PEMBIMBING
dr. Rina Rahardiani, Sp.A
OLEH
Eva Liyanti(03014057)
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas sejak 6 jam
sebelum masuk rumah sakit
KELUHAN TAMBAHAN
Demam (+) Batuk (+) pilek (+)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran Rumah sakit.
Penolong Persalinan Dokter.
Cara Persalinan Pervaginam dengan induksi oksitosin.
Masa Gestasi 38 minggu.
Riwayat kelahiran Berat Badan: 3200 gram.
Panjang Badan Lahir: 45 cm.
Lingkar kepala: ibu pasien tidak ingat.
Langsung menangis.
APGAR score: ibu pasien tidak
tahu.
Kelainan bawaan: tidak ada.
Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik
• Riwayat Imunisasi
BCG 1 bulan - - - - -
Campak 9 bulan - - - - -
MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -
Keadaan lingkungan :
Rumah berada di lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk, jarak
antar rumah ± 1 meter. Kondisi lingkungan baik, aliran got terbuka,
lancar tidak tersumbat walaupun hujan lebat. Tidak pernah banjir dan
tempat pembuangan sampah jauh dari rumah dan diangkut oleh
petugas setiap hari.
Kesan : Kondisi rumah baik, layak dihuni. Kondisi lingkungan baik
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Nadi : 112 x/menit, kuat, isi
cukup, equal kiri-kanan, regular
Suhu : 38° C
Respirasi : 34 x/menit
Saturasi O2 : 99%
Data antropometri : BB: 13 kg
TB: 80 cm
Status gizi :
BB/U : persentil (-2 – 0)
TB/U : persentil (0—2)
Kesan : Gizi baik
LEHER :
Kelenjar getah bening dan tiroid dalam batas normal.
THORAKS
Dinding thoraks
I : bentuk datar, simetris kanan-kiri dalam keadaan statis maupun dinamis.
PARU
I : pergerakan dinding dada simetris kiri-kanan, terdapat retraksi substernal.
P : gerakan dinding dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, vocal fremitus
sama kuat di kedua lapang paru.
P : Sonor di kedua lapang paru.
Batas paru kanan – hepar : linea midklavikularis dekstra ICS V.
Batas paru kiri – gaster : linea axillaris anterior sinistra ICS VII.
A : Suara napas vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (+/+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematokrit 40% 35 – 55 %
Basofil 0 0-1 %
Eusinofil 0% 0-3%
Batang 0 0-5%
Limposit 10 % 25-50 %
Monosit 5% 2-10%
Segmen 85 50-80%
RINGKASAN
OS dibawa ke IGD RS Budhi Asih dengan keluhan sesak nafas. sejak 6 jam
SMRS. Sesak disertai dengan bunyi mengi. Sesak tidak membaik dengan perubahan
posisi dan hanya membaik dengan penggunaan obat . Sesak napas timbul bila pasien
terpapar udara dingin. Sesak terutama timbul pada malam dan pagi hari, sehingga
mengganggu aktivitas dan tidur. Biasanya sering kambuh ketika sedang bermain. Sesak
dirasakan lebih dari satu kali dalam seminggu dan kurang dari satu kali dalam sehari.
Sesak tidak mengganggu aktifitas. Pasien dapat berbicara dalam penggalan kalimat.
OS juga dikatakan mengalami demam naik-turun sejak 3 hari SMRS. Pasien
telah diberikan paracetamol tetapi demam naik lagi. Pasien juga mengalami batuk sejak
seminggu SMRS. Batuk terus menerus dengan sedikit dahak tidak berwarna. Dahak
sukar dikeluarkan dan tidak berdarah. Os pilek sejak 1 hari lalu. Keluar hingusan
berwarna bening, encer dan tidak berdarah. Os juga bersin pada waktu pagi beberapa
kali
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, Kesadaran : Compos mentis. Tanda vital Nadi :
112 x/menit, kuat, isi cukup, equal kiri-kanan, regular, Suhu : 38° C Respirasi : 34
x/menit. Saturasi O: 99%. Status gizi : Gizi baik.
Pemeriksaan sistematis: Hidung : Terdapat sekret jernih, bulu hidung sedikit, Terdapat
karies pada kedua insisivus bagian bawah, Tonsil: T3-T3, hiperemis, Faring: hiperemis,
Terdapat retraksi suprasternal, Wheezing (+/+).
Pemeriksaan laboratorium:
Tgl S O A P
Hari Pasien susah KU : CM, Tampak sakit sedang. Asma - IVFD RL 15
ke 1 tidur karena HR : 105 x/menit, RR : 24 x/menit, T : 38 oC, SpO2 : 98 Bronkiale
Episodik tetes/menit
batuk %
Sering - Ceftriaxone 1x1 gr
berdahak,
dengan
pilek, dan Mata: Ca-/-, SI -/-, dalam batas normal Serangan - Paracetamol syr 3x ½
sesak. Nafsu Hidung: sekret jernih (+), bulu hidung sedikit Sedang cth
makan Mulut: mukosa basah, merah, bersih
membaik, mual Tonsil T3-T3 faring hiperemis -Tonsilo - Racikan Salbutamol
berkurang. Leher: KGB dan tiroid dalam batas normal faringitis 0,5 mg, Ataroc 5 mcg,
Muntah (-). Paru: suara nafas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh +/+, retraksi Metylprednisolon 3
BAB dan BAK dada (+), vocal fremitus sama kuat pada kedua lapang
dalam batas paru mg, CTM 0,5 mg, dan
normal. Jantung: BJ 1 & 2 reguler, M(-), G(-) Bisolvon ¼ tab
Abdomen: supel (+), BU (+) normal, turgor normal, - Nebulizer ventolin dan
nyeri (-)
pulmicort 2x1 ampul
Ekstremitas: akral hangat (+), CRT < 2 detik
dalam 3 ml NaCl 0,9%
Hari Pasien masih KU : CM, Tampak sakit sedang. -Asma - IVFD RL 15
ke 2 batuk HR : 115 x/menit, RR : 24 x/menit, T : 36,7o C, SpO2 : Bronkiale
Episodik tetes/menit
berdahak, pilek 99 %
Sering - Ceftriaxone 1x1 gr
(+), demam (-),
dengan
sesak (-), Mata: Ca-/-, SI -/-, dalam batas normal Serangan - Racikan Salbutamol
mual(-), Hidung: sekret jernih (+), bulu hidung sedikit Sedang 0,5 mg, Ataroc 5 mcg,
muntah (-), Mulut: mukosa basah, merah, bersih
nyeri menelan T3-T3 -Tonsilo Metylprednisolon 3
berkurang, Leher: KGB dan tiroid dalam batas normal faringitis mg, CTM 0,5 mg, dan
nafsu makan Paru: suara nafas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh +/+, Bisolvon ¼ tab
baik. BAK dan retraksi dada (+), vocal fremitus sama kuat pada
Nebulizer ventolin dan
BAB normal. kedua lapang paru
pulmicort 2x1 ampul
Jantung: BJ 1 & 2 reguler, M(-), G(-)
dalam 3 ml NaCl 0,9%
Abdomen: supel (+), BU (+) normal, turgor normal,
nyeri (-)
Sudah boleh pulang
Ekstremitas: akral hangat (+), CRT < 2 detik
DIAGNOSIS KERJA PADA PASIEN
Asma Bronkiale Episodik Sering dengan Serangan Sedang
Tonsilofaringitis
DIAGNOSIS BANDING
Rhinosinusitis
Bronkopneumonia
Non Medikamentosa
• Informasi kepada orang tua pasien mengenai kondisinya saat ini.
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien.
• Pemberian minum dan asupan makan yang bergizi serta adekuat.
• Edukasi orang tua agar pasien dihindarkan dari alergen pencetus.
• Edukasi orang tua agar reaksi alergi maupun infeksi pada pasien
segera ditangani sebelum timbul manifestasi asma.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Terdengar suara
mengi dan bisa Lama serangan
Asma serangan Asma episodik
didengari tanpa satu kali dalam
sedang sering
menggunakan seminggu
stetoskop
Retraksi Gejala-gejala
substernal. seperti sesak
Bangun ketika
tidur dan aktivitas
juga terganggu
Demam sejak 3 hari
T3-T3 Faring yang lalu SMRS.
hiperemis hiperemis dan suhu mencapai
38° C
Tonsilofaringitis
Asthma Bronchiale
GINA Gangguan inflamasi kronis
saluran nafas dengan banyak sel
berperan, khususnya sel mast,
eosinofil, dan limfosit T.
Alergen atau Antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada
permukaan sel mast atau basofil
Penyempitan/obstruksi bronkus
pada tahap inspirasi dan ekspirasi
Sesak napas
Hiperventilasi
• Perlukaan epitel bronkus pada inflamasi kronik, merangsang remodeling and repair
• Terjadi perubahan struktural dan fungsional menyimpang
• Yang berperan: IL4, TGF beta dan Eosinophil Growth Factor (EGF).
• TGF beta merangsang sel fibroblast, epitel hiperplasia, dan kolagen.
• Terjadi penebalan membran basalis, hiperplasia kelenjar, edema submukosa, infiltrasi
sel radang, serta hiperplasia otot. Bukan merupakan perbaikan klinis.
• Berakibat penyempitan lumen bronkus persisten dan gambaran klinis asma kronis.
Tabel 1. Klasifikasi derajat asma pada anak (Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) )
Parameter klinis,
Asma episodik Asma episodik
No kebutuhan obat dan Asma persisten
jarang sering
faal paru asma
1 Frekuensi serangan <1x/bulan >1x/bulan Sering
Hampir sepanjang tahun,
2 Lama serangan <1minggu >1minggu tidak ada periode bebas
serangan
3 Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
4 Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
5 Tidur dan aktifitas Tidak tergganggu Sering tergganggu Sangat tergganggu
Mungkin
Normal (tidak
Pemeriksaan fisik tergganggu
6 ditemukan Tidak pernah normal
diluar serangan (ditemukan
kelainan)
kelainan)
Obat pengendali(anti
7 Tidak perlu Perlu Perlu
inflamasi)
Uji faal paru(diluar PEFatauFEV1<60-
8 PEFatauFEV1>80% PEVatauFEV<60%
serangan) 80%
Variabilitas faal
Variabilitas 20-30%.
9 paru(bila ada Variabilitas>15% Variabilitas>30%
Variabilitas >50%
serangan)
Tabel 2. Klasifikasi asma menurut derajat serangan
>80% 60-80%
Pasca bronkodilator <60%, respon<2 jam
SaO2 % >95% 91-95% ≤ 90%
Normal (biasanya
PaO2 tidak perlu >60 mmHg <60 mmHg
diperiksa)
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
Tanda dan gejala
• Terdengar bunyi nafas (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). (Tidak semua penderita asma memiliki
pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya
terdegar wheezing adalah penderita asma).
• Sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
• Batuk kronik (terutama di malam hari atau cuaca dingin). Adanya keluhan
penderita yang merasakan dada sempit.
• Serangan asma yang hebat, penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
• Pada anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau
leher. Selama serangan asma, rasa cemas (sering menangis) yang
berlebihan, sehingga penderita dapat memperburuk keadaanya.
• Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan
banyak keringat
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
2. Analisa gas darah
3. Radiologi
4. Faal paru
5. Uji kulit
6. Uji provokasi bronkus
Alur Tatalaksana
Anak dengan distres pernapasan atau mengalami wheezing berulang, beri
salbutamol dengan nebulisasi atau MDI (metered dose inhaler). Jika
salbutamol tidak tersedia, beri suntikan epinefrin/adrenalin subkutan.
Periksa kembali anak setelah 20 menit untuk menentukan terapi selanjutnya:
• Jika distres pernapasan sudah membaik dan tidak ada napas cepat,
dirawat di rumah dengan salbutamol hirup atau bila tidak sedia, beri
salbutamol sirup atau tablet.
• Jika distres pernapasan menetap, pasien dirawat di rumah sakit dan
beri terapi oksigen, bronkodilator kerja-cepat dan obat lain seperti
yang akan diterangkan kemudian.
• Jika sianosis sentral atau tidak bisa minum, rawat dan beri oksigen,
bronkodilator kerja-cepat dan obat penunjang.
• Respons positif (distres pernapasan berkurang, udara masuk
terdengar lebih baik saat auskultasi) harus terlihat dalam 20 menit.
Bila tidak, beri bronkodilator kerja cepat dengan interval 20 menit.
• Jika tak ada respons setelah 3 dosis bronkodilator, beri aminofilin IV
Macam Terapi
1. Oksigen untuk semua anak yang sianosis atau kesulitan bernapas yang
mengganggu berbicara, makan atau menyusu (serangan sedang-berat).