Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus Akut

Demam Tifoid

Oleh
Muhamad Nasir Indrawan

Pembimbing
dr. Masrini
Dr. Dede S
• Identitas Pasien
– Nama : Ny. A
– Usia : 56 Tahun
– Alamat : Slangit
– Jenis kelamin : Wanita
– Suku : Jawa
– Agama : Islam
– Pendidikan : SMP
– Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2019
• Keluhan Utama
Demam naik turun sejak 7 hari yang lalu
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Bangodua dengan keluhan
Demam. Pasien demam sejak 7 hari yang lalu, Demam dirasakan
naik turun. Demam naik secara bertahap lalu menetap selama
beberapa hari. Demam dirasakan terutama pada sore atau malam
hari dan turun pada pagi hari. Pasien sudah pernah berobat
sebelumnya namun demamnya tak kunjung sembuh. Demam juga
disertai mual, dan muntah yang dirasakan sejak kurang lebih 3 hari
yang lalu, pasien muntah setiap kali makan kurang lebih sebanyak
3x dalam sehari, berisi cairan dan makanan yang dikonsumsi oleh
pasien. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri perut sejak 3 hari
yang lalu, Nyeri dirasakan disekitar ulu hati. Pasien mengeluh
badannya terasa lemas dan sakit kepala..
Tidak ada keluhan menggigil dan berkeringat. Mimisan, gusi
berdarah, ruam kemerahan pada kulit disangkal pasien. Pasien
belum BAB selama 3 hari. BAK pasien normal, warna kuning jernih,
tidak nyeri saat BAK dan BAK dapat keluar dengan lancar.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami hal serupa.
• Riwayat Pribadi Sosial dan Ekonomi
Pasien tinggal dengan suami dan 3 anak dalam 1 rumah
Rumah tinggal di tempat padat penduduk, rumah tampak
bersih dan tertata rapih
Sumber air minum air sanyo
Sering membeli makanan jadi yang dibeli disekitar rumah
Pendapatan pasien menetap dari hasil pertanian
• Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi : 118 x/menit reguler
RR : 22 x/menit, reguler
Suhu : 37C
• Status Generalis
• Kulit : pucat (-), sianosis (-)
• Kepala : normochepal, rambut hitam, tidak
mudah dicabut
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), mata cekung(-/-)
• Telinga : sekret (-), membran timpani intak
• Hidung : sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
• Mulut : sianosis (-), faring hiperemis (-), Tonsil
T1-T1, gusi berdarah (-)
• Lidah : Kotor di sentral (+) tepi tampak
hiperemis (+)
• Leher : pembesaran KGB (-)
• Pulmo
• Anterior
• Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-) vokal fremitus dextra=sinistra
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru, dextra = sinistra
• Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)

• Posterior
• Inspeksi : gerak simetris
• Palpasi : nyeri tekan (-) vokal fremitus dextra=sinistra
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru, dextra = sinistra
• Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)
• Cor
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra kuat angkat
• Perkusi : batas kiri jantung ics 5 LMCS, batas
kanan jantung ics 4 LPSD, batas pinggang
jantung ics 2 LPSS
• Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler,
gallop (-), murmur (-)
• Abdomen
Inspeksi : datar, inflamasi (-), distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) 20x/menit
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+),
hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali
cepat
Ekstremitas :
akral hangat, sianosis (-), capillary refill <2 detik
• RESUME
Pasien febris sejak 7 hari yang lalu, naik turun. Mual, muntah,
sejak 3 hari yang lalu sebanyak 3x dalam sehari. Nyeri abdomen (+)
regio epigastrium sejak 3 hari yang lalu disertai malaise dan
sefalgia. Atralgia atau mialgia tidak ada. Tidak menggigil dan
berkeringat. Mimisan, gusi berdarah, ruam kemerahan pada kulit
tidak ada. BAB pasien normal, warna kuning kecoklatan, tidak ada
darah, lunak. BAB terakhir kemarin pagi. BAK normal, warna kuning
jernih, tidak nyeri saat BAK dan BAK dapat keluar dengan lancar.
Pasien tidak ada riwayat bepergian ke daerah di luar jawa. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu yaitu 37C, lidah
kotor di sentral, tepi hiperemis, dan nyeri tekan epigastrium.
Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang
(-)
• Diagnosis Kerja
Demam Tifoid
• TATALAKSANA
• Non-farmakologi :
Bedrest
Minum air putih yang banyak untuk menjaga cairan dalam
tubuh
• Farmakologi :
Domperidone 3 x 10 mg PO
Kloramfenikol 4 x 500 mg PO selama 10 hari
Paracetamol 3 x 500 mg PO
• Edukasi
Mengkonsumsi makanan yang lunak dan mudah dicerna
Mengkonsumsi makanan yang higienis
Memasak air sampai mendidih
Mencuci tangan sebelum makan
• Edukasi
Mengkonsumsi makanan yang lunak dan mudah
dicerna
Mengkonsumsi makanan yang higienis
Memasak air sampai mendidih
Mencuci tangan sebelum makan
• Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Que ad santionam : dubia ad bonam
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
DIAGNOSIS HOLISTIK
• Aspek personal
Pasien datang dengan tujuan agar keluhan yang pasien rasakan dapat
sembuh
• Aspek klinik
Demam Tifoid
• Aspek risiko internal
Pendidikan pasien yang rendah
Sering membeli dan mengkonsumsi makan-makanan jadi yang tidak
higienis.
Jarang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan.
• Aspek psikososial
Disekitar rumah pasien banyak terdapat warung makan yang tidak
higienis.
Sumber air yang kurang bersih.
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN
(Planning)
No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Keterangan
diharapkan
1 Aspek Pasien 7 hari  Kesembuhan Pemberian obat
pada pasien
personal: - Kloramfenicol 4 x 500mg
 Pasien kembali
Demam ke puskesmas - Paracetamol 3 x 500mg
Tifoid atau ke rumah - Domperidon 3 x 10 mg
sakit jika tidak
Evaluasi mengenai
sembuh
- Demam hilang
- Mual muntah hilang
-Gangguan rasa nyeri hilang
- Pasien dapat melakukan aktifitas
- Pengetahuan klien bertambah.
2 Aspek klinik Pasien 7 hari Keluhan menghilang
dan ada perbaikan
klinis
Aspek risiko internal

 Tingkat pendidikan Pasien 7 hari  Mengerti mengenai penyakit Edukasi:


yang sangat rendah demam tifoid
Menginformasikan kepada
 Sering membeli dan  Keluhan demam hilang
mengkonsumsi makan-  Keluhan mual dan muntah pasien untuk menghindari
makanan jadi yang hilang pemicu terjadinya
tidak higienis.  Keluhan nyeri perut
keluhan, antara lain
 Jarang mencuci tangan menghilang
menggunakan sabun dengan mengkonsumsi
sebelum makan. makanan yang higienis,
Mencuci tangan
menggunakan sabun,
memasak air sampai
mendidih

Aspek psikososial, keluarga


& lingkungan

Kebiasaan keluarga yang Keluarga 7 hari  Meningkatkan pengetahuan Edukasi kepada keluarga
keluarga mengenai penyakit
sering makan makanan jadi pasien mengenai pola makan
demam tifoid
yang tidak higienis yang baik.
Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek personal:
Pasien dapat sehat kembali
Aspek klinik:
Kesembuhan dari penyakit demam tifoid yang diderita pasien
Aspek risiko internal:
 Tingkat pendidikan yang rendah
 Sering mengkonsumsi makan-makanan jadi yang tidak higienis.
 Jarang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan
Aspek psikososial keluarga:
Kebiasaan keluarga yang sering mengkonsumsi makanan tidak higienis
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien:
Respon pasien yang baik dalam menerima edukasi serta keinginan tinggi pasien untuk sembuh
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien:
Tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya sumber air bersih
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Memberikan edukasi kepada pasien untuk banyak minum air putih, menghindari pemicu terjadinya
keluhan, antara lain dengan tidak makan makanan yang tidak higienis, mencuci tangan sampai bersih
sebelum makan, memasak air sampai mendidih
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Aspek personal:
Pasien dapat sehat kembali
Aspek klinik:
Kesembuhan dari penyakit demam tifoid yang diderita pasien
Aspek risiko internal:
 Tingkat pendidikan yang rendah
 Sering mengkonsumsi makan-makanan jadi yang tidak higienis.
 Jarang mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan
Aspek psikososial keluarga:
Kebiasaan keluarga yang sering mengkonsumsi makanan tidak higienis

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien:


Respon pasien yang baik dalam menerima edukasi serta keinginan tinggi pasien untuk sembuh
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien:
Tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya sumber air bersih
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Memberikan edukasi kepada pasien untuk banyak minum air putih, menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara
lain dengan tidak makan makanan yang tidak higienis, mencuci tangan sampai bersih sebelum makan, memasak air
sampai mendidih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai