Anda di halaman 1dari 13

SEORANG WANITA G2P1A0 USIA 30

TAHUN
DENGAN MOLA HIDATIDOSA
A. Definisi Mola Hidatidosa
• Mola Hidatidosa ialah kehamilan abnormal,
dengan ciri-ciri stroma villus korialis langka
vaskularisasi, dan edematous. Janin biasanya
meninggal, akan tetapi villus-villus yang
membesar dan edematous itu hidup dan
tumbuh terus; gambaran yang diberikan ialah
sebagai segugus buah anggur
B. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor
yang dapat menyebabkannya antara lain:
• Faktor ovum, dimana ovum memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
• Imuniselektif dari trofoblas
• Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
• Paritas tinggi
• Kekurangan protein
• Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas
C. Diagnosis dan Gejala
1. Anamnesis
• Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-
kadang lebih nyata dari kehamilan biasa
• Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak,
tidak teratur, warna tengguli tua atau kecoklatan
seperti bumbu rujak
• Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar)
dengan tua kehamilan seharusnya
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur
2. Inspeksi
• Muka dan kadang-kadang badan kelihatan
pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka
mola (mola face)
• Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat
jelas
3. Palpasi
• Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan, teraba lembek
• Tidak teraba bagian-bagian janin dan
balotemen, juga gerakan janin
• Adanya darah dan gelembung mola keluar dan
fundus uteri turun, lalu naik lagi karena
terkumpulnya darah baru
4. Auskultasi
• Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
• Terdengar bising dan bunyi khas

5. Reaksi kehamilan: karena kadar HCG yang tinggi


maka uji biologic dan uji imunologik (Galli
Mainini) akan positif setelah pengenceran
(titrasi):
• Galli Manini 1/300 (+), maka suspek mola
hidatidosa
• Galli Manini 1/200 (+), maka kemungkinan mola
hidatidosa atau hamil kembar.
6. Pemeriksaan dalam
• Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak
ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan
jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina serta
evaluasi keadaan serviks
7. Uji sonde
• Sonde dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam
kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada
tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila
tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
8. Ultrasonografi
• Pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan
tidak terlihat janin.
D. Komplikasi
• Perdarahan yang hebat sampai syok
• Perdarahan berulang-ulang yang dapat
menyebabkan anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan atau keganasan
• Menjadi ganas pada kira-kira 18-20% kasus,
akan menjadi mola destruens atau
koriokarsinoma
E. Penatalaksanaan
1. Terapi
• Perbaiki keadaan umum
• Bila mola sudah keluar spontan dilakukan
kuret atau kuret isap
• BilaKanalis servikalis belum terbuka dipasang
laminaria dan 12 jam kemudian dilakukan
kuret.
• Memberikan obat-obatan Antibiotik,
uterotonika dan perbaiki keadaan umum
penderita.
• 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan
kerokan ke dua untuk membersihkan sisa-sisa
jaringan.
• Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko
tinggi usia lebih dari 30 tahun, Paritas 4 atau
lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih.
2. Pengawasan Lanjutan:
• Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan
dianjurkan memakai kontrasepsi pil.
• Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3
tahun :
- Setiap minggu pada Triwulan pertama
- Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua
- Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
- Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan
selanjutnya setiap 3 bulan.
• Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan:
a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan
b. Pemeriksaan dalam :
- Keadaan Serviks
- Uterus bertambah kecil atau tidak
c. Reaksi biologis dan imunologis :
- 1x seminggu sampai hasil negative
- 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya
- 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya
- 1x3 bulan selama tahun berikutnya
- Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus
dicurigai adanya keganasan

Anda mungkin juga menyukai