Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN KESEHATAN

TENAGA KERJA

Yeni Khomaria
SMK Bani Muslim Pati
LATAR BELAKANG
 Tenaga kerja selalu berhadapan dengan potensi bahaya di
tempat kerja  sewaktu-waktu dapat terganggu
kesehatannya dengan akibat :

1. Penurunan derajat kesehatan


2. Menderita penyakit :
 Penyakit umum
 Penyakit Akibat Kerja (PAK)  “Occupational
Disease”
 Penyakit terkait kerja (PAHK) “Work related
disease”
3. Menderita gangguan kesehatan lainnya :
 Kelelahan (fatigue)
 ketidaknyamanan
LATAR BELAKANG
 Keselamatan kerja yang setinggi-tingginya dapat
dicapai bila: kesehatan tenaga kerja berada pada taraf
yg sebaik-baiknya
 Ganggun kesehatan tenaga kerja akan mengakibatkan
penurunan produktifitas kerja, karena :
▫ Gangguan kerja/konsentrasi kerja
▫ Motivasi kerja menurun
▫ Absenteisme meningkat
▫ Biaya pengobatan/perawatan meningkat
▫ Kehilangan waktu kerja
▫ Turn over pekerja meningkat
▫ Kualitas dan kuantitas produksi menurun
LATAR BELAKANG
 Ganggun kesehatan tenaga kerja dapat
dicegah atau diminimalisir dengan upaya
preventif dan promotif
 Salah satu cara (preventif) yang efektif untuk
mencegah gangguan kesehatan tenaga kerja
adalah melalui pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja
Peraturan Perundangan terkait
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Undang-undang No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
• Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan
Kesehatan Kerja
• Kepmennakertrans No. Per 68/Men/2004 ttg Pencegahan &
Penanggulagan HIV/AIDS di Tempat Kerja
• Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja.
Peraturan Perundangan terkait
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

• Kepmenakertrans No. 187 th 1999 ttg


Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja
• Permenaker No. 03 th 1985 ttg K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian
Asbes
• Permenaker No. 03 th 1986 ttg Syarat2
Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja
yang Mengelola Pestisida
• Standar Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Depnakertrans
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970

Pasal 8, kewajiban pengurus :


1) Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan, sesuai
dengan sifat pekerjaan yang akan diberikan
kepadanya.
2) Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya secara berkala
pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur.
PERMENNAKERTRANS NO. PER. 02/MEN/1980

1) Peraturan pelaksanaan Pasal 8 UU No. 1/1970


2) Ketentuan mengenai pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja awal, berkala dan khusus
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 5 :
1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes
HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh
atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus
wajib menyediakan konseling
TES HIV
1. DILARANG digunakan untuk tujuan :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Menentukan kelanjutan status pekerja/buruh
 Pemeriksaan kesehatan rutin yg diwajibkan.

2. DAPAT DILAKUKAN apabila :


 Bersifat sukarela & dijamin kerahasiaannya
 Ada persetujuan tertulis
 Tersedia konseling sebelum & sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian
khusus.
 Tidak digunakan untuk sebagaimana poin (1)
SE DIRJEN BINAWAS NO. SE 07/BW/1997
TTG PENGUJIAN HEPATITIS B DALAM
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Dianjurkan kepada semua perusahaan/instansi untuk tidak
melakukan pengujian serum HBsAg sebagai alat seleksi pada
pemeriksaan kesehatan awal maupun berkala, karena
berdasarkan studi kepustakaan dan konsultasi dengan pakar
penyakit hati disimpulkan :
a) Dengan HBsAg (+) dalam darah belum tentu menderita
hepatitis, selama fungsi hati normal seseorang tidak
dinaggap Hepatitis.
b) Prevalensi HBsAg di Indonesia cukup tinggi (5-15 %)
c) Penularan virus Hepatitis B di tempat kerja tidak mudah
karena penularan hanya mungkin melalui kontak erat,
misalnya transfusi darah, suntikan dan ibu ke bayi yang
dilahirkan
Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

1. Menilai kemampuan TK melaksanakan


pekerjaan tertentu, ditinjau dari aspek kesehatan
tenaga kerja;
2. Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin
berkait dengan pekerjaan dan lingkungan kerja;
3. Identifikasi penyakit akibat kerja :
▫ Deteksi sedini mungkin PAK
▫ Menemukan/mendiagnosis PAK
▫ Menilai kecacatan akibat PAK
JENIS PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA

1. Pemeriksaan kesehatan awal/sebelum


kerja
 Termasuk pemeriksaan kesehatan sebelum
dipindahkan ke tempat kerja dengan risiko
bahaya yang berbeda
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
4. Pemeriksaan kesehatan purna bakti
Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan.
Tujuan :
 Tenaga kerja yang diterima :
 Sehat
 Tidak mempunyai penyakit menular
 Cocok untuk pekerjaan yang akan diberikan
Pemeriksaan Kesehatan
Berkala/Periodik
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yg
dilakukan pada waktu2 tertentu/secara berkala
oleh dokter, minimal 1 x/tahun
 Tujuan :
 Mempertahankan derajat kesehatan TK
 Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan
terhadap kesehatan tenaga kerja
 Untuk pengendalian Lingkungan kerja.
Pemeriksaan Kesehatan Khusus
 Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh dokter
secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu
 Tujuan :
 Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan/kondisi
kerja tertentu thd kesehatan tenaga kerja,
misalnya :
 Pekerja terpajan asbes, pestisida, zat radioaktif
 Sewaktu terjadi kebocoran bahan kimia berbahaya
 Menilai thd. TK atau golongan TK tertentu :
 Pekerja wanita
 Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan tertentu
(penyakit kronis, baru sembuh dari penyakit yang lama
atau parah dll)
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
terpajan asbes
• Dilakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1 x/tahun, meliputi :
▫ Foto Ro dada yg pembacaan hasilnya diserahkan kpd seorang
radiolog
▫ Riwayat pekerjaan
▫ Riwayat merokok
▫ Pengujian kimia
▫ Tes fugsi paru-paru
• Dokter yang melakukan pemeriksaan membuat laporan beserta
masukan tindak lanjut (rekomendasi) kepada pengurus
• Hasil pemeriksaan termasuk foto Ro dada disimpan dg baik oleh
pengurus selama masa kerja TK ybs
• Pengurus melaporkan hasil pemeriksaannya paling lama 2 bulan
setelah dilaksanakan kpd Menakertrans
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
terpajan pestisida
• Tenaga kerja dimana terdapat pestisida harus
mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala 1
x/tahun dan pemeriksaan khusus minimal 1x/6
bulan
• Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan
jenis pestisida yang digunakan
Pemeriksaan Kesehatan Purna Bakti
Pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja
yang akan memasuki masa pensiun atau
berhenti bekerja
Tujuan :
 Mengetahui kondisi terakhir status kesehatan
tenaga kerja yang akan berhenti bekerja
 Memperoleh data pendukung bila dalam waktu 3
tahun setelah berhenti bekerja menderita penyakit
yang diduga PAK
Syarat-Syarat Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja
Mengacu pada ps 8 UU No 1 th 1970 dan Permenaker No 02
Th 1980
▫ Dilaksanakan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
(penunjukan dari Dirjen Binwasnaker-Depnakertrans), baik dokter
yang ada di perusahan tsb maupun yang ada di luar perusahaan
(provider)
▫ Apabila dilakukan oleh dokter pemeriksa di luar perusahaan maka
harus dilakukan oleh lembaga PJK3 di bidang pemerikasaan
kesehatan tenaga kerja (penunjukan dari Dirjen Binwasnaker-
Depnakertrans)
▫ Dibuat pedoman pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ybs
▫ Hasil pelaksanaan pemeriksaan dilaporkan ke Depnakertrans dan
disnaker setempat
Mekanisme Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Pengusaha/Dokter Pemeriksa Kesehatan TK membuat
perencanaan :
 Waktu dan tempat pelaksanaan
 Pihak pelaksana
 Pedoman pelaksanaan
 Tenaga kerja yang akan diperiksa (jumlah, lokasi kerja)
 Dokter pemeriksa yg ditunjuk, melaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja sesuai perencanaan
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan dan rekomendasi kepada
pengusaha
 Pengusaha melaporkan hasil pemeriksaan dan rencana tindak
lanjut (kpd pemerintah) berdasarkan laporan dan
rekomendasi dokter pemeriksa
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja:

1. Anamnesa (wawancara) :
• Umum
• Khusus
2. Pemeriksaan Klinis/Medis
• Psikis/Mental
• Fisik
• Laboratorium
• Pemeriksaan penunjang
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal

1. Anamnesa umum :
▫ Umur
▫ Pendidikan
▫ Riwayat pekerjaan
▫ Riwayat penyakit
▫ Kecelakaan yang pernah diderita
▫ Riwayat keluarga dan lain-lain.
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal

2. Anamnesa khusus :
▫ Alergi • Penyakit pendengaran
▫ Epilepsi • Panyakit pinggang
▫ Kelainan jantung • Penyakit kelainan pada kaki
▫ Tekanan darah • Hernia
▫ TBC • Hepatitis/penyakit hati
▫ Kencing manis
• Ulkus peptikum
▫ Penyakit paru (Asma,
bronchitis, pneumonia • Anemia
dll.) • Tumor
▫ Gangguan jiwa • Dan lain-lain.
▫ Penyakit kulit
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal
3. Pemeriksaan Klinis/Medis :
a) Pemeriksaan mental
keadaan kesadaran, sikap/tingkah laku, kontak mental,
perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir
b) Pemeriksaan fisik
fisik diagnostik (inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi)
Tekanan darah, nadi, pernafasan,
tinggi badan, berat badan,
kesegaran jasmani
ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek syaraf
c) Pemeriksaan Laboratorium (darah, urine, faeces).
d) Pemeriksaan Penunjang (disesuaikan dg jenis pekerjaan/faktor
risiko yang akan dihadapi)
 Rongent dada, tes alergi, spirometri, E.C.G., tes buta warna
dll.
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal

No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi
1. Sehat (tidak boleh bekerja tanpa sarat pada
didapat kelainan) pekerjaan ringan maupun berat
pada semua jenis pekerjaan.

2. Menderita sakit a) boleh bekerja dengan syarat


(ada kelainan) atau pada kondisi kerja tertentu

b) ditolak untuk bekerja :


 ditolak sementara (menunggu
proses pennyembuhan)
 ditolak permanen (tetap)

26
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Berkala, khusus &
purna bhakti
1. Anamnesa :
 Nama :
 Umur :
 Jenis kelamin :
 Unit kerja :
 Lama kerja :
 Gambaran tentang :
 Pekerjaan yg dilakukan :
 Faktor bahaya di lingkungan kerja :
 Keluhan yang sering dirasakan :
 Ganguan kesehatan yang dialami :
 Dll.
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Berkala, khusus & purna
bhakti
2. Pemeriksaan klinis
a) Pemeriksaan psikis/kejiwaan
b) Pemeriksaan fisik (fisik diagnostik)
c) Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) rutin
d) Pemeriksaan khusus/penunjang yang berkaitan dengan
keluhan/gangguan kesehatan dan faktor risiko misalnya :
 Spirometri (tes fugsi paru),
 Audiometri (tes tingkat pendengaran),
 Pemeriksaan fungsi organ khusus (fungsi hati/lever, fungsi
ginjal, sumsum tulang dll.)
 Pemeriksaan laboratorium khusus (Monitoring biologis)
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindak lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit  Diberikan pengobatan
umum  Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang

b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan


 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja termasuk APD 29
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Khusus
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindal lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan
 Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang
b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan
 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja termasuk APD 30
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Purna Bhakti

No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindal lanjut


1. Sehat -

2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan

b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan


 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja 31
LAPORAN HASIL RIKES TK
1. Bentuk Laporan .
 Menggunakan bentuk laporan sesuai lampiran
Standar Rikes TK.
2. Mekanisme Pelaporan
 Pengurus wajib membuat laporan dan
menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
setelah pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dilakukan.
 Disnaker Kab./Kota membuat rekapitulasi dan
melaporkannya kepada Disnaker Propinsi.
 Disnaker Propinsi membuat rekapitulasi dan
melaporkannya kepada Dirjen Binwasnaker.
LAPORAN HASIL RIKES TK
3. Alur pelaporan
 Di tingkat perusahan :
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ke
pengurus perusahaan
 Pengurus perusahaan ke Disnaker.
 Di tingkat Disnaker Kabupaten/Kota maupun
Propinsi dilaporkan oleh petugas/unit yang ditunjuk
oleh Kepala Disnaker setempat.
1. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal

Nama Dokter Pemeriksa : .............


No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Hasil
Pemeriksaan TK Setelah Pemeriksaan Awal
Jumlah
Tanggal Kesehatan
Nama Tenaga
No. Peme
Perusahaan Kerja Yg Diterima Kerja Ditolak Kerja
riksaan
Diperiksa Sehat Sakit Tanpa Dgn Semen
Tetap
Syarat Syarat tara
1.

2.

.....

dst

Jumlah

............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
( Nama )
2. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Hasil Pemeriksaan Kesehatan
Nama Jumlah
Sakit
Tanggal Perusahaa Tenaga
No. Ket
Pemeriksaan n Yg Kerja Yg Sehat Penyak Didu
Diperiksa Diperiksa it ga PAK
Umum PAK
1.

2.
(Daftar hasil
pemeriksaan
terlampir)
.....

dst
Jumlah

............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
( Nama )
2. Daftar Tenaga Kerja Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala/Khusus
Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)

Jabatan/ Keterangan
Tanggal
Pekerjaan Masa Diagnosa Tindak (P. Umum,
No. Umur Pemeriksaa
/ Tempat Kerja (ICD 10) Lanjut Diduga PAK,
n
Kerja PAK)

1.

2.

3.

.....

dst
36
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA
 Bagi pekerja :
Mengetahui kondisi kesehatannya sejak mulai kerja dan
secara berkala
Memahami bagaimana cara mencegah gangguan
kesehatan akibat faktor bahaya di tempat kerja
Mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan di
tempat kerja khususnya PAK
Memperoleh hak berupa jaminan
(pengobatan/perawatan) dan kompensasi (santunan
uang) apabila diketahui menderita PAK, baik sewaktu
masih bekerja maupun sampai 3 tahun setelah berhenti
bekerja
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA
 Bagi pengusaha :
Mengetahui kondisi kesehatan pekerja sejak mulai kerja
dan secara berkala  dapat menempatkan pekerja secara
tepat sesuai kondisi kesehatan pekerja
Menjadi dasar yang akurat dalam perencanaan dan
evaluasi program pencegahan/pengendalian faktor
bahaya di tempat kerja
Mengurangi biaya pengobatan/perawatan dan biaya
terkait lannya (efisiensi)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
Memenuhi peraturan perundangan dalam melindungi
kesehatan tenaga kerja dan memenuhi hak pekerja yang
mengalami PAK
Meningkatkan rasa aman dan motivasi kerja
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA

 Bagi pemerintah (Pegawai pengawas dan doker


penasehat Jamsostek) :
Tersedianya data pendukung untuk mempermudah
dan mempercepat proses penetapan/diagnosis PAK
Mengurangi perdebatan/dispute dalam penetapan
PAK
Dokter Pemeriksa Kesehatan
Tenaga Kerja
• Definisi/pengertian
• Kedudukan & peran
• Kewenangan
• Persyaratan
Dokter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
• Definisi/Pengertian :
▫ Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja adalah
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha atau
kepala instansi/lembaga dan disahkan oleh
Direktur setelah memenuhi syarat sesuai
peraturan perUndang-Undangan yang berlaku
untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja.
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
• Kedudukan dan Peran :
▫ sebagai penanggung jawab (memimpin dan
menjalankan) Pelayanan Kesehatan Kerja di perusahaan
▫ Sebagai penanggungjawab atau tenaga ahli pada PJK3
bidang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Kewenangan
▫ Melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
sesuai ketentuan yang berlaku :
 Di perusahaan tempatnya bekerja
 Di perushaan lain melalui PJK3 bidang kesehatan kerja
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga
Kerja
• Persyaratan :
▫ Memiliki Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sbg
Dokter Pemeriksa Kes. TK dari Dirjen Binwasnaker
Depnakertrans
▫ Memiliki Surat Ijin Praktek yang masih berlaku dari
Instansi Kesehatan

• Tata Cara Penunjukan :


Tata Cara Penunjukan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja

Mengajukan permohonan SKP Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga


Kerja kepada Dirjen PPK Up. Direktur Pengawasan Norma K3 dengan
melampirkan :
1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau instansi,
2) Surat Pernyataan dokter yang bersangkutan (sanggup
mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang
kesehatan kerja),
3) Salinan Surat Keterangan telah Training Hiperkes,
4) Salinan Ijasah Dokter,
5) Salinan Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter,
6) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter,
7) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar.

NB : Masa berlaku 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 Bulan


sebelum masa berlakunya berakhir
Tata Cara Penunjukan Perpanjangan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Mengajukan permohonan perpanjangan SKP Dokter
Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja kepada Dirjen PPK Up.
Direktur Pengawasan Norma K3 dengan melampirkan :
1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau instansi,
2) Salinan SKP dokter Pemeriksa yang akan habis masa
berlakunya’
3) Rekapitulasi laporan hasil kegiatan
4) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter,
5) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar.
Persyaratan Penunjukan PJK3
Bidang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

1) Akte Pendirian Perusahaan


2) Surat Ijin Usaha (SIUP)
3) Nomor Wajib Pajak (NPWP)
4) Wajib Lapor Ketenagakerjaan
5) Surat Keterangan Domisili Perusahaan
6) Struktur Organisasi Perusahaan
7) Penunjukan Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
8) Daftar Peralatan yang dimiliki sesuai Jenis Usahanya
9) Pernyataan Penanggung Jawab
10) Foto Ukuran 4 X 6 : 2 lembar

Anda mungkin juga menyukai