Anda di halaman 1dari 110

TENTIR OSCE

INTEGUMEN
BY: RANIA
3A 3B
 Kondiloma akuminata
• Toxic epidermal necrolysis
 Reaksi lepra
• Sindrom stevens-johnson
 Dermatitis kontak alergi
• Angioderma
 Liken simpleks kronik /
• Vulnus perforatum,
neurodermatitis
penetratum
 Psoriasis vulgaris
• Luka bakar derajat 3 dan 4
 Akne vulgaris sedang-
• Luka akibat bahan kimia
berat
• Luka akibat sengatan listrik
 Urtikaria kronis
 Ichthyosis vulgaris
 Vitiligo
 Melasma
 Hiperpigmentasi pasca-
inflamasi
 Hipopigmentasi pasca-
inflamasi
 Kista epitel
4A
Infeksi Bakteri Infeksi Virus Infeksi Jamur
Veruka vulgaris  Kandidosis
• Lepra
Moluskum mukokutan ringan
• Skrofuloderma
kontangiosum  Pitiriasis versikolor
• Sifilis stadium 1 dan 2
Herpes zoster tanpa  Tinea kapitis
• Impetigo
komplikasi  Tinea barbae
• Impetigo ulseratif
Herpes simpleks  Tinea fasialis
(ektima)
tanpa komplikasi  Tinea manus
• Folikulitis superfisialis
Varisela tanpa  Tinea unguium
• Furunkel, karbunkel
komplikasi  Tinea kruris
• Eritrasma
Morbili tanpa  Tinea pedis
• Erisipelas
komplikasi
Gigitan serangga & Infestasi Parasit
 Cutaneus larva migran DLL
 Filariasis
 Pedikulosis kapitis Pitiriasis rosea
 Pedikulosis pubis Akne vulgaris ringan
 Scabies Dermatitis seboroik
 Reaksi gigitan seragga Hidradenitis supuratif
Dermatitis perioral
Dermatitis Eksim Miliaria
Urtikaria akut
 Dermatitis kontak iritan Exanthematous drug eruption,
 Dermatitis atopic fixed drug eruption
(kecuali recalcitrant) Vulnus laceratum, punctum
 Dermatitis numularis Luka bakar derajat 1 dan 2
 Napkin eczema
BAKTERI

1 LEPRA
 Morbus hansen atau penyakit kusta adalah penyakit
kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut,
saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial,
mata, otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf
pusat.
 Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat
asimtomatik, namun sebagian kecil memperlihatkan
gejala dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi
cacat, khususnya pada tangan dan kaki.
Klasifikasi
• Ridley dan Jopling • Madrid
– TT : tuberculoid polar – Tuberkuloid
– Ti : tuberkuloid indefinite – Borderline
– BT : borderline tuberculoid – Lepromatosa
– BB : mid borderline
– BL : borderline lepromatous
• WHO
– Li : lepromatosa indefinite
– Pausibasiler : sedikit
– LL : lepromatosa polar basil (TT, Ti, BT)
– Multibasiler : banyak
basil (BB, BL, Li, LL)
Klasifikasi WHO
Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
- 1-5 lesi
Hipopigmentasi/eritem - >5Distribusi
lesi
Lesi Kulit -
- lebih
(makula datar, papul a
yang meninggi, - Distribusi tidak simetris simetris
Hilangnya sensasi
nodus) - Hilangnya sensasi yang -kurang jelas
jelas
Kerusakan saraf
(hilangnya
sensasi/kelemahan Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
otot yang
dipersarafi)
Tipe Tuberculoid

Tipe Lepromatous

Tipe Borderline
GEJALA KLINIS
Sesuai dengan kerentanan orang yang terinfeksi
SIS baik  cenderung gambaran tuberkuloid
SIS rendah  cenderung gambaran lepramatosa

Tanda pada kulit : Tanda kerusakan saraf:


• Bercak kulit yang merah  Nyeri tekan dan atau spontan
atau putih (paling pada saraf
sering) dan atau plakat  Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk
• Kurang atau mati rasa dan nyeri pada anggota gerak
• Bercak yang tidak gatal  Kelemahan anggota gerak dan
dan kulit mengkilap wajah
atau kering bersisik  Adanya cacat (deformitas) dan
• Adanya bagian tubuh luka (ulkus) yang tidak mau
yang tidak berkeringat sembuh
atau tidak berambut

9
Cardinal Sign
Tanda-tanda utama atau tanda kardinal, yaitu:
• Lesi kulit yang mati rasa
– Bercak hipopigmentasi atau eritematous
– Kurang rasa (hipoestesi) atau tidak merasa sama sekali
(anestesi)
• Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf
– Sensoris (anestesi), motoris (parese/paralisis), otonom (kulit
kering)
• BTA (+)

Diagnosa : 1 cardinal sign (+)


Pemeriksaan

• Informed consent
• Cuci tangan sebelum • Pemeriksaan rasa raba pada
dan sesudah lesi
• Ukur BB dan TB • Pemeriksaan saraf tepi: n.
facialis, n. auricularis, n.
• TTV radialis, n. ulnaris, n. cutaneus
• Status generalis radialis, n. peroneus
communis, n. tibialis posterior
• Inspeksi dan palpasi
• Pemeriksaan BTA
pada daerah lesi • Pemeriksaan histopatologik
• Pemeriksaan serologi: uji
MLPA, uji ELISA, ML dipstick
Diagonsis Banding

Lesi makular:
Vitiligo
Pitiriasis versikolor
Pitiriasis alba

Lesi nodular:
Penyakit von recklinghausen
Lesi meninggi:
Granuloma annulare
Tinea circinata
psoriasis
Terapi Kusta
Multi Drugs Treatment (MDT) : Obat Alternatif :
• DDS (Diamino Difenil Sulfon) • Ofloksasin
• Klofazimin (Lamprene) • Minosiklin
• Rifampisin • Klaritromisin
Tx
• PAUSIBASILER (6-9 bln) • MULTIBASILER (9-12 bln)
R/ Rifampicin caps 300mg No. II R/ Rifampicin caps 300mg No. II
S 2 dd caps 1 ac
S 2 dd caps 1 ac
(minum pada hari pertama tiap bulan)
(minum pada hari pertama tiap R/ Clofazimin tab 100mg No. XXX
bulan)
S 3 dd tab 1 ac
R/ Dapson tab 100mg No. XXX (3x100mg hari pertama, lalu 1x50mg hari
S 1 dd tab 1 pc ke 2 s/d 28)
(minum tiap hari) R/ Dapson tab 100mg No. XXX
R/ Vit. B. kompleks tab No.XXX S 1 dd tab 1 pc
(minum tiap hari)
S 1 dd tab 1
R/ Vit. B. kompleks tab No.XXX
S 1 dd tab 1
SEDIAAN CLOFAZIMIN 50 mg,
100 mg
Edukasi
• Edukasi penyakit:
 Penyakit dapat menular melalui inhalasi atau kontak
langsung antar kulit dalam waktu yang lama dengan
penderita.
 Dapat mengakibatkan kecacatan bila tidak melakuan
pengobatan dengan tuntas.
• Efek samping obat:
 Rifampisin -> kecing merah, diare, mual muntah
 Clofazimine -> konstipasi, kulit dan mukosa kering
 Dapson -> ada reaksi alergi di kulit, gangguan hati
• Tidak meminjamkan handuk kepada keluarga atau orang lain.
• Gunakan alat pelindung diri saat bekerja
• Teratur minum obat
• Kontrol bila ada keluhan
PIODERMA
• DEFINISI
Penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya.
• FAKTOR PREDISPOSISI
Higene yang kurang
Daya tahan tubuh rendah
Sudah ada penyakit kulit sebelumnya
Klasifikasi
PENGOBATAN

SISTEMIK

Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya


TOPIKAL
Penisilin G prokain, Ampisilin 4x500 mg,
Amoksisilin 4x500mg, Gol.Obat Penisilin Topikal
resisten-penisilinase. Kloksasilin 3x250 mg
basitrasin, neomisin, mupirosin,
larutan permanganas kalikus, rivanol
Linkomisin
dan yodium povidon
Linkomisin 3x500 mg dan Klindamisin 4x150 mg
atau 4x300-450 mg (jika infeksi berat)

Lainnya
Eritromisin 4x500 mg, Sefalosporin (Gen.I dan
IV) Sefadroksil 2x500 mg atau 2x1000 mg
Bentuk Pioderma
01 Impetigo
08 Abses
02 Ektima
09 Pionikia
03 Folilkulitis
10 Ulkus Piogenik
04 Furunkel
11 Eritrasma
05 Karbunkel
12 Hidraadenitis
06 Erisepelas
13 Staphylococcal Scalded
Skin Syndrome (SSSS)
07 Selulitis
IMPETIGO
Pioderma Superficialis

Staphylococcus
Strep. Beta
aureus
hemolyticus
Predileksi
Impetigo

01 Wajah
Sekitar lubang hidung, dan mulut

02 Aksila
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
Dada dan punggung
Ukk: eritema & Ukk: Eritema,
vesikel→krusta bula, & bula
berwarna kuning hipopion→
dengan dasar korelet
erosi dengan dasar
eritematosa
Tatalaksana
Tatalaksana
Impetigo
EKTIMA
• Ulkus superficial (menyerang dermis dan
epidermis) dengan krusta di atasnya yang
disebabkan oleh Streptococcus β Hemoliticus.
• Dapat berasal dari impetigo yang tidak diobati.
• Predileksi tungkai bawah
• Krusta tebal dan kering, jika krusta diangkat ->
ulkus dangkal
• Diagnosis banding : Impetigo krustosa sering
terjadi pada anak anak, dasar erosi.
• Tatalaksana:
• Sedikit  krusta dilepas + salep antibiotik
• Banyak sedikit+antibiotik sistemik
Folikulitis
• Definisi : Radang folikel rambut
• Etiologi : Staphylococcus aureus
• Klasifikasi :
• Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart)
• Terbatas dalam epidermis
• Predileksi : tungkai bawah;
• UKK : papul/pustul eritematosa dgn rambut
di tengah; multiple
• Folikulitis profunda
• Hingga subkutan
• ada infiltrat subkutis, mis. sikosis barbe
• Diagnosis banding : Tinea lokasinya di mandibula/
submandibula, unilateral. Pada tenia barbe sediaan
dengan KOH positif
• Tatalaksana : antibiotik sistemik/topikal, cari faktor
predisposisi.
Karbunkel dan Furunkel
• Definisi : Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
• Furunkel : radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
• Karbunkel = furunkel yang menjadi satu
• Etiologi : Staphylococcus aureus
• Gejala klinis :
Nodus eritematosa yg nyeri dengan pustul di tengah  abses  pecah 
fistula
• Tempat predileksi : Aksila, bokong
• Tatalaksana :
• Antibiotik sistemik/topikal
• Cari faktor predisposisi jika berulang, seperti diabetes melitus
Karbunkel dan Furunkel

Furunkel Karbunkel
Erisipelas
• Definisi : Infeksi akut Streptokokus B hemolyticus di epi-
dermis & dermis yang diikuti gejala konstitusi : demam,
malese.
• Gejala klinis :
• Tempat predileksi :Tungkai bawah (rentan trauma)
• UKK : Eritema merah cerah, batas tegas, tepi
meninggi, tanda-tanda radang akut. Dapat timbul
edema, vesikel, bula dan terjadi leukositosis.
• Pengobatan :
• Istirahat, tungkai kaki dielevasikan.
• Pemberian antibiotik sistemik.
• Pemberian topikal kompres terbuka dengan larutan
antiseptic.
SKROFULODERMA
• Kelainan kulit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang mengenai
subkutan
Patogenesis
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA BANDING
Skrofuloderma didaerah leher biasanya memiliki
gambaran klinis yang khas.

Diagnosis banding Skrofuloderma didaerah leher :


 Aktinomikosis  biasanya menimbulkan deformitas
atau benjolan dengan beberapa muara fistel produktif.
 Limfadenitis Bakterial Non Tuberkulosis
 Limfosarkoma
 Limfoma maligna.
http://dermatology.cdlib.org/123/case_presentati
ons/lymphoma/2.jpg
Diagnosis banding Lesi daerah axilla :
 Hidradenitis supurativa, yaitu
infeksi bakteri piokokus pada
kelenjar apokrin.
- bersifat akut disertai tanda-tanda
radang akut yang jelas, dengan
gejala konstitusi dan leukositosis.
- biasanya menimbulkan sikatriks
sehingga terjadi tarikan – tarikan
yang mengakibatkan retraksi ketiak.
• Diagnosis banding Lesi di daerah lipat paha :
Limfogranuloma Venereum (LGV)
LGV terdapat :
- riwayat coitus suspectus
- gejala konstitusi (demam, malaise dan artralgia)
- kelima tanda radang akut.

Stadium lanjut dari LGV dijumpai bubo yang bertingkat yang berarti
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dan fossa
iliaka.

Pada skrofuloderma kelenjar limfe yang terlibat adalah kelenjar getah


bening inguinal lateral dan femoral.

Pada LGV tes frei positif, pada skrofuloderma tes tuberculin positif.
http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/09/limfogranuloma-venerium-penyakit-menular-seksual/15
http://images.picturesdepot.com/photo/b/blastomycosis-12692.jpg16
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan skrofuloderma sama seperti pengoobatan TB paru
yaitu harus secara teratur, menggunakan kombinasi dengan minimal 3 (tiga)
macam obat anti-TB dan perbaikan keadaan umum.
2 bulan fase intensif (isoniazid, rifampisin, pyrazinamid, dan ethambutol atau
streptomycin) dan 4 bulan fase lanjutan (rifampisin dan isoniazid)

Obat-obat anti-TB yang antara lain:


I. Isoniazid
Dosis : 5- 10 mg/kg BB/ hari, dosis maksimal 400 mg.
• Efek samping : demam, erupsi kulit, neuritis perifer, hepatotoksik dan
komplikasi hematologi ( agranulositosis, eosinofilia, anemia dan
trombositopenia).
II. Rifampisin
Dosis : 10 mg/ kg BB, dosis maksimal 600 mg/hari.
• Efek samping : ekskresi saliva dan urin akan berwarna jingga sampai kemerahan,
gangguan hepar (hepatotoksik).

III. Pyrazinamid
• Dosis : 20-35 mg/kg BB, dosis maksimal 2 gram/ hari
• Efek samping : gangguan hepar (hepatotoksik)

IV. Ethambutol
• Dosis : 15-25 mg/kg BB
• Efek samping : gangguan nervus II.
• Sebaiknya tidak diberikan pada penderita berusia dibawah 13 tahun.

V. Streptomycin
• Dosis : 25 mg / kg BB, intramuskular. Dikombinasi dengan 2 (dua) obat anti-TB lainnya.
• Tidak dapat digunakan dalam jangka panjang oleh karena efek sampingnya yaitu :
gangguan vestibular dan gangguan pendengaran, disfingsi nervus optikus, dermatitis
eksfoliatif dan diskrasia darah.
SIFILIS
(stadium 1 dan 2)
Tinea fasialis
Tinea corporis

Tinea cruris

Tinea unguium
Tinea Kapitis - Klasifikasi

Grey patch ringworm Kerion Black dot ringworm


• Papul eritem sekitar • Folikulitis  kerion
•   Rambut rapuh dan
batang rambut  • Kerion = benjolan lunak,
melebar dan bersisik patah  tepat pada
• Rambut abu2 dan mudah pus (+), “basah” muara folikel 
patah • Gatal (+) sakit (+) gambaran bintik hitam
• Alopecia (+) gatal (+) Alopecia (+) “black dot”
• Lampu wood + warna • Demam &
hijau limfadenopati (+)

Sumber: Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004; Fitzpatrick Derm


Hidraadenitis
• Definisi : Infeksi kelenjar apokrin
• Etiologi : Biasanya oleh S. aureus
• Pubertas, dewasa muda
• Predisposisi: trauma/mikrotrauma, hiperhidrosis,
deodoran
• Gejala klinis :
• Lokasi predileksi : Ketiak, perineum
• Gejala konstitusi, leukositosis
• UKK : Nodus meradang  abses  fistula 
sinus multipel
• DD/ skrofuloderma
• Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi abses
• Pada kasus yang kronik residif, kelenjar apokrin
dieksisi
Reaksi Kusta
Suatu reaksi kekebalan (respon seluler) atau
reaksi antigen-antibodi (respon humoral) pada
perjalanan kronis penyakit kusta yang dapat
terjadi pada saat sebelum, saat, dan sesudah
pengobatan (sering terjadi pada 6 bulan sampai
setahun pengobatan).
Klasifikasi
Reaksi Tipe I (reversal) Reaksi tipe II (ENL/Eritema
• Lepra tipe BT, BB, BL Nodosum Leprosum)
• Sistem imunologis selular • Lepra tipe BL atau LL
• Lesi lepra menjadi lebih • Sistem imunologis humoral
banyak, lebih aktif atau lesi • Demam, menggigil, mual, nyeri
menjadi luas secara mendadak sendi, saraf
• Ada neuritis, tidak ada nodus • Pada kulit timbul eritema,
nodus.
• Predileksi lengan dan tungkai

46
Terapi reaksi kusta
 Adanya lagoftalmus • Prednison (reaksi 1 dan 2)
terjadi 6 bulan terakhir Dosis awal 40 mg/hari, dosis diturunkan
 Adanya nyeri raba setiap 2 minggu
saraf tepi
 Berkurangnya • Klofazimin/Lampren (reaksi tipe 2)
kekuatan otot 6 bulan
terakhir
Digunakan untuk pengobatan reaksi ENL
 Berkurangnya rasa berulang (steroid dependent)
raba 6 bulan terakhir Dosis 3 x 100 mg/hari selama 2 bulan →
 Bercak putih pecah 2 x 100 mg/hari selama 2 bulan → 100
atau nodus pecah
mg/hari selama 2 bulan
 Bercak aktif
(meradang) diatas • Thalidomide (reaksi tipe 2)
lokasi saraf tepi.
Tidak dipergunakan dalam program)
2 minggu I : 40 mg/hari
2 minggu II : 30 mg/hari
2 minggu III : 20 mg/hari
2 minggu IV: 15 mg/hari
2 minggu V : 10 mg/hari
2 minggu VI : 5 mg/hari
PENCEGAHAN CACAT

• Diagnosis kusta secara dini


• Pemberian pengobatan MDT yang cepat dan tepat
• Segera pengobatan kortikosteroid apabila terdapat
gejala dan tanda reaksi kusta dengan gangguan saraf

• Usaha rehabilitasi medis  operasi dan fisioterapi


virus
2
Molluscum Contagiosum

Etiologi Transmisi

skin-to-skin contact
molluscipox (molluscum contagiosum)
Direct and non direct

Epidemiologi Efloresensi

• Terutama pada anak → wajah,


badan, ekstermitas • papul (1-5 mm) atau nodul (5-10
• Pada orang dewasa terjadi karena mm) bulat berwarna putih
hubungan seksual. mengkilat atau sesuai warna kulit
• Pria > wanita → pubis, genitalia • berbentuk kubah dengan berisi
eksterna molluscum body

52
Molluscum Contagiosum
UKK

Terapi

• Kantaridin 0,7-0,9%; selama 4 jam lalu bersihkan


• Ekstraktor komedo, Kuretasi
• elektrokauterisasi
Verruca
Etiologi
Epidemiologi

HPV 2 / 1 / 4
• Kosmopolit
hiperplasia epidermis
• Segala umur dan meningkat selama
umur sekolah
Transmisi

Efloresensi
skin-to-skin contact

Klasifikasi
• papul keras 1-10 mm dapat lebih
besar
1. Verruca vulgaris (common warts)/kutil • Nyeri pada palmar dan plantar
2. Verruca plantaris (plantar warts) • berwarna abu-abu atau sama
3. Verruca plana (flat warts) dengan warna kulit
4. Veruka acuminatum (genital warts) → • permukaan kasar hiperkeratosis
Kondiloma akuminata (verukosa)
Verruca
Verruca Vulgaris Verruca Plantaris

Verruca Plana
Verruca

• Terapi :
– Bahan kaustik
• Asidum salisikum 25-50%
– Bagian yang menebal dilakukan debridement
rutin
• Cryosurgery
• Electrosurgery
• CO2 laser surgery
• Surgery
Veruka vulgaris
Moluskum kontangiosum
Herpes zoster tanpa komplikasi
Herpes simpleks tanpa komplikasi
Varisela tanpa komplikasi
Morbili tanpa komplikasi
JAMUR
3
virus
2
virus
2
virus
2
virus
2
THANK
THANK YOU!
YOU!
Healthy Skin Is
Always In
INFEKSI JAMUR KULIT
1. Tinea
•  Jamur dermatofita, seperti Microsporum,
Epidermophyton
•  Kapitis di kepala, pedis (telapak kaki, jari-jari kaki),
unguium (lempeng kuku), kruris (selangkangan),
korporis (lokasi badan selain yang disebutkan di atas).
Lesi berupa plakat bulat, polimorf, dengan bagian tepi
lesi lebih aktif dibandingkan bagian tengahnya.
•  KOH: hifa panjang, sekat yang prominen (jelas)
•  Tinea kapitis: griseofulvin oral; tinea korporis/kruris:
golongan azol topikal, jika luas/gagal griseofluvin oral;
tinea unguium: itrakonazol oral, terbinafin oral.
Tinea fasialis
Tinea corporis

Tinea cruris

Tinea unguium
Tinea Kapitis - Klasifikasi

Grey patch ringworm Kerion Black dot ringworm


• Papul eritem sekitar • Folikulitis  kerion
•   Rambut rapuh dan
batang rambut  • Kerion = benjolan lunak,
melebar dan bersisik patah  tepat pada
• Rambut abu2 dan mudah pus (+), “basah” muara folikel 
patah • Gatal (+) sakit (+) gambaran bintik hitam
• Alopecia (+) gatal (+) Alopecia (+) “black dot”
• Lampu wood + warna • Demam &
hijau limfadenopati (+)

Sumber: Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004; Fitzpatrick Derm


INFEKSI JAMUR KULIT
2. Kandidiasis
•  Infeksi Candida albicans.
Mengakibatkan makula atau plakat
eritematosa (merah terang), di
sekitarnya dikelilingi lesi satelit.
Predileksi lokasi lipatan
(intertriginosa), seperti selangkangan,
aksila, dan inframamae. Pada bayi di
daerah popok. KOH: pseudohifa
•  Hindari predisposisi, gentian violet
dengan blastospora
untuk daerah mukosa, krim azol, atau
azol oral.
INFEKSI JAMUR KULIT
3. Tinea Versikolor
•  Bukan tergolong dermatofita,
melainkan disebabkan oleh
Malassezia furfur.
•  Makula hipopigmentasi (dapat
hiperpigmentasi), dengan skuama
halus. KOH: hifa pendek, spora
bergerombol (gambaran "sphaget
and meatball appearance")
•  Topikal shampoo (selenium sulfida),
azol, atau jika lesi sangat luas
berikan azol oral.
INFEKSI VIRUS KULIT
1. Varicella Zoster (VZV)
•   Varicella (cacar air) - Ruam multiform (dalam satu waktu
terdapat banyak jenis lesi, seperti vesikel, papul) disertai
dengan gejala konstitusi (demam). Tes Tzanck positif
• Acyclovir 5 x 800 mg PO, bedak salisil atau losio kalamin
untuk mengurangi gatal dan kemungkinan vesikel memecah
•   Herpes zoster - reaktivasi dari virus varicella zoster yang
dorman. Sebelumnya pernah terkena varicella. Lesi
bersifat dermatomal (mengenai dermatom tertentu),
vesikulopapular, reaktivasi disebabkan oleh pemicu seperti
• imunitas tubuh yang menurun.
Acyclovir 5 x 800 mg PO selama 7 hari, dapat mengurangi
insidens neuralgia post-herpetik
Varicella

Herpes Zoster
INFEKSI VIRUS KULIT
2. Herpes Simpleks (HSV)
• Infeksi HSV tipe 1 (di perioral) dan HSV tipe 2
(genital)
• Gejala prodomal (demam), lalu timbul vesikel
cepat pecah, disertai rasa terbakar. Dapat rekuren
akibat stresor seperti trauma.
• Asiklovir oral 5 x 200 mg PO selama 7 hari
INFEKSI VIRUS KULIT
3. Veruka Vulgaris
•  Kutil biasa, disebabkan oleh
infeksi HPV (tipe 1 - 4).
Predileksi di permukaan
ekstensor ekstremitas.
• Bedah kaustik, beku
(nitrogen), skalpel, atau zat
keratolitik (salisilat konsentrasi
tinggi), tinctura podofilin
INFEKSI VIRUS KULIT
4. Moluskum Kontagisoum
• Infeksi Poxvirus.
• Papul multipel dengan morfologi terdapat "delle"
(lekukan) di tengah papul, jika dipijat dapat
mengeluarkan massa putih seperti nasi
• Enukleasi isi, alternatif dengan kauter dan bedah
beku
INFESTASI PARASIT KULIT
Skabies
•  Infestasi Sarctopes scabiei dengan manifestasi 
tanda kardinal: gatal malam hari, ditemukan
terowongan, ditemukan tungau, dan terjadi pada
orang berkelompok. Lesi berupa papul, vesikel
eritematosa.
•  Burrow inkPredileksi
test lokasi: tangan, kaki.
•  Tx: Permetrin 5% sekali pakai, diulang minggu
depan. Jangan diberikan pada anak < 2 bulan;
Alternatif lain tatalaksana skabies: sulfur
presipitatum 6% (gunakan selama 3 hari berturut-
turut)
Dermatitis Kontak Iritan dan Alerg
• Dapat bersifat akut (lesi basah/madidans, eritema,
edema, papul), sub-akut (lesi mulai mengering), hingga
kronik (likenifikasi, ekskoriasi, fisura)
•  Patch test / uji tempel
•  Terapi  Hindari pajanan, topikal: jika lesi basah
kompres (larutan PK 1:10.000), jika lesi kering berikan
kortikosteroid topikal (sedang - kuat)
•  Dermatitis kontak alergi: mekanisme hipersentivitas
tipe IV akibat bahan "sehari-hari"
•  Dermatitis kontak iritan: bahan iritatif (akan
menimbulkan gejala di hampir semua orang)
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan

Alergi bahan nikel jam tangan

Paparan iritan kuat


Cth : asam/basa kuat

Alergi bahan plester luka

Paparan kronis iritan


Cth: deterjen (laundry)

Alergi bahan lotion


Dermatitis Atopi
• Penyakit kulit kronik-residif, terutama
onset pada anak. Kulit kering,
disertai kerentantan faktor internal
dan eksternal, terkait interaksi IgE
yang berekasi terhadap alergen
lingkungan (makanan, inhalan)
• Topikal: kortikosteroid potensi
ringan-sedang (hidrokortison,
mometason), pelembab (gliserin,
propilen, urea), sistemik seperti
antihistamin sedatif (atau non-sedatif
pada dewasa)
•  Terdapat tiga fase:
•  Bayi/infantil: lesi simetris
pipi, kepala, ekstensor
ekstremitas
Anak: simetris di fleksura
ekstremitas, fosa kubiti, fosa
poplitea
Remaja/dewasa: simetris di
leher, badan, ekstensor
tungkai bawah
Dermatitis Seboroik
• Meningkatnya produksi sebum di daerah
kulit kepala dan predileksi kelenjar sebasea
(wajah). Dapat terkait faktor psikologis,
imunokompromais. Pada bayi jika skuama
•melekat pada kepala: cradle cap.
Atasi faktor predisposisi (psikologis),
kortikosteroid ringan-sedang, sulfur
presipitatum, antijamur golongan -azol baik
topikal maupun
•  Bentuk oral.
ringan: pitiriasis sika (ketombe)
•  Meluasnya dermatitis seboroik dapat
menyebabkan
Miliaria
•  Kristalina: vesikel kecil, tidak ada keluhan
•  Rubra: papul eritematosa, gatal dan relatif pedih
•  Profunda: jarang, papul keras tanpa tanda radang
• Edukasi agar kulit tetap kering, suportif:
antihistamin sedatif (CTM), lotio calamine
Miliaria crystallina. Note the water-drop appearance of Miliaria rubra in an adult. Courtesy of K.E.
the lesions. Courtesy of K.E. Greer, MD. Greer, MD.

Miliaria pustulosa (miliaria rubra + pustul). Courtesy of


K.E. Greer, MD. Miliaria profunda
Alergi dan Urtikaria
•  Reaksi imunologis (terutama hipersensitivitas tipe
I). Edema batas tegas, kemerahan, bagian tengah
dapat lebih pucat, mendadak dan menghilang
perlahan-lahan, gatal. Ice-cube test dapat positif.

Uji cukit kulit (skin prick test) dan IgE RAST.
Antihistamin sedatif (CTM)
•  Dapat bersifat akut (<4 minggu) atau kronik (>6
minggu)
•  Dermatitis kontak alergi: uji tempel
•  Urtikaria: uji cukit
Liken Simpleks Kronikus (=
Neurodermatitis Sirkumskripta)
• Plakat kulit yang likenifikasi dengan relief kulit
yang sangat jelas, sangat gatal, terdiri dari lingkaran
setan (gatal - garuk - likenifikasi). Lokasi di daerah
yang mudah terjangkau (leher, genital, permukaan
ekstensor kaki)
• Steroid topikal potensi tinggi, penggunaan di
malam hari
Morbus Hansen
•  Penyakit menular, menahun akibat Mycobacterium
leprae.
•  Tanda utama kusta: kelainan kulit yang mati rasa;
penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi; dan
adanya basil tahan asam (BTA) pada pemeriksaan
slit skin smear
PAUSIBASILAR (PB)* MULTIBASILAR (MB)
Bercak Kulit 5 atau kurang >5
Penebalan Saraf 1 saraf, baal lebih Lebih dari 1 saraf
dominan
Distribusi Unilateral, bilateral Simetris
asimetris
Permukaan bercak Kering dan relatif kasar Halus dan mengkilap
Ciri lain Madarosis, hidung
pelana, facies leonina
BTA Negatif (umumnya) Positif
Tatalaksana (dosis Rif 600 mg/bl Rif 600 mg/bl
dewasa) DDS 100 mg/hr DDS 100 mg/hr
Cfz 300 mg/bl + 50
mg/hr
MH tipe PB dengan 1 lesi: berikan dosis tunggal ROM (Rifampisin 600 mg /
Ofloksasin 400 mg / Minosiklin 100 mg)
TUMOR KULIT GANAS
1. Karsinoma Sel Basal = Basalioma
•  Nodular: nodus berkilat, translusen seperti lilin,
telangiektasia, mengkilat (pearly appearance) dan
dapat menjadi ulkus.
•  PA : gambaran sel tumor tersusun palisade
TUMOR KULIT GANAS
2. Karsinoma Sel Skuamosa
• Nodul keras, permukaan dapat kasar dan
berbenjol-benjol. Tumbuh relatif cepat. Dapat
membentuk ulkus.
•  PA : mutiara tanduk
TUMOR KULIT GANAS
3. Melanoma Maligna
• ABCD: asimetri, border (batas) yang ireguler,
color (variasi warna dari lesi), dan diameter >6 mm.
Lesi awal sering berupa nevus.
•  PA : keganasan sel melanosit, pigmen melanin (+)
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
DUH TUBUH PRIA
Uretritis Gonorrhea Uretritis Non-Gonorrhea
• Neisseria gonorrhea, masa • Chlamydia sp. harus dipikirkan
inkubasi 2-7 hari. sebagai penyebab uretritis, jika
• Keluhan kencing bernanah, tidak ditemukan kuman
rasa panas pada ujung kelamin gonokokus.
dengan/tanpa gejala nyeri saat • Azitromisin 1 g PO, dosis
berkemih. tunggal, ATAU
• Bakteri diplokokus gram Doksisiklin 2 x 100 mg PO, 7
negatif, seperti biji kopi dari hari
sampel sekret uretra
• Lini 1 : Sefiksim 400 mg PO,
dosis tunggal
• Lini 2 : Kanamisin 2 g IM, dosis
tunggal,
Seftriakson 250 mg IM, dosis
tunggal
Pendekatan berbasis Bagaimana jika dilakukan pemeriksaan gram
sindroma: sederhana?

Jika ditemukan duh tubuh Jika ditemukan diplokokus gram negatif  obati
uretra dan tidak dilakukan sebagi DUA DUA-nya.
pemeriksaan gram, lakukan
tx untuk gonore dan Jika tidak ditemukan, obati sebagai klamidiosis.
klamidiosis.
Infeksi Menular Seksual
•  Duh Tubuh Uretra (nanah dari saluran Kelamin)

Diplokokus gram negatif intra


seluler
(DGNI)
Pedoman IMS 2015
Keputihan
Klinis Khas Penunjang Terapi

Bakterial vaginosis keputihan berbau “clue cell” Metronidazol 2 x 500


(etiologi: amis Whiff test (+) mg selama 7 hari
Gardnerella) pH > 5

Trikomoniasis keputihan kehijauan, Pewarnaan basah Metronidazol2 x 500


(etiologi : berbuih, dispareunia, dengan NaCl mg selama 7 hari
Trichomonas ) “strawberry servix
appearance”

Kandidiasis keputihan kental Pewarnaan KOH : Klotrimazol


vulvovaginal seperti keju / susu, pseudohifa intravaginal,
(etiologi : Candida) gatal, eritema vulva Nistatin intravaginal
vagina
Pedoman IMS 2015
•  Bacterial

Bacterial vaginosis
Candidiasis vulvovaginal

Trichomoniasis
ULKUS GENITAL
1. SIFILIS (ULKUS DURUM)
•   Treponemma palidum. Ulkus soliter tidak nyeri, dasar relatif
bersih
•   Penunjang : Mikroskop lapangan gelap, serologi
(VDRL/RPR, TPHA/FTA-ABS)

Primer Sekunder Lanjut

• Ulkus genitalia • Ruam multipel • Guma,


eksterna, pada kulit, neurosifilis,
soliter, mukosa, dan sifilis
perabaan organ tubuh kardiovaskuler
keras (ulkus lain (cek
"durum") telapak tangan
dan kaki
pasien)
ULKUS GENITAL
1. SIFILIS (ULKUS DURUM)
ULKUS GENITAL
2. CHANCROID (ULKUS MOLE)
•  Hemophilus ducreyi.
•  Ulkus multipel nyeri, dasar kotor.
•  Gram: basil kecil gram negatif, berderet seperti
rantai. Dapat pula diwarnai dengan pewarnaan
Wright dan Unna-Pappanheim.
Sifilis vs Ulkus mole Bentuk spiralT Pallidum
Pewarnaan lapangan gelap

Sifilis (ulkus durum)


•  Ulkus genitalis  tidak
sakit
•  Etiologi  Treponema
pallidum
H ducreyi
Ulkus mole Bentuk cocobacillus
Gram negatif
•  Ulkus genitalis  sakit
•  Etiologi  Hemophillus
ducreyi
Pedoman IMS 2011
Depkes
Condylominata Acuminata

Etiologi Transmisi

HPV tipe 6 dan 11 >> sexual contact (genital-genital,


oralgenital, genital-anal)

Epidemiologi Efloresensi

vegetasi kemerahan hingga kecoklatan


• Small papular
• banyak ditemukan pada usia muda, • Lesi cauliflower-floret
aktivitas seksual aktif • Keratotic warts
• Pria = wanita • Flat-topped papules/plaques
(paling sering pada bagian
serviks)
Condylominata Acuminata

• Terapi :
– Bahan kimia
• Tingtura Podofilin 10-25%, lindungi bagian yang sehat dengan vaselin
album. Kemudian dicuci setelah 4 jam
• Larutan Trichloroacetic acid (TCA) 80-90%
• Podofilotoksin 0,5%
– Bahan fisik
• Krioterapi dengan nitrogen cair/CO2 padat
• Bedah listrik/elektrokauterisasi
• Pembedahan/bedah skalpel
– Interferon
– Imunoterapi

• Pencegahan : vaksin HPV kuadrivalen (mencegah infeksi HPV 6,11 penyebab


kondiloma dan tipe 16,18 penyebab keganasan daerah anus dan genitalia)

Anda mungkin juga menyukai