Anda di halaman 1dari 14

STUDI GEOKIMIA FLUIDA PANASBUMI DAERAH PROSPEK

PANASBUMI NGLIMUT, G. UNGARAN KECAMATAN


LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

Oleh:
Aldre Yudanto P, Afri Tri Kristanto, Restu Purbantoro, Rizki Sapta A W
OUTLINE 1

PENDAHULUAN

METODE

GEOLOGI REGIONAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN
PENDAHULUAN 2
• LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai Negara yang paling banyak memiliki Gunungapi
dan berada pada kawasan Ring of Fire, berdasarkan penelitian awal
merupakan negara yang paling banyak menyimpan energi panasbumi
yaitu, 40% energi panasbumi dunia. Sebagai contoh di area
Gedongsongo yang manifestasinya adalah fumarol dan mata air
panas serta di daerah Nlimut, Ungaran yang manifestasinya berupa
mata air panas.
PENDAHULUAN 3
• MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penelitian ini adalah utuk menganalisis kimia fluida
yang terdapat pada manifestasi kolam air panas. Sedangkan tujuan
dari penelitian ini antara lain:
• Mengetahui tipe fluida manifestasi
• Memprediksi suhu reservoir
• Mendapatkan gambaran seting geologi dan hidro-geokimiawi
dari sistem panasbumi setempat
METODE PENELITIAN 4
• Metode yang digunakan adalah dengan sampling air panas yang
kemudian di lakukan analisa lab dan kemudian di plotkan ke dalam
segitiga ternary serta menggunkana metode geothermometer
untuk mengetahui suhu reservoir panas bumi
GEOLOGI REGIONAL 5
• Geologi Permukaan
Morfologi Ungaran di bagian selatan memperlihatkan kenampakan
morfologi yang tinggi dan terjal, tersusun oleh batupasir vulkanik
dan breksi berumur Kuarter. Di bagian tengah hingga utara
membentuk perbukitan bergelombang lemah, batuannya tersusun
oleh breksi vulkanik Ungaran Tua dan Formasi Kalibiuk yang ditutupi
endapan aluvial di bagian utara. Komposisi batuan yang terdapat di
Gunung Ungaran cukup bervariasi, terdiri dari basal olivin, andesit
piroksen, andesit hornblende dan gabro.
GEOLOGI REGIONAL 6

Gambar 1. Geologi daerah Ungaran (modifikasi dari Hadisantono dan Sumpena,1993 dalam Thaden dkk., 1996)
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Tipe Air Panas
Data kimia yang diperlukan dalam penentuan tipe fluida reservoir adalah kandungan relatif dari klorida
(Cl), bikarbonat (HCO3) dan sulfat (SO4). Pengolahan data dilakukan dengan menghitung % unsur Cl,
HCO3 dan SO4 (Tabel 2). Kemudian data tersebut diplot dalam diagram segitiga Giggenbach (Gbr 1).
Dari hasil analisis kimia fluida air p Lokasi Cl (%) SO4 (%) HCO3 (%)

anas yang ter-dapat pada daerah APN1 18.41457 0.039222 81.5462053

penelitian diketahui bahwa jenis APN2 7.180301 0.078253 92.7414453

fluida panasbumi yang ada pada APN3 6.559881 0.095529 93.3445905

daerah Nglimut dan sekitarnya Tabel 2. Persentase Kandungan Cl, SO4, HCO3

merupakan fluida air bikarbonat.


Hal ini dikarenakan dari hasil
analisis kimia diketahui unsur HCO3
(bikarbonat) merupakan unsur yang
paling dominan. Gambar 1 Diagram ternary kandungan
unsur Cl-SO4-HCO3 dalam air panas
di Nglimut dan sekitarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Diagram segitiga dari Na/1000-K/10 0-Mg1/2 yang ditunjukan
oleh Giggenbach (1988) merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk pen dugaan temperatur reservoir dan untuk
mengetahui air yang mencapai keseimbangan dalam litologi.
Dari data dan perhitungan persentase kandungan ketiga
unsur tersebut, dilakukan pengeplotan pada diagram segitiga
Na/1000-K/100-Mg1/2 (gambar 2) untuk setiap sampel
mataair panas.
Berdasarkan hasil perhitungan ka ndungan relatif Na/ 1000–
K/100–Mg½ serta setelah dilakukan pengeplo-tan hasil nilai
pada segitiga Na-K -Mg, mataair panas Gonoharjo, Medini 1,
Medini 2 terletak pada immature water, memperlihatkan
bahwa temperatur manifestasi yang muncul ke permukaan
cenderung rendah serta dipengaruhi interaksi antara fluida
hidro-termal dengan unsur-unsur seperti silika. Kondisi
immature water juga menunjuk kan bahwa batuan reservoir
terletak pada kondisi teemperatur dan teka-nan yang tinggi
dimana sebelu m mencapai permu-kaan juga telah
mengalami pengenceran oleh air permukaan (meteoric Gambar 2 Diagram ternary kandungan unsur Na,
water). K, Mg dalam air panas di Nglimut dan sekitarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Diagram segitiga Cl-Li-B
Diagram segitiga Cl-Li-B digunakan untuk menge-valuasi proses pendidihan
dan pengenceran berda-sarkan perbandingan konsentrasi Cl/100, Li, dan
B/4 yang telah diubah dalam satuan persen. Dari data dan perhitungan
persentase kandun gan ketiga unsur tersebut (Tabel 5.5 dan lamp iran 4)
dilakukan pengeplotan pada diagram segitiga Cl/100 – Li – B/4 (gambar 3)
untuk setiap sampel mataair panas.
Posisi ketiga kolam air berada pada bagian kanan segitiga yang berdekatan
dengan sisi Absorption of low B/Cl steam. Hasil pemplotan data pada
Medini-1 dan medini-2 terlihat dominan menuju ke arah sudut B/4 yang
menunjukkan proses penyerapan gas magmatik dengan rasio B/Cl tinggi.
Hasil pengeplotan data pada Gonoharjo-1 menujukkan titiknya yang berada
pada tengah tenagh sudut Cl dan sudut B/4 yang menunjukkan pro ses
penyerapan gas magmatik dengan rasio B/Cl seimbang.
Dari hasil pengeplotan ini dapat diketahui bahwa proses yang terdapat pada
daerah penelitian umumnya terjadi pada zona tepi (outflow). Hal ini Gambar 3 Diagram ternary kan dungan
disebabkan konsentarsi Cl kurang domInan sehingga mengindikasikan lokasi unsur Cl-Li-B dalam air panas di Nglimut
penelitian berada cukup jauh dari aliran utama dari sistem panasbumi. dan sekitarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
• Perhitungan Geotermometer Na-K-Ca
• Untuk mengetahui suhu reservoir, digunakan perhi-tungan
geothermometer Na-K-Ca. Digunakannya perhitungan geothermometer
Na-K-Ca karena dari hasil analisis unsur diketahui unsur ka tion Na-K-Ca
banyak terkandung dan mendominasi dibandingkan unsur kation yang
lain serta dijump ainya endapan travertine.

• Hasil dari perhitungan geothermometer Na-K-Ca di-ketahui bahwa suhu


reservoir di Gonoharjo sebesar 207,530C, Medini 1 sebesar 208,010C,
Medini 2 sebesar 206,420C dengan rata rata suhu keseluruhan sebesar
207,330C sehingga termasuk dalam sistem panasbumi bersuhu sedang
(Saptadji,2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
• suhu (T) dari perhitungan geothe rmometer Na-K-Ca bukan
merupakan suhu (T) pasti dari reservoir sistem panasbumi di lokasi
penelitian, tetapi merupakan suhu kis
• aran yang nilainya hamp ir mendekati sama, kemungkinan suhu
reservoir yang sesungguhnya bisa lebih tinggi atau lebih rendah
dibandingkan suhu dari hasil perhitungan. Hal ini dikarenakan
pada fluida panasbumi yang mengalir dekat permukaan, banyak
unsur terlarut yang mengendap di permukaan terutama unsur Na-
K-Ca, sehing ga kandungan kimia yang terkandung pada fluida
conto berbeda kandungannya dengan fluida di reservoir.
KESIMPULAN 11
• 1.Jenis fluida di gonoharjo beerupa campuran air klorida dengan
bikarbonat, sedangkan air panas medini berupa air bikarbonat

• 2.Asal fluida gonoharjo adalaah fluida reservoar yang mengalami


pencampuran dengan air me-teorik, sedang air panas medini merupakan
air steam condensate

• 3.Suhu reservoar hasil geotermo meter berkisar 206-207oC

• 4. Daerah munculnya manifestasi panasbumi nglimut merupakan daerah


lateral outflow atau tepi dari sistem panasbumi Gunung Ungaran
DAFTAR PUSTAKA

• Yohanes B E, Yoga Aribowo. 2011. Studi Geokimia Fluida Panasbumi


Daerah Prospek Panasbumi Nglimut, G. Ungaran Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Jurnal TEKNIK. Vol 32
no 3

• Zarkasyi, A dkk.2012. Sistem Panas Bumi Dan Model Konseptual


Daerah Panas Bumi Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Buletin Sumber
Daya Geologi. Vol 7 No 3

Anda mungkin juga menyukai