Anda di halaman 1dari 50

Vitamin B12

Urutan Menurunnya Massa Kelimpahan Unsur-unsur


Bumi Manusia
Kerak Bumi Lautan
O O H
Si H O
Al Cl C
Fe Na N
Ca Mg Na
Mg S K
Na Ca Ca
K K Mg
Ti C P
H Br S
P B Cl
Shriver and Atkins, Inorganic Chemistry
• Keberadaan unsur-unsur dalam tubuh manusia tidak
sama dengan yang terdapat di kerak bumi maupun di
lautan.
• Ada unsur yang meruah di kerak bumi namun terdapat
keberadaannya sedikit dalam tubuh mamalia.
• Di sisi lain, beberapa unsur yang berada hanya dalam
jumlah jejak dalam kerak bumi justru memainkan
peran sentral dalam perjuangan suatu makhluk hidup
untuk mencapai kesetimbangan, contohnya: tembaga
dan selenium.
• Ada contoh yang menarik perhatian dari satu unsur,
yaitu kobal, yang terdapat hanya pada satu senyawa
dalam biokimia, yaitu dalam koenzim B12.
• Beberapa unsur, seperti berilium, talium, dan uranium
belum diketahui perannya dalam proses-proses
biokimia.
Shriver and Atkins, Inorganic Chemistry
• Kimia Bioanorganik, bidang ilmu kimia yang
mempelajari unsur-unsur dalam makhluk hidup,
merupakan salah satu bidang ilmu kimia yang paling
pesat perkembangannya.
• Unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh makhluk
hidup banyak diperoleh dari makanan.
• Ketika kekurangan sejumlah tertentu suatu unsur,
akan menyebabkan berkurangnya fungsi organ
tubuh.
• Sebaliknya, penambahan suatu unsur tertentu dari
luar tubuh dapat mengembalikan suatu organisme
ke keadaan yang sehat.
• Ada 14 unsur kimia yang diperlukan oleh organisme
hidup dalam jumlah tertentu (Gambar 1)
Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry
Gambar 1 Unsur-unsur yang diperlukan oleh organisme
hidup dalam jumlah besar (hitam) dan dalam
jumlah sangat sedikit atau ultratrace (abu-abu).

Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry


• Unsur-unsur yang diperlukan dalam jumlah
yang besar oleh tubuh mudah ditentukan.
• Namun merupakan suatu tantangan untuk
menentukan unsur-unsur yang diperlukan
dalam jumlah yang sangat kecil (ultratrace),
karena hampir tidak mungkin untuk
memisahkannya dari kandungan makanan
untuk menguji efek defisiensinya.

Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry


• Sampai sekarang, ada 12 unsur tambahan yang
telah terbukti diperlukan untuk hidup sehat.
• Sangat mengejutkan bahwa tubuh kita
memerlukan lebih dari seperempat unsur-unsur
stabil untuk fungsi organ tubuh yang sehat.
• Kadar beberapa unsur ultratrace yang tepat
untuk makhluk hidup masih belum diketahui.
• Sejalan dengan tehnik-tehnik biokimia yang
semakin berkembang, kemungkinan lebih banyak
lagi ditemukan unsur-unsur yang diperlukan oleh
makhluk hidup untuk menambah daftar unsur-
unsur yang sudah ada.
Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry
• Hampir semua unsur-unsur yang esensial bagi
makhluk hidup diperlukan dalam suatu jumlah
yang optimum, dimana ketika jumlahnya di
bawah atau di atas jumlah optimum tersebut,
menyebabkan efek yang merugikan. Prinsip ini
dikenal sebagai aturan Bertrand (Gambar 2).
• Banyak orang menyadari aturan Bertrand
dalam konteks kebutuhan unsur besi, dimana
dalam jumlah yang sangat sedikit dapat
menyebabkan anemia namun mengkonsumsi
pil suplemen besi dalam jumlah banyak
menyebabkan kematian.
Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry
Gambar 2 Variasi respon dengan dosis
asupan unsur-unsur.

Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry


• Kadar optimum unsur-unsur yang diperlukan
tubuh bervariasi untuk setiap unsur.
• Salah satu unsur yang diperlukan dalam jumlah
sedikit adalah selenium, dimana kadar
optimumnya antara 50-200 μg/hari. Kurang dari
10 μg/hari akan menyebabkan permasalahan
kesehatan yang serius, sedangkan kematian akan
terjadi pada tingkat asupan di atas 1 mg/hari.
• Beruntung pada kebanyakan orang, melalui
asupan makanan yang normal, tingkat selenium
berada pada kadar yang diperlukan tubuh.

Canham and Geoffrey, Descriptive Inorganic Chemistry


Unsur-unsur Penting yang Banyak
pada/bagi Tumbuhan & Hewan
Unsur-unsur Penting yang Jarang pada/bagi Tumbuhan & Hewan
Aspek Biologis Ikatan Hidrogen

Interaksi ikatan hidrogen antara fragmen timin


dan adenin dari dua untai dalam molekul DNA.
Gambar 6 Interaksi ikatan hidrogen antara fragmen timin
dan adenine dari dua untai dalam molekul DNA.
Uji Nyala Unsur Golongan 1 (IA)

Warna nyala: (a) Natrium, (b) Kalium, dan (c) litium


Uji Nyala Unsur Golongan 2 (IIA)

Warna nyala: (a) Kalsium, (b) Stronsium, dan (c) Barium


Aspek Biologis Magnesium
• Aspek biokimia Mg  Fotosintesis  klorofil
Aspek Biologis Klorin

Struktur molekul Diklorodifeniltrikloroetana (DDT)


Aspek Biologis Iodin

Struktur molekul tiroksin


Aspek Biologis Merkuri
• Symptom keracunan metilmerkuri 
pertama kali terjadi di Jepang  limbah
merkuri dari tanaman diubah oleh bakteri di
laut Minamata (suatu area pemancingan
ikan) menjadi senyawa organomerkuri
CH3HgSCH3  diserap ikan  menyebabkan
penyakit Minamata.
• Keracunan fungisida organomerkuri  di
perkebunan gandum di Irak  gandum
digunakan membuat roti  450 orang
meninggal dan lebih dari 6500 menderita
kerusakan sistem syaraf.
Aspek Biologis Zink
• Zink  unsur terpenting bagi kehidupan
nomor dua setelah besi.
• Lebih dari 200 enzim zink teridentifikasi
dalam makhluk hidup beserta
mekanismenya.
• Contoh: Zn(II)  terikat dalam enzim 
karbonat anhidrase, karboksipeptidase,
alkohol dehidrogenase.
• Kekurangan zink  menimbulkan
penyakit, seperti: lemah, letih, dan lesu.
Aspek Biologis Zink

Mekanisme aksi karboksipeptidase


Aspek Biologis Zink

Mekanisme karbonat anhidrase


Aspek Biologis Besi
Aspek Biologis Besi

Struktur hemoglobin
Aspek Biologis Kobal
 Kobal terdapat dalam
koenzim B12 
glutamat mutase,
dioldehidrase,
metionin sintetase
 Kobal(II) nonkorin 
dipeptidase

Koenzim B12
Aspek Biologis Nikel, Platinum, Tembaga, Perak, & Emas
Nikel terikat pada beberapa sistem enzim dalam bentuk
kompleks porpirin.
Kompleks platinum: PtCl2(NH3)2 dan PtCl4(NH3)2 digunakan
dalam terapi kanker.
Cu terkandung dalam enzim tirosinase, amina oksidase, lakase,
askorbat oksidase, seruloplasmin, superoksida dismutase,
plastosianin.
Kelebihan Cu  Wilson’s disease  penyembuhan dengan
terapi khelat
Ion perak  bakterisida, larutan perak nitrat diteteskan pada
mata bayi yang baru lahir untuk mencegah infeksi.
Senyawa emas, seperti obat auranofin  digunakan untuk
terapi rheumatoid arthritis.
Aspek Biologis Teknetium
Teknetium  digunakan sebagai radiofarmasi diagnostik 
diberikan kepada pasien untuk mendapatkan gambaran
organ-organ atau jaringan-jaringan di dalam tubuh.
Untuk mendapatkan gambaran tsb., diperlukan isotop yang
memancarkan sinar-. Radioisotop ini harus memiliki waktu
paruh yang pendek, sehingga setelah injeksi, konsentrasi
tinggi radiasi-, yang membuat detektor dapat menyediakan
high-resolution image (gambaran dengan resolusi tinggi),
dapat terpancar dengan cepat yang dapat meminimalisasi
kerusakan akibat radiasi pada tubuh pasien.
Namun dengan waktu paruh yang pendek, berarti hanya
sedikit waktu yang diperlukan untuk membawa suatu isotop
radioaktif ke rumah sakit.
Aspek Biologis Teknetium
•  isotop teknetium yang sering digunakan  memiliki
99Tc

waktu paruh selama 6 jam  dihasilkan dari isotop


molibdenum, 99Mo, yang memiliki waktu paruh cukup
panjang, yaitu 67 jam.
• Molibdenum disuplai sebagai ion molibdat, MoO4-, yang
terserap pada permukaan kolom alumina (Al2O3). Ketika
larutan NaCl dilewatkan ke dalam kolom, ion molibdat yang
sukar larut tertinggal di alumina, sedangkan ion perteknat,
TcO4-, yang terbentuk dari peluruhan larut. Ion ini diubah
menjadi kompleks tertentu yang mengikat sisi atau organ
tertentu.
• Contoh: kompleks teknetium fosfat terabsorpsi pada tulang
 digunakan untuk menjejak tumor tulang.
SULFUR & FOSFOR
1. Pendahuluan
Sulfur
sangat penting bagi semua organisme hidup
Fosfor
pengganti oksigen oleh beberapa bakteri
Sulfur
mediator redoks dan fasilitator reaksi-reaksi
kimia (gugus tiol)
Membantu mengatur aktivitas
Ester protein fosfat metabolik dan menengahi (hasil
antara) peristiwa-peristiwa
Fosfor hormonal dalam sel
Ester gula fosfat
mengaktifkan gula dalam pemecahan
Fosfodiester metabolik dan merupakan komponen
dari nukleotida

menghubungkan nukleotida-nukleotida ketika DNA atau RNA


terpolimerisasi dan membentuk struktur bermakna
2. Struktur Kulit Elektron & Valensi
Fosfor baris ketiga dibawah nitrogen
15 e- dalam kulit elektron
Pada tabel periodik Valensi 3 & 5
Sulfur baris ketiga dibawah oksigen
16 e- dalam kulit elektron
Valensi 2, 4, & 6

Fosfor Sulfur
3. Sulfur
Tanaman Anion Sulfit
Sumber sulfur oksi
Mikroba Sulfat
sulfur

Hujan Asam SO2 + H2O H2SO3

Reaksi kesetimbangan Asam Sulfit


H2SO3 H+ + HSO3- 2H+ + SO32-
PK1 = 1,8
(pada 25oC)
PK2 = 6,92
Pembentukan Sulfur Trioksida 2SO2 + O2 2SO3
Reaksi Sulfur Trioksida dan Air SO3 + H2O H2SO4

Reaksi kesetimbangan Asam Sulfat


H2SO4 H+ + HSO4- 2H+ + SO42-
Asam Sulfat Hampir selalu digunakan pada
Pabrik Kimia
Asam kuat
HSO4- Asam lemah, pK2 = 1,92
Pembentukan Ester Sulfat Komponen beberapa
ROH + SO42- ROSO3- + OH- glikosaminoglikan

Chondroitin sulfat Keratan sulfat Heparin sulfat


(komponen tulang rawan) (komponen tulang rawan) (antikoagulan)
Siklus Sulfur

Tanaman, mikroorganisme
Reduksi

Desulfovibrio
Sulfat Sulfat tereduksi
Oksidasi Bakteri sulfur Rantai makanan
Ekskresi
Sulfat tereduksi Dekomposisi
Hewan
4. Gugus Tiol

C S
C O

Metanol Metanatiol

Dua gugus tiol dapat teroksidasi membentuk suatu


ikatan kovalen yang menghubungkan dua atom sulfur
(jembatan disulfida):
R – S – H + R’ – S – H R – S – S – R’ + 2H+ + 2e-
Glutation
Molekul glutation berperan penting dalam menjaga
keseimbangan sel biologis Mencegah dari bahaya
peroksida yang reaktif
(R–O–O–H) yang terbentuk
sebagai hasil dari reaksi
oksidasi sel
2 glutation – SH + ROOH glutation – S – S – glutation + ROH + H2O
Produk reaksi ini adalah alkohol yang kurang reaktif dan
tidak berbahaya. Glutation tereduksi secara enzimatis
untuk menjaga rasio sel reduksi ke oksidasi 500:1.
5. Ester Tiol

Tiol dapat bereaksi dengan asam organik membentuk


tioester:

RSH + HOOCR’ RSCOR’ + H2O


Tiol Asam Tioester
organik

Sel hidup menggunakan tioester sebagai hasil antara


dalam reaksi kimia.
Ini berarti tiol seperti koenzim A digunakan untuk
membentuk tioester sebagai hasil antara dalam
berbagai reaksi biokimia.
Senyawa Biologis Sulfur Lainnya

Molekul penyebab iritasi pada


mata oleh bawang putih
6. Fosfat, Pirofosfat, & Polifosfat
Fosfat dalam biosfer terdapat dalam bentuk anion.
Anion fosfat, PO43-, mempunyai valensi lima dan
membentuk struktur tetrahedral.
O

P
O O
O
Atom hidrogen dalam asam fosfat terdisosiasi dalam
3 tahap: yaitu pada pK1 = 2,2; pK2 = 7,2; pK3 = 12,4. pK2
yang bernilai netral menjadikan fosfat berguna sebagai
bufer untuk berbagai aplikasi biologis.
Pirofosfat terbentuk dari dua fosfat yang dihubungkan
dengan jembatan oksigen antara dua atom fosfor
(ikatan fosfoanhidrida) .
O O

H O P O P O H

O- O-

Pirofosfat digunakan sebagai bufer pada pabrik roti


untuk membantu proses peragian.

Fosfat dapat bereaksi dengan pirofosfat membentuk ion


trifosfat. Polifosfat dan esternya digunakan untuk
memperkaya fosfat dalam pupuk sehingga menghasilkan
superfosfat.
7. Ester Fosfat
Ester fosfat dapat dibentuk oleh reaksi antara alkohol
dan fosfat:
ROH + HOPO32- ROPO32- + H2O
Ester fosfat mempunyai struktur yang mirip dengan
ester organik:
O O

R O P OH R O C R'

OH

Ester fosfat dapat mengalami esterifikasi lebih lanjut


membentuk fosfodiester.
Fosfodiester terdapat dalam nukleotida siklik seperti
cAMP dan cGMP sebagai pesan genetik.
Fosfodister juga penting sebagai jembatan antara
nukleotida-nukleotida dalam DNA dan RNA.
Jembatan fosfodister membentuk bagian yang bersifat
hidrofilik dalam fosfolipid pada membran biologis.

Diasilgliserol terdiri dari satu gugus hidroksil bebas


yang dapat mengalami reaksi esterifikasi dengan fosfat
membentuk asam fosfatidat.
Diasilgliserol + fosfat Asam fosfatidat + air
Oksigen ester fosfat dapat mengalami esterifikasi lebih
lanjut dengan alkohol, misalnya etanolamina
membentuk suatu fosfolipid yaitu fosfatidiletanolamina:
Asam fosfatidat + etanolamin Fosfatidiletanolamina + air
Gambar
Bagian Tabel Periodik
Sulfur & Fosfor
Struktur Chondroitin sulfat

CH2OSO3-
COO- OH O
O
O
OH
NHCOCH3
OH
n
Struktur Keratan sulfat

CH2OH CH2OSO3-
OH O O
O
OH

OH NHCOCH3
n
Struktur Heparin sulfat

COO-
O
NHSO3-
OH
O
OH
OSO3- O
CH2OSO3-
n
Daftar Pustaka
- Canham, R. and Geoffrey, 2000, Descriptive
Inorganic Chemistry, second edition, W. H.
Freeman and Company, New York.
- Sutton R., Rockett B., and Swindells P., 2003,
Chemistry for the Life Sciences, Taylor & Francis
Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai