Anda di halaman 1dari 30

Vertigo Perifer et causa

Benign Postural
Paroksismal Vertigo
(BPPV)
Ely Latifah 181302020
Identitas Pasien

 Nama : Ny. T
 Umur : 21 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Bangsri, Jepara
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Masuk rumah sakit : 7 Maret 2019 (pukul 19.00)
 Keluhan Utama
 Pusing berputar sejak sejak 5 hari yang lalu.
 Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan pusing berputar sejak 5 hari

sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tersebut disertai dengan mual dan muntah

sebanyak lebih dari 3x. Pasien juga merasakan adanya nyeri pada bagian ulu

hatinya. Pasien mengaku saat merasa pusing, baik dirinya maupun lingkungan

sekitarnya terasa berputar, keluhannya ini timbul terutama saat pasien

menggerakkan kepalanya. Pasien muntah sebanyak lebih dari 3 kali selama

mengalami keluhan pusing berputar ini. Pasien muntah sebanyak sekitar 1 gelas, .

Pasien mengatakan bahwa ada keluhan mata minus sebesar 0,75 pada kedua mata
 Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien mengatakan belum pernah mengalami pusing berputar dengan durasi selama

ini dan intentsitas seberat ini hingga mual-mual dan muntah. Namun, serangan-

serangan sebelumnya belum pernah sampai menyebabkan pasien harus mondok di

rumah sakit. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat penyakit DM disangkal. Riwayat

jatuh dan trauma kepala disangkal. Riwayat stroke disangkal. Pada bulan Desember

tahun lalu pasien mengalami perdarahan di lambung.


 Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat tekanan darah tinggi disangkal

 Riwayat kencing manis disangkal

 Riwayat asma atau alergi disangkal

 Riwayat kejang disangkal

 Riwayat Personal dan Sosial

 Pasien belum menikah, tinggal di kosan.

 Aktivitas sehari-hari pasien mahasiswa.

 Pasien tidak merokok dan tidk mengkonsumsi alkohol

 Pasien dirawat di rumah sakit dengan menggunakan BPJS non-PBI


Kesan Umum Baik
Kesadaran Komposmentis (GCS E4V5M6)
Tekanan Darah : 136/85 mmHg
Vital Signs / Tanda-Tanda Vital Nadi : 81 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Kepala dan Leher
Inspeksi Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), deviasi trakea (-), Mukosa bibir kering
Palpasi Pembesaran KGB (-), trakea teraba di garis tengah, Jvp 5+2
Pulmo
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk, tidak terdapat deformitas

Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak dan vokal fremitus tidak ada peningkatan maupun penurunan

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru


Auskultasi Suara vesikular dasar (SDV) : +/+ (positif di lapang paru kanan dan kiri)
Suara ronkhi: -/-
Wheezing : -/-
Cor
Inspeksi Pulsasi tidak terlihat
Palpasi Teraba ictus cordis di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi Batas kanan atas : SIC III linea sternalis dextra
Batas kiri atas : SIC III linea sternalis sinistra
Batas kanan bawah : SIC V linea sternalis dextra
Batas kiri bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra

Auskultasi Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi DP=DD, tidak ada kelainan bentuk abdomen, jejas (-), distended(-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Perkusi Timpani pada semua kuadran abdomen, area traube timpani
Palpasi Defens muskular (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas
Inspeksi Edema (-)
Palpasi Pitting edema (-), akral hangat
 Status Psikis
 Cara berpikir dan tingkah laku : baik
 Kecerdasan, perasaan hati dan ingatan : tidak menunjukan adanya kelainan
psikologis
 Status Neurologi
 Kesadaran : Kompos mentis, GCS 15 (E4V5M6)
Pemeriksaan Saraf Kranialis Kanan Kiri
Olfaktorius (I)
 Subjektif (+) (+)
Optikus (II)
 Daya Penglihatan (Subjektif) (+) (+)
 Lapangan pandang (+) (+)
 Melihat warna (+) (+)
 Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Okulomotorius (III)
 Pergerakan mata kearah superior, medial, inferior, torsi inferior
 Strabismus (+) (+)
 Nystagmus
 Exoptalmus (-) (-)
 Refleks pupil terhadap sinar (-) (-)
 Melihat kembar (-) (-)
 Pupil besarnya (+) (+)
(-) (-)
3 mm 3 mm

Troklearis (IV)
 Pergerakan mata (ke bawah-keluar) (+) (+)

Trigeminus (V)
 Membuka mulut (+) (+)
 Mengunyah (+) (+)
 Menggigit (+) (+)
 Pengecapan 2/3 anterior lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Abdusens (VI)
 Pergerakan mata ke lateral (+) (+)
Fasialis (VII)
 Mengerutkan dahi (+) (+)
 Menutup mata (+) (+)
 Memperlihatkan gigi (+) (+)
Vestibulokoklearis (VIII)
 Suara berbisik (+) (+)
 Tes Arloji (+) (+)
 Tes Rinne (+) (-)
 Tes Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
memendek normal
 Tes schwabach

Glossofaringeus (IX)
 Suara sengau (-) (-)
Vagus (X)
 Bicara (+) (+)
 Menelan (+) (+)
Assesorius (XI)
 Mengangkat bahu (+) (+)
 Memalingkan kepala (+) (+)
Hipoglossus (XII)
 Pergerakan lidah (+) (+)
 Artikulasi (+) (+)
Kanan Kiri Kanan Kiri
Motorik Motorik
 Pergerakan (+) (+)
 Pergerakan (+) (+)
 Kekuatan 5/5/5 5/5/5
 Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5
 Tonus Normal Normal
 Tonus N N Sensibilitas
Sensibilitas  Taktil (raba) (+) (+)
 Taktil (+) (+)  Nyeri (+) (+)
 Nyeri (+) (+) Refleks fisiologis
Gerakan Involunteer  Patella (++) (++)
 Tremor (-) (-)  Achilles (++) (++)
 Atetosis (-) (-) Refleks patologis
 Chorea (-) (-)  Babinski (-) (-)
 Tics (-) (-)  Chaddock (-) (-)
 Schaefer (-) (-)
Refleks fisiologis
 Oppenheim (-) (-)
 Biseps (++) (++)
 Rossolimo (-) (-)
 Triseps (++) (++)
 Mendel-Bechterew (-) (-)
Refleks patologis  Bing (-) (-)
 Tromner (-) (-)  Gordon (-) (-)
 Hoffman (-) (-)

Anggota gerak atas Anggota gerak bawah


 Pemeriksaan Koordinasi Keseimbangan :
 Romberg: pasien hampir terjatuh saat menutup mata
 Tendem walking: berjalan sempoyongan saat menutup mata
 Uji Unterberger: tidak ada perubahan posisi yang menyimpang
 Past pointing test (Uji tunjuk Barany): tidak ada penyimpangan lengan kearah lesi
 Uji Babinsky-wail: : tidak ada perubahan posisi yang menyimpang
 Uji dix Halpike: tidak ada nistagmus
 Tes tunjuk hidung (Finger to Finger, Finger to nose): dapat melakukan dengan baik
 Tes lutut tumit (heel to knee to toe): dapat melakukan dengan baik
 Disdiadokokinesis : dapat melakukan dengan baik
 Rebound test: dapat melakukan dengan baik
 Alat vegetatif :
 Mictio : dalam batas normal
 Defekasi : dalam batas normal
Satuan
Nilai
Pemeriksaan Hasil
Rujukan

Hematologi

Leukosit 5.91

juta/ul
Eritrosit 4,82 4,5 – 6,5

Hemoglobin 10,8 13 – 18 gr/dL


Hematokrit 33,3 40 – 54 vol%

MCV 69,1 85 – 100 Fl

MCH 22,4 28 – 31 Pg
MCHC 32,4 30 – 35 gr/dL
ribu/ul
Trombosit 251 150 – 450

Golongan darah O
Hitung Jenis
Eosinophil 1,3 1–6 %
Basophil 0,3 0–1 %
Limfosit 46,3 20 – 45 %
Monosit 2,4 2–8 %
Neutrofil 49,7 40 – 75 %
Kimia

GDS 66 < 140 mg/dL

Ureum 24 10 – 50 mg/dL

mg/dL
Creatinin 0,8 1,0 – 1,3

Cholestrol Total 201 <200 mg/dL

Trigliserida 76 <150 mg/dL

HDL Cholesterol 45 >45 mg/dL

LDL Cholesterol 168 <100 mg/dL

SGOT 10 < 37 U/L


 DIAGNOSIS
1. Diagnosis klinis : Pusing berputar
2. Diagnosis topis : Aparatus vestibular pada auricula interna
3. Diagnosis etiologik : Vertigo perifer et causa Benign Postural Paroksismal Vertigo
(BPPV)
Di IGD (7 Maret 2019)
Infus RL (20 tpm)
Inj. Citicolin 2x500mg
Inj. Ondansetron 3x1 4mg
Inj. Ranitidin 2x1 25mg Di Bangsal (8 Maret
Betahistin 2x1 tab 6mg 2019)
Flunarizin 2x1 tab 5mg Infus RL+NB (20 tpm) Di Bangsal (9 Maret 2019)
Inj. Citicolin 2x500mg Infus RL+NB (20 tpm)
Inj. Ondansetron 3x1 4mg Inj. Citicolin 2x500mg
Inj. Omeprazol 2x1 40mg Inj. Ondansetron 3x1 4mg
Betahistin 3x1 tab 6mg Inj. Omeprazol 2x1 40mg
Flunarizin 3x1 tab 5mg Betahistin 3x1 tab 6mg
Braxidin 3x1 tab 5mg Flunarizin 3x1 tab 5mg
Sucralfat syr 3x2 C Braxidin 3x1 tab 5mg
Atorvastatin 2x1 tab
20mg
Rencana Periksa EEG
PROGNOSIS
Vitam : Bonam
Fungsionam : Bonam
Sanationam : Bonam
Masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis berhubungan dengan utrikulus,
ujungnya ada ampula, Sel-sel rambut makula tertanam di membrana gelatinosa yang
mengandung kristal kalsium karbonat, disebut statolit
 Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness.
 Jenis kelamin
 Insideni sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita.
 Usia
 Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor
resiko yang berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus, atherosclerosis,
dan stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan
setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu
seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun
Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Lesi Sistem vestibular (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan
saraf perifer) gangguan vaskular (otak, batang
otak, serebelum)

Penyebab Vertigo posisional paroksismal iskemik batang otak,


jinak (BPPV), penyakit maniere, vertebrobasiler
neuronitis vestibuler, labirintis, insufisiensi, neoplasma, migren
neuroma akustik, trauma basiler

Gejala gangguan SSP Tidak ada Diantaranya :diplopia, parestesi,


gangguan sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar

Masa laten 3-40 detik Tidak ada


Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga berdenging dan atau tuli Kadang-kadang Tidak ada

Nistagmus spontan + -
Durasi episode Kemungkinan diagnosis
Beberapa detik Peripheral cause: unilateral loss of vestibular
function; late stages of acute vestibular
neuronitis

Detik sampai menit Benign paroxysmal positional vertigo;


perilymphatic fistula
Beberapa menit sampai satu jam Posterior transient ischemic attack;
perilymphatic fistula
Beberapa jam Ménière’s disease; perilymphatic fistula from
trauma or surgery; migraine; acoustic neuroma

Beberapa hari Early acute vestibular neuronitis*; stroke;


migraine; multiple sclerosis

Beberapa minggu Psychogenic

Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (+) (-)
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
No Nystagmus Vertigo sentral Vertigo perifer

1. Arah Berubah-ubah Horizontal/horizontal


rotatoar

2. Sifat Unilateral/bilateral Bilateral

3. Test posisional
Latensi Singkat Lebih lama
Durasi Lama Singkat
Intensitas Sedang Larut/sedang
Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan

4 Test denganrangsang Dominasi arah jarang ditemukan Sering ditemukan


(kursi putar, irigasi
telinga)

5. Fiksasi mata Tidak pengaruh Terhambat


Pemeriksaan kepala dan leher meliputi
 Pemeriksaan membrane timpani
 Hennebert sign
 Valsava maneuver
 Head impulses test
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
PEMERIKSAAN KHUSUS OTO-NEUROLOGI
Prinsip umum terapi Vertigo

 Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas

antikholinergik di susunan saraf pusat dimenhidrinat, difenhidramin,

meksilin, siklisin

 Obat antagonis kalsium adalah obat supresan vestibular karena sel

rambut vestibular  Cinnarizine, Flunarizine

 Anti emetik mengurangi keluhan mual muntah pada vertigo  ondansetron

 Sedative digunakan untuk mengurangi kecemasan sehingga pasien bisa

istirahat  lorazepam, alprazolam


Pembahasan

 Keluhan pasien, gejala klinis yang dialami pasien

 Diagnosis pasien

 Patofisiologi

 Tatalaksana yang diberikan kepada pasien


Kesimpulan

 Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar


mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah
sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe
tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa
vertigo, presinkop (perasaan lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi
cerebral), light-headness, disequilibrium (perasaan goyang atau tidak
seimbang ketika berdiri).

Anda mungkin juga menyukai