Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

TETANUS NEONATORUM
Misnal NIM P07120118404R
Muhammad Sulfi NIM P07120118405R
Muhati NIM P07120118406R
Prayitno NIM P07120118407R
Riduan NIM P07120118408R
Rodhiah NIM P07120118409R
Roni Riyanto NIM P07120118410R
Rosy Soejatmiko NIM P07120118411R
Siswani NIM P07120118412R
Solikin NIM P07120118413R
TETANUS NEONATORUM
O Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat
(Abdul Bari Saifuddin, 2000).
O Penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan
tanda klinik yang khas, setelah 2 hari
pertama bayi hidup, menangis dan menyusu
secara normal, pada hari ketiga atau lebih
timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai
dengan kesulitan membuka mulut dan
menetek, disusul dengan kejang–kejang
(WHO, 1989).
Etiologi
O hasil Clostrodium tetani bersifat anaerob,
berbentuk spora selama diluar tubuh manusia
dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat
mengghancurkan sel darah merah, merusak
leukosit dan merupakan tetanospasmin yaitu
toksin yang bersifat neurotropik yang dapat
menyebabkan ketegangan dan spasme otot
Lanjutan……..

Faktor Resiko
1. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) pada
ibu hamil tidak dilakukan, atau tidak lengkap,
atau tidak sesuai dengan ketentuan program.
2. Pertolongan persalinan tidak memenuhi
syarat.
3. Perawatan tali pusat tidak memnuhi
persyaratan kesehatan.
Faktor Resiko
O Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) pada
ibu hamil tidak dilakukan, atau tidak lengkap,
atau tidak sesuai dengan ketentuan program.
O Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat.
O Perawatan tali pusat tidak memnuhi persyaratan
kesehatan.
PATOFISIOLOGI
O Penularan melalui pemotongan
dan perawatan tali pusat dengan
alat dan bahan yang tidak benar
dan tidak steril.
O Organisme multipel membentuk
toksin tetanospasmin yang
merupakan toksin kuat /
neurotropik yang dapat
menyebabkan ketegangan dan
spasme otot dan mempengaruhi
sistem saraf pusat.
Manifestasi Klinik
O Kekakuan pada tetanus sangat khusus : fleksi pada
tangan, ekstensi pada tungkai namun fleksi plantar
pada jari kaki tidak tampak sejelas pada penderita
anak. Kekakuan dimulai pada otot-otot setempat atau
trismus kemudian menjalar ke seluruh tubuh, tanpa
disertai gangguan kesadaran.Seluruh tubuh bayi
menjadi kaku, bengkok (flexi) pada siku dengan tangan
dikepal keras keras.Hipertoni menjadi semakin tinggi,
sehingga bayi dapat diangkat bagaikan sepotong
kayu.Leher yang kaku seringkali menyebabkan kepala
dalam posisi menengadah.
Secara umum tanda dan gejala yang akan muncul:
1. Spasme dan kaku otot rahang (massester) menyebabkan kesukaran
membuka mulut (trismus)
2. Pembengkakan, rasa sakit dan kaku dari berbagai otot:
a. Otot leher
b. Otot dada
c. Merambat ke otot perut
d. Otot lengan dan paha
e. Otot punggung, seringnya epistotonus
3. Tetanik seizures (nyeri, kontraksi otot yang kuat)
4. Iritabilitas
5. Demam
Gejala penyerta lainnya:
1. Keringat berlebihan
2. Sakit menelan
3. Spasme tangan dan kaki
Pemeriksaan penunjang
O Darah
O Skull Ray
O EEG
Pencegahan
O mengupayakan kebersihan lingkungan yang
maksimal agar tidak terjadi pencemaran spora
pada proses persalinan, pemotongan dan
perawatan tali pusat.
O perawatan tali pusat yang benar
O imunisasi TT pada ibu hamil
O Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat
yang steril dan perawatan tali pusat
Penatalaksanaan
O Medik
Empat pokok dasar tata laksana medik :
debridement, pemberian antibiotik,
menghentikan kejang, serta imunisasi
1.Perawatan luka
O Bersihkan, kalau perlu didebridemen, buang benda asing, biarkan terbuka (jaringan
nekrosis atau pus membuat kondisis baik C. Tetani untuk berkembang biak)
O Penicillin G 100.000 U/kg BB/6 jam (atau 2.000.000 U/kg BB/24 jam IV) selama 10
hari
O Alternatif
O Tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari (max 2 gr) terbagi dalam 3 atau 4 dosis
O Metronidazol yang merupakan agent anti mikribial.
O Kuman penyebab tetanus terus memproduksi eksotoksin yang hanya dapat dihentikan
dengan membasmi kuman tersebut.
2. Berantas kejang
a) Hindari rangsang, kamar terang/silau, suasana tenang
b) Preparat anti kejang
c) Barbiturat dan Phenotiazim
- Sekobarbital/Pentobarbital 6-10 mg/kg BB IM jika perlu tiap 2 jam untuk optimum level, yaitu
pasien tenag setengah tidur tetapi berespon segera bila dirangsang
- Chlorpromazim efektif terhadap kejang pada tetanus
- Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB/3-6 jam IV kalau perlu 10-15 mg/kg BB/24 jam: mungkin 2-6
minggu
Lanjutan……
O Keperawatan
Perawatan intensif terutama ditujukan untuk mencukupi
kebutuhan cairan dan nutrisi, menjaga saluran nafas tetap
bebas, mempertahankan oksigenasi yang adekuat, dan
mencegah hipotermi. Perawatan puntung tali pusat sangat
penting untuk membuang jaringan yang telah tercemar spora dan
mengubah keadaan anaerob jaringan yang rusak, agar oksigenasi
bertambah dan pertumbuhan bentuk vegetatif maupun spora
dapat dihambat. Setelah puntung tali pusat dibersihkan dengan
pehydrol, dibutuhkan povidon 10% dan dirawat secara terbuka.
Perawatan puntung tali pusat dilakukan minimal 3 kali sehari.
KOMPLIKASI TETANUS NEONATORUM

O Spasme otot faring yang menyebabkan


terkumpulnya air liur (saliva) di dalam
rongga mulut
O Aspiksia.
O Atelektasis karena obstruksi oleh sekret.
O Fraktur kompresi.
Lanjutan…….
O Laringospasme
O Fraktur dari tulang punggung atau tulang panjang
O Hiperadrenergik menyebabkan hiperakitifitas sistem
saraf otonom yang dapat menyebabkan takikardi dan
hipertensi yang pada akhirnya dapat menyebabkan
henti jantung (cardiac arrest ).
O Sepsis akibat infeksi nosokomial
O Pneumonia Aspirasi
Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan tetanus antara lain:
1. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi)
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan reflek
menelan, intake kurang
6. Defisit perawatan diri, makan, toileting, berpakaian berhubungan dengan kelemahan
umum
7. Defisit pengetahuan (tentang penyakit, penyebab) berhubungan dengan tidak mengenal
sumber informasi.
8. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai