Anda di halaman 1dari 17

Antibodi Monoklonal (mAbs)

Obat Anti Kanker

Nama Anggota :
Anis Novia (18330733)
Meiliza Handayani (18330729)
Mila Rahmawati (18330738)
Vivi Hikmawati (18330723)
Antibodi

Antibodi dikenal juga sebagai imunoglobulin,


protein besar berbentuk Y yang digunakan
oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menetralisir zat asing
seperti virus, baktei, fungi, dll.
Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi


monospesifik yang hanya mengikat satu
epitop saja, epitop merupakan komponen
penting dari imunitas tubuh. Anibodi
monoklonal dapat mengenali dan mengikat
antigen yang spesifik. Pembentukan
antibodi monoklonal dilakukan dengan
menggunakan kelinci atau tikus.
Antibodi monoklonal dapat diciptakan untuk mengikat antigen
tertentu kemudian dapat mendeteksi atau memurnikannya.
Manusia dan tikus mempunyai kemampuan untuk membentuk
antibodi yang dapat mengenali antigen. Antibodi monoklonal
tidak hanya mempertahankan tubuh untuk melawan organisme
penyakit tetapi juga dapat menarik molekul target lainnya di
dalam tubuh seperti reseptor protein yang ada pada permukaan
sel normal atau molekul yang khas terdapat pada permukaan sel
kanker. Spesifisitas antibodi yang luar biasa menjadikan zat ini
dapat digunakan sebagai terapi. Antibodi mengikat sel kanker
dan berpasangan dengan zat sitotoksik sehingga membentuk
suatu kompleks yang dapat mencari dan menghancurkan sel
kanker.
Antibodi monoklonal diproduksi secara masal dalam
laboratorium dengan menggabungkan sel myeloma (tipe
kanker sumsum tulang) dari sel B mencit yang menghasilkan
antibodi spesifik. Sel hasil penggabungan ini disebut
hibridoma. Kombinasi sel B yang bisa mengenali antigen
khusus dan sel myeloma yang hidup akan membuat sel
hibridoma menjadi semacam pabrik produksi antibodi yang
tidak ada habisnya. Karena semua antibodi yang dihasilkan
identik, berasal dari satu (mono) sel hibridoma, mereka
disebut antibodi monoklonal (disingkat MAb). Kegunaan MAb
didasari oleh tiga karakteristik yaitu: spesifitas ikatan,
homogenitas, kemampuannya untuk diproduksi dalam
kuantitas besar.
Antibodi
Monoklonal
Murine

Antibodi
Jenis-jenis Antibodi
Monoklonal
Antibodi Monoklonal
Fully
Monoklonal Humanized
Human

Antibodi
Monoklonal
Chimeric
Antibodi Monoklonal Murine
Yaitu antibodi murni yang didapatkan dari
tikus. Antibodi ini dapat menyebabkan
human anti mouse antibodies (HAMA).
Biasanya antibodi ini memiliki akhiran
dengan nama “momab” (contohnya
Ibritumomab).
Antibodi Monoklonal Chimeric
Antibodi monoklonal ini dibuat melalui teknik rekayasa
genetika untuk menciptakan galur mencit atau tikus
transgenik yang dapat memproduksi sel hybrid
mencitmanusia yang disebut kimera (chimeric). Bagian
variabel molekul antibodi (Fab), termasuk bagian
antigen binding site, berasal dari mencit, sedangkan
bagian lainnya, yaitu bagian yang constant (Fc)
berasal dari manusia. Memiliki akhiran dengan nama
“ximab” (Rituximab).
Antibodi Monoklonal Humanized
Antibodi ini dibuat secara rekayasa genetika
dimana bagian protein yang berasal dari mencit
hanya terbatas pada antigen binding site saja,
sedangkan bagian yang lainnya yaitu bagian
variable dan bagian konstan berasal dari manusia.
Antibodi ini memiliki akhiran nama “zumab”
(Transtuzumab).
Antibodi Monoklonal Fully Human
Antibodi ini merupakan antibodi yang paling ideal untuk
menghindari terjadinya respon imun karena protein antibodi
yang disuntikkan kedalam tubuh seluruhnya merupakan protein
yang berasal dari manusia. Salah satu pendekatan yang
dilakukan untuk merancang pembentukan antibodi monoklonal
yang seluruhnya mengandung protein manusia tersebut adalah
dengan teknik rekayasa genetika untuk menciptakan mencit
transgenik yang membawa gen yang berasal dari manusia,
sehingga mampu memproduksi antibodi yang diinginkan.
Antibodi yang 100% mengandung protein manusia memiliki
akhiran nama “mumab” (Panitumumab).
Pembuatan Antibodi Monoklonal
Aplikasi terapeutik mAbs
Penyakit Menular

Para peneliti telah menunjukkan bahwa mAbs berpotensi mencegah


kolonisasi efektif Streptococcus mutans dalam kasus-kasus karies
gigi. Dengan identifikasi baru peptida sub-unit (epitop) dari
Streptococcus mutans, mAbs dapat digunakan untuk secara efektif
mengobati kondisi ini.
Mekanisme pertahanan mukosa sebagian besar dimediasi oleh
antibodi sekretori (sIgA) dari air liur. Imunisasi (vaksinasi) dengan
antigen dimurnikan dari Streptococcus mutans membantu dalam
memobilisasi antigen-spesifik imunoglobulin, terutama IgA, untuk
saliva kelenjar di situs induksi. imunoglobulin ini (IgA) yang
diproduksi oleh B-sel khusus karena diferensiasi dan pematangan
mereka dalam air liur. Beberapa sumber non-manusia mAbs juga
telah dikembangkan dengan kurangnya efek samping seperti reaksi
alergi.
Terapi Kanker

Antibodi terapi dimediasi monoklonal merekrut sel sitotoksik (monosit


dan makrofag) melalui antibodi-bergantung sitotoksisitas sel. Dalam
pengobatan kanker, mAbs mengikat protein komplemen, yang dengan
demikian menyebabkan sitotoksisitas sel langsung yang melengkapi
tergantung di alam. Beberapa antibodi monoklonal telah dilaporkan
berfungsi dalam memblokir faktor pertumbuhan dengan mengikat, dan
menghambat, reseptor faktor pertumbuhan, agar dapat secara efektif
menangkap proliferasi sel-sel tumor.
Gangguan
Metabolisme

Tidak ada keraguan bahwa gangguan metabolik seperti diabetes,


hiperkolesterolemia telah menimbulkan tantangan besar dalam
pengobatan manusia. Salah satu daerah di mana mAbs terapi diterapkan
meliputi gangguan metabolisme. protein-coupled reseptor G (GPCRs)
yang terlibat dalam berbagai penyakit metabolik. Dengan demikian,
ilmuwan telah menggunakan pecahan GPCRs membran sebagai target
untuk menghasilkan mAbs untuk menyembuhkan gangguan metabolisme.
Antibodi monoklonal telah diproduksi terhadap reseptor glukagon
manusia (GCGR) dari sel stabil garis melalui XenoMouse transgenik
peron. Ini mAbs calon ditunjukkan untuk menampilkan aktivitas antagonis
potensial dalam mengurangi kadar glukosa darah dengan penghambatan
jangka panjang yang dihasilkan dari GCGR sinyal pada model tikus,
membuat mereka efektif untuk mengendalikan diabetes.
Penyakit Autoimun

Antibodi yang digunakan untuk imun penyakit, dan efektif terhadap


rheumatoid arthritis, penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Mereka
memiliki kecenderungan untuk mengikat dan memblokir tumor necrosis
factor (TNF), TNF-α, dan Interleukin-2 (IL-2) pada diaktifkan T-sel yang
juga dihambat oleh Basiliximab dan daclizumab, dan dengan demikian
membantu mencegah penolakan akut transplantasi ginjal. Daclizumab
juga obat mAb- ampuh untuk pengobatan limfoma T-sel sementara
penghambatan IgE manusia dengan Omalizumab® berharga dalam
pengobatan berbagai jenis asma alergi. OKT3 (Muromonab, Orthoclone)
adalah FDA pertama yang disetujui mAbs terapi (murine IgG2a; CD3-
specifc), dan saat ini digunakan pada pasien steroid-tahan hiperglikemia.

Anda mungkin juga menyukai