a. Menggunakan KCN
b. –
c. Disimpan dalam botol coklat
d. –
e. KCN mengubah hemoglobin menjadi sianmethemoglobin
untuk
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan
penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar
cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat
dibeli.
a. 20%
b. 30%
c. 40%
d. 50%
e. 60%
Karbonmonoksida + Hb = KarboksiHb
a. MCV
b. MCH
c. MCHC
a. Turk
b. Drabkin
c. Rees ecker
d. Hayem
e. Wright
JENIS REAGEN MANUAL
Lekosit
HEMATOLOGI
Eritosit Trombosi Eosinofil
t
Reagen Turk Hayem Rees Eosin 2% 5 ml
Aceton 5 ml
As. Asetat Glasial Na. sulfat 5gr (mencegah Ecker
Aqua ad 100 ml
1ml (Melisiskan sel penggumpalan eritrosit)
Na.sitrat 3,8
darah merah) NaCl 1 gr (isotonis)
gr (isotonis)
G.Violet 1% 1 ml Mercuri klorida 0,5 gr
Formaldehid
(Mewarnai inti (pengawat dan
40% 2ml
lekosit) melisiskan lekosit dan
BCB 30 mg
trombosit)
Aqua ad 100
Aqua ad 100 ml Aqua ad 200 ml
ml
Gowers
Na. Sulfar 12,5 gr
As. Asetat glasial 33,3 ml
Aqua ad 200 ml
Seorang ATLM mengambil darah pasien pukul 08.00, karena di
7 laboratorium sedang banyak pemeriksaan sehingga darah tersebut
baru dapat diperiksa pukul 10.00 Pemeriksaan hematologi apa yang
tidak bisa diperiksa..
a. Hemoglobin
b. Hitung jumlah eritrosit
c. Hitung jumlah leukosit
d. Hitung jumlah trombosit
e. LED
Seseorang ingin memeriksakan lab untuk pemeriksaan eritrosit
diduga dengan gejala anemia.
8
Reagen apa untuk pemeriksaan sampel tersebut…
a. Turk
b. Hayem
c. Ress ecker
Lekosit Eritosit Trombosit Eosinofil
Reagen Turk Hayem Rees Ecker Eosin 2% 5 ml
As. Asetat Glasial Na. sulfat 5gr (mencegah Na.sitrat Aceton 5 ml
1ml (Melisiskan sel penggumpalan eritrosit) 3,8 gr Aqua ad 100 ml
darah merah) NaCl 1 gr (isotonis) (isotonis)
G.Violet 1% 1 ml Mercuri klorida 0,5 gr Formalde
(Mewarnai inti (pengawat dan hid 40%
lekosit) melisiskan lekosit dan 2ml
trombosit) BCB 30
Aqua ad 100 ml Aqua ad 200 ml mg
Aqua ad
Gowers 100 ml
Na. Sulfar 12,5 gr
As. Asetat glasial 33,3 ml
Aqua ad 200 ml
Butir Kaca Putih Merah Merah Putih
Darah 0.5 pengenceran 0,5 pengencaran 200 x 0,5 1,0 pengenceran 10x
dihisap 20x Pengenceran
sampai 1,0 pengenceran 200 x
Tanda garis 10x
bawah
Lekosit Eritosit Trombosit Eosinofil
Tanda garis 11 101 101 11
atas
Bilik 4 x 16 bidang sedang 5 x 16 bidang kecil = 80 25x16 bidang kecil 9 bidang besar
Improve bidang kecil luas 1/5 (seluruh bidang (semua bidang yg
Neubauer mm2 besar ditengah) dibagi)
luas 1 mm2 Luas 9 mm2 tinggi
1/10 mm
1 bidang sedang = Luas bidang kecil 1/400 Luas 1 bidang Luas bidang besar
¼ x ¼ x 1/10 = 1/160 mm mm2 X 1/10
3
besar = 1x1x 1/10 =
= 1/10 mm3 1x1 x 1/10 = 0,9
mm3
Faktor N X 50 5 x 10 x 200 = 10.000 N X 2.000 n x 10
perkalian 3,2
Koreksi Eri Koreksi Eri berinti = Pengenceran pipet = 200x Lebih baik
berinti Luas tiap bidang kecil = menggunakan
leko – 1/400 mm2 Fuchs Rosenthal.
(Eri berinti X leko) Tinggi kamar hitung = Luas 16 mm2
100+eri berinti 1/10 mm tinggi 0,2 mm.
Atau Leko x100 : eri berinti
+100
Hematokrit meningkat, pada sediaan terlihat ukuran eritrosit lebih
9
besar dari biasa, LED menurun. Maka dapat disimpulkan....
MCV Meningkat.
a. Wintrobe
b. Westergreen
c. -
d. -
e. -
LED METODE
WESTERGREEN
Prinsip :
Sejumlah darah EDTA dicampur dengan Na. Sitrat 3.8 % (4 darah : 1 Na.sitrat)
kemudian di pipet dengan pipet Westergreen dan dibiarkan selama 1 jam sampai
terjadinya mekanisme pembentukan Rouleaux, Pengendapan sel – sel darah, dan
pemadatan sel darah dalam keadaan tegak lurus.
Panjang pipet 300 mm, dengan garis tengah bagian dalam 2,5 mm, dan memiliki skala
0-200 mm.
LED METODE WINTROBE
Panjang tabung wintrobe 110 mm, dengan garis tengah bagian dalam 2,5
mm, dan memiliki skala 0-100 mm
Sel-sel kecil mengendap lebih lambat daripada sel-sel yang menggumpal, karena
bila sel-sel menggumpal, peningkatan berat gumpalan lebih besar daripada
peningkatan luas permukaan. Kecepatan pengendapan darah diukur dalam kolom
plasma.
Pengendapan sel ini yang disebut dengan Laju Endap Darah (Siti Boedina Kresna,
1994). Dalam darah normal nilai LED relatif lebih kecil karena pengendapan eritrosit
akibat tarikan gravitasi diimbangi oleh tekanan ke atas akibat perpindahan plasma.
Bila viskositas plasma tinggi atau kadar kolesterol meningkat, tekanan ke atas
mungkin dapat menetralisi tarikan ke bawah terhadap setiap sel atau gumpalan sel.
Sebaliknya, setiap keadaan yang meningkatkan penggumpalan atau perlekatan sel
satu dengan yang lain akan meningkatkan LED.
Adanya makromolekul dengan konsentrasi tinggi di dalam plasma, dapat
mengurangi sifat saling menolak di antara sel eritrosit, dan mengakibatkan eritrosit
lebih mudah melekat satu dengan yang lain, sehingga memudahkan terbentuknya
rouleaux.
Rouleaux adalah gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan
konvalen, tetapi karena saling tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila
perbandingan globulin terhadap albumin meningkat atau kadar fibrinogen sangat
tinggi, pembentukan rouleaux dipermudah hingga LED meningkat.
a. Faktor eritrosit
LED ↑ pada keadaan : makrositosis, anemia, rouleaux formasi
LED ↓ pada keadaan : mikrositosis, poikilositosis, polisitemia
b. Faktor plasma
LED ↑ pada keadaan :
- Kolesterol : bila kadar kolesterol meningkat eritrosit lebih mudah melekat satu dengan
yang lainnya
- Fibrinogen : fibrinogen yang tinggi pembentukan rouleaux sangat mudah terjadi
- Globulin : bila globulin terhadap albumin meningkat
LED ↓ pada keadaan :
- Albumin . Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma dan perubahan
protein plasma akan mempengaruhi LED, karena itu kadar albumin yang tinggi menyebabkan
LED menurun.
- Lecitin
c. Faktor viskositas Bila viskositas meningkat à LED ↓
d. Faktor teknik
- Posisi tabung yang tidak vertikal
- Perbandingan antara darah dengan antikoagulan
- Faktor pemeriksaan LED (waktu pengerjaan yang tidak tepat)
- Adanya bakteri yang menyebabkan eritrosit menjadi cepat membentuk rouleaux
e. Faktor suhu. Sebaiknya LED dikerjakan pada suhu 22-27O C. Pada suhu rendah,
viskositas meningkat dan LED menurun.
11 HB 10 HT 30% ERIT 3.000.000 NILAI MCV?
a. Tiga jam
b. Empat jam
c. Lima jam
d. Enam jam
e. Tujuh jam
Hitung jumlah trombosit dengan pengenceran 20 ml darah
13 ditambah 3,98 ml larutan ammonia oksalat 1%. Didapat hasil 150
sel dalam 5 kotak.
Berapa sel per 1 mm 3 ?
a. 105.000
b. 210.000
c. 475.000
d. 525.000
e. 575.000
Gambar: Garis Bagi pada Bilik Hitung Improved Neubauer
Pada bilik hitung ‘Improved Neubauer’ luas seluruh bidang adalah 9 mm2
Bidang ini dibagi menjadi 9 ‘Bidang Besar’ yang masing-masing bidang memiliki luas 1
mm2 .
Bidang Besar di bagi menjadi 16 ‘Bidang Sedang’, yang luasnya masing-masing ¼ x ¼
mm2.
Bila darah yang diisap adalah o,5 maka pengenceran adalah 200x
Jumlah trombosit = 200 x 50 x N 50 = 1/4000x(16x5) =
4000/80 = 50
= N x 10.000
Seorang pasien berumur 7 tahun demam 39,3 selcius selama 3
hari. Pasien didiagnosa DBD melakukan pemeriksaan hematokrit
14
terjadi kelainan hematodinamik yg mengakibatkan plasma protein
bocor
tanda-tanda lain dari gejala di atas
a. Peningkatan fibrinogen, hemodimamika
b. Penurunan trombosit, Albumin, Globulin protein
c. Penurunan trombosit, Plasma protein, hemokonsentrasi
d. Peningkatan trombosit, lekotit, hb
e. Peningkatan trombosit, eri, hb
Limfosit plasma biru adalah perubahan respons imun selular dengan ditemukan limfosit atipik yang khas
untuk infeksi dengue. Limfosit plasma biru memiliki bentuk ukuran lebih besar dari limfosit normal,
bentuk inti teratur, sitoplasma biru tua, vakuola halus, tepi sitoplasma rata, tidak ada granula azurofilik.
Limfosit plasma biru yang bermanfaat sebagai alat bantu diagnosis dini dengan sensitivitas dan spesifisitas
yang cukup tinggi.
Cara perhitungan ht x 10 dibagi eri adalah cara menghitung ...
17
a. Sel eosinofil
b. Sel limfosit
c. Sel neutrofil segmen
d. Sel monosit
e. Sel eosinophil
Pada px retraksi bekuan vol awal darah sebanyak 5,0 ml. Setelah
diinkubasi 3 jam pada suhu 25℃, bekuan diangkat dan sisa volume
19 cairan dalam tabung reaksi sebanyak 1,9 ml. Diketahui nilai HT
37%. Berapa nilai retraksi bekuan pada sampel tersebut?
a. 19
b. 25
c. 38
d. 51
e. 54
a. Sublimat
b. Sodium fosfat
c. Potassium fosfat
d. Sodium chlorida
e. Potassium chloride
a. Sodium clorida
b. Potassium klorida
c. Sodium sulfat
d. Pottasium sulfat
e. Potassium posfat
Buffer : Larutan penyangga utk mempertahankan pH agar tidak berubah saat reaksi berlangsung
Isi larutan Hayem : - Sodium clorida : Isotonis pd eri
- Sodium clorida : antikoagulan mencegah aglutinasi, melisiskan leko dan trombo
- Mercuri clorida : Mempertahakan bentuk eri
- Aquadest
a. MCV meningkat
b. MCHC meningkat
c. MCV menurun
d. MCV dan MCHC meningkat
e. MCV dan MCHC menurun
Pengertian :
Mean Corpuscular Volume (MCV) = Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata ukuran eritrosit.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) = Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin
per eritrosit
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER),
yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat
adalah “gram hemoglobin per dL eritrosit”)
Penetapan Nilai :
MCV (VER) = 10 x Ht : E, satuan femtoliter (fl)
MCH (HER) = 10 x Hb : E, satuan pikogram (pg)
MCHC (KHER) = 100 x Hb : Ht, satuan persen (%)
Pasien TBC melakukan pemeriksaan hematologi untuk monitoring
penyakit TBC nya, pemerisaan hematologi yang menjadi baku emas
27 untuk memonitoring penyakit TBC pasien adalah
a. LED
b. Hitung jumlah trombosit
c. Hitung jumlah leukosit
d. HB
e. Hitung jenis leukosit
Seorang ATLM sedang mendapat shift pagi seorang diri. Kemudian
datang pasien ibu hamil usia 24 tahun dengan riwayat anemia,
28 datang membawa sampel darah dan surat pengantar dari dokter.
Dokter tidak menuliskan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
namun menulis dugaan karena anemia. Maka pemeriksaan apakah
yang akan dilakukan seorang atlm tersebut?
a. Hitung jumlah lekosit
b. Hitung jumlah eritrosit
c. Hitung jumlah trombosit
d. Hitung jenis leukosit
e. Mengukur Hemoglobin
Anemia adalah suatu kondisi kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin
TERIMA KASIH