serta
menimbulkan
kerusakan jaringan
eksokrin dan endokrin.

PARAH (SEVERE) Kerusakan permanen


pada struktur dan
fungsi pankreas
Pankreatitis Akut
» Inflamasi pankreas yang ditandai autodigesti pankreas. Sel-sel pankreas cedera/mati
membentuk daerah nekrosis & perdarahan.
» Stimulasi sistem imun dan inflamasi menyebabkan pankreas mengalami edema dan
pembengkakan.
» Gejala :
⋄ Nyeri daerah epigastrum dan menyebar ke punggung stlh makan/minum alkohol.
⋄ Mual dan muntah
» Penyebab :
a) Penyumbatan duktus pankreatikus (karena batu batu empedu di duktus biliaris komunis)
b) Hiperlipidemia (menstimulasi berlebihan pelepasan enzim2 pankreas & terbentuknya
batu empedu)
c) Alkoholisme kronis (stimulasi pelepasan enzim pankreas / kerusakan pd sfingter Oddi di
usus halus)
56

5.
Pemeriksaan Lab
Pasien yang Melakukan
Skrining
» Laki-Laki ≥ 40 tahun
» Wanita ≥ 40 tahun (atau postmenopause)
» Semua pasien segala usia dengan kondisi berikut:
⋄ Aterosklerosis
⋄ Diabetes
⋄ Hipertensi arterial
⋄ Merokok
⋄ Dislipidemia
⋄ Riwayat keluarga dislipidemia
⋄ Penyakit ginjal kronis
⋄ Obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2)
⋄ Hipertensi pada kehamilan
Pengukuran profil
LIPOPROTEIN
TC LDL-C HDL-C

Non
TG
HDL-C
Total Cholesterol Kategori
< 200 mg/dL (< 5.2 mmol/L) Desirable
200–239 mg/dL (5.17–6.20 Borderline
Total Cholesterol (TC) mmol/L) High
≥ 240 mg/dL (≥ 6.21 mmol/L) High

 Kolesterol total → jumlah keseluruhan LDL, HDL, dan


komponen lipid/lemak lainnya dalam tubuh.
 Dalam proses skrining, pengukuran kolesterol total berguna
untuk :
• Memprediksi risiko kardiovaskular
• Meningkatnya level kolesterol total meningkatnya risiko
penyakit jantung koroner (CHD)
• Membantu pasien dalam menentukan status risiko dan
terapi untuk menurunkan konsentrasi kolesterol dalam
serum
Prinsip Penetapan Kadar TC
» Kolesterol diukur secara enzimatik dalam serum atau
plasma melalui reaksi hidrolisis ester kolesterol dan
reaksi oksidasi 3-OH kolesterol.
» Salah satu produk samping hasil reaksi, yaitu H2O2
diukur secara kuantitatif dengan peroxidase catalyzed
reaction yang menghasilkan warna.
» Absorbansi diukur pada λmaks 500 nm.
» Intensitas warna yang dihasilkan menunjukkan
konsentrasi kolesterol.
Low-Density Lipoprotein Cholesterol
(LDL-C)
» Kolesterol LDL dihitung dengan formula Friedewald (kecuali bila TG
> 400 mg/dL atau dalam keadaan tidak puasa)
» Dengan formula Friedewald dapat diperhitungkan bahwa:
𝑻𝑮
LDL-C (mg/dL) = (TC – HDL-C) -
𝟓
» Hanya valid pada pasien dalam keadaan puasa.
» Hasil menjadi tidak akurat saat kadar TG > 200 mg/dL dan menjadi
tidak valid saat kadar TG > 400 mg/dL.
» Untuk pasien dengan tingkat risiko tinggi, seperti pasien dengan
kadar TG puasa > 250 mg/dL, pasien dengan diabetes atau penyakit
pembuluh darah, disarankan untuk melakukan pengukuran LDL-C
secara langsung.
Kadar HDL-C Kategori
(mg/dL)
High Density Lipoprotein < 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Cholesterol (HDL-C)
 Konsentrasi HDL-C serum yang rendah dikaitkan dengan
peningkatan risiko penyakit jantung koroner
 Nilai HDL-C digunakan dalam perhitungan LDL-C
 Metode HDL langung  HDL diukur secara langsung dalam
serum.
 Kadar HDL-C lebih besar dari 60 mg/dL merupakan faktor risiko
negatif hiperlipidemia.
 Rendahnya kadar HDL-C juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya PJK.
 Tingginya kadar TG berhubungan dengan
peningkatan risiko PJK, aterosklerosis perifer
dan CAD (coronary arterial disease). TG yang
sangat tinggi dapat mengakibatkan pankreatitis
dan harus segera dievaluasi dan diobati.
Trigliserida (TG)  Pengukuran kadar TG penting dilakukan setelah
puasa selama 12 jam atau lebih, karena kadar
 Kadar TG dapat ditentukan dengan teknis
TG bersifat fluktuatif dan tertinggi 1-4 jam
enzimatis yang akurat dan juga murah.
setelah makan.
 Trigliserida diukur secara enzimatik dalam
serum atau plasma dengan menggunakan
serangkaian reaksi gabungan dimana trigliserida
dihidrolisis untuk menghasilkan gliserol
 Gliserol kemudian dioksidasi menggunakan Kadar Trigliserida
(mg/dL)
Kategori
gliserol oksidase, dan H202, salah satu produk
reaksi, diukur seperti yang dijelaskan di atas < 150 Normal
pada kolesterol 150-199 Boderline-High
 Absorbansi diukur pada λmaks 500 nm 200-499 High
≥ 500 Very High
Non – High-Density
Lipoprotein Cholesterol
(Non HDL-C)
 Rumus ini digunakan ketika formula
Friedewald tidak dapat digunakan (jika
konsentrasi TG > 400 mg/dL).
 Non–HDL-C dihitung menggunakan rumus
Non – HDL-C = TC – HDL-C
 non–HDL-C dilakukan pada pasien dengan TG
200-500 mg/dL, diabetes mellitus, dan PJK.
Lipoprotein Cholesterol
(Non HDL-C)
 Jika dicurigai ada resitensi insulin, evaluasi non–HDL-C dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi jumlah total lipoprotein
aterogenik pasien.
 Penghitungan non–HDL-C dapat memberikan penilaian risiko yang
lebih akurat dibandingkan LDL-C.
 Non–HDL-C memiliki target 30 mg/dL lebih tinggi dari tingkatan
target LDL-C (untuk pasien pada umumnya).
 Non-HDL-C memiliki target 25 mg/dL lebih tinggi dari tingkatan
target LDL-C (untuk pasien pada risiko ekstrim).
PENGUKURAN PROFIL
APOLIPOPROTEIN
Pengukuran Apolipoprotein

» Secara teknis, pengukuran Apolipoprotein lebih menguntungkan karena sudah tersedianya metode
analisis imunokimia yang baik dan dapat menggunakan autoanalyser konvensional
» Uji ini menggunakan salah satu dari dua metode; Imunoturbidimetri atau Imunonefelometri
» Pengujian tidak memerlukan kondisi puasa pada pasien dan tidak sensitif dengan kadar TG yang
cukup tinggi.
» Pemeriksaan apoB dan apoA1, dan tidak direkomendasikan untuk diperiksa secara rutin. Profil
lipid yang diperiksa secara rutin yaitu kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan TG
» Pengukuran apolipoprotein bersama dengan tes lipid lainnya biasanya dilakukan untuk membantu
menentukan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular (CVD)
Pengukuran Apolipoprotein

» Apolipoprotein A1 (Apo A1) » Apolipoprotein B (Apo B)


 Apolipoprotein A1 (Apo A1)  protein  Apolipoprotein B (Apo B)  apolipoprotein utama
utama HDL dan dapat mengestimasi dari lipoprotein aterogenik (VLDL, IDL, LDL).
konsentrasi HDL.  Konsentrasi Apo B memberikan estimasi dari
jumlah partikel lipoprotein tersebut di plasma.
 Setiap partikel HDL dapat membawa  Pengukuran Apo B juga direkomendasikan untuk
beberapa molekul Apo A1. menilai keberhasilan terapi penurunan LDL-C 
 Kadar Apo A1 di plasma <120 mg/dL untuk kadar Apo B akan meningkat pada pasien dengan
pria dan <140 mg/dL untuk wanita kadar LDL tinggi.
memperlihatkan kadar HDL-C yang rendah.  Kadar Apo B pada orang dewasa normal yaitu <130
mg/dL
Jenis Kelamin Kadar Apo A1
(mg/dL)
Pria >120
Wanita >140
Kadar Apo A1 Normal
 Masih belum jelas apakah Apo A1 merupakan
prediktor independen untuk penyakit
kardiovaskular, oleh karena itu perlu dilakukan juga
pengukuran Apo B untuk dinilai dalam bentuk rasio
Apo B/Apo A1  penanda risiko penyakit
kardiovaskular yang kuat.
Kadar Apo B Diinginkan
PEMERIKSAAN
TERKAIT PJK
Pemeriksaan Penyakit
Jantung Koroner (PJK)
Diagnostik Laboratorium

Chest X-
CRP Test
ray

EKG LDH

Treadmill
Test
Chest X-Ray
» Mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi
thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya.
» Kegunaan:
⋄ untuk melihat abnormalitas congenital
(jantung, vaskuler)
⋄ untuk memeriksa keadaan jantung
⋄ untuk melihat adanya trauma (pneumothorax,
haemothorax)
⋄ untuk melihat adanya infeksi (umumnya
tuberculosis/TB)
⋄ untuk memeriksa keadaan paru-paru
Pemeriksaan EKG
» Pemeriksaan EKG tidak dapat mendeteksi adanya sumbatan
koroner secara langsung namun dapat mendeteksi adanya
gangguan aktifitas listrik jantung yang terjadi akibat adanya
sumbatan di arteri koroner jantung.
» Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis klinis pada
mereka yang mengeluh ‘angina’, disertai dengan adanya
faktor risiko PJK atau serangan jantung.
» Pemeriksaan ini dapat menghasilkan suatu ‘negatif palsu’,
pada orang yang saat diperiksa tidak mempunyai keluhan.
76

Pemeriksaan EKG
» Grafik yang menggambarkan aktifitas elektrik jantung
melalui alat elektroda dan galvanometer (mesin EKG)
» Elektroda ditempatkan di dada, kaki, dan lengan.
» Terdapat 2 jenis sadapan :
⋄ Sadapan bipolar (merekam sadapan potensial dua
elektroda)
⋄ Sadapan unipolar (merekam potensial listrik pada
alat gerak dan jantung)
Gambaran EKG Normal
Tes Treadmill atau Exercise
Stress Testing

Untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan lain-lain

Menilai perubahan gambaran EKG pada saat jantung diberi beban atau exercise :
• Naik turun tangga, bersepeda statis, treadmill

Tes Treadmill untuk melihat seberapa berat PJK, bukan melihat adanya PJK

Hasil tes treadmill  positif dan negatif


• (+) saat exercise mengeluh nyeri dada kiri atau sesak disertai tanda iskemik pada EKG (ST segmen
depresi)  pada waktu jantung diberi beban terjadi kekurangan suplai darah ke otot jantung. Makin cepat
timbil nyeri dada  makin berat iskemia miokard
• (-) Pasien bisa mencapai target yang ditentukan tanpa keluhan dan tidak terjadi perubahan EKG 
memiliki suplai darah yang cukup ke otot jantung sewaktu diberi beban
Tes Treadmill atau Exercise
Stress Testing
Positif Palsu

• Hasil tes menunjukan ada iskemia miokard namun


pasien memiliki arteri koroner normal. Hal ini bisa
terjadi pada penderita hipertensi, penebalan dinding
jantung, dan anemia.

Negatif Palsu

• Hasil tes tidak tampak iskemia pada exercise namun


sebenarnya menderita PJK serius, dapat terjadi pada
penderita yang memiliki pembuluh kolateral yang baik.
Tes Treadmill atau Exercise
Stress Testing
» Kondisi yang dilarang » Kondisi yang perlu atau boleh
⋄ Angina pektoris ⋄ Pasien dewasa (>40 tahun) yang diduga
⋄ Gagal jantung berat PJK (berdasarkan gejala dan hasil EKG)
⋄ Gangguan irama yang berbahaya ⋄ Stratifikasi prognosis pada penderita yang
sudah menderita PJK
⋄ Penyakit infeksi berat
⋄ Pasien yang memiliki banyak faktor risiko
⋄ Tekanan darah tinggi
⋄ Menilai kapasitas fungsional
⋄ Penyakit katup ⋄ Orang normal
⋄ Atlet muda
⋄ Anak remaja dengan penyakit jantung
bawaan
C-Reactive Protein (CRP)
Test
 Tujuan mendeteksi risiko penyakit jantung koroner (HS-CRP).
 CRP merupakan protein spesifik abnormal yang berada di dalam darah
sebagai respon sitokin inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6).
 Level CRP dapat meningkat drastis setelah mengalami trauma berat,
infeksi bakteri, inflamasi, operasi, atau proliferasi neoplastik.
 Untuk menilai aktivitas dari inflamasi, mendeteksi infeksi setelah
operasi, mendeteksi penolakan transplantasi dan memantau proses
inflamasi lainnya.
C-Reactive Protein (CRP)
Test
 Prinsip pemeriksaan
Sampel yang berisi CRP (sebagai antigen) ditambah dengan buffer,
kemudian ditambah lateks antibodi anti-CRP, dan terjadi reaksi dimana
antibodi anti-CRP yang berikatan dengan mikropartikel lateks akan
bereaksi dengan antigen dalam sampel untuk membentuk kompleks Ag-
Ab
 Nilai rujukan:
 < 1,0 mg/dl atau < 10 mg/L dengan rate nephelometry untuk CRP
 < 0,1 mg/dl atau < 1 mg/L dengan immunoturbidimetric assay
untuk HS-CRP
Dehidrogenase Laktat (LDH)

» LDH adalah enzim intraseluler yang ada pada hampir semua sel yang
mengalami metabolisme.
» Konsentrasi tertinggi terdapat pada jantung.
» LDH digunakan untuk mendiagnosa infark miokard akut (IMA).
» Peningkatan LDH serum terjadi 12-24 jam setelah IMA mencapai puncaknya
dalam 2-5 hari dan tetap meninggi selama 6-12 hari
» Peningkatan kadar: IMA, stroke, emboli pulmonal akut, dll.
» Nilai rujukan LDH serum adalah 100-190 IU/L
PEMERIKSAAN TERKAIT
Aterosklerosis
Gangguan Abnormalitas Kolesterol Trigliserida Clinical Risiko
Lipoprotein Lipoprotein (mg/dl) (mg/dl) Presentation Aterosklerosis
Tidak ada Tidak ada < 200 < 165 Tidak ada -

Family Xantelasma,
hypercholester Peningkatan LDL 300-600 atau lebih Normal xantoma, ↑↑
olemia aterosklerosis

Aterosklerosis,
Familial berhubungan
Peningkatan LDL
combined 250-600 200-600 dengan ↑↑
atau VLDL
hyperlipidemia obesitas atau
diabetes

Dysbetalipopro Peningkatan VLDL,


teinemia (type IDL; disfungsi 200-500 200-500 Xantomas ↑↑
III) apolipoprotein E
PEMERIKSAAN
TERKAIT Stroke
Stroke

» Pemindaian CT scan (CT scan) akan menunjukkan daerah hiperintensitas (putih) yang
mengidentifikasi adanya perdarahan. CT scan akan normal atau hypointense (gelap) di daerah di
mana terjadi infark. CT scan mungkin memakan waktu 24 jam (jarang lebih lama) untuk
menampilkan area infark.
» Magnetic resonance imaging (MRI) akan menampilkan area iskemia sebelumnya dan dengan
resolusi yang lebih baik daripada CT scan. Beberapa jenis pencitraan bisa menampilkan sebuah
infark dalam beberapa menit.
» Elektrokardiogram akan menentukan apakah pasien memiliki atrial fibrillation, yang merupakan
faktor risiko utama stroke.
» Echocardiogram transthoracic akan mengidentifikasi apakah ada kelainan katup jantung atau
masalah dengan gerakan dinding yang mengakibatkan emboli ke otak.
» Cerebral blood flow = 20 ml/100 g jaringan otak/menit
» Pemeriksaan profil lipid lengkap: LDL ↑ ; HDL ; TG ↑ ; TD ↑
88

6.
Terapi Non
Farmakologi
Monitoring

Belum ada alat digital yang akurat untuk memudahkan pasien dalam memeriksa
kadar lemak secara mandiri

Pada orang dewasa (20 tahun ke atas), pemeriksaan profil lipoprotein (total
kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol high density lipoprotein (HDL), dan
trigliserida) sebaiknya dilakukan 5 tahun sekali
Pengukuran kadar lemak tanpa puasa  kolesterol total dan HDL

Pengukuran kadar lemak dengan puasa  total kolesterol, kolesterol LDL,


kolesterol high density lipoprotein (HDL), dan trigliserida
Hasil Monitoring
Perubahan gaya hidup
Terapi Non Farmakologi

• Melakukan perubahan gaya hidup (berhenti merokok),


mencakup terapi diet, pengurangan BB, dan peningkatan
aktivitas fisik.
• Rekomendasi:
 Pasien overweight untuk menurunkan BB sekitar 10%
 Aktivitas fisik moderat 30 menit per hari
 Berhenti merokok dan kontrol tekanan darah

Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., & DiPiro, C.V. (2015). Pharmacotherapy Handbook (9th Edition). USA: McGraw Hill.
Terapi Non Farmakologi

• Tujuan diet terapi untuk menurunkan intake lemak total, lemak


jenuh, dan kolesterol, dan mencapai BB ideal.
• Meningkatnya uptake serat (gandum) dapat mengurangi LDL
5-20%. Produk berserat untuk mengatasi konstipasi.
• Pencernaan 2-3 g sterol tumbuhan setiap hari mengurangi LDL
6-15%
• Jika seluruh perubahan diet dilakukan, reduksi LDL berkisar
20-30%.

Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., & DiPiro, C.V. (2015). Pharmacotherapy Handbook (9th Edition). USA: McGraw Hill.
97

7.
Terapi Farmakologi
Golongan Statin
(Inhibitor HMG-KoA
Reduktase)
HMG-KoA Reduktase

Statin merupakan agen penurun kolesterol total


dan LDL yang paling poten dan ditoleransi
dengan baik sehingga menjadi pilihan pertama
pada pengobatan hiperlipidemia

Pada dosis tinggi statin juga dapat menurunkan


trigliserida yang disebabkan oleh peningkatan
VLDL

Obat golongan ini bekerja dengan cara


menghambat enzim HMG-KoA Reduktase pada
biosintesis kolesterol
Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's: The Basis Pharmacology of
Therapeutics. (12th, Ed.) New York: McGraw Hill.
Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W., & Weil, A. P. (2012). Harper's
Illustrated Biochemistry 9th ed. New York: McGraw Hill.
Mekanisme Kerja

Finkel, R., Whalen, K., & Panavelli, T. (2015). Pharmacology (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer.
Dosis yang Dibutuhkan untuk
Menurunkan Sejumlah LDL

Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's: The Basis Pharmacology of Therapeutics. (12th, Ed.) New York: McGraw Hill.
Profil Farmakokinetika Obat-Obat
Golongan Statin

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yees, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., & Posey, L. M. (2005). Pharmacoterapy (6th ed.). New York: Mc-Graw Hill.
Efek Samping
Hepatotoksisitas Transaminase hepatik meningkat hingga tiga kalinya  tetapi
efeknya bergantung pada dosis

ALT diperiksa secara berkala

Miopati Bergantung pada dosis dan konsentrasi plasma

Peningkatannya disebabkan oleh umur, disfungsi hati dan ginjal,


ukuran tubuh yang kecil, hipotiroidisme, penggunaan obat-obat
yang menghambat katabolisme HMG KoA

Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's: The Basis Pharmacology of Therapeutics. (12th, Ed.) New York: McGraw Hill.
Interaksi Obat Obat-obat ini dapat
meningkatkan risiko miopati dan
» Gemfibrozil » Niasin rhabdomiolisis karena sama-
sama dimetabolisme oleh
» Siklosporin » Inhibitor HIV CYP3A4.
» Digoksin protease
» Warfarin » Amiodaron Mekanisme interaksinya dengan
» Nefazodon gemfibrozil  gemfibrozil dapat
» Antibiotik menghambat uptake bentuk asam
makrolida hidroksinya statin ke dalam
hepatosit menggunakan OATP1B1
dan mengganggu transformasi statin
oleh glukoronidase.

Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's: The Basis Pharmacology of Therapeutics. (12th, Ed.) New York: McGraw Hill.
Contoh Obat yang Beredar di
Pasaran
Bile Acid Resins
(BARs)
Resin pengikat asam empedu

Hiperkolesterolemia primer
(hiperkolesterolemia
Menghambat reabsorpsi
familial, dyslipidemia
Mengikat asam empedu asam empedu dalam usus
familial kombinasi,
→ ekskresi lewat feses
hiperlipoproteinemia tipe
IIa)

Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics . New York: McGraw-Hill, Health
Professions Division.
Mekanisme Kerja
Efek samping
• Konstipasi, mual, nyeri abdominal, kembung

Interaksi obat
• Gangguan absorpsi vitamin larut lemak (A, D, E, K)
• Gangguan absorpsi obat yang bersifat asam: warfarin, asam nikotinat,
tiroksin, asetaminofen, hidrokortison, hidroklortiazid, loperamide, dan
besi  Dapat dihindari dengan memberi interval 6 jam atau lebih antara
obat lain dan BARs.
Farmakokinetik
• Tidak mengalami absorpsi, distribusi, dan metabolism → ekskresi lewat
feses
• DiPiro, J. T. Pharmacotherapy: A pathophysiologic approach. New York: McGraw-Hill Medical.
• Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill, Health Professions Division.
Dosis, sediaan, dan cara
pemberian

Kolestiramin Kolestipol Kolesvelam

• 4 g/hari, meningkat • Granul → awal pemakaian • 3 tablet dua kali/hari


perlahan menjadi 8-16 5 g lalu meningkat atau 6 tablet sekali/hari
g/hari, meningkat max kelipatan 5g/hari dalam • Sediaan: Tablet 625 mg
24 g/hari. interval 1-2 bulan hingga • Dikonsumsi bersamaan
• Sediaan: 4 g resin/ 9 g max 30 g/hari. dengan makanan
serbuk (Questran); 4 g • Tablet → awal pemakaian
resin/ 5 g serbuk 2 g lalu meningkat
(Questran light); Tab 1 g kelipatan 2 g/hari dalam
• Dicampur dengan 60- interval 1-2 bulan hingga
180 mL air atau jus max 16 g/hari
• Sediaan: 5 g resin/7,5 g
granul; Tab 1 g

Anderson, P.O., Knoben, J.E., and Troutman, William, G., 2002, Handbook of Clinical Drug Data 10th edition, USA, The McGraw-Hill Companies, inc.
Niasin
Meningkatkan
HDL 30-40%
Niasin
Menurunkan
Vitamin B
Efek hipolipidemik
Terapi kombinasi Trigliserida 35-
niasin muncul jika 45%
kompleks yang untuk
> dosis sebagai
larut dalam air hiperkolesterol
vitamin
Menurunkan
LDL 20-30%
Lini pertama atau Terapi tunggal atau
alternatif untuk Kombinasi untuk Menurunkan
hipertrigliserid dislipidemia
Lp(a) hingga
40%
Dipiro, JT., et al (ed). (2014). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Ninth Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc
Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill, Health Professions
Division.
Mekanisme Kerja

Mengurangi klirens
ApoA-I dari HDL
sehingga
Meningkatkan aktivasi memfasilitasi
LPL yang akan terbentuknya HDL
mengakibatkan klirens
Mengurangi transport trigliserida kilomikron
FFA ke hati yang dan VLDL meningkat
menyebabkan
terjadinya peningkatan
degradasi ApoB yang
menyebabkan kadar
VLDL menurun Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E.
Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-
sehingga kadar LDL Hill, Health Professions Division.
pun menurun
Dosis dan Sediaan
DOSIS MAKSIMUM
OBAT BENTUK SEDIAAN DOSIS HARIAN UMUM
HARIAN
Niasin Tablet (50, 100, 250, 2 gram (3 x sehari) 9 gram
500 mg) ; kapsul (125,
250, 500 mg)

Niasin ER (Niaspan) Tablet (500, 750, 1000 500 mg 2 gram


mg)
Niasin ER + Lovastatin Tablet Niasin/Lovastatin Niasin/ Lovastatin 500 Niasin/ Lovastatin 1000
(Advicor) 500 mg/20 mg mg/20 mg mg/ 20 mg
Niasin/Lovastatin 750
mg/20 mg
Niasin/Lovastatin 1000
mg/20 mg

Dipiro, JT., et al (ed). (2014). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Ninth Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc
Efek Samping
Flushing (bercak merah, panas, dan gatal)
• Terjadi di sekitar wajah, leher, dada, punggung  diberikan 325 mg
Aspirin sebelum konsumsi Niasin
• Hindari minuman panas (teh, kopi) atau alkohol
Dispepsia, mual, muntah, diare
• Dikonsumsi setelah makan
Kulit kering
• Menggunakan pelembab kulit
Hiperglikemia

Peningkatan asam urat


Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E.
Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-
Hill, Health Professions Division.
Interaksi Obat
Meningkatkan efek inhibitor
BARs (Colestipol,
HMG-koA reduktase
Cholestyramine)
(atorvastatin, simvastastin)
menurunkan absorpsi Niacin
peradangan otot,
 pemberian jeda waktu
hepatotoksik, gagal ginjal 
pada saat penggunaan.
perlu monitoring terapi

Nikotin  meningkatkan efek


samping flushing

• Mozayani, Ashraf., Raymon, Lionel P., 2004, Handbook of Drug Interaction : A Clinical and Forensic Guide, Riverview, New Jersey
• Baxter, K. (2008). Stockley’s Drug Interactions. (8th ed). London : Pharmaceutical Press.
PPAR Activators
(Fibrat)
Pendahuluan

• Bezafibrat, siprofibrat, fenofibrat, gemfibrosil bekerja terutama untuk


menurunkan kadar trigliserida serum
• Pilihan obat untuk hiperlipoproteinemia tipe III atau hipertrigliseridemia
berat (TG > 1000 mg/dl) yang beresiko pankreatitis
• Meskipun fibrat dapat menurunkan risiko kejadian penyakit jantung
koroner pada pasien dengan kolesterol HDL rendah atau yang kadar
trigliseridanya tinggi, statin harus menjadi obat pilihan pertama. Fibrat
dapat dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama pada pasien di
mana kadar trigliserida serum lebih besar dari 10 mmol/L.

Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman & Gilman's the
pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill, Health Professions Division.
Mekanisme Kerja

Peningkatan sintesis
LPL

Asam fibrat
Penurunan ekspresi
Apo C-III
PPARα

Peningkatan ekspresi
Apo AI dan Apo AII

Katzung, B., & Trevor, A. (2015). Basic & clinical pharmacology (13th ed.). New York:
McGraw Hill.
Farmakokinetik
» Diabsorpsi cepat
» Lebih dari 95% berikatan dengan protein plasma, terutama albumin
» Waktu paruh 1,1 jam (Gemfibrozil); 20 jam (Fenofibrat)
» Gemfibrozil dapat melewati plasenta
» Dieksresi sebagian besar dalam bentuk konjugat glukoronida, 60-
90% diekskresi melalui urin, sisanya melalui feses

Brunton, L., Knollmann, B., & Hilal-Dandan, R. (2006). Goodman & gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics (11th ed.). McGraw-Hill Education.
Efek Samping
Bezafibrat, saluran cerna (mual, anoreksia, nyeri lambung), pruritus, ruam
Fenofibrat, kulit, urtikaria, impotensi; juga sakit kepala, pusing, vertigo, letih,
Clofibrat, rambut rontok; miotoksisitas (dengan miastenia atau mialgia)
Ciprofibrat risiko khusus pada gangguan ginjal
Gemfibrozil Sangat umum: gangguan saluran cerna, dispepsia. Umum: nyeri
abdomen, apendisitis akut, diare, lelah, mual/muntah, eksim,
ruam, vertigo, konstipasi, sakit kepala. Tidak umum: fibrilasi
atrium.
» Interaksi Obat » Kontraindikasi
⋄ gangguan hati atau ginjal berat,
Agen Meningkatkan toleransi glukosa ⋄ hipoalbuminemia,
antidiabetes
⋄ sirosis »empedu
. primer,
Siklosporin Meningkatkan resiko kerusakan ginjal ⋄ penyakit kandung empedu,
Colestyramin Mereduksi bioavabilitas fibrat jika ⋄ sindrom nefrotik,
e /colestipol dikonsumsi bersama ⋄ kehamilan dan menyusui
Statin Meningkatkan resiko myophaty
Warfarin Meningkatkan efek antikoagulan
Repaglinid Risiko hipoglikemia berat
Kolkisin Peningkatan risiko toksisitas
neuromuskular dan rabdomiolisis.
Sediaan di Pasaran
» Bezafibrate (Actavis)
» Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg
» Dosis: 200 mg 3 kali sehari dengan atau setelah
makan.
Sediaan di Pasaran
» Fenofibrate (Kalbe)
» Sediaan : Kapsul 100 mg, 200 mg, 300 mg
» Dosis: dosis awal 300 mg sehari dalam dosis
terbagi; kisaran lazim 200-400 mg sehari; anak-
anak 5 mg/kg bb sehari.
Sediaan di Pasaran
» Gemfibrozil
» Sediaan : Kapsul 300 mg, 600 mg
» Dosis: 600 mg 2 kali sehari, 30 menit sebelum
makan. Dosis 900 mg diberikan pada pasien yang
intoleran pada dosis normal. Dosis maksimal: 1.500
mg per hari diberikan jika diperlukan penurunan
maksimal trigliserida seperti pada pasien tipe V.
Sediaan di Pasaran
» Clofibrate
» Sediaan : Kaptabs 100 mg
» Dosis: 100 mg sehari
Ezetimibe
Derivat 2-azetidinone yang menghambat absorpsi kolestrol di
usus halus.
Ezetimibe
• menghambat absorpsi kolesterol di usus halus dengan
Mekanisme menginhibisi protein transpor NPC1L1.
Kerja • Menyebabkan penurunan kadar LDL.

• Monoterapi pada pasien intoleran statin dan target


Penggunaan pengurangan LDL kecil.
Klinis • Dikombinasi dengan statin untuk menyeimbangkan efek
samping masing-masing obat.
• Absorbsi tidak dipengaruhi makanan.
• Glukoronidasi di usus halus.
ADME • Ekskresi 70% melalui feses sebagai bentuk
terglukoronidasi.

Interaksi Obat • Kontra indikasi dengan resin asam empedu karena akan
& Perhatian menurunkan absorbsi ezetimibe.
Khusus • Penggunaan pada kehamilan tidak disarankan.
Mekanisme
Kerja
Ezetimibe
Suplemen Minyak
Ikan
Memberi suplemen asam lemak omega-3 tak jenuh ganda
(eicosapentaenoic acid/EPA dan docosahexaenoic acid/DHA).
Suplemen Minyak Ikan
• Sebagai suplemen, tidak digunakan sebagai terapi
utama.
Penggunaan • Menyebabkan penurunan kolesterol, trigliserida, LDL,
Klinis dan V-LDL.
• Menyebabkan peningkatan HDL-C.

Dosis • Dosis 1.8-18 gram/hari EPA dengan 2.2 gram/hari DHA

• Risiko penurunan HDL.


Interaksi Obat
• Peningkatan risiko pendarahan pada pemberian
dan Perhatian berkepanjangan.
Khusus • Trombositopenia pada dosis tinggi.
Probucol
Antioksidan bis-fenol yang menghambat oksidasi LDL dan dapat
menurunkan kadar kolesterol.
Tidak digunakan lagi.
Probucol
Mekanisme • Meningkatkan laju katabolisme LDL.
Kerja • Menghambat sintesis dan penyerapan kolesterol.

• Menurunkan kadar LDL dan HDL kolesterol.


Penggunaan • Efek tidak signifikan terhadap trigliserida serum dan VLDL.
Klinis • PO 500 mg, dua kali sehari setelah makan.
• Peningkatan risiko aritmia bila digunakan bersamaan dengan
antidepresan trisiklik, antiaritmia kelas I atau III, fenotiazin.
Interaksi Obat • Menurunkan konsentrasi siklosporin jika digunakan
bersamaan.

Efek Samping • Gangguan gastrointestinal: diare, flatulensi, mual, muntah.


dan Perhatian • Perpanjangan interval QT, hipokalemia, aritmia fatal.
Khusus • Kehamilan Kelas B.
136

8.
Terapi Non
Farmakologi
137

9.
Algoritme Terapi dan
Penatalaksanaan
Penentuan
Resiko
Algoritma A
Algoritma B
141

REFERENSI
Anderson, T. J., Gregoire, J., Hegele, R. A., Couture, P., Mancini, G. B., McPherson, R., Ur, E. (2016). 2016 Update of the
Canadian Cardiovascular Society Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia for the Prevention of
Cardiovascular Disease in the Adult. Can J Cardiol.
BPAC. 2005. CRP vs ESR Assesing & Measuring the Inflamatory Response. Bpac better medicine.
Chisholm-Burns, M. A., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., Malone, P. M., Kolesar, J. M., Rotschafer, J. C., & Dipiro, J. T.
(2016). Pharmacotherapy principles & practice. New York: Mc Graw Hill.
Christenseen, B. & E. Kockrow. (2005). Acute Coronary Syndrome and Stroke. St. Louis: Mosby Elsevier.
Corwin, Elizabeth J. 2008. Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition. Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Davis, H., & Altmann, S. (2009). Niemann–Pick C1 Like 1 (NPC1L1) an intestinal sterol transporter. Biochimica Et Biophysica
Acta (BBA) - Molecular And Cell Biology Of Lipids, 1791(7), 679-683. doi: 10.1016/j.bbalip.2009.01.002.
DiPiro, Joseph T., Talbert, Robert L., Yee, Gary R., Wells, Barbara G., Posey, L. Michael. (2008). Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, 7th Ed. USA: The McGraw Hill Companies, Inc.
Ezetimibe. (2018). In Micromedex (Columbia Basin College Library ed.) [Electronic version].Greenwood Village, CO: Truven
Health Analytics. Retrieved September 24, 2018, from http://www.micromedexsolutions.com/.
Finkel, R., Whalen, K., & Panavelli, T. (2015). Pharmacology (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer.
Goodman, L., Brunton, L., Chabner, B. and Knollmann, B. (2011). Goodman & Gilman's pharmacological basis of therapeutics.
New York: McGraw-Hill.
142
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., 2013. Robbins Basic Pathology, 9th Edition, Elsevier Sanders, Philadephia.
LeMone, P. & Burke, M.K. 2008. Medical Surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care. St. Louis: Cummings
Publishing Company Inc.
McCance, Kathryn L., Sue E. Huether. 2014. Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease In Adults and Children,
7th Edition. Canada: Elsevier Inc.
Murray, R. (2012). Harper's illustrated biochemistry. Stamford, CT: Appleton & Lange.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2009). Biokimia Harper (Edisi 27). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nicoll D-lange Pocket Guide to Diagnostic Test, Mc GrawHill, 2001
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2013. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: Centra
Communications.
Porth, C. M., Matfin, G. 2009. Pathophysiology, Concepts of Altered Health States, 8th Edition. Wolters Kluwer,
Philadelphia.
Omega-3. (2018). In Micromedex (Columbia Basin College Library ed.) [Electronic version].Greenwood Village, CO:
Truven Health Analytics. Retrieved September 24, 2018, from http://www.micromedexsolutions.com/.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2013). Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: Centra
Communications
Price, S. A. &Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.
143
Probucol. (2018). In Micromedex (Columbia Basin College Library ed.) [Electronic version].Greenwood Village, CO:
Truven Health Analytics. Retrieved September 24, 2018, from http://www.micromedexsolutions.com/.
Sherwood, L. (2010). Human physiology. Australia: Brooks/Cole, Cengage Learning.
The Seventh Report of the Joint National Commitee (JNC 7) on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (2003).
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. (2009). Pharmacotherapy Handbook, 7th edition. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc. Pg 102-103, chapter 9.
Whalen, K., Finkel, R., dan Panavelil, T. A., 2015, Lippincott Illustrated Reviews: Pharmacology, 6th edition, Wolters
Kluwer, Philadelphia
Yamashita, S., & Matsuzawa, Y. (2009). Where are we with probucol: A new life for an old
drug?. Atherosclerosis, 207(1), 16-23. doi: 10.1016/j.atherosclerosis.2009.04.002

Anda mungkin juga menyukai