Anda di halaman 1dari 37

HIPERLIPIDEMIA

Nama Kelompok
1 Natania Ayu Shandy 17/411287/FA/11316

2 Azalea Kusuma Hayu 17/411900/FA/11329

3 Fatihah Ramadhani 17/411912/FA/11341

4 Luthfiah Eka 17/411930/FA/11359

5 Mega Apriliana 17/411934/FA/11363


Sub Pokok Bahasan
TARGET/TUJUAN TERAPI
DEFINISI

PATOFISIOLOGI TERAPI NON FARMAKOLOGIK

FAKTOR RISIKO TERAPI FARMAKOLOGIK

MONITORING DAN EVALUASI


TANDA DAN GEJALA LUARAN TERAPI

CONTOH KASUS DAN


PENYELESAIAN
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan
satu atau lebih kolesterol, fosolipid, atau trigliserida.
Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkn dengan meningkatnya

Definisi total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan a


polipoprotein B, dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005).
Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol
total (LC) ,LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low
density Lipoprotein), dan penurunan HDL (High Density
Lipoprotein) (Khera dan Aruna, 2012).
Klasifikasi hiperlipidemia yang dikenal
adalah klasifikasi Frederickson yang
membagi hiperlipidemia berdasarkan
fenotip plasma
PATOFISIOLOGI
Kolesterol, trigliserida, dan fosfofolipid diangkut dalam aliran darah sebag
ai kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Peningkat
an trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol totl serta penurunan HDL da
lam darah berhubungan dengan perkembangan penyakit jantung koroner
(Dipiro, 2005).
Kerusakan primer pada hiperkolesterol familia berupa ketidakmampuanp
engikatan LDL terhadap reseptor LDL (LDL-R) atau kerusakan pencernaa
n kompleks LDL-R ke dalam sel setelah pengikatan normal. Hal ini meng
arah pada kurangnya degradasi LDL oleh sel dan tidak teraturnya biosint
esis kolesterol, dengan jumlah kolesterol total dan LDL tidak seimbang de
ngan berkurangnya reseptor LDL (Dipiro, 2005).
Faktor Resiko

1. Genetik dan atau riwayat keluarga


2. Usia
3. Jenis Kelamin
4. Obesitas
5. Pola makan yang tidak sehat
6. Pola hidup yang tidak sehat
7. Minum minuman beralkohol
8. Merokok
9. Diabetes melitus
Gejala Hiperlipidemia
Hiperlipidemia seringkali tidak terdeteksi dini sehingga baru ditemukan ketika
evaluasi atau pemeriksaan penyakit aterosklerosis atau penyakit kardiovaskuler. Tanda dan
gejalanya dapat berupa:

• Xantoma • Kadar kolestrol atau trigliserida tinggi


• Xanthelasma • Serangan jantung
• Nyeri dada • Obesitas
• Nyeri perut • Intoleransi glukosa
• Hepatosplenomegali • Lesi menyerupai jerawat sekujur tubuh
• Arkus senilis
• Xantomata
• Plak ateromatis pada pembuluh
(Harikumar, dkk., 2013).
darah arteri

Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa
menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala - gejala dari pankreatitis
(misalnya nyeri perut yang hebat).
Target dan Tujuan Terapi

Tujuan primer

-Konsentrasi Kolesterol LDL <100mg/dL


- Mengurangi resiko pertama dan kekambuhan terjadinya
serangan seperti miokardiak infark, angina pektoris, gagal
jantung, iskemia, stroke, dan bentuk lain dari penyakit
arteri perifer seperti stenosis karotis dan anuerisma aorta.
Tujuan Sekunder

Target kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL di


atas target kolesterol LDL.

Sebagai contoh target kolesterol LDL bagi


pasien dengan risiko sangat tinggi adalah ˂70
mg/dL maka target untuk kolesterol non-HDL
adalah ˂100 mg/dL.
Terapi Farmakologik
1. Statin
Cara kerja statin adalah dengan menghambat
kerja HMG-CoA reduktase. Efeknya dalam regulasi
CETP menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol
LDL dan VLDL. Di hepar, statin meningkatkan
regulasi reseptor kolesterol LDL sehingga meningkat
kan pembersihan kolesterol LDL.
2. Ezetimibe

Cara kerja ezetimibe dengan menghambat uptake


kolesterol dari diet dan kolesterol empedu tanpa
mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam
lemak. Dosis ezetimibe yang direkomendasikan
adalah 10 mg/hari
3. Bile acid sequestrant

Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu


kolestiramin, kolesevelam, dan kolestipol. Bile acid
sequestrant mengikat asam empedu (bukan kolesterol
) di usus sehingga menghambat sirkulasi
enterohepatik dari asam empedu dan meningkatkan
perubahan kolesterol menjadi asam empedu di hati.
Dosis harian kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam
berturutan adalah 4-24 gram, 5-30 gram, dan
3,8-4,5 gram.
4. Fibrat

Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor


ini, fibrat menurunkan regulasi gen apoC-III serta mening
katkan regulasi gen apoA-I dan A-II.
Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan peningkatan
katabolisme TG oleh lipoprotein lipase, berkurangnya
pembentukan kolesterol VLDL, dan meningkatnya
pembersihan kilomikron.
5. Asam nikotinat (niasin)

Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam lemak


bebas dari jaringan lemak perifer ke hepar sehingga
sintesis trigliserida dan sekresi kolesterol VLDL di hepar
berkurang. Asam nikotinat juga mencegah konversi kolesterol
VLDL menjadi kolesterol LDL, mengubah kolesterol LDL
dari partikel kecil (small, dense) menjadi partikel besar, dan
menurunkan konsentrasi Lp(a). Asam nikotinat meningkatkan
kolesterol HDL melalui stimulasi produksi apoA-I di hepar.
Dosis awal yang direkomendasikan adalah
500 mg/hari selama 4 minggu dan dinaikkan setiap
4 minggu berikutnya sebesar 500 mg selama masih
dapat ditoleransi sampai konsentrasi lipid yang
dikehendaki tercapai. Dosis maksimum 2000 mg/hari
menurunkan TG 20-40%, kolesterol LDL 15-18%,
dan meningkatkan konsentrasi HDL 15-35%.
6. Inhibitor CETP

Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai


efek ganda yaitu meningkatkan konsentrasi kolest
erol HDL dan menurunkan konsentrasi kolesterol
LDL melalui reversed cholesterol transport.
Inhibitor CETP dapat bersifat proaterogenik jika ch
olesteryl ester dari kolesterol VLDL atau LDL di
ambil oleh makrofag.
Contoh obat : Anacetrapib dan Dalcetrapib
7. Aferesis kolesterol LDL

Tindakan aferesis ditujukan bagi pasien


dengan HoFH atau HeFH berat. Dengan teknik yang
mahal tetapi efektif ini, kolesterol LDL dan Lp(a)
dibuang dari plasma selama dilakukan sirkulasi
ekstrakorporeal setiap 1 atau 2 minggu sekali.
Terapi Non Farmakologik
Insert the title of your subtitle Here

1. Olah Raga Teratur 3. Perbanyak makan buah


dan sayur

4. Konsumsi makanan yang kaya


2. Mengurangi asam lemak omega 3 yang dapat
konsumsi lemak membantu mengatur kadar
‘jahat’ trigliserida LDL
Pasien yang punya faktor
resiko, dilakukan monitoring
dan evaluasi terhadap faktor
resiko yang mereka miliki,

Monitoring seperti hipertensi,


pemberhentian merokok,
olahraga, kontrol berat
badan, dan kontrol gula
darah jika pasien diabetes.

dan Evaluasi Pasien yang sedang terapi


resin harus melakukan cek
profil lipoprotein puasa
setiap 4-8 minggu sampai
nilai normal yang diharapkan
dengan kadar trigliserida
yang harus dipastikan stabil
Untuk monitoring
perkembangan
pasien biasanya
menggunakan hasil
laboratorium seperti
protein C-reaktif,
homosistein, dan
lipoprotein.
Evalusi terapi jangka pendek
Tes fungsi hati dijadikan
berdasarkan hasil
dasar informasi untuk
laboratorium meliputi total
mengenali gejala
kolesterol, LDL-C, HDL-C,
hepatoksisitas dan miopati
dan trigliserida

Evaluasi terapi terhadap


makanan Pola makan yang
baik sangat
direkomendasikan
Contoh Kasus
Dan Penyelesaian
KELUHAN UTAMA:
Tidak ada.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:


Seorang perempuan berusia 66 tahun datang ke klinik untuk kontrol tahunan. Pasien menya
takan bahwa pasien merasa baik sejak kontrol ke klinik terakhir kali.
Pasien juga menyatakan bahwa pasien ragu apakah masih harus datang ke klinik tiap tahun
nya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:


Diabetes tipe 2, hipertensi

RIWAYAT SOSIAL:
Pasien merupakan seorang janda dengan empat orang anak. Pasien tinggal
dengan satu di antara empat orang anaknya dan tiga cucunya. Pasien tidak
merokok dan tidak meminum miras.
RIWAYAT PENGOBATAN:
Metformin 3 x 500 mg PO, hidroklorotiazid 1 x 50 mg PO, simvastatin 1 x 10 mg PO,
fenofibrat 1 x 300 mg PO.

RIWAYAT ALERGI:
Tidak ada.

TANDA-TANDA VITAL
TD 150/90 mmHg; nadi 84 kali/menit; RR 16 kali/menit; suhu 37,2oC; BB 97 kg; 160 cm.

LABORATORIUM
Semua normal kecuali:
Kolesterol 251 mg/dL Gula darah acak 215 mg/dL
LDL 135 mg/dL Gula darah puasa 135 mg/dL
HDL 35 mg/dL Gula darah postpran 185 mg/dL
dial
Trigliserida 405 mg/dL
DIAGNOSIS
Dokter mendiagnosis pasien mengalami hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.

Faktor yang ada pada pasien yang menyebabkan abnormalitas panel lipid
- Pasien mengalami obesitas karena IMT = 37,89 kg/m2 yang melebihi batas normal yaitu
IMT >30
- Usia pasien tergolong lanjut usia, semakin tua usia maka resiko menderita hiperlipidemia
meningkat
- Pasien berjenis kelamin wanita dan sudah mengalami menopause sehingga resiko kadar
- LDL meningkat karena hal tersebut
- Pasien menderita diabetes yang menyebabkan produksi VLDL dan trigliserida meningkat
di hati
- Pengobatan hipertensi dengan golongan obat tiazid diuretic menyebabkan
gangguan metabolisme lemak di hati
Target terapi pasien
- Menurunkan kadar kolesterol menjadi <200 mg/dL
- Menurunkan kadar LDL menjadi <100 mg/dL
- Meningkatkan kadar HDL menjadi >40 mg/dL
- Menurunkan kadar trigliserida menjadi <150 mg/dL
- Menurunkan tekanan darah menjadi <150/90 mmHg untuk usia diatas 60 tahun
- Menurunkan kadar glukosa dalam darah menjadi <125 mg/dL untuk gula darah puasa,
<140 mg/dL untuk gula darah post prandial, dan <200 mg/dL untuk gula darah acak
Menurunkan resiko morbiditas dan mortalitas karena adanya komplikasi penyakit
diabetes, hipertensi, dan hiperlipidemia
Terapi nonfarmakologi untuk pasien
- Penurunan berat badan dengan target IMT kurang dari 30 kg/m2
- Melakukan aktivitas olahraga secara teratur
- Untuk membantu mengendalikan kadar lemak trigliserida/LDL, makanlah makanan yang kay
a akan asam lemak omega 3, contohnya :ikan yang hidup di air dingin (Sardeen, salmon, mak
erel), kacang kedelai (tahu, tempe) yang juga mengandung antioksidan untuk menurunkan ka
dar LDL di dalam darah
- Gunakan minyak tak jenuh tunggal seperti minyak kanola atau minyak zaitun untuk memasak
makanan.
- Makan banyak buah dan sayuran untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin esensial da
n serat.
Asesmen drug-related problems
Menurut hasil asesmen, terapi yang dilakukan belum rasional

1. Penggunaan metformin sebagai obat antidiabetes tidak rasional karena kadar gula darah
pasien masih masuk dalam kategori penderita diabetes sehingga diperlukan adanya
peningkatan dosis. Pengubahan terapi farmakologi dengan obat-obatan golongan lain tidak
disarankan karena akan mengulang proses pengobatan dari awal. Jika dengan peningkatan
dosis masih dinilai tidak efektif maka dilakukan terapi kombinasi dengan penambahan obat dia
betes golongan thiazolidinedion (contoh : pioglitazone). Thiazolidinedion dipilih karena kombinasi
metformin dan thiazolidinedione memberikan hasil lebih baik daripada kombinasi metformin dan
sulfonylurea pada orang yang berlebihan berat badan. Selain itu, thiazolidinedione dapat menuru
nkan kadar trigliserida 5% dan 16% serta meningkatkan kadar HDL 16% dan 20%.
2. Penggunaan hidrochlortiazid tidak rasional karena menimbulkan efek samping berupa
gangguan metabolisme lemak dalam hati sehingga menyebabkan kenaikan kadar trigliserida
serum, kadar kolesterol serum, kenaikan LDL, dan kadar HDL tidak berubah/turun. Selain itu pe
nggunaan hidrochlortiazid juga akan menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang dapat
memperparah penyakit diabetes. Terapi obat yang direkomendasikan adalah dengan mengganti o
bat hidrochlortiazid dengan furosemide. Meskipun diganti obat tetapi mekanisme kedua
obat tersebut sama yaitu diuretic. Perbedaan kedua obat hanya efek samping yang
ditimbulkan. Furosemide tidak menimbulkan efek samping gangguan metabolisme lemak dalam
hati.
3. Kombinasi simvastatin dan fenofibrat tidak rasional karena kombinasi kedua obat tersebut
akan meningkatkan resiko rhabdomyolisis yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan cedera otot
akut yang parah dan menyebabkan nyeri otot, kelemahan, dan atau pembengkakan dengan
pelepasan konten myofiber dalam aliran darah. Terapi obat yang direkomendasikan adalah
dengan single dose simvastatin terlebih dahulu kemudian dilakukan monitoring efektif/ tidaknya
pengobatan.
Apabila pemberian simvastatin dinilai tidak efektif maka dilakukan peningkatan dosis. Terapi
kombinasi tidak diperlukan untuk kasus ini karena kadar trigliserida <500 mg/dL sehingga belum
membutuhkan kombinasi dengan fenofibrat. Untuk memaksimalkan penurunan kadar lipid maka
kombinasi dengan terapi non farmakologi yaitu dengan olahraga teratur dan meningkatkan
aktivitas fisik karena trigliserida dapat dibakar dengan aktivitas fisik.
Materi informasi obat yang harus disampaikan kepada pasien
- Nama obat dan khasiat
- Waktu penggunaan obat
- Aturan pakai obat-obatan
- Efek samping dari obat-obatan
- Tanggal kadaluarsa dan cara penyimpanan obat
- Memberikan edukasi agar pasien mematuhi pelaksanaan pengobatan dengan memberikan
informasi kemungkinan timbul penyakit lain
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk memperbaiki gaya hidup dengan memperbanyak
olahraga dan aktivitas fisik
- Mengatur diet makanan pasien dengan membatasi konsumsi garam untuk menghindari
hipertensi, membatasi konsumsi makanan berlemak untuk menghindari hiperlipdemia,
membatasi konsumsi karbohidrat dan gula untuk mengurangi keparahan penyakit diabetes
Parameter-parameter efektivitas dan efek samping Metformin
Parameter-parameter efektivitas dan efek samping Pioglitazone
Parameter-parameter efektivitas dan efek samping obat Furosemid
Parameter-parameter efektivitas dan efek samping Simvastatin
Thank you

Anda mungkin juga menyukai