Anda di halaman 1dari 53

HEMATOLOGI SOAL TO UKOM UI 2019

Mengapa pemeriksaan hb metode sianmethemoglobin


1
lebih baik dari talquist dan sahli?

a. Menggunakan KCN
b. –
c. Disimpan dalam botol coklat
d. –
e. KCN mengubah hemoglobin menjadi sianmethemoglobin

Karena sianmethemoglobin bersifat lebih stabil


Cara sahli
Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan
secara visual dengan standar dalam alat itu. Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau
cara ini tidak tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih normal, pada
pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%,

kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah merupakan
larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu tidak semua
macam hemoglobin dapat diubah hematin misalnya ; karboxyhemoglobin, methemoglobin,
sulfahemoglobin.
Cara cyanmethemoglobin
Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi
kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm.
Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin, dan
karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak
diukur.

Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin
dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat
dibeli.

Larutan drabkin terdiri atas


• natrium bikarbonat 1 gram,
• kalium sianida 50 mg,
• kalium ferisianida 200 mg,
• aqudest 100 ml.
Prinsip kerja :
Hemoglobin akan di ubah oleh kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) menjadi
methemoglobin yang kemudian di ubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh
kalium sianida (KCN)
2 SEL LEUKOSIT PADA GAMBAT DIBAWAH INI ADALAH?

Perhatikan granula, inti dan sitoplama


Seorang laki-laki berusia 55 tahun melakukan pemeriksaan retraksi bekuan dengan
menggunakan sampel darah sebanyak 5 ml.
3 Setelah didiamkan selama 2 jam, bekuan sampel darah diangkat dengan lidi
hingga terdapat volume serum sebanyak 2,5 ml.
Berapakah nilai retraksi bekuan tersebut?

a. 20%
b. 30%
c. 40%
d. 50%
e. 60%

Volume bekuan = 100% - volume terperas


Volume terperas = (sisa volume cairan : volume darah awal ) x 100%
Retraksi bekuan = Volume bekuan – Hematokrit
Jadi :
100%- ((2,5:5,0) x100) = 100% - 50%= 50%
Seorang anak kecil ditemukan tidak sadarkan diri di dalam mobil dalam keadaan
AC menyala setelah mengalami keluhan mual, pusing, dan lesu. Setelah dilakukan
4 pemeriksaan darah dengan menggunkan metode spektrofotometri uv-vis dengan
panjang gelombang 500-600 nm dan terdiagnosa keracunan karbon monoksida.
Jenis senyawa apakah yang ditemukan dalam sampel?

a. Methemoglobin
b. Carboxy Hemoglobin
c. Carbamino Hemoglobin
d. Oxygenate Hemoglobin
e. Deoxygenate Hemoglobin

Karbonmonoksida + Hb = KarboksiHb

Eryt Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan


warnanya merah tua.
Seorang ATLM melakukan pemeriksaan pada sampel pasien yang diduga anemia.
Nilai pemeriksaan diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali dan dibagi
5 dengan hitung jumlah eritrosit.
Apakah nama pemeriksaan yang dimaksud?

a. MCV
b. MCH
c. MCHC

MCV (VER) = (Ht x 10) : Eritrosit,

satuan femtoliter (fl)


Seorang pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin. Nilai hb diukur
6 dengan fotometer yaitu 10 mg/dl, pemeriksaan eritrosit diukur dengan pipet thoma
yaitu 3.000.000 sel/ul. Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan hemoglobin?

a. Turk
b. Drabkin
c. Rees ecker
d. Hayem
e. Wright
JENIS REAGEN MANUAL HEMATOLOGI
Lekosit Eritosit Trombosit Eosinofil
Reagen Turk Hayem Rees Ecker  Eosin 2% 5 ml
 Aceton 5 ml
 As. Asetat Glasial 1ml  Na. sulfat 5gr (mencegah  Na.sitrat 3,8 gr
 Aqua ad 100 ml
(Melisiskan sel darah penggumpalan eritrosit) (isotonis)
merah)  NaCl 1 gr (isotonis)  Formaldehid
 G.Violet 1% 1 ml  Mercuri klorida 0,5 gr 40% 2ml
(Mewarnai inti lekosit) (pengawat dan melisiskan  BCB 30 mg
lekosit dan trombosit)  Aqua ad 100
 Aqua ad 100 ml  Aqua ad 200 ml ml

Gowers
 Na. Sulfar 12,5 gr
 As. Asetat glasial 33,3 ml
 Aqua ad 200 ml
Seorang ATLM mengambil darah pasien pukul 08.00, karena di laboratorium sedang
7 banyak pemeriksaan sehingga darah tersebut baru dapat diperiksa pukul 10.00
Pemeriksaan hematologi apa yang tidak bisa diperiksa..

a. Hemoglobin
b. Hitung jumlah eritrosit
c. Hitung jumlah leukosit
d. Hitung jumlah trombosit
e. LED
Seseorang ingin memeriksakan lab untuk pemeriksaan eritrosit diduga dengan
gejala anemia.
8 Reagen apa untuk pemeriksaan sampel tersebut…

a. Turk
b. Hayem
c. Ress ecker
Lekosit Eritosit Trombosit Eosinofil
Reagen Turk Hayem Rees Ecker  Eosin 2% 5 ml
 As. Asetat Glasial 1ml  Na. sulfat 5gr (mencegah  Na.sitrat  Aceton 5 ml
(Melisiskan sel darah penggumpalan eritrosit) 3,8 gr  Aqua ad 100 ml
merah)  NaCl 1 gr (isotonis) (isotonis)
 G.Violet 1% 1 ml  Mercuri klorida 0,5 gr  Formaldehi
(Mewarnai inti lekosit) (pengawat dan melisiskan d 40% 2ml
lekosit dan trombosit)  BCB 30 mg
 Aqua ad 100 ml  Aqua ad 200 ml  Aqua ad
100 ml
Gowers
 Na. Sulfar 12,5 gr
 As. Asetat glasial 33,3 ml
 Aqua ad 200 ml

Butir Kaca Putih Merah Merah Putih

Darah dihisap 0.5  pengenceran 20x 0,5  pengencaran 200 x 0,5  1,0 pengenceran 10x
sampai Tanda 1,0  pengenceran 10x Pengenceran
garis bawah 200 x
Lekosit Eritosit Trombosit Eosinofil
Tanda garis 11 101 101 11
atas
Bilik Improve 4 x 16 bidang sedang 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang 25x16 bidang kecil 9 bidang besar
Neubauer kecil luas 1/5 mm 2 (seluruh bidang besar (semua bidang yg
ditengah) luas 1 mm2 dibagi)
Luas 9 mm2 tinggi 1/10
mm
1 bidang sedang = Luas bidang kecil 1/400 mm2 X Luas 1 bidang besar = Luas bidang besar =
¼ x ¼ x 1/10 = 1/160 mm3 1/10 1x1x 1/10 = 1/10 mm3 1x1 x 1/10 = 0,9 mm3

Faktor N X 50 5 x 10 x 200 = 10.000 N X 2.000 n x 10


perkalian 3,2

Koreksi Eri Koreksi Eri berinti = Pengenceran pipet = 200x Lebih baik
berinti Luas tiap bidang kecil = 1/400 menggunakan Fuchs
leko – mm2 Rosenthal. Luas 16 mm2
(Eri berinti X leko) Tinggi kamar hitung = 1/10 mm tinggi 0,2 mm.
100+eri berinti

Atau Leko x100 : eri berinti +100


Hematokrit meningkat, pada sediaan terlihat ukuran eritrosit lebih besar dari
9 biasa, LED menurun. Maka dapat disimpulkan....

MCV Meningkat.

Rumus perhitungan MCV = (Hematokrit x10) : eritrosit


Penyakit AHA jenis dingin terjadi penggumpalan eritrosit / aglutinasi yang seolah-olah meningkatkan
MCV
a. Eritrosit  merupakan sel yang diukur dalam pemeriksaan Ht. Hematokrit dapat meningkat pada polisitemia
yaitu peningkatan jumlah sel darah merah
b. Bentuk Eritrosit Apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka akan terjadi trapped plasma (plasma
yang terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan meningkat.
c. Ukuran Eritrosit  dapat mempengaruhi viskositas darah.Viskositas yang tinggi maka nilai hematokrit juga
akan tinggi,
d. Viskositas darah makin besar presentasi sel darah merah maka makin tinggi hematokritnya dan makin
banyak pergeseran diantara lapisan-lapisan darah,pergeseran inilah yang menentukan viskositas. Oleh
karena itu,viskositas darah meningkat secara drastis ketika hematokrit meningkat
e. Plasma Keadaan fisiologis atau patofisiologis pada plasma (ikterus , hemolitik ) dapat mempengaruhi
pemeriksaan hematokrit.
 Pemusingan / sentrifugasi Penempatan tabung kapiler pada lubang jari-jari centrifuge yang kurang tepat dan
penutup yang kurang rapat dapat menyebabkan hasil pembacaan hematokrit tinggi palsu. Kecepatan
putaran centrifuge dan pengaturan waktu dimaksudkan agar eritrosit memadat secara maksimal. Waktu harus
diatur secara tepat. Pemakaian microcentrifuge dalam waktu lama mengakibatkan alat menjadi panas
sehingga dapat mengakibatkan hemolisis dan nilai hematokrit rendah palsu.
 Antikoagulan. Penggunaan antikoagulan EDTA lebih dari 1,5 mg/ml darah mengakibatkan eritrosit mengkerut
sehingga nilai hematokritakan rendah palsu.
 Pembacaan yang tidak tepat
 Bahan pemeriksaan tidak dicampur homogen sebelum pemeriksaan dilakukan
 Tabung hematokrit tidak bersih dan kering
 Suhu dan waktu penyimpanan sampel. Sampel disimpan pada 40C selama 24 jam, memberikan nilai
hematokrit yang lebih tinggi.
Pemeriksaan LED dilakukan dengan cara menambahkan Na sitrat 3,8% kemudian
10 didiamkan di rak selama satu jam. Metode apakah yang digunakan?

a. Wintrobe
b. Westergreen
c. -
d. -
e. -
Prinsip :
Sejumlah darah EDTA dicampur dengan Na. Sitrat 3.8 % (4 darah : 1 Na.sitrat) kemudian di pipet dengan
pipet Westergreen dan dibiarkan selama 1 jam sampai terjadinya mekanisme pembentukan Rouleaux,
Pengendapan sel – sel darah, dan pemadatan sel darah dalam keadaan tegak lurus.

Panjang pipet 300 mm, dengan garis tengah bagian dalam 2,5 mm, dan memiliki skala 0-200 mm.
LED METODE WINTROBE
Panjang tabung wintrobe 110 mm, dengan garis tengah bagian dalam 2,5 mm, dan memiliki
skala 0-100 mm
Sel-sel kecil mengendap lebih lambat daripada sel-sel yang menggumpal, karena bila sel-sel
menggumpal, peningkatan berat gumpalan lebih besar daripada peningkatan luas permukaan.
Kecepatan pengendapan darah diukur dalam kolom plasma.

Pengendapan sel ini yang disebut dengan Laju Endap Darah (Siti Boedina Kresna, 1994). Dalam darah
normal nilai LED relatif lebih kecil karena pengendapan eritrosit akibat tarikan gravitasi diimbangi oleh
tekanan ke atas akibat perpindahan plasma.

Bila viskositas plasma tinggi atau kadar kolesterol meningkat, tekanan ke atas mungkin dapat menetralisi
tarikan ke bawah terhadap setiap sel atau gumpalan sel. Sebaliknya, setiap keadaan yang meningkatkan
penggumpalan atau perlekatan sel satu dengan yang lain akan meningkatkan LED.

Adanya makromolekul dengan konsentrasi tinggi di dalam plasma, dapat mengurangi sifat saling menolak
di antara sel eritrosit, dan mengakibatkan eritrosit lebih mudah melekat satu dengan yang lain, sehingga
memudahkan terbentuknya rouleaux.
Rouleaux adalah gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan konvalen, tetapi
karena saling tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila perbandingan globulin terhadap albumin
meningkat atau kadar fibrinogen sangat tinggi, pembentukan rouleaux dipermudah hingga LED
meningkat.
a. Faktor eritrosit
LED ↑ pada keadaan : makrositosis, anemia, rouleaux formasi
LED ↓ pada keadaan : mikrositosis, poikilositosis, polisitemia

b. Faktor plasma
LED ↑ pada keadaan :
- Kolesterol : bila kadar kolesterol meningkat eritrosit lebih mudah melekat satu dengan yang lainnya
- Fibrinogen : fibrinogen yang tinggi  pembentukan rouleaux sangat mudah terjadi
- Globulin : bila globulin terhadap albumin meningkat

LED ↓ pada keadaan :


- Albumin . Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma dan perubahan protein plasma akan
mempengaruhi LED, karena itu kadar albumin yang tinggi menyebabkan LED menurun.
- Lecitin
c. Faktor viskositas  Bila viskositas meningkat à LED ↓

d. Faktor teknik
- Posisi tabung yang tidak vertikal
- Perbandingan antara darah dengan antikoagulan
- Faktor pemeriksaan LED (waktu pengerjaan yang tidak tepat)
- Adanya bakteri yang menyebabkan eritrosit menjadi cepat membentuk rouleaux

e. Faktor suhu. Sebaiknya LED dikerjakan pada suhu 22-27O C. Pada suhu rendah, viskositas meningkat dan
LED menurun.
11 HB 10 HT 30% ERIT 3.000.000 NILAI MCV?

Rumus perhitungan MCV = (Hematokrit x10) : eritrosit


(30x10) : 3 = 100 fl

Rumus perhitungan MCH = (Hemoglobin x 10) : eritrosit, satuan pg


Rumus perhitungan MCHC = (Hb : Ht) x 100 satuan%
Sebuah klinik mengirimkan sampel darah EDTA ke sebuah rumah sakit untuk
12 dilakukan pemeriksaan hematokrit. Waktu terhitung 8 jam dari setelah sampel
diambil. Rumah sakit menolak menerima sampel karena tidak layak. Berapa lama
stabilitas sampel tersebut?

a. Tiga jam
b. Empat jam
c. Lima jam
d. Enam jam
e. Tujuh jam
13
Hitung jumlah trombosit dengan pengenceran 20 ml darah ditambah 3,98 ml
larutan ammonia oksalat 1%. Didapat hasil 150 sel dalam 5 kotak.
Berapa sel per 1 mm 3 ?

a. 105.000
b. 210.000
c. 475.000
d. 525.000
e. 575.000
Gambar: Garis Bagi pada Bilik Hitung Improved Neubauer

Pada bilik hitung ‘Improved Neubauer’ luas seluruh bidang adalah 9 mm2
Bidang ini dibagi menjadi 9 ‘Bidang Besar’ yang masing-masing bidang memiliki luas 1 mm2 .
Bidang Besar di bagi menjadi 16 ‘Bidang Sedang’, yang luasnya masing-masing ¼ x ¼ mm2.

Bidang besar yang letaknya ditengah–tengah pembagiannya berbeda, yaitu di bagi menjadi 25 bidang,
luas masing bidang 1/5 x 1/5 mm2 dan bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil.
Dengan demikian jumlah seluruh bidang kecil itu seluruhnya 16x25 =400 buah dengan luas 1/20 x 1/20 mm2 .

Tinggi Bilik hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris dengan kaca penutup yang terpasang adalah 1/10 mm.
Maka Volume ditiap-tiap bidang sebagai berikut:
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 = 1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Volume seluruh bidang = 3 x 3 x 1/10 = 0.9 mm3

Volume bidang untuk pemeriksaan jumlah sel darah:

a. Pemeriksaan Jumlah Leukosit (4 bidang besar) = 1 x 1 x 1/10 x 4 = 0.4 mm3


b. Pemeriksaan jumlah eritrosit (5 bidang ditengah) = 1/5 x 1/5 x 1/10 x 5 = 0,02 mm3
c. Pemeriksaan jumlah trombosit (25 bidang ditengah) = 1/5 x 1/5 x 1/10 x 25 = 0.1 mm3
d. Atau jumlah trombosit (1 bidang besar ditengah) = 1x 1x 1/10 x 1 = 0.1 mm3
Jumlah Leukosit (4 bidang besar)
1 x 1 x 1/10 x 4 = 0.4 mm3
jumlah eritrosit (5 bidang ditengah)
1/5 x 1/5 x 1/10 x 5 = 0,02 mm3
jumlah trombosit (25 bidang ditengah)
1/5 x 1/5 x 1/10 x 25 = 0.1 mm3
Contoh Perhitungan trombosit :
 Darah diisap sampai tanda 1
 Kemudian isap larutan Amonium Oksalat 1% sampai angka 101
 Kocok perlahan selama 3 menit, Buang 3 tetes, lalu masukkan ke dalam bilik hitung
Inkubasi selama 15 menit pada cawan petri lembab
 Hitung dalam 80 kotak kecil (16 kotak kecil x 5)

Hasil : Tuliskan hasil trombosit pada tabel agar mudah dihitung


Perhitungan : - Jumlah Trombosit = Pengenceran x Volume x N
- Jumlah Trombosit = 100 x 50 x N
- Jumlah Trombosit = 5000N

Bila darah yang diisap adalah o,5 maka pengenceran adalah 200x
Jumlah trombosit = 200 x 50 x N 50 =
1/4000x(16x5) = 4000/80 = 50
= N x 10.000
Seorang pasien berumur 7 tahun demam 39,3 selcius selama 3 hari. Pasien
14 didiagnosa DBD melakukan pemeriksaan hematokrit terjadi kelainan hematodinamik
yg mengakibatkan plasma protein bocor
tanda-tanda lain dari gejala di atas

a. Peningkatan fibrinogen, hemodimamika


b. Penurunan trombosit, Albumin, Globulin protein
c. Penurunan trombosit, Plasma protein, hemokonsentrasi
d. Peningkatan trombosit, lekotit, hb
e. Peningkatan trombosit, eri, hb

Pemeriksaan nilai hematokrit dan jumlah trombosit menjadi indikator diagnosis DBD. Nilai
hematokrit akan meningkat (hemokonsentrasi) karena penurunan volume plasma darah, sedangkan
jumlah trombosit akan menurun (trombositopenia) akibat supresi sum-sum tulang. Kebocoran plasma
terjadi akibat pecahnya pembuluh kapiler. Ini menyebabkan cairan plasma darah keluar dari
pembuluh darah ke jaringan di luar pembuluh darah. Akibat adanya bocoran di pembuluh darah
kapiler tadi tubuh berupaya menutup celah itu dengan bantuan trombosit, sehingga kadar trombosit
pun menjadi rendah.
15
Seorang ibu usia 30 tahun akan menjalani operasi persalian sesar memgalami
anemia. Pasien melakukan pemeriksaan indeks eritrosit. Hb 10 ht 30 eri 3jt .
berapa nilai mcv?

Rumus perhitungan MCV = (Hematokrit x10) : eritrosit


(30x10) : 3 = 100 fl

Rumus perhitungan MCH = (Hemoglobin x 10) : eritrosit, satuan


pg
Rumus perhitungan MCHC = (Hb : Ht) x 100 satuan%
*Hasil px. LABORATORIUM HEMATOLOGI*
leuko = .... (normal)
16 eri = .... (normal)
trombosit = 67.000
jenis sel leukosit apakah yang paling banyak ditemukan pd kondisi tsb?

a. Basofil
b. Eosinofil
c. Neutrofil
d. Monosit
e. Limfosit plasma biru

Trombosit rendah = diagnosa DBD

Limfosit plasma biru adalah perubahan respons imun selular dengan ditemukan limfosit atipik yang khas
untuk infeksi dengue. Limfosit plasma biru memiliki bentuk ukuran lebih besar dari limfosit normal, bentuk
inti teratur, sitoplasma biru tua, vakuola halus, tepi sitoplasma rata, tidak ada granula azurofilik. Limfosit
plasma biru yang bermanfaat sebagai alat bantu diagnosis dini dengan sensitivitas dan spesifisitas yang
cukup tinggi.
Cara perhitungan ht x 10 dibagi eri adalah cara menghitung ...
17

Rumus perhitungan MCV = (Hematokrit x10) : eritrosit


Rumus perhitungan MCH = (Hemoglobin x 10) : eritrosit, satuan pg
Rumus perhitungan MCHC = (Hb : Ht) x 100 satuan%
Pewarnaan ( SAD ) ciri" granula kecil, inti menggumpal, sitoplasma biru. Merupakan
18
ciri dari sel?

a. Sel eosinofil
b. Sel limfosit
c. Sel neutrofil segmen
d. Sel monosit
e. Sel eosinophil
Pada px retraksi bekuan vol awal darah sebanyak 5,0 ml. Setelah diinkubasi 3 jam
pada suhu 25℃, bekuan diangkat dan sisa volume cairan dalam tabung reaksi
19
sebanyak 1,9 ml. Diketahui nilai HT 37%. Berapa nilai retraksi bekuan pada sampel
tersebut?

a. 19
b. 25
c. 38
d. 51
e. 54

Volume bekuan = 100% - volume terperas


Volume terperas = (sisa volume cairan : volume darah awal ) x 100%
Retraksi bekuan = Volume bekuan – Hematokrit
Jadi :
100%- ((1,9:5,0)x100) = 100% - 38%= 62%
RB = 62%-37%=25%
Soal pada px. Hitung jumlah eritrosit metode mikroskopik mempunyai prinsip darah
ditambah larutan isotonik, maka darah akan encer dan sel selain eritrosit akan lisis.
20 Larutan yang digunakan adalah hayem. Zat yang memiliki fungsi sebagai buffer?

a. Sublimat
b. Sodium fosfat
c. Potassium fosfat
d. Sodium chlorida
e. Potassium chloride

Komposisi reagen hayem pada hitung eritrosit


 Natrium sulfat sebagai antikoagulan
 Natrium klorida sebagai buffer
 Merkuri klurida sebagai pelisis sel lain selain eritrosit
Pasien demam diduga DHF, hb 13,9 leuko 10.500 trombo 68.000 sel khas yang
21 dapat ditemukan adalah

a. Limfosit inti biru


b. Eosinofil
c. Netrofil segmen
d. Limfosit
e. –

Trombosit rendah = diagnosa DBD


Limfosit plasma biru adalah perubahan respons imun selular dengan ditemukan limfosit atipik yang
khas untuk infeksi dengue. Limfosit plasma biru memiliki bentuk ukuran lebih besar dari limfosit normal,
bentuk inti teratur, sitoplasma biru tua, vakuola halus, tepi sitoplasma rata, tidak ada granula azurofilik.
Limfosit plasma biru yang bermanfaat sebagai alat bantu diagnosis dini dengan sensitivitas dan
spesifisitas yang cukup tinggi.
Dilakukan pemeriksaan hitung jenis eri dan hematokrit menggunakan metode mikro,
22 didapatkan hasil 15%. Pengenceran untuk hitung jenis eri

a. 0,5 darah 101 reagem


b. 0,5 darah 11 reagen
c. 0,25 darah 101 reage
d. 1 darah 101 reagen
e. 1 darah 11 reagen

Pemeriksaan eritrosit metode mikro :


1. darah dipipet skala 0,5 + lar hayem skala 101 baca mikroskop 40x
2. Pengenceran 200x
Pemeriksaan eritrosit memggunakan hayem, buffer yg terdapat pd hayem adalah?
23

a. Sodium clorida
b. Potassium klorida
c. Sodium sulfat
d. Pottasium sulfat
e. Potassium posfat

Buffer : Larutan penyangga utk mempertahankan pH agar tidak berubah saat reaksi berlangsung
Isi larutan Hayem : - Sodium clorida : Isotonis pd eri
- Sodium clorida : antikoagulan mencegah aglutinasi, melisiskan leko dan trombo
- Mercuri clorida : Mempertahakan bentuk eri
- Aquadest

Contoh larutan buffer : HCL, NaOH, NaCl, Ch3COONa, Ch3COOH


Pemeriksaan laju endap darah menggunakan antikoagulan na. Sitrat 3,8%. Berapa
24 perbandingan darah dengan antikoagulan?

Darah untuk pem LED : Natrium sitrat 3,8% metode westergren


Cara = 1,6 darah + 0,4 ml Na.sitrat darah
Perbandingan = 4:1
Dilakukan pemeriksaan eritrosit dengan bilik hitung menggunakan pipet thoma,
25
secara bersamaan dengan nilai HT. Terlihat keadaan darah pucat dan didapatkan
hasil 15%. ATLM harus menghitung pengenceran agar hasilnya sesuai.
Dibawah ini pengenceran yg benar adalah

a. Dipipet 0.25 darah dan reagen sampai dengan batas 101


b. Dipipet 1 darah dan Reagen sampai dengan batas 101
c. Dipipet 1 darah dan Reagen sampai dengan batas 11
d. Dipipet 0.5 darah dan Reagen sampai dengan batas 101
e. Dipipet 0.5 darah dan Reagen sampai dengan batas 11Q

Pengertian :
Pemeriksaan hitung eritrosit dilakukan menggunakan pipet thoma eritrosit
Pengenceran dilakukan sebanyak 100x atau 200x
Pengenceran 200x dilakukan pada kondisi normal
Pengenceran 100x dilakukan pada kondisi darah lebih encer (Ht rendah)
Yaitu : dipipet darah 1 dan reagen sampai tanda 101
Hb meningkat, ht meningkat, jumlah eritrosit normal, pada SAD eritrosit tampak
26 membesar. Hasil pemeriksaan laboratorium

a. MCV meningkat
b. MCHC meningkat
c. MCV menurun
d. MCV dan MCHC meningkat
e. MCV dan MCHC menurun
Pengertian :
Mean Corpuscular Volume (MCV) = Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata ukuran eritrosit.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) = Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin
per eritrosit
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER),
yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat
adalah “gram hemoglobin per dL eritrosit”)
Penetapan Nilai :
MCV (VER) = 10 x Ht : E, satuan femtoliter (fl)
MCH (HER) = 10 x Hb : E, satuan pikogram (pg)
MCHC (KHER) = 100 x Hb : Ht, satuan persen (%)
Pasien TBC melakukan pemeriksaan hematologi untuk monitoring penyakit TBC nya,
pemerisaan hematologi yang menjadi baku emas untuk memonitoring penyakit TBC
27 pasien adalah

a. LED
b. Hitung jumlah trombosit
c. Hitung jumlah leukosit
d. HB
e. Hitung jenis leukosit
Seorang ATLM sedang mendapat shift pagi seorang diri. Kemudian datang pasien
28 ibu hamil usia 24 tahun dengan riwayat anemia, datang membawa sampel darah
dan surat pengantar dari dokter. Dokter tidak menuliskan jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan, namun menulis dugaan karena anemia. Maka pemeriksaan apakah
yang akan dilakukan seorang atlm tersebut?
a. Hitung jumlah lekosit
b. Hitung jumlah eritrosit
c. Hitung jumlah trombosit
d. Hitung jenis leukosit
e. Mengukur Hemoglobin

Anemia adalah suatu kondisi kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai