1
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
BENIGNA TIPE AKTIF AURIS SINISTRA
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. H
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Randuacir RT 01/RW 05,
Kec. Argomulyo, Salatiga
Tanggal Masuk : 25 Februari 2019
3
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Nn. H datang ke Poliklinik THT RSUD Salatiga dengan
keluhan keluar cairan dari telinga sejak 6 hari yang lalu.
Cairan dirasakan keluar dari telinga kiri. Pasien merasa
keluhannya mengganggu aktifitas sehari-hari. Keluhan lain
yang dirasakan adalah nyeri kepala. Keluhan nyeri kepala
bertambah berat ketika pasien mengunyah makanan.
Keluhan pasien berkurang ketika pasien tidur. Keluhan
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, penurunan pendengaran, dan
telinga berdenging disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Nn. H sering mengalami keluhan serupa sejak usia 4 tahun
dan sudah 3 kali cairan yang keluar dari telinga disedot di
Rumah Sakit sejak kecil. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, asma dan alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan alergi pada
keluarga disangkal.
Riwayat Personal Sosial (RPSos)
Pasien merupakan seorang pelajar dengan aktifitas ringan.
Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol.
.
5
PEMERIKSAAN FISIK
25 Februari 2019
Status Generalisata
6
Status Generalisata
7
Status Generalisata
8
Status Generalisata
9
Status Lokalis THT Place your screenshot here
10
Status Lokalis THT Place your screenshot here
11
Status Lokalis THT Place your screenshot here
12
ASSESSMENT
13
PLANNING
14
Tinjauan Pustaka
ANATAOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
Telinga luar
(auris externa)
Telinga
(auris)
.
Telinga tengah Telinga dalam
(auris media) (auris interna)
15
Otitis Media
Supuratif Kronik
Radang kronis telinga
tengah dengan adanya
lubang (perforasi) pada Place your screenshot here
gendang telinga
(membran timpani) dan
riwayat keluarnya
cairan (sekret) dari
telinga (otorea) lebih
dari 2 bulan, baik terus
menerus atau hilang
timbul.
16
Epidemiologi
Angka kejadian OMSK di negara-negara berkembang lebih banyak dibandingkan negara-negara maju.
Hal ini disebabkan oleh faktor sosioekonomi, higiene buruk dan kepadatan penduduk.
Faktor risiko OMSK lainnya yaitu infeksi saluran pernafasan atas yang sering, status imun yang buruk
dan perokok pasif.
Prevalensi morbiditas pada kasus telinga dan gangguan pendengaran di Indonesia cukup tinggi, yaitu
sebesar 18,5%, sedangkan prevalensi OMSK di Indonesia antara 3-5,2% atau kurang lebih 6,6 juta
penduduk Indonesia menderita OMSK (Das et al., 2005; Basak et al., 2014; Depkes RI, 2005).
17
Penyebab OMSK antara lain:
18
Etiologi
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani
menetap pada OMSK (Ghosh et al., 2015):
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan
produksi sekret telinga purulen berlanjut.
19
Klasifikasi
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu (Gopen, 2010):
Tipe atikoantral (tipe maligna/tipe
Tipe Tubotimpani (tipe benigna/tipe
ganas)
jinak)
Sering mengenai pars flasida dan
Adanya perforasi sentral atau pars
khasnya dengan terbentuknya kantong
tensa dan gejala klinik yang bervariasi
retraksi yang mana bertumpuknya
dari luas dan keparahan penyakit.
keratin sampai menghasilkan
Penyakit aktif kolesteatom.
Pada jenis ini terdapat sekret pada
telinga dan tuli. Biasanya didahului
oleh perluasan infeksi saluran nafas
atas melalui tuba eutachius. Ukuran
perforasi bervariasi dari sebesar jarum
sampai perforasi subtotal pada pars
tensa.
Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai
perforasi total yang kering dengan
mukosa telinga tengah yang pucat.
20
Bentuk perforasi pada membran timpani adalah (Naim et al., 2005):
Perforasi sentral
Lokasi pada pars tensa, bisa antero-
inferior, postero-inferior dan postero-
superior, kadang-kadang sub total.
Perforasi marginal
Terdapat pada pinggir membran
timpani dengan adanya erosi dari
anulus fibrosus. Perforasi marginal Gambar (a) perforasi kecil pada kuadran
yang sangat besar digambarkan anterosuperior.
sebagai perforasi total. Perforasi pada Gambar (b) perforasi sentral berukuran
pinggir postero-superior berhubungan sedang.
dengan kolesteatom. Gambar (c) perforansi sentral subtotal.
Perforasi atik Gambar (d) perforasi total dengan annulus
fibrosus mengalami destruksi.
Terjadi pada pars flasida, berhubungan
Gambar (e) perforasi atik pars flaccida.
dengan primary acquired
Gambar (f) perforasi marginal di regio
cholesteatoma. posterosuperior.
21
Patofisiologi
Infeksi jalan napas atas sehingga
mudah untuk terjadi infeksi telinga
tengah/otitis media akut (OMA) Terbentuk ulkus dan
merusak epitel
Anamnesis
Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan audiologi
Pemeriksaan radiologi
23
Penatalaksanaan
Otitis Media Supuratif Kronik Benigna
24
Otitis Media Supuratif Kronik Maligna
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. . Ada beberapa jenis
pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan
mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain
(Chandrashekharayya et al., 2014):
Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Miringoplasti
Timpanoplasti
Pendekatan ganda timpanoplasti (combined approach tympanoplasty)
25
Komplikasi
Komplikasi Komplikasi Komplikasi
intratemporal ekstratemporal intrakranial
Fistula labirin Abses Meningitis
Mastoiditis subperiosteal Abses otak
coalescent Abses bezold Abses epidural
Facial
paralysis
otogenic
26
Pembahasan
Pada kasus ini, Nn. H, seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke Poliklinik
THT RSUD Salatiga dengan keluhan keluar cairan dari telinga sejak 6 hari yang
lalu. Cairan dirasakan keluar pada telinga kiri. Pasien merasa keluhannya
mengganggu aktifitas sehari-hari. Keluhan lain yang dirasakan adalah nyeri
kepala. Keluhan nyeri kepala bertambah berat ketika pasien mengunyah makanan.
Keluhan pasien berkurang ketika pasien tidur. Keluhan batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, penurunan pendengaran, dan telinga berdenging disangkal. Nn. H
sering mengalami keluhan serupa sejak usia 4 tahun dan sudah 3 kali cairan yang
keluar dari telinga disedot di Rumah Sakit sejak kecil.
27
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemberian
Cyprofloxacine 2x500 mg, Ketoprofen 3x50 mg, Methyl Prednisolone 2x4 mg.
Pasien tidak boleh berenang dan telinga pasien tidak boleh kemasukan air ketika
mandi dan aktivitas lainnya untuk menghindari infeksi lebih lanjut yang dapat
terjadi dan menimbulkan komplikasi yang lebih berat pada pasien.
28
Kesimpulan
OMSK atau yang biasa disebut di masyarakat dengan congek adalah suatu infeksi
telinga tengah OMSK merupakan penyakit yang sering dijumpai pada negara yang
sedang berkembang.
Secara umum, ras dan faktor sosioekonomi mempengaruhi kejadian OMSK,
kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan
serta gizi yang buruk merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya
prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. Indonesia merupakan
negara dengan prevalensi tinggi untuk kasus OMSK .
Penyakit ini ditandai dengan adanya perforasi membran timpani disertai dengan
keluarnya cairan dari telinga yang lamanya lebih dari 2 bulan. Berdasarkan tipe
klinisnya, OMSK dibagi atas tipe jinak (tipe tubotimpani) di mana proses
peradangannya hanya terbatas pada mukosa telinga tengah, serta tipe ganas (tipe
atikoantral) disertai kolesteatoma yang proses peradangannya sudah melibatkan
tulang dan dapat mengakibatkan komplikasi di tulang temporal (ekstrakranial)
atau ke dalam otak (intrakranial).
Sebagian besar kasus komplikasi OMSK terjadi karena penderita cenderung
mengabaikan keluhan telinga berair menahun yang dapat mengakibatkan
komplikasi yang fatal.
29
Thanks!
Wassalamualaikum wrwb
Any questions?
30
31