Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR PENDIDIKAN

“MANUSIA DAN
PENDIDIKAN”

5/16/19 1
HAKIKAT MANUSIA
Manusia adalah Mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Evolusionisme
dan kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut evolusionisme,
manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi
di alam semesta. Manusia – sebagaimana halnya alam semesta –
ada denagan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa
pencipta. Sebaliknya, filsafat creasionisme menyatakan bahwa
asal usul manusia – sebagaimana halnya alam semesta – adalah
ciptaan suatu creative cause atau personality, yaitu Tuhan YME.

5/16/19 2
Secara filosofis penolakan tersebut antara lain didasarkan kepada
empat argumen berikut ini :

•Argumen Ontologis : semua manusia memiliki ide tentang


tuhan.Sementara itu, bahwa realitas (kenyataan) lebih sempurna
dari pada ide manusia.
•Argumen kosmolo-gis : segala sesuatu yang ada mesti mempunyai
suatu sebab. Adanya alam semesta – termasuk manusia – adalah
sebagai akibat.
•Argumen Teleologis segala sesuatu memiliki tujuan
(contoh: mata untuk melihat, kaki untuk berjalan dsb).
Sebab itu, segala sesutu(realitas) tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan diciptakan oleh pengatur tujuan tersebut yaitu tuhan.
•Argumen moral : manusia bermoral, ia dapat membedakan
perbuatan yang baik dan yang jahat, dsb. itu menunjukan adanya
dasar, sumber dan tujuan moralitas. Dasar, sumber, dan tujuan
moralitas itu adalah tuhan.

5/16/19 3
MANUSIA SEBAGAI KESATUAN BADANI – RUHANI

Menurut Julien de La Mettrie dan feuerbach –


dua orang penganut materialisme – bahwa
esensi manusia semata-mata bersifat badani
(tubuh/fisiknya). Sebab itu, segala hal yang
bersifat kejiwaan/spiritual dipandang hanya
sebagai resonansi dari berfungsinya
badan/organ tubuh.
Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa pandangan
hubungan antara badan dan jiwa seperti itu
dikenal sebagai epiphenomenalisme (J.D Butler,
1968)

5/16/19 4
INDIVIDUALITAS / PERSONALITAS

Manusia adalah kesatuan yang tidak dapat di bagi ia memiliki


perbedaan daripada yang lainnya, sehingga setiap manusia
hakikatnya bersifat unik. Perbedaan ini berkenaan dengan postur
tubuhnya, kemampuan berfikirnya, minat, hoby dan cita-cita.
Setiap manusia juga memiliki subjektivitas ( kediri - sendirian ),
Sebab itu, ia hakikatnya adalah pribadi, ia adalah subjek dan
bukan objek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan yang lainya sehingga bersifat unik, merupakan
subjek yang otonom, serta berada dalam pertumbuhan dan
perkembangan.

5/16/19 5
SOSIALITAS

Setiap manusia adalah individual/ personal, tetapi tidak


hidup sendirian, tak mungkin hidup sendirian dan tidak
mungkin hanya hidup untuk hidupnya sendiri, melainkan
ia juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya.

Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai


mahluk sosial atau mahluk bermasyarakat (ernst cassirer,1987),
menyatakan : “Manusia takan menemukan diri,manusia takan
menyadari individualitasnya kecuali melalui perantaraan
pergaulan sosial.

5/16/19 6
KEBERBUDAYAAN

Pengertian keberbudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan


tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
( Koentjaraningrat,1985 )

Tiga Jenis Wujud Kebudayaan

1. Sebagai kompleks dari ide-ide, ilmu pengetahuan,


nilai- nilai, norma-norma, peraturan-peraturan,dsb.
2. Sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.

5/16/19 7
MORALITAS
Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati
yang dapat membedakan antara baik dan jahat. Oleh karena itu
manusia mempunyai kebebasan memilih untuk
bertindak/berbuat, maka selalu ada penilaian moral atau
tuntutan pertanggung jawaban atas setiap perbuatannya.

KEBERAGAMAAN
Merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia
yang terungkap dalam bentuk keyakinan akan kebenaran suatu
agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dan ia
memperoleh kejelasan tentang asal usulnya, dasar hidupnya,
tata cara hidupnya, dan menjadi jelas pula kemana arah tujuan
hidupnya.

5/16/19 8
HISTORISITAS
Artinya bahwa keberadaan manusia pada saat ini
terpaut kepada masa lalunya, ia belum selesai
mewujudkan dirinya sebagai manusia, ia
mengarah kemasa depan untuk mencapai tujuan
hidupnya

Tujuan manusia mencangkup 3 dimensi

1. Dimensi Ruang (disini-disana, dunia-akhirat)


2. Dimensi waktu ( masa sekarang-masa datang)
3. Dimensi nilai ( baik-tidak baik)

5/16/19 9
KOMUNIKASI/INTERAKSI
Dilakukannya baik secara vertikal, yaitu dengan
Tuhannya, secara Horizontal yaitu dengan alam
dan sesama manusia serta budayanya , dan
bahkan dengan dirinya sendiri

DINAMIKA
N Drijarkara S.J. (1986). Menyatakan bahwa manusia mempunyai
dinamika, artinya manusia tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan,
baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya. Dinamika mempunyai
arah horizontal (kearah sesama dan dunia) maupun arah transendental
(kearah yang mutlak). Adapun dinamika itu adalah untuk
penyempurnaan diri baik dalam hubungannya dengan sesama, dunia dan
Tuhan.

5/16/19 10
PRINSIP-PRINSIP ANTROPOLOGIS KEHARUSAN PENDIDIKAN: MANUSIA
SEBAGAI MAHLUK YANG PERLU DI DIDIK DAN PERLU MENDIDIK DIRI

PRINSIP HISTORISITAS PRINSIP IDEALITAS PRINSIP POSIBILITAS/AKTUALITAS

Prinsip dimana Sosok manusia ideal


manusia belum merupakan gambaran
Bahwa berbagai kemampuan
selesai mewujudkan manusia yang dicita-
yang seharusnya dimiliki
dirinya sebagai citakan atau yang
manusia tidak dibawa sejak
manusia. seharusnya. Sebab itu
kelahirannya, melainkan harus
sosok manusia ideal
diperoleh setelah
tersebut belum
kelahirannya dalam
terwujudkan
perkembangannya menuju
melainkan harus
kedewasaannya. Dalam
diupayakan untuk
bereksistensi yang harus
diwujudkan.
mengadakan/menjadikan diri
itu hakikatnya adalah manusia
itu sendiri

5/16/19 11
•PRINSIP-PRINSIP KEMUNGKINAN PENDIDIKAN: MANUSIA
SEBAGAI MAHLUK YANG DAPAT DI DIDIK.

PRINSIP POTENSIALITAS
Manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi
untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta,
rasa, karsa, dan potensi karya,
oleh sebab itu manusia akan dapat di didik karena ia
memilik potensi untuk menjadi manusia ideal.
PRINSIP DINAMIKA
Manusia itu sendiri memiliki dinamika untuk menjadi manusia
ideal yang selalu aktif baik dalam aspek fisiologik maupun
spiritualnya, ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal
yang lebih dari apa yang telah ada atau yang telah dicapainya.
Ia berupaya untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi
manusia ideal, baik dalam rangka interaksi/komunikasi secara
horizontal maupun vertikal.

5/16/19 12
PRINSIP INDIVIDUALITAS

Manusia adalah individu yang memiliki


kediri sendirian (subyektivitas), bebas
dan aktif berupaya untuk menjadi
dirinya sendiri.
PRINSIP SOSIALITAS
Pendidikan hakikatnya berlangsung
dalam pergaulan (interaksi/komunikasi)
antar sesama manusia (pendidik dan
peserta didik). Melalui pergaulan
tersebut pengaruh pendidikan
disampaikan oleh pendidik dan diterima
PRINSIP MORALITAS oleh peserta didik.
Pendidikan bersifat normatif, artinya
dilaksanakan berdasarkan sistem norma
dan nilai tertentu. Pendidikan bertujuan
agar manusia berakhlak mulia, agar
manusia berprilaku sesuai dengan nilai
dan norma-norma yang bersumber dari
agama, manusia dan masyarakat dan
budayanya. 5/16/19 13
kesimpulan
Manusia dan Pendidikan sangat berkaitan erat karena
fungsi dari pendidikan tersebut adalah untuk
memanusiakan manusia. Maka dari itu para pendidik dan
calon pendidik perlu memahami hakikat manusia. Dengan
pendidikan maka manusia akan menjadi manusia yang
seutuhnya, yaitu menjadi manusia yang ideal dengan kata
lain manusia yang ideal itu adalah manusia yang
diharapkan, dicita – citakan atau menjadi manusia yang
seharusnya

5/16/19 14
TERIMA KASIH

5/16/19 15

Anda mungkin juga menyukai