Anda di halaman 1dari 10

SHOCK RESUSCITATION

JOURNAL
KOWALSKI A, BRANDIS D.
STATPEARLS PUBLISHING, DECEMBER 2021

FADHIL
PERKENALAN

• Syok merupakan kondisi dimana kurangnya oksigenasi ke jaringan didalam tubuh terutamnyaa organ-
organ vital.

• Penyebab syok antara lain kurangnya darah dalam sirkulasi, menurunnya fungsi jantung dan menurunnya
vascular-resistance sistemik.

• Sebelum melakukan resusitasi pasien syok, harus mengetahui terlebih dahulu penyebabnya.

• Kasus syok yang penting yang akan dibahas disini adalah syok hemoragik
ANATOMI DAN FISIOLOGI

• Dalam menilai perubahan fisiologis pada kondisi syok dan menentukan tingkat keparahannya harus
memperhatikan beberapa komponen berikut:
• Central venous pressure (CVP)
• Pulmonary capillary wedge Pressure (PCWP)
• Cardiac output
• SVR
• Heart rate
• Blood pressure
• Saturasi O2

• Pada syok hemoragik, CVP dan PCWP menurun, disertai dengan meningkatnya Cardiac output dan SVR
dimana merupakan kompensasi tubuh saat kehilangan volume darah.
  Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4

15% atau 750ml total 15-30% atau 750- 30-40% atau 1500-2000ml
Blood loss >40% atau >2000ml total darah
darah 1500ml total darah total darah

Tekanan
Normal Normal Menurun Menurun drastis
darah

Meningkat 120-140x/m, Meningkat >140x/m, Nadi


Heart rate Normal Meningkat 100-120x/m
teraba lemah perifer tidak teraba

RR Normal Meningkat 20-30x/m Meningkat 30-40x/m Meningkat >35x/m

Urin output Normal Menurun 20-30ml/jam Menurun 5-15ml/jam 0

Mental
Normal Anxiety Confused Lethargy, Altered mental status
status
TATALAKSANA
• Pasang double-line akses IV dengan jarum no 16 atau 18

• Apabila akses tidak ditemukan, pertimbangkan CVC

• Dalam penelitian, ditemukan bahwa pemasangan double-line IV lebih mendapatkan hasil yang baik
dibanding CVC dalam menagani resusitasi cairan

• Selanjutnya diberikan cairan kristaloid 2L atau 2x 20ml/kgBB NaCl 0,9%

• Syok derajat 1 dan 2 dapat diberikan hanya dengan pemberian kristaloid dan untuk derajat 3 dan 4
diikuti dengan pemberian produk darah secepatnya.
• Jumlah pemberian produk darah dapat menggunakan konsep “Permissive
Hypotension”

• Dimana pasien dengan perdarahan aktif harus mendapat transfusi hingga Sistolik
mencapai diatas 70mmHg

• Selanjutnya bila perdarahan sudah dapat dikontrol, target Sistolik mencapai diatas
90mmHg
• Dalam memberikan transfusi dalam jumlah yang banyak ( 5-10 unit PRC ) maka selain diobservasi vital sign, pasien juga
harus dipantau :
• DL , PT, APTT, INR, Fibrinogen, dan Ion Ca

• Hal tersebut untuk memastika dalam proses transfusi, pasien tidak mengalami dilutional thrombocytophenia atau defisiensi
pembekuan darah.

• Ion Ca juga harus diperhatikan karena dapat menurun drastis saat transfusi dalam jumlah besar dan menyebabkan
hipokalsemia

• Sehingga untuk menekan efek samping tersebut makan diberikan 10-20cc Ca glukonas atau 2-5cc CaCl secara IV setiap
pemberian 500cc produk darah.
• Kehilangan darah tidak selalu disebabkan oleh trauma, contohnya bisa saja terjadi akibat
perdarahan GI tract dan perdarahan akibat coagulopathy.

• Telah disebutkan sebelumnya bahwa tanda dari impending syok bisa dilihat dari
peningkatan detak jantung, lemahnya detak jantung dan meningkatnya frekuensi nafas.

• Hal penting lainnya yang harus dipegang yaitu menurunnya output urin, dimana ini
menjadi tanda menurunnya perfusi ginjal, dan juga tanda awal syok hemoragik (
<30ml/jam atau <0,5cc/kgBB/jam )
• Jenis produk darah yang digunakan dalam resusitasi syok hemoragik yang paling sering digunakan
adalah
• pRBCs
• FFP
• Trombosit
• Dalam sebuah kasus militer di US, ditemukan pasien jatuh pada kondisi ARDS dan MODS
dengan pemberian hanya dengan kristaloid saja dalam jumlah besar.
• Saat ini resusitasi syok hemoragik menggunakan konsep “Balanced Fluid Resuscitation”, dimana
rasio pemberian produk darah yaitu 1:1:1 , FFP:Trombosit:pRBCs.
• Dengan konsep tersebut ditemukan dapat meningkatkan survival-rate, menekan angka morbiditas
dan kematian dalam 24 jam pertama terjadinya injuri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai