Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

Demam Tifoid

Oleh : dr.Fadhil
Pembimbing : dr.Agus Ferdiansyah Sp.A.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. F
• Umur : 9,7 tahun
• Jenis Kelamin : Wanita
• Status : Pelajar
• Alamat : Jl. Banjarmasin No.25 GKB, Gresik
• Nomor RM : 445673
• Tanggal MRS : 20-05-2019
ANAMNESIS
• Keluhan utama: Panas
• RPS :
Panas sejak 6 hari yang lalu
Pusing
Mual dan muntah 2x dirumah
Nyeri perut
Badan terasa lemas
Makan minum menurun selama sakit
Diare - , gusi berdarah - , mimisan -
• RPD : -
• RPK : -
• Riwayat Imunisasi : lengkap
PEMERIKSAAN FISIK di IGD
Tanggal 20-05-2019 pukul 15.00 WIB

Keadaan Umum: lemah GCS: 4-5-6


Vital Sign:
Suhu : 38ºC axillar
Nadi : 146 x / menit, regular
RR : 24 x / menit
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala/Leher
Wajah : edema palpebral -

Mata : a/i/c/d :-/-/-/- cowong +/+

Tenggorokan : faring dan tonsil dbN

• Leher : trakea di tengah, deviasi (-)


pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)

Lidah : Kotor
PEMERIKSAAN FISIK THORAX
Pemeriksaan Hemitoraks Kanan Hemitoraks Kiri
Inspeksi Simetris, retraksi (-), deformitas (-), jejas (-)
Dilatasi vena (-), Kolateral vena (-), Telangiectasia (-)
Palpasi Pergerakan dinding dada simetris, krepitasi (-)

Perkusi Sonor Sonor


Sonor Sonor
Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler
Suara Tambahan Stridor -/-, Ronki-/-, Wheezing -/-, Pleural Friction Rub -/-
Auskultasi Jantung S1 S2 tunggal, murmur -, gallop -
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
dan EKSTREMITAS
Abdomen
Inspeksi :DBN
Auskultasi :BU (+) N
Palpasi :kesan supel, nyeri tekan (+) di area epigastric, right and left
upper quadran, defans muscular (-)
hepar tidak teraba
lien tidak teraba
Perkusi :Timpani

Ekstremitas
Akral hangat, CRT< 2”
Edema (-)
DIAGNOSIS AWAL DI IGD
• Observasi febris H-6 + dehidrasi ringan sedang
• Nausea vomit
TATALAKSANA AWAL DI IGD
• MRS dengan dr. Agus, Sp A
• Infus KaEn 3B 500cc/3jam  D5 1/2Salin 1500cc/24jam
• Inj Ranitidin 3x30mg
• Inj Ondancetron 4mg prn
• Infus Paracetamol 4x500mg
• Lab : DL, Widal
PEMERIKSAAN LAB (20-5-2019)
• Hb : 13,7 gr/dl (11,5-16,5)
• Hct : 40,6 % (40-50)
• Eritrosit : 5,25 juta/cmm (4,5-5,5)
• WBC : 3,2 ribu/cmm (4-11)
• Eo/Bas/Neu/Lim/Mon : 0,0/0,3/53/38,3/8,4
• Plt : 151 ribu/cmm
• Widal
• Typhi O : 1/320
• Typhi H : 1/160
• Paratyphi A : -
• Paratyphi B: -

11
FOLLOW-UP DI RUANGAN ( 20-05-2019)
•S: panas (+), pusing (+), mual, muntah(+), nyeri perut (+)
•O: TD 110/70 N 98x , RR 22x, suhu 37,8 C
•A: Demam tifoid + trombositopeni
•P: Advis dr Agus SpA :
• Infus D5 1/2Salin 1500cc/24jam
• Inj Ranitidin 3x30mg
• Inj Ondancetron 4mg prn
• Infus Paracetamol 4x500mg
• Inj Ceftriaxon 2x1gram

12
Tanggal/Hari S O A p Laboratorium

21-05-2019 - Demam (+) KU: lemah Demam tifoid + -Infus D5 1/2Salin 1500cc/24jam Hb : 12,7
- Pusing (+) Compos mentis trombositopeni+ -Inj Ranitidin 3x30mg
berkurang TD: 110/70 ISPA + Stomatitis + Leukosit : 2,87
-Inj Ondancetron 4mg prn
- Mual (+) N : 96x/m Dehidrasi ringan
-Infus Paracetamol 4x500mg Trombosit : 108
- Muntah (-) T : 37,6C sedang
- Nyeri perut (+) RR : 22x/m -Inj Ceftriaxon 2x1gram Hematokrit : 34,9
- Batuk (+) PO:
- Sariawan (+) -Methisoprinol 3x cth ½ DL ulang besok pagi
- Makan minum - -Puyer batuk 3x1
-Prebiotik 2x1
-Paracetamol syr 3x cth 1½
-Nystatin drop 3x gtt 1

22-05-2019 - Demam (+) KU: Lemah Demam tifoid + -Infus RD5% 1500cc/24jam Hb : 11,2
- Pusing (+) Compos mentis DHF + stomatitis + -Inj Ranitidin 3x30mg
berkurang TD :110/70 dehidrasi ringan Leukosit : 3,69
-Inj Ondancetron 4mg prn
- Mual (+) N : 100x/m sedang terehidrasi
-Infus Paracetamol 4x500mg Trombosit : 73
- Muntah (-) T : 37C
- Nyeri perut (+) RR : 20x/m -Inj Ceftriaxon 2x1gram Hematokrit : 30,6
- Batuk (+) PO:
- Sariawan (+) -Methisoprinol 3x cth ½
- Makan minum -
DL ulang besok pagi
-Puyer batuk 3x1
-Prebiotik 2x1
-Paracetamol syr 3x cth 1½
-Sirup Multivitamin 2x cth 1
-Nystatin drop 3x gtt 1
Tanggal/Hari S O A p Laboratorium

23-05-2019 - Demam (-) KU: Lemah Demam tifoid + DHF + -Infus RD5% 1500cc/24jam Hb : 11,9
- Pusing (+) berkurang Compos mentis ISPA + stomatitis + -Inj Ranitidin 3x30mg
- Mual (+) TD:120/70 dehidrasi ringan
-Inj Ondancetron 4mg prn
Leukosit : 6,65
- Muntah (-) N : 100x/m sedang terehidrasi Trombosit : 135
- Nyeri perut (+) T : 36,6C -Infus Paracetamol 4x500mg
- Batuk (+) RR : 20x/m -Inj Ceftriaxon 2x1gram Hematokrit : 33,1
- Sariawan (+) PO:
- Makan minum – -Methisoprinol 3x cth ½
-Puyer batuk 3x1 DL ulang besok pagi
-Prebiotik 2x1
-Paracetamol syr 3x cth 1½
-Sirup Multivitamin 2x cth 1
-Nystatin drop 3x gtt 1
-Inj Dexamethason 3x1ampul
-Monitor BAK tiap 2jam
24-05-2019 - Demam (-) KU: Cukup Demam tifoid + DHF + -Infus RD5% 1500cc/24jam Hb : 10,9
- Pusing (+) berkurang Compos mentis ISPA + stomatitis + -Inj Ranitidin 3x30mg
- Mual (+) TD:110/70 dehidrasi ringan
-Inj Ondancetron 4mg prn
Leukosit : 5,77
- Muntah (-) N : 103x/m sedang terehidrasi Trombosit : 115
- Nyeri perut (-) T : 36,7C -Infus Paracetamol 4x500mg
- Batuk (+) berkurang RR : 20x/m -Inj Ceftriaxon 2x1gram Hematokrit : 31,0
- Sariawan (+) PO:
- Makan minum + -Methisoprinol 3x cth ½
- BAK (+) -Puyer batuk 3x1
-Prebiotik 2x1 DL ulang besok pagi
-Paracetamol syr 3x cth 1½
-Sirup Multivitamin 2x cth 1
-Nystatin drop 3x gtt 1
-Inj Dexamethason 3x1ampul
25-05-2019 - Demam (-) KU: cukup Demam tifoid + -Infus RD5% 1500cc/24jam Hb : 10,6
- Pusing (-)
- Mual (-) Compos mentis DHF + -Inj Ranitidin 3x30mg Leukosit : 7,3
- Muntah (-) N : 88x/m stomatitis + -Inj Ondancetron 4mg prn Trombosit : 402
- Nyeri perut (-) dehidrasi ringan -Infus Paracetamol 4x500mg Hematokrit : 29,6
- Batuk (+) berkurang T : 37C
sedang -Inj Ceftriaxon 2x1gram
- Sariawan (+) RR : 20x/m
- Makan minum + terehidrasi PO:
- BAK (+) -Methisoprinol 3x cth ½
- ACC KRS -Puyer batuk 3x1
-Prebiotik 2x1
-Paracetamol syr 3x cth 1½
-Sirup Multivitamin 2x cth 1
-Nystatin drop 3x gtt 1
-Inj Dexamethason 3x1ampul
TINJAUAN
PUSTAKA
Demam tifoid
PENDAHULUAN

• Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh


salmonella typhi.
• Berkaitan dengan sanitasi yang buruk terutama di negara-negara
berkembang.
(Alan R Tumbelaka,2005)
Epidemiologi

• WHO memperkirakan > 12.5 juta kasus demam tifoid pertahun di


seluruh dunia, yang bisa mengakibatkan angka kematian yang tinggi.
( Nelson et al,.2000 )
• Di Indonesia, demam tifoid masih merupakan penyakit endemik
dengan angka kejadian yang tinggi, yaitu diperkirakan 350-810 kasus
per 100.000 penduduk pertahun, atau sekitar 600.000 – 1,5 juta kasus
tiap tahunnya.
PATOGENESA

• Kuman masuk mulut bersama makanan dan minuman sampai ke usus halus setelah
berhasil melewati asiditas lambung,melekat pada mikrovili ileum kemudian menembus
dinding usus, ada yang sampai folikel limfoid, sebagian ada yang terus ikut aliran limfe
mesenterika dan ada yang ikut aliran sistemik sampai ke jaringan RES di liver dan
limpa.
• S.typhi mengalami multiplikasi di jaringan RES, setelah periode tertentu (masa
inkubasi), akan keluar dan masuk sirkulasi sistemik melalui duktus torasikus, mencapai
organ dan tempat favorable S.typhi yaitu liver,limpa, sumsum tulang, kandung empedu
dan Peyer’s patch dari ileum terminal.
( Nelson, et al, 2000)
SIFAT KUMAN S. TYPHII

• GRAM NEGATIF , BATANG, SPORA –


• DAPAT HIDUP BEBERAPA MINGGU DALAM AIR , KOTORAN KERING , DEBU
• DAPAT HIDUP / MULTIPLIKASI DALAM SUSU / PRODUK SUSU TANPA MERUBAH
PENAMPILAN
• MATI DENGAN
• PEMANASAN 57 0 C BEBERAPA MENIT
• IODINATION , CHLORINATION
SALMONELLA TYPHOSA
DIAGNOSA
• Demam tifoid pada anak bisa memberikan gejala klinis ringan
bahkan asimptomatik sampai berat yang memerlukan rawat inap.
• Gejala yang timbul setelah masa inkubasi dibagi dalam :
1. Demam ≥ 7 hari
2. Gangguan saluran pencernaan
3. Gangguan kesadaran
Gejala klinis
• Gejala klinis bervariasi. Variasi gejala klinis ini disebabkan faktor strain
salmonella,status nutrisi dan imunologi host serta perbedaan dimensi waktu sakit
penderita pada saat datang berobat.
• Panas “step ladder temperature chart” bisa disertai gejala sistemik lain seperti
sakit kepala, malaise, anoreksia, myalgia dan radang tenggorokan.
GANGGUAN SALURAN CERNA
• ANOREKSIA
• NYERI PERUT
• MUNTAH
• DIARE
• OBSTIPASI
• LIDAH KOTOR / LIDAH TYPHOID
• METEORISMUS
• HEPATOMEGALI
• SPLENOMEGALI
GANGGUAN CNS
TIDAK SELALU ADA

BERUPA
DELIRIUM
APATI
SOMNOLENCE
SOPOR
SOPOROCOMATOUS
GEJALA LAIN
• ROSE SPOT
SUKAR DITEMUKAN PADA KULIT BERWARNA
• GANGGUAN DARAH
THROMBOCYTOPENI
D.I.C
PERDARAHAN
• GANGGUAN SIRKULASI
KOMPLIKASI
EKSTRA INTESTINAL
1. PARU , PNEUMONIA
2. JANTUNG , MYOCARDITIS ,PERICARDITIS
3. GENITO URINARY TRACT, NEPHRITIS, CYSTITIS, ORCHITIS
4. CNS ENCEPHALOPATY, MENINGITIS, POLYNEURITIS
5. BONE-JOINT OSTEOMYELITIS, PERIOSTITIS, NYERI SENDI
6. LAIN-LAIN: PAROTITIS, HEPATITIS , OMA, THROMBOPHLEBITIS
9. RELAPS , TIMBUL PANAS SETELAH AFEBRIS 7 – 10 HARI ,

INTESTINAL
PERDARAHAN & PERFORASI
DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosa demam tifoid perlu ditunjang pemeriksaan
laboraturium yang dibagi dalam 3 kelompok :
1) isolasi kumam penyebab melalui biakan kuman dari spesimen penderita
seperti darah,urin, tinja, cairan duodenum dan rose spot
2) uji serologi untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen spesifik dari S.typhi
3) pemeriksaan melacak DNA kuman S.typhi.
(Alan R Tumbelaka,2005)
TERAPI
• Pengobatan demam tifoid merupakan gabungan antara pemberian antibiotik yang sesuai,
perawatan suportif, manajemen cairan dan tatalaksana komplikasi.
• Pemilihan antibiotik sebelum dibuktikan kultur positif, dilakukan secara empiris, yaitu spektrum
sempit, penetrasi ke jaringan cukup baik, cara pemberian mudah untuk anak, tidak mudah
resisten, efek samping minimal, dan ada bukti efikasi klinis.
• Pilihan antibiotik lini pertama :
1. Kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/hari
2. Ampisilin dengan dosis 150-200 mg/kgbb/hari iv
3. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mg/kgbb/hari TMX oral
Terapi
Antibiotika lini kedua :
1. Seftriakson 50-80 mg/kgbb/hari
2. Sefiksim 10-12 mg/kgbb/hari oral
3. Florokuinolon
.
PENCEGAHAN
Cegah mekanisme fekal-oral

1. Hygiene perorangan
2. Kesehatan lingkungan
3. Penyediaan air bersih
4. Pengawasan usaha makanan/minuman
5. Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai