Anda di halaman 1dari 10

TEORI BEHAVIORISME

DALAM
PEMBELAJARAN
KELOMPOK 2

Chanafia Yusfi Chotimah (K4318015)


Dewi Anggun Mustika Sari (K4318017)
Firdania ayu Salsabilla (K4318029)
Qonita Luthfiyyah (K4318047)
Umroh Fudolla (K4318061)
Wachida Maftuhatun Nisa (K4318063)
Zazan Arindias (K4318069)
LATAR BELAKANG
Belajar merupakan proses kerja faktor internal,
melalui proses penyesuaian atau adaptasi, asimilasi dan
akomodasi antara stimulasi dan unit dasar kognisi
seseorang. Menurut pandangan psikologi, behavioristik
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
yang bersangkutan dapat menunjukkan adanya
perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang
terpenting dalam suatu proses belajar adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon
KONSEP
Belajar secara sederhana dapat diartikan dengan
membaca buku, menyelesaikan pekerjaan rumah (PR),
mengeja tulisan, sebagaimana yang sering kita dengar
dari ungkapan orang tua kepada anaknya “ayo belajar
yang benar, jangan bermain-main saja, pokoknya
membaca apa saja”. Batasan makna yang demikian ini
sejalan dengan sifat belajar itu sendiri, yaitu makna
deskriptif. Dalam kondisi seperti apa dan sejauh mana
anak bisa mendapatkan tambahan informasi dan
pengetahuan, inilah yang diharapkan terjadi dalam
aktivitas belajar. Dalam konteks ini, cukup penting
untuk mencermati terjadinya perubahan pada diri
siswa, dan penting juga untuk mengetahui dari mana
informasi serta pengetahuan itu diperoleh.
VARIANS TEORI BEHAVIORISME
1. Teori Koneksionisme
Teori ini dipopulekan oleh Edward Lee Thorndike .
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon
2. Teori Classic Conditioning
Dicetuskan oleh Ivan Petrivich Pavlov, melalui
strateginya individu dapat dikendalikan dengan cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulanagan respons yang
diinginkan, sementara individu tersebut tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus dari
luar dirinya.
3. Teori Kontiguitas Conditioning
Oleh Edwin. R. Guthrie, menjelaskan bahwa antara
stimulus dan respons hanya bertsifat sementara, oleh
karena itu peserta didik harus selalu diberi stimulus
supaya hubungan antara keduanya bersifat tetap.
4. Teori Operant Conditioning
Oleh Burrhus Frederic Skinner. Menjelaskan
mengenai hubungan antara stimulus dan respons yang
terjadi melalui interaksi di lingkungannya, akan
menimbulkan perubahan tingkah laku.
5. Teori Social Learning
Oleh Albert Bandura. Menurutnya perilaku individu
bisa timbul karena proses pengamatan atau tindakan
peniruan.
TOKOH PENCETUS
1. John B. Watson
Tingkah laku manusia merupakan hasil dari bawaan
genetis dan pengaruh lingkungan. Seseorang terlibat
dalam tingkah laku karena ia telah mempelajarinya
melalui pengalaman terdahulu dan
menghubungkannya dengan apresiasi dari orang lain
(Putrayasa, 2013).
2. Ivan P. Pavlov
Melalui paradigma kondisioning kalsiknya, Pavlov
merujuk pada sejumlah prosedur stimulus melalui
pelatihan berulang yang memengaruhi respon individu
(Desmita, 2005).
3. B. F Skinner
Pandangannya terhadap kepribadian disebut
behaviorisme radikal, karena suatu stimulus yang
diberikan akan saling berinteraksi dan memengaruhi
respon yang dihasilkan, respon yang terjadi memiliki
konsekuensi yang berpengaruh pada munculnya
perilaku (Slavin, 2000).
IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
1. Teori Koneksionisme
Proses pembelajaran yang dilakukan guru benar-benar
sesuai dengan apa yang diharapkan siswa dan sesuai dengan
kondisi siswa sehingga membuat siswa benar-benar mengerti
tujuan pembelajaran dan hasil yang dihasilkan siswa sesuai
dengan tujuan pembelajaran (Hamalik, 2002)
2. Teori Classic Conditioning
Ketika murid sedang belajar mata pelajaran biologi. Pada
saat pembeljaran biologi berlangsung dalam situasi yang
menegangkan, gurunya juga galak, maka kemungkinan besar
yang akan muncul pada diri siswa adalah penilaian atau sikap
negatif terhadap mata pelajaran biologi, oleh karena itulah,
untuk mengubah sikap siswa terhadap mata pelajaran biologi
tersebut, dibutuhkan suatu pengondisian inhibitor terhadap
sikap aversi serta kesan negatif terhadap biologi, diiringi
dengan pengondisian eksitatoris untuk memunculkan semangat
siswa dalam mempelajari biologi.
3. Teori Kontiguitas Conditioning
Seorang anak selalu mendapat nilai yang jelek dalam
ulangan biologinya, melihat hal tersebut orang tua
membuat janji kepada anaknya tersebut, apabila dia
mendapatkan nilai yang bagus dalam ulangan biologi
selanjutnya dia akan dibelikan sepatu baru, alhasil anak
tersebut belajar dengan giat dan berhasil mendapatkan
nilai bagus.
4. Teori Operant Conditioning
Seseorang yang hidupnya dibesarkan di dalam
lingkungan terpelajar, maka dia cenderung untuk memilih
bersekolah setinggi mungkin, karena menganggap bahwa
itu adalah suatu keharusan baginya.
5. Teori Social Learning
Seorang guru sering meminta siswa untuk mencatat
tulisan yang biasa dipaparkan di papan tulis, peniruan
seperti itu menjadikan siswa berperilaku disiplin dalam
mengelola catatannya.

Anda mungkin juga menyukai