Anda di halaman 1dari 24

PRODI D3 KEBIDANAN

UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

ANGGOTA KELOMPOK 1 :
 BINASIR SURAIYA
 CHINTYA SHANTA SARI
 FITRI ARTHA MEVIA
 LAILATUL MASRIFAH
 NAWANG WULANSARI
 ZENA DEGITA DWI ASTUTI
ORGANEL PRODUKSI PRIA dan
KONSEPSI LAKI-LAKI,WANITA
SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi adalah proses melanjutkan keturunan.


Alat-alat reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk
melanjutkan keturunan.

SISTEM REPRODUKSI PRIA

a.Organ eksterna
-Penis
-Scrotum
b.Organ interna
-Testis
-Epididimis
-Vas deferens
-Vesikula seminalis
-Kelenjar prostat
-Uretra/saluran kencing.
Penis
Penis adalah organ kelamin luar,fungsinya sebagai organ ekskresi,sebagai alat coitus
Uretra terkandung di dalam penis dan menyediakan rute untuk kedua ejakulasi semen
dan ekskresi urin. Secara anatomis, penis terdiri dari akar, tubuh dan kelenjar penis.
Tubuh penis terdiri dari tiga kolom
jaringan erektil: korpus spongiosum yang mengelilingi uretra dan dua lateral corpora cavernosa (
Thibodeau dan Patton 2005). Kolom ini ditutupi dengan kulit dan lapisan subkutan, dan memiliki
suplai darah yang sangat baik. Ujung distal korpus spongiosum mengembang untuk membentuk struktur
segitiga, kelenjar penis, di mana uretra keluar ke bagian luar tubuh (Tortora dan Derrickson 2013). Glans
penis ditutupi oleh lipatan kulit yang longgar yang disebut preputium atau kulup (Watson 2005).

2. Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan
menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.
Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan
pada kulit skrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
ORGAN REPRODUKSI INTERNA
1)Testis

§Jumlah : 2 (kanan dan kiri)


§Letak : di dalam kantong skrotum
§Bentuk : seperti telur
§Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis
§Di testis, terdiri dari 200-300 lobulus dan setiap lobulus terdiri dari 3 tubulus seminiferus
§Testis dibungkus oleh tunika albuginea dan tunika vaginalis, yang memungkinkan masing-masing testis
dapat bergerak bebas di dalam skrotum
§Di dalam tubulus terdapat sel spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli
§Diantara tubulus terdapat sel interstisial leydig.
2)Epididimis

§Epididimis merupakan saluran panjang berkelok-kelok yang menempel di belakang testis


§Panjangnya ± 6 m. epididimis = tempat maturasi spermatozoa berlangsung dan bergerak menuju ke vas
deferens.
Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen.
1. Epididimis menimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai enam minggu. Selama enam
minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi.
2. Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk mendorong
sperma ke dalam duktus eferen.
3)Vas deferens

§Vas deferens merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis
§Merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi.
vas deferens berfungsi sebagai tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani.

4)Vesikula seminalis

§Vesikula seminalis merupakan kantong-kantong kecil yang berbentuk tidak teratur


§Panjangnya 5 – 10 cm
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus
ejakulator. Pasangan yang dipasangkan vesikula terletak di dasar kandung kemih pada dinding posterior
(Clancy dan McVicar 2009). Seminal vesikel berkontribusi sekitar 60% dari volume cairan mani. Sekretnya
adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi menyediakan energi untuk sperma,
prostaglandin untuk meningkatkan pergerakan sperma melalui reproduksi wanita sistem dan asam
askorbat, yang terlibat dalam reaksi metabolik di sitoplasma sperma (Clancy dan McVicar 2009).Setengah
lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
5)Saluran ejakulasi

Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung duktus
deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan
menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih. saluran
ejakulasi berfungsi untuk mengeluarkan spermatozoa agar masuk ke uretra.

6)Kelenjar prostat

Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara ke dalam
uretra prostatic setelah 15 sampai 30 duktus prostatic. Kelenjar prostat mengelilingi uretra di mana ia
meninggalkan kandung kemih. Ini berbentuk donat dan kira-kira sebesar bola golf (Tortora dan Derrickson
2013). Kelenjar prostat tumbuh dengan cepat dari pubertas sampai usia 30 tahun, ketika stabil, tetapi
mungkin mulai membesar lagi pada pria sekitar usia 45 tahun (Tortora and Derrickson 2013). Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang tipis, berwarna seperti susu dan menyumbang hingga 30% dari volume
air mani. Cairan ini berkontribusi pada aktivitas sperma dan membantu mempertahankan motilitas mereka
(Thibodeau dan Patton 2005). kelenjar prostat berfungsi mengeluarkan cairan prostat yang mengandung
enzim hialuronidase.
7)Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.

Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian.
1. Uretra Prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan menerima
sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. bagian ini di kelilingi sfingter uretra
eksternal.
3. Uretra penis (kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan erektil bersepon (korpus spongiosum).
Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans
penis.
uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang
urine dari kantung kemih.
Fisiologi Reproduksi Laki-Laki

a. Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa


dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari)

o Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus. Spermatogonia


berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer
o Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk dua spermatosit
sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit sekunder menghasilkan empat spermatid.
o Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma). Panjang
spermatozoa matur mencapai 60 µm. Sperma matur memiliki satu kepala, satu badan, dan satu flagellum
(ekor).
o Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim yang diperlukan
untuk menembus ovum.
o Badan mengandung mitokondria yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan.
o Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).
b. Sel Sertoli menyebar dari epitelium sampai lumen tubulus. Fungsi-fungsinya antara
lain

o Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisi spermatozoa dalam
proses pematangan.
o Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian,
o Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespon folikel stimulating
hormone (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior
o Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek umpan balik
negatif terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
o Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membrane sel yang
penting untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik laki-laki.
c. Sel Intertisial (leydig) mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-
sel intertisial ini menghilang enam bulan setelah lahir dan muncul kembali saat memulai
pubertas karena pengaruh hormone gonadotropin dari kelenjar hipofisis.
d. Proses spermatogenesis

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n). Secara mitosis, spermatogonium
akan berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi
spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan
bersifat haploid (n). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid
yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang
bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses
ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses
spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan
lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar
menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari
kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup
dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian
kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan
ini juga mengandung enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan
lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi
untuk menggerakkan ekor sperma.
Mekanisme Ereksi Penis

Ereksi adalah slah satu fungsi vascular korpus karvenosum dibawah pengendalian SSO.

Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan konstriksi
sebagian organ ini, sehingga aliran darah yang melalui penis tetap dan hanya sedikit
darah yang masuk kesinusoid kavernosum.
Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan vasodilatasi
arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan
yang dapat didrainase vena.
Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang
dikelilingi tunika albuginea non distensi.
Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri dan
darah akan mengalir ke vena untuk dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami
detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak.
Enjakulasi

Ejakulasi adalah proses dimana terjadinya pengeluaran semen oleh saluran reproduksi
pria.Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan.

o Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang saraf spinal
lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam
duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan sperma di
sepanjang saluan.
o Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot
bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
o Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk
keluar
Kuantitas dan kompoisi semen

o Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml; rata – rata 3 ml. Semen terdiri
dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml; volume sperma
mencapai 5% volume semen.
o Semen diejakulasi dalam bentuk cairan kental berwarna abu – abu kekuningan
dengan pH 6,8 sampai 8,8. Cairan ini segera berkoagulasi setelah ejakulasi dan mencair
dengan spontan dalam 15 sampai 20 menit.
o Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan sekresi
kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikel
seminalis.
o Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat tambahan
seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim, vitamin, dan sejumlah hormon
steroid serta gonadrotropin dalam konsentrasi yang berada dengan yang ada di plasma
darah.
Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Laki-Laki

1. Hormon testikular. Androgen utama yang diproduksi testis adalah testosteron. Testis
juga mensekresi sedikit androstenedion, yaitu prekursor untuk estrogen pada laki – laki,
dan dihidro-testosteron (DHT) yang penting untuk pertumbuhan pranatal dan
diferensiasi genitalia laki – laki.
2. Hormon hipofisis dan hipotalamus mengendalikan produksi androgen dan fungsi
testikuler.

a) Gonadotropin hipofisis. Folicle stimulating hormone (FSH) memiliki reseptor pada sel tubulus
seminiferus dan diperlukan dalam spermatogenesis. Luteinizing hormone (LH) memiliki reseptor pada
sel interstisial dan menstimulasi produksi serta sekresi testosteron. LH juga disebut ICSH (interstitial cell
stimulating hormone) atau hormon perangsang sel interstisial pada laki – laki.
b) Hipothalamic gonadotropin releasing hormone (GnRH) berinteraksi dengan testosteron, FSH, LH,
dan inhibin dalam mekanisme umpan balik negatif yang mengatur sintesis dan sekresi testosteron.
Proses Perkembangan Embrio Pada Manusia
Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan ( sperma ) dengan inti set gamet betina (
ovum ). Jutaan sel sperma yang masuk ke dalam organ reproduksi betina, hanya aka nada satu sel yang
bersatu dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi maka sel sperma lainnya akan mengalami
penghancuran oleh sel-sel darah putih ( leukosit ). Tahap penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan satu
sel dengan inti diploid ( 2n ) zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia.

Pembelahan ( Cleavage )

Tidak lama setelah terbentuk zigot maka sel ini akan langsung beranjak ke tahap pembelahan yang
membentuk banyak sel. Pembelahan yang berlangsung ialah pembelahan mitosis yang berlangsung
sangat cepat diawali dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan sterusnya hingga terbentuk
morula ( tahap 32 sel ).
Blastulasi

Dalam tahap blastulasi ini merupakan tahap pembentukan blastula ( bola berongga ) dari morula ( bola
padat ). Pada tahap sebelumnya zigot membelah membentuk banyak sel ( sampai 32 ) yang disebut
morula. Tahap morula ialah tahap 32 sel-sel zigot yang tersusun padat. Yang kemudian tiap-tiap sel akan
terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai
angka 64 sampai 100 sel. Ukuran sel-selnya makin kecil ( ukuran bolanya sama ), yang membedakan
tahap morula dengan blastula ialah jumlah sel dan terdapatnya rongga pada tahap blastula yang disebut
blastosol.

Gastrulasi

Tahap gastrulasi, tahap pembentukan gastrula yaitu pembentukan tiga lapisan embrionik pada embrio.
Lapisan embrionik merupakan lapisan lembaga yang akan berkembang menjadi organ-organ dalam
embrio manusia. Gastrulasi ditandai dengan reorganisasi lapisan sel-sel pada tahap blastula. Sel-sel
blastula akan melakukan pergerakan morfogenetik yang sedemikian rupa, hingga memungkinkan sel-sel
yang berjauhan pada tahap blastula menjadi sel-sel yang berdekatan pada tahap gastrulasi. Pergerakan
sel-sel blastula pada tahap ini diawali dengan gerakan invaginasi atau pelekukan ke dalam. Gerakan ini
menyebabkan migrasi sel-sel yang awalnya terletak di luar menjadi tersusun di bagian dalam. Pergerakan
sel-sel ini menyebabkan rongga blastosol menghilang namun terbentuk rongga arkenteron.
Neurulasi

Dalam tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap gastrulasi. Pada tahap
neurulasi merupakan tahap pembentukan corda saraf ( notocord ) yang merupakan ciri utama dari hewan
vertebrata, notocorda dibentuk dari interaksi induksi antara lapisan ectoderm dengan lapisan mesoderm
didalamnya. Induksi antar lapisan ini menyebabkan sel-sel ectoderm bergerak sehingga terbentuk
notocorda yang memanjang. Untuk selanjutnya notocorda ini akan berkembang menjadi sistem saraf
pusat ( perkembangan otak ). Intinya tahapan neurulasi diindikasikan dengan terbentuknya lempeng saraf
( notocorda ) pada lapisan ektoderm.
Organogenesis
Tahapan organogenesis merupakan tahapan pembentukan organ yang berkembang dari lapisan
embrionik yang terbentuk pada tahap gastrula berikut organ-organ yang berkembang dari lapisan
embrionik.
Ektoderm
Lapisan yang paling luar, lapisan ectoderm akan berkembang menjadi sistem integument ( kulit dan
derivatnya ) serta penyusun sistem saraf termasuk indera.
Mesoderm
Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti sistem sirkulasi, jaringan ikat, sistem
reproduksi, otot dan lainnya kecuali sistem pencernaan dan pernapasan.
Endoderm
Lapisan paling dalam dari lapisan ini akan terbentuk organ-organ penyusun sistem pencernaan meliputi
saluran dan kelenjar pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan juga berkembang dari lapisan ini

Anda mungkin juga menyukai