Anda di halaman 1dari 37

DESIMINASI

HASIL MPKP
PROFESI NERS BINA
SEHAT PPNI MOJOKERTO
2019
STRUKTUR KELOMPOK 1
M1(Man)
N Tanggal Jumlah kebutuhan Perawat jaga saat
o tenaga perawat itu per jam dinas
(DepKes)
1 1 Mei 2019 4 Orang 6 Orang
2 2 Mei 2019 3 Orang 5 Orang
3 3 Mei 2019 4 Orang 5 Orang
4 4 Mei 2019 5 Orang 5 Orang
5 5 Mei 2019 5 Orang 4 Orang
6 6 Mei 2019 6 Orang 6 Orang
7 7 Mei 2019 6 Orang 6 Orang
8 8 Mei 2019 7 Orang 6 Orang
Rata - rata 5 Orang 5 Orang

Rata- rata kebutuhan tenaga keperawatan di ruang kelolaan (Gajah Mada 5 dan 6)
Ruang Perawatan 2 perhari berdasarkan tingkat ketergantungan pasien menurut
Depkes RI, 2005 adalah sebanyak 5 orang.
BOR (Bed Of Range)
120%

100% 100% 100% 100%

90%
80%
80%
70% 70%
60%
60%
Tanggal

40%

20%

0%
1 2 3 4 5 6 7 8

Dari data di atas didapatkan BOR pasien di Ruang


Gajah Mada 5 dan 6 ruang Perawatan 2 mulai tanggal
01 Mei – 08 Mei 2019 rata- rata sebanyak 84%.
Hambatan Solusi
Minggu II
 Dalam penataan ketenagaan  Berkonsultasi dengan pembimbing
keperawatan, masih ada mahasiswa tentang pengaturan peran masing-
yang belum memahami tentang masing anggota kelompok
tugas dan fungsinya sehingga dalam
bekerja tidak sesuai dengan job  Sosialisasi kembali tentang job
description. description masing- masing peran:
KARU, PP, PA
Minggu III
 Sosialisasi kembali cara menghitung
 Kelompok tidak menemukan
kebutuhan tenaga perawat, Membuat
hambatan dalam pelaksanaan,
kesepakatan kelompok tentang teguran
seluruh mahasiswa paham tentang bagi anggota kelompok yang kurang
tugas dan fungsinya disiplin
M2 (Materials)
Selama praktek manajemen keperawatan di ruang unit
perawatan 2 untuk sarana dan prasarana sesuai dengan
ruangan, Mahasiswa menambahkan map plastik dan box map.
Peralatan medis seperti: thermometer. Kemudian ATK untuk
menunjang kegiatan MAKP seperti: format anamnesa awal,
timbang terima menggunakan format SBAR, sentralisasi obat,
diagnosa keperawatan, observasi tanda vital dan pemberian
cairan, CPPT, discharge planning, perhitungan BOR,
perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Namun mahasiswa belum
memiliki stiker alergi, resiko pasien jatuh dan DNR. Ruang
unit 2 sudah memenuhi kebutuhan seperti tersedianya : papan
jadwal dinas, loker map, komputer set. Kemudian buku
administrasi juga telah ada seperti; buku ttv, cek list kegiatan
harian dan SOP ruangan. Rumah sakit belum memiliki format
SOP supervisi dan ronde keperawatan beserta alurnya
dikarenakan belum dilaksanakan supervisi dan ronde
keperawatan secara maksimal.
M3

82% 87% 87%


100% 77% 78% 79%
72%
68%
80%

60%

40%

20%

0%

01/05/2019 02/05/2019 03/05/2019 04/05/2019


05/05/2019 06/05/2019 07/05/2019 08/05/2019

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job discription Kepala Ruangan di
ruang kelolaan Gajah Mada 5-6 dari tanggal 01-08 Mei 2019 menunjukkan hasil yang baik dimana sebagian
nlai rata-rata adalah 79% sehingga hasil prosentase menunjukkan Pelaksanaan menejemen keperwatan dari
tugas Kepala Ruangan sudah baik.
Namun dalam pelaksanannya juga ada penurunan di tanggal 6 Mei 2019 hal ini dikarenakan
ada beberapa mahasiswa yang memang belum bisa memahami serta menerapkan perilaku bertanggung
jawab akan tugasnya sebagai karu yang tepat. Dan mayoritas tugas karu yang terlewatkan adalah
mengevaluasi hasil kerja dari setiap anggotanya.
100%
88%
90% 84% 84%
80% 80%
80% 76% 77%
68% 70% 70% 70%
70% 67% 67% 67%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
TIM A TIM B

01/05/2019 02/05/2019 03/05/2019 04/05/2019 05/05/2019 06/05/2019 07/05/2019

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job discription


ketua tim di ruang Gajah Mada 5-6 RS Sido Waras tanggal 01-07 Mei 2019
menunjukkan hasil rata-rata nilai untum Tim A adalah 80% dan Tim B 70%
sehingga didapatkan nilai rata-rata dari kedua Tim adalah 75% dimana hasil tersebut
masuk dalam kategori cukup baik. Hasil prosentase tersebut menunjukkan
pelaksanaan menejemen keperwatan dari tugas Ketua Tim sudah dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan job discription.
Timbang Terima

Efektifitas pelaporan timbang


terima pershift
Format SPO
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

Pagi Siang Malam

Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan dari 21 kali pelaksanaan timbang terima selama 8 hari di
ruang perawatan 2 didapatkan 14 kali dari 21 kali timbang terima penilaian timbang terima
menggunakan lembar cek list sesuai SPO rumah sakit Sido Waras rata-rata sebanyak 83% bernilai
baik. Hasil diagram juga menunjukkan peningkatan pelaksanaan timbang terima sesuai dengan SOP
yang di berlakukan Meski nilainya penilaiannya lebih fluktuatif pada dinas pagi,siang dan malam. Hal
ini diakibatkan mahasiswa belum sepenuhnya memahami akan apa saja yang perlu disampaikan pada
saat pelaporan timbang terima berlangsung, serta ketidakadanya peran PP pada saat siang dan malam
membuat sikap tanggung jawab yang dimilik PA untuk timbang terima dengan baik jadi berkurang.
Namun, dengan berjalanya waktu dan evaluasi timbang terima sudah berjalan sangat baik dan benar.
 Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima, mahasiswa tidak
mengalami kesulitan yang berarti hanya menemukan kendala
pada awal saja yaitu mahasiswa belum memahami item-item
apa saja yang harus dilaporkan, cara pelaporan masih belum
terarah.

Solusi
Mahasiswa memiliki ruangan nurse station sendiri, membuat buku
status untuk pasien. Kegiatan timbang terima setiap harinya telah
dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa profesi menejemen
terhadap pasien kelolaan yaitu ruang Gajah mada 5 dan 6, kemudian
pelaksanaan timbang terima bisa berjalan dengan luwes dan baik, kami
adakan pembelajaran roleplay timbang terima sebelum ke pasien.
Timbang Terima
Efektifitas Pengunaan Timbang Terima Menggunakan
Format SBAR
Format SBAR
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

pagi siang malam

Berdasarkan diagram di atas dapat di jelaskan dari 21 kali penulisan SBAR selama 8 hari
didapatkan 14 kali bernilai baik dengan hasil presentase rata-rata sebanyak 80% selama proses
komunikasi SBAR berlangsung sudah bernilai baik dan sesuai SOP. Cara penulisan dan
pengunaan SBAR sudah baik dan sesuai dengan SOP pengisian SBAR yang berlaku. Penilaian
komunikasi SBAR ini menggunakan lembar narasi sesuai panduan yang setiap hari di observasi
tim penanggungjawab/ supervise. Diagram juga didapatkan penurunan pada tanggal 02, 04, dan
07 Mei 2019. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena mahasiswa harus berfokus sementara
dengan persiapan roleplay yang akan dilaksanakan atau mahasiswa belum memahami cara
pengisian SBAR yang sesuai, namun dengan berjalanya waktu dan evaluasi penulisan SBAR
sudah berjalan sangat baik dan benar.
Hambatan
Selama pelaksanaan dalam penulisan dan pengunaan form SBAR mahasiswa tidak
mengalami kesulihatan yang berarti hanya menemukan kendala pada awal saja
yaitu mahasiswa masih hanya menuliskan assesment dimana pada bagian ini
seharusnya dalam penulisannya menjelaskan justifikasi dari masalah yang di derita
pasien tetapi pada aplikasinya dalam meberikan justifikasi masalah kurang
mengkerucut dan general, dan tanda tangan sering kali di lewatkan oleh
mahasiswa.
Solusi
Setiap pergantian operan sift untuk menyamakan dalam pengunaan
dan penulisan SBAR setiap hari ada yang bertangung jawab
sebagai pengawas dan pemberi pengarahan dalam penulisan dan
pengunaan SBAR hal itu bertujuan untuk menjaga persamaan
dalam mengisi form SBAR Hal ini tim audit dan
penanggungjawab pelaksanan kegiatan harian sudah melakukan
supervisi kepada rekan-rekan yang belum tepat melakukannya.
Supervisi
120%

98%
100% 94% 92% 91%
88% 88% 88%
84%
80%
67%

60%

40%

20%

0%

timbang terima discharge planning manajemen nyeri perawatan infus injeksi intravena tekanan darah nadi RR suhu

Berdasarkan diagram diatas untuk keseluruhan kegiatan supervisi didapatkan skor rata-
rata 88% didapatkan mahasiswa perawat yang melakukan supervisi di ruang kelolaan.
Pada saat supervisi timbang terima didapatkan nilai rata-rata 94% dengan kategori baik, yaitu secara
keseluruhan mahasiswa sudah melakukan timbang terima sesuai dengan SOP. Sedangkan, pada
pelaksanaan discharge planning didapatkan nilai rata-rata 67% dengan kategori cukup, yaitu
mahasiswa tidak memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi dan tidak menghubungi petugas
ambulans.
Tindakan mengobservasi TTV meliputi pengukuran tekanan darah dengan hasil rata-rata
92%, pengukuran nadi dengan rata-rata 91%, pengukuran respiratory rate dengan rata-rata 88%, dan
pengukuran suhu tubuh dengan rata-rata 84% sehingga didapatkan hasil rata-rata akhir secara
keseluruhan adalah 89% dengan kategori baik, dimana dalam persiapan alat kurang lengkap yaitu
seperti stetoskop, formulir observasi, dan tidak mengeringkan ketiak pasien menggunakan tissue saat
pengukuran suhu tubuh.
Kendala/ Hambatan
Pelaksanaan supervisi dari 9 SOP yang sudah dilakukan
dikatakan sudah memenuhi kriteria baik namun masih
ada beberapa mahasiswa yang tidak melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang ada
misalnya observasi TTV dimana persiapan alat yang
digunakan saat mengobservasi TTV tidak lengkap,
pelaksanaan injeksi intravena yang kurang dalam
meminta bukti pemberian injeksi kepada keluarga
pasien atau pasien dan tidak menggunakan
handscoon, serta kegiatan supervisi tidak dilakukan
terjadwal namun sewaktu – waktu dan tanpa
pemberitahuan kepada anggota yang disupervisi.

Rencana tindak lanjut


Melakukan sosialisasi kepada perawat agar
membaca SOP terlebih dahulu sebelum
melakukan tindakan keperawatan dan
melakukan demontrasi langsung pada tindakan
tersebut yang dipimpin oleh kepala ruangan.
Ronde Keperawatan

120%
100% 100%
100%

80% 75%

60%

40%

20%

0%

PRA RONDE PELAKSANAAN PASCA RONDE

Berdasarkan diagram diatas untuk keseluruhan kegiatan role play ronde keperawatan didapatkan skor
rata-rata mahasiswa perawat yang melakukan ronde keperawatan diruang kelolaan didapatkan nilai rata-
rata 92% dengan kategori baik, yaitu tim penanggung jawab ronde keperawatan sudah melakukan sesuai
dengan SPO dari literatur. Pada saat pra ronde sudah dilakukan dengan prosentase 100% kategori baik,
pada pelaksanaan sudah mendapatkan hasil 100% dengan kategori baik, Sedangkan, pada pelaksanaan
pasca ronde didapatkan nilai 75% dengan kategori cukup, yaitu tim penanggung jawab ronde
keperawatan tidak merekomendasikan intervensi keperawatan.
Hambatan
1. Pasien yang akan kami jadikan objek ronde keperawatan sempat berganti karena pasien pulang.
2. Tidak terdapat form ronde keperawatan SPO dan Alur Ronde Keperawaran di RS Sido Waras sehingga
role play ronde keperawatan menggunakan teori literatur buku Manajemen Keperawatan Nursalam tahun
2015
3. Tim ahli gizi tidak hadir dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4. Pada saat pra ronde dan awal pelaksanaan keluarga pasien hadir sebentar namun saat ditengah kegiatan
ronde keperawatan keluarga pasien tidak mengikuti kegiatan ronde keperawatan karena kurangnya tim
penanggung jawab ronde keperawatan mengikut sertakan secara optimal keluarga dalam pelaksanaan
ronde keperawatan,
5. Ruang yang digunakan untuk ronde tidak sesuai seperti nurse station karena penanggung jawab ronde
adalah mahasiswa jadi penjelasan masalah dipaparkan ditempat presentasi bukan di Nurse Station yang
sesungguhnya

Solusi
Penanggung jawab ruangan membentuk tim ronde keperawatan agar terlaksana MPKP diruangan
dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat, menjalin kerja
sama tim, menciptakan komunitas keperawatan professional. Kepekaan dan cara berpikir kritis
perawat akan tumbuh dan terlatih melalui sesuatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep
teori secara langsung pada kasus nyata. Membentukan tim ronde yang dapat melibatkan perawat
dalam ronde keperawatan, dimana staf diberdayakan pengetahuan dan keterampilannya. Sehingga
pada saat pelaksanaan ronde keperawatan perawat dapat memberikan masukan dan saran demi
peningkatan pelayanan keperawatan dan merekomendasikan kepada pihak RS untuk dilakukan dan
dijadwal adanya kegiatan MPKP yaitu ronde keperawatan untuk meningkatkan kepuasan pasien
dalam pelayanan serta dapat memberikan pelatihan MPKP, dan segera membentuk SPO dengan
kondisi sesuai yang ada dirumah sakit dan dikolaborasi dengan melihat teori yang sudah ada.
Sentralisasi obat
SENTRALISASI OBAT
100% 0% 4% 12% 12% 20% 16% 12% 20%
80%

60%
100% 96% 88% 88% 80% 84% 88% 80%
40%

20%

0%

Dilakukan Tidak Dilakukan

Berdasarkan diagram diatas maka dapat dijelaskan


pelaksanaan sentralisasi obat mulai tanggal 1-8 Mei di Ruang
Perawatan 2 menunjukkan hasil baik dengan rata rata 88 % dalam
pelaksanaan sentralisasi obat yang dilaksanakan sesuai standart
oprasional sentralisasi obat.
 Hambatan
Pelaksanaan Sentralisasi obat dapat
dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat
di RS Sido Waras terutama pada daerah kelolaan
di ruang gajah Mada 5 dan 6, tetapi mahasiswa
masih kurang paham tentang alur sentralisasi
obat yang sesuai dengan SOP.
 Solusi
Melalakukan simulasi berulang untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa
terhadap sentralisasi obat agar bisa
menyamakan persepsi antar mahasiswa untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan..
Discharge Planning

ALUR DISCHARGE PLANNING

INTERVENSI
DISCHARGE
PLANNING

IMPLEMENTASI
ASSESMENT
EVALUASI

Ketua tim
membuat
perencanaan
Hasil pelaksanaan Discharge
planning pada tanggal 1-8 mei 2019

60% 56%

Pelaksanaan Discharge
50% 44%
Planning sudah
40% dilakukan di awal
pasien masuk ruangan,
30%
selama masa
20%
perawatan, dan saat
0%
pasien akan pulang.
10%

0%
BAIK CUKUP KURANG
Hasil penyampaian materi discharge
planning
Berdasarkan hasil pemberian
HEALTH EDUCATION
84%
Health Education pada pasien dan
keluarga di ruang perawatan unit 2
68%
64% di RS SidoWaras Mojokerto bahwa
didapatkan materi yang banyak
dilaksanakan adalah pelaksanaan
cuci tangan (84%), dan kurang
20%
12%
materi gerak aktif dan pasif (8%).
8%
Solusi
 Hambatan Sebelum melakukan discharge
Hambatan kegiatan role planning semua perlengkapan
play Discharge Planning yaitu dipersiapkan leaflet sesuai penyakit
kurangnya persiapan dan dan bagaimana cara perawatan di
koordinasi antar mahasiswa
yang memerankan Discharge rumah. Untuk mengatasi hal tersebut
Planning sehingga terjadi maka setiap hari setelah pemberian
kesalahpahaman tugas dari pendidikan kesehatan, mahasiswa
setiap peran, dilakukan sebagai perawat associate setiap
pengkajian secara menyeluruh
sehingga Discharge Planning pergantian jam dinas, mengevaluasi
hanya terfokus pada satu pemahaman dan hasil penerapan
masalah yaitu nyeri, komunikasi keluarga terhadap pemberian HE yang
kekeluarga kurang optimal sudah pernah disampaikan, dilakukan
sehingga pasien dan keluarga
kurang kooperatif. pengkajian secara menyeluruh tentang
masalah yang terjadi untuk
menentukan prioritas masalah,
menjalin hubungan yang kooperatif
dengan pasien dan keluarga.
Dokumentasi
dilakukan tidak dilakukan

100% 100%
96%
88%
80%

20%
12%
4%
0% 0%

Assesment Diagnosa intervensi implementasi evaluasi


M4 (Money)

Tanggal Jumlah Pasien UMUM Prosentase (%) BPJS Prosentase (%)

01 Mei 2019 7 1 14% 6 86%

02 Mei 2019 6 1 17% 5 83%

03 Mei 2019 7 1 14% 6 86%

04 Mei 2019 9 0 0% 9 100%

05 Mei 2019 7 0 0% 7 100%

06 Mei 2019 10 0 0% 10 100%

07 Mei 2019 10 0 0% 10 100%

08 Mei 2019 10 1 10% 9 90%

Rata-rata 7% 93%

Perbandingan pasien umum dan BPJS kelas 3 di Ruang unit


keperawatan 2 pada tanggal 01 Mei 2019 sampai 08 Mei 2019
0
2
3

1
0.5
1.5
2.5
3.5
Kerapihan penampilan

1
dokter

Kerapihan penampilan

2
perawat/bidan

kebersihan dan

3
kenyamanan kamar
perawatan

kebersihan kamar

4
mandi
Tangible

fungsi fasilitas kamar (

5
Bel panggil, TV, dll )

rasa dan kualitas


M5

6
makanan yang
disajikan
7

Fasilitas Parkir
MARKETING

Petunjuk arah
Assurance
3.05

3
3

2.95
2.92 2.92

2.9

2.85 2.84

2.8

2.75
Penjelasan dokter terhadap kejelasan informasi oleh Peran Pasien/Bidan dalam Penjelasan perawat/bidan
penyakit pasien petugas dan registrasi menjelaskan penyakit dalam memberikan obat

Diagram distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien terhadap


informasi di ruang P2 RS. Sidowaras Mojokerto
Responsiveness

3.3
3.24

3.2 3.16

3.1

2.9
2.84

2.8

2.7

2.6
kecepatan perawat/bidan dalam kecepatan perawat/bidan dalam kecepatan proses pemberian tagihan
menanggapi keluhan pasien menanggap panggilan

Diagram distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien terhadap


kecepatan mahasiswa di ruang P2 RS. Sidowaras Mojokerto
Emphaty

3.2
3.16
3.15
3.12

3.1

3.05

3
3
Series1
2.95
2.92

2.9

2.85

2.8
keramahan petugas keramahan dokter Perhatian dokter terhadap kesabaran perawat dan
informasi di pendaftaran pasien dan keluarga bidan

Diagram tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di


ruang unit keperawatan 2 RS Sido Waras Mojokerto
Indikator Mutu

Kejadian Flebitis
2.5

1.5

0.5

0
Tanggal 01 Tanggal 02 Tanggal 03 Tanggal 04 Tanggal 05 Tanggal 06 Tanggal 07 Tanggal 08

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01-


08 Mei 2019 di Unit Perawatan 2 dari 25 pasien di dapatkan
data dari 25 pasien yang mengalami flebitis ada 5 pasien
dengan presentase 20% dan 20 pasien tidak mengalami
flebitis dengan presentase 80%.
NYERI

12
10
10

8
6
6

4 3

0
ringan sedang berat

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01 juli sampai


08 Mei 2019 di ruang kelolaan pasien rawat inap didapatkan pasien
yang termasuk kategori nyeri ringan sebanyak 6 pasien (31,6%) dan
yang termasuk kategori nyeri sedang sebanyak 10 pasien (52,6%),
kategori berat sebanyak 3 pasien (15,8)
 Solusi

Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan


keperawatan dengan cara mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi serta kolaborasi dengan tim
medis dengan memberikan obat anti nyeri.
ALOS (Avarage Long Of Stay)

ALOS
7

5
JhARI RAWAT

0
Typoid Dizzines+TT Asma
Dispesia Vomiting DM CVA AF Hipertensi Abd.Tumor
Fever H Bronkhial
ALOS 3 4 4 4 6 5 3 4 3 3

Berdasarkan hasil observasi ALOS yang dilakukan di Ruang unit keperawatan 2


didapatkan rata-rata pasien di rawat sebanyak 4 hari. Hal ini mneunjukkan ALOS
dalam kategori baik. Sedangkan menurut Depkes (2005) standart ALOS yaitu
selama 6-9 hari.
Hambatan Dukungan

 Tidak ada hambatan karena  Baiknya mutu di ruangan Unit RS


pengendalian mutu di ruangan Sido Waras adalah hasil dari
Unit RS Sido Waras sudah dukungan dari Kepala Ruangan,
terlaksana dengan baik, hal Clinical Instructure, Pembimbing
tersebut dibuktikan dengan Akademik dan teman – teman
minimalnya angka resiko flebitis yang telah memberi masukan dan
dan nyeri bekerja sama dengan baik. Hal
yang dilakukan adalah dengan
cara mengecek gelang pasien,
mengecek tanggal pemasangan
infus, membantu mobilisasi
pasien, dan mengkaji skala resiko
jatuh setiap kali ada pasien baru.
Penutup
SARAN
 Bagi ruangan:
Bagi perawat di ruangan diharapkan ketika melakukan timbang
terima dapat melakukan timbang terima dengan baik dan sesuai SOP
menggunakan komunikasi SBAR dan saat dilakukan validasi pada pasien
hendaknya perawat juga memperkenalkan diri ke pasien setiap kali shif. Dan
beberapa item sering terlupadi sampaikan seperti : lama hari rawat,serta
diagnose keperawatan yang muncul.

Diharapkan kepala ruangan melaksanakan supervisi nyata secara rutin


setiap hari atau setiap minggu dan terjadwal. Pelaksanaan supervisi pada setiap
tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan
dikomunikasikan sebelum pelaksanaan sehingga perawat pelaksana dapat
mempersiapkan diri. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan di buku supervisi
dan hasilnya di sampaikan kepada perawat yang disupervisi untuk evaluasi
kinerja. Sebaiknya pemberian reward juga penting untuk memberi motivasi kerja
pada staff perawat.
Diharapkan pada pelaksanaan sentralisasi obat sebaiknya di lakukan
dengan optimal, ada beberapa item alur sentralisasi yang sering di lalaikan,
yakni belum di lakukkannya penandatanganan pemberian obat.

Pelaksanaan ronde keperawatan diharapkan dilakukan ketika


ruangan menemukan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh perawat
ruangan dan diharapkan ada jadwal khusus pelaksanaan ronde keperawatan
dengan melibatkan profesi lain diantaranya adalah dokter, farmasi, ahli gizi
atau rehabilitasi medis jika diperlukan. Sebaiknya ronde keperawatn
dilakukan 1 bulan sekali, dan direncanakan. Hal ini bermanfaat sebagai
media pembelajaran dan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan lintas
profesi tentang kasus-kasus berat dan langkah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai