INTEGUMEN
BY: RANIA
3A 3B
Kondiloma akuminata
• Toxic epidermal necrolysis
Reaksi lepra
• Sindrom stevens-johnson
Dermatitis kontak alergi
• Angioderma
Liken simpleks kronik /
• Vulnus perforatum,
neurodermatitis
penetratum
Psoriasis vulgaris
• Luka bakar derajat 3 dan 4
Akne vulgaris sedang-
• Luka akibat bahan kimia
berat
• Luka akibat sengatan listrik
Urtikaria kronis
Ichthyosis vulgaris
Vitiligo
Melasma
Hiperpigmentasi pasca-
inflamasi
Hipopigmentasi pasca-
inflamasi
Kista epitel
4A
Infeksi Bakteri Infeksi Virus Infeksi Jamur
Veruka vulgaris Kandidosis
• Lepra
Moluskum mukokutan ringan
• Skrofuloderma
kontangiosum Pitiriasis versikolor
• Sifilis stadium 1 dan 2
Herpes zoster tanpa Tinea kapitis
• Impetigo
komplikasi Tinea barbae
• Impetigo ulseratif
Herpes simpleks Tinea fasialis
(ektima)
tanpa komplikasi Tinea manus
• Folikulitis superfisialis
Varisela tanpa Tinea unguium
• Furunkel, karbunkel
komplikasi Tinea kruris
• Eritrasma
Morbili tanpa Tinea pedis
• Erisipelas
komplikasi
Gigitan serangga & Infestasi Parasit
Cutaneus larva migran DLL
Filariasis
Pedikulosis kapitis Pitiriasis rosea
Pedikulosis pubis Akne vulgaris ringan
Scabies Dermatitis seboroik
Reaksi gigitan seragga Hidradenitis supuratif
Dermatitis perioral
Dermatitis Eksim Miliaria
Urtikaria akut
Dermatitis kontak iritan Exanthematous drug eruption,
Dermatitis atopic fixed drug eruption
(kecuali recalcitrant) Vulnus laceratum, punctum
Dermatitis numularis Luka bakar derajat 1 dan 2
Napkin eczema
BAKTERI
1 LEPRA
Morbus hansen atau penyakit kusta adalah penyakit
kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut,
saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial,
mata, otot, tulang dan testis, kecuali susunan saraf
pusat.
Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat
asimtomatik, namun sebagian kecil memperlihatkan
gejala dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi
cacat, khususnya pada tangan dan kaki.
Klasifikasi
• Ridley dan Jopling • Madrid
– TT : tuberculoid polar – Tuberkuloid
– Ti : tuberkuloid indefinite – Borderline
– BT : borderline tuberculoid – Lepromatosa
– BB : mid borderline
– BL : borderline lepromatous
• WHO
– Li : lepromatosa indefinite
– Pausibasiler : sedikit
– LL : lepromatosa polar basil (TT, Ti, BT)
– Multibasiler : banyak
basil (BB, BL, Li, LL)
Klasifikasi WHO
Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
- 1-5 lesi
Hipopigmentasi/eritem - >5Distribusi
lesi
Lesi Kulit -
- lebih
(makula datar, papul a
yang meninggi, - Distribusi tidak simetris simetris
Hilangnya sensasi
nodus) - Hilangnya sensasi yang -kurang jelas
jelas
Kerusakan saraf
(hilangnya
sensasi/kelemahan Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
otot yang
dipersarafi)
Tipe Tuberculoid
Tipe Lepromatous
Tipe Borderline
GEJALA KLINIS
Sesuai dengan kerentanan orang yang terinfeksi
SIS baik cenderung gambaran tuberkuloid
SIS rendah cenderung gambaran lepramatosa
9
Cardinal Sign
Tanda-tanda utama atau tanda kardinal, yaitu:
• Lesi kulit yang mati rasa
– Bercak hipopigmentasi atau eritematous
– Kurang rasa (hipoestesi) atau tidak merasa sama sekali
(anestesi)
• Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf
– Sensoris (anestesi), motoris (parese/paralisis), otonom (kulit
kering)
• BTA (+)
• Informed consent
• Cuci tangan sebelum • Pemeriksaan rasa raba pada
dan sesudah lesi
• Ukur BB dan TB • Pemeriksaan saraf tepi: n.
facialis, n. auricularis, n.
• TTV radialis, n. ulnaris, n. cutaneus
• Status generalis radialis, n. peroneus
communis, n. tibialis posterior
• Inspeksi dan palpasi
• Pemeriksaan BTA
pada daerah lesi • Pemeriksaan histopatologik
• Pemeriksaan serologi: uji
MLPA, uji ELISA, ML dipstick
Diagonsis Banding
Lesi makular:
Vitiligo
Pitiriasis versikolor
Pitiriasis alba
Lesi nodular:
Penyakit von recklinghausen
Lesi meninggi:
Granuloma annulare
Tinea circinata
psoriasis
Terapi Kusta
Multi Drugs Treatment (MDT) : Obat Alternatif :
• DDS (Diamino Difenil Sulfon) • Ofloksasin
• Klofazimin (Lamprene) • Minosiklin
• Rifampisin • Klaritromisin
Tx
• PAUSIBASILER (6-9 bln) • MULTIBASILER (9-12 bln)
R/ Rifampicin caps 300mg No. II R/ Rifampicin caps 300mg No. II
S 2 dd caps 1 ac
S 2 dd caps 1 ac
(minum pada hari pertama tiap bulan)
(minum pada hari pertama tiap R/ Clofazimin tab 100mg No. XXX
bulan)
S 3 dd tab 1 ac
R/ Dapson tab 100mg No. XXX (3x100mg hari pertama, lalu 1x50mg hari
S 1 dd tab 1 pc ke 2 s/d 28)
(minum tiap hari) R/ Dapson tab 100mg No. XXX
R/ Vit. B. kompleks tab No.XXX S 1 dd tab 1 pc
(minum tiap hari)
S 1 dd tab 1
R/ Vit. B. kompleks tab No.XXX
S 1 dd tab 1
SEDIAAN CLOFAZIMIN 50 mg,
100 mg
Edukasi
• Edukasi penyakit:
Penyakit dapat menular melalui inhalasi atau kontak
langsung antar kulit dalam waktu yang lama dengan
penderita.
Dapat mengakibatkan kecacatan bila tidak melakuan
pengobatan dengan tuntas.
• Efek samping obat:
Rifampisin -> kecing merah, diare, mual muntah
Clofazimine -> konstipasi, kulit dan mukosa kering
Dapson -> ada reaksi alergi di kulit, gangguan hati
• Tidak meminjamkan handuk kepada keluarga atau orang lain.
• Gunakan alat pelindung diri saat bekerja
• Teratur minum obat
• Kontrol bila ada keluhan
PIODERMA
• DEFINISI
Penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya.
• FAKTOR PREDISPOSISI
Higene yang kurang
Daya tahan tubuh rendah
Sudah ada penyakit kulit sebelumnya
Klasifikasi
PENGOBATAN
SISTEMIK
Lainnya
Eritromisin 4x500 mg, Sefalosporin (Gen.I dan
IV) Sefadroksil 2x500 mg atau 2x1000 mg
Bentuk Pioderma
01 Impetigo
08 Abses
02 Ektima
09 Pionikia
03 Folilkulitis
10 Ulkus Piogenik
04 Furunkel
11 Eritrasma
05 Karbunkel
12 Hidraadenitis
06 Erisepelas
13 Staphylococcal Scalded
Skin Syndrome (SSSS)
07 Selulitis
IMPETIGO
Pioderma Superficialis
Staphylococcus
Strep. Beta
aureus
hemolyticus
Predileksi
Impetigo
01 Wajah
Sekitar lubang hidung, dan mulut
02 Aksila
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
Dada dan punggung
Ukk: eritema & Ukk: Eritema,
vesikel→krusta bula, & bula
berwarna kuning hipopion→
dengan dasar korelet
erosi dengan dasar
eritematosa
Tatalaksana
Tatalaksana
Impetigo
EKTIMA
• Ulkus superficial (menyerang dermis dan
epidermis) dengan krusta di atasnya yang
disebabkan oleh Streptococcus β Hemoliticus.
• Dapat berasal dari impetigo yang tidak diobati.
• Predileksi tungkai bawah
• Krusta tebal dan kering, jika krusta diangkat ->
ulkus dangkal
• Diagnosis banding : Impetigo krustosa sering
terjadi pada anak anak, dasar erosi.
• Tatalaksana:
• Sedikit krusta dilepas + salep antibiotik
• Banyak sedikit+antibiotik sistemik
Folikulitis
• Definisi : Radang folikel rambut
• Etiologi : Staphylococcus aureus
• Klasifikasi :
• Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart)
• Terbatas dalam epidermis
• Predileksi : tungkai bawah;
• UKK : papul/pustul eritematosa dgn rambut
di tengah; multiple
• Folikulitis profunda
• Hingga subkutan
• ada infiltrat subkutis, mis. sikosis barbe
• Diagnosis banding : Tinea lokasinya di mandibula/
submandibula, unilateral. Pada tenia barbe sediaan
dengan KOH positif
• Tatalaksana : antibiotik sistemik/topikal, cari faktor
predisposisi.
Karbunkel dan Furunkel
• Definisi : Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
• Furunkel : radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya
• Karbunkel = furunkel yang menjadi satu
• Etiologi : Staphylococcus aureus
• Gejala klinis :
Nodus eritematosa yg nyeri dengan pustul di tengah abses pecah
fistula
• Tempat predileksi : Aksila, bokong
• Tatalaksana :
• Antibiotik sistemik/topikal
• Cari faktor predisposisi jika berulang, seperti diabetes melitus
Karbunkel dan Furunkel
Furunkel Karbunkel
Erisipelas
• Definisi : Infeksi akut Streptokokus B hemolyticus di epi-
dermis & dermis yang diikuti gejala konstitusi : demam,
malese.
• Gejala klinis :
• Tempat predileksi :Tungkai bawah (rentan trauma)
• UKK : Eritema merah cerah, batas tegas, tepi
meninggi, tanda-tanda radang akut. Dapat timbul
edema, vesikel, bula dan terjadi leukositosis.
• Pengobatan :
• Istirahat, tungkai kaki dielevasikan.
• Pemberian antibiotik sistemik.
• Pemberian topikal kompres terbuka dengan larutan
antiseptic.
SKROFULODERMA
• Kelainan kulit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang mengenai
subkutan
Patogenesis
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA BANDING
Skrofuloderma didaerah leher biasanya memiliki
gambaran klinis yang khas.
Stadium lanjut dari LGV dijumpai bubo yang bertingkat yang berarti
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dan fossa
iliaka.
Pada LGV tes frei positif, pada skrofuloderma tes tuberculin positif.
http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/09/limfogranuloma-venerium-penyakit-menular-seksual/15
http://images.picturesdepot.com/photo/b/blastomycosis-12692.jpg16
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan skrofuloderma sama seperti pengoobatan TB paru
yaitu harus secara teratur, menggunakan kombinasi dengan minimal 3 (tiga)
macam obat anti-TB dan perbaikan keadaan umum.
2 bulan fase intensif (isoniazid, rifampisin, pyrazinamid, dan ethambutol atau
streptomycin) dan 4 bulan fase lanjutan (rifampisin dan isoniazid)
III. Pyrazinamid
• Dosis : 20-35 mg/kg BB, dosis maksimal 2 gram/ hari
• Efek samping : gangguan hepar (hepatotoksik)
IV. Ethambutol
• Dosis : 15-25 mg/kg BB
• Efek samping : gangguan nervus II.
• Sebaiknya tidak diberikan pada penderita berusia dibawah 13 tahun.
V. Streptomycin
• Dosis : 25 mg / kg BB, intramuskular. Dikombinasi dengan 2 (dua) obat anti-TB lainnya.
• Tidak dapat digunakan dalam jangka panjang oleh karena efek sampingnya yaitu :
gangguan vestibular dan gangguan pendengaran, disfingsi nervus optikus, dermatitis
eksfoliatif dan diskrasia darah.
SIFILIS
(stadium 1 dan 2)
Tinea fasialis
Tinea corporis
Tinea cruris
Tinea unguium
Tinea Kapitis - Klasifikasi
46
Terapi reaksi kusta
Adanya lagoftalmus • Prednison (reaksi 1 dan 2)
terjadi 6 bulan terakhir Dosis awal 40 mg/hari, dosis diturunkan
Adanya nyeri raba setiap 2 minggu
saraf tepi
Berkurangnya • Klofazimin/Lampren (reaksi tipe 2)
kekuatan otot 6 bulan
terakhir
Digunakan untuk pengobatan reaksi ENL
Berkurangnya rasa berulang (steroid dependent)
raba 6 bulan terakhir Dosis 3 x 100 mg/hari selama 2 bulan →
Bercak putih pecah 2 x 100 mg/hari selama 2 bulan → 100
atau nodus pecah
mg/hari selama 2 bulan
Bercak aktif
(meradang) diatas • Thalidomide (reaksi tipe 2)
lokasi saraf tepi.
Tidak dipergunakan dalam program)
2 minggu I : 40 mg/hari
2 minggu II : 30 mg/hari
2 minggu III : 20 mg/hari
2 minggu IV: 15 mg/hari
2 minggu V : 10 mg/hari
2 minggu VI : 5 mg/hari
PENCEGAHAN CACAT
Etiologi Transmisi
skin-to-skin contact
molluscipox (molluscum contagiosum)
Direct and non direct
Epidemiologi Efloresensi
52
Molluscum Contagiosum
UKK
Terapi
HPV 2 / 1 / 4
• Kosmopolit
hiperplasia epidermis
• Segala umur dan meningkat selama
umur sekolah
Transmisi
Efloresensi
skin-to-skin contact
Klasifikasi
• papul keras 1-10 mm dapat lebih
besar
1. Verruca vulgaris (common warts)/kutil • Nyeri pada palmar dan plantar
2. Verruca plantaris (plantar warts) • berwarna abu-abu atau sama
3. Verruca plana (flat warts) dengan warna kulit
4. Veruka acuminatum (genital warts) → • permukaan kasar hiperkeratosis
Kondiloma akuminata (verukosa)
Verruca
Verruca Vulgaris Verruca Plantaris
Verruca Plana
Verruca
• Terapi :
– Bahan kaustik
• Asidum salisikum 25-50%
– Bagian yang menebal dilakukan debridement
rutin
• Cryosurgery
• Electrosurgery
• CO2 laser surgery
• Surgery
Veruka vulgaris
Moluskum kontangiosum
Herpes zoster tanpa komplikasi
Herpes simpleks tanpa komplikasi
Varisela tanpa komplikasi
Morbili tanpa komplikasi
JAMUR
3
virus
2
virus
2
virus
2
virus
2
THANK
THANK YOU!
YOU!
Healthy Skin Is
Always In
INFEKSI JAMUR KULIT
1. Tinea
• Jamur dermatofita, seperti Microsporum,
Epidermophyton
• Kapitis di kepala, pedis (telapak kaki, jari-jari kaki),
unguium (lempeng kuku), kruris (selangkangan),
korporis (lokasi badan selain yang disebutkan di atas).
Lesi berupa plakat bulat, polimorf, dengan bagian tepi
lesi lebih aktif dibandingkan bagian tengahnya.
• KOH: hifa panjang, sekat yang prominen (jelas)
• Tinea kapitis: griseofulvin oral; tinea korporis/kruris:
golongan azol topikal, jika luas/gagal griseofluvin oral;
tinea unguium: itrakonazol oral, terbinafin oral.
Tinea fasialis
Tinea corporis
Tinea cruris
Tinea unguium
Tinea Kapitis - Klasifikasi
Herpes Zoster
INFEKSI VIRUS KULIT
2. Herpes Simpleks (HSV)
• Infeksi HSV tipe 1 (di perioral) dan HSV tipe 2
(genital)
• Gejala prodomal (demam), lalu timbul vesikel
cepat pecah, disertai rasa terbakar. Dapat rekuren
akibat stresor seperti trauma.
• Asiklovir oral 5 x 200 mg PO selama 7 hari
INFEKSI VIRUS KULIT
3. Veruka Vulgaris
• Kutil biasa, disebabkan oleh
infeksi HPV (tipe 1 - 4).
Predileksi di permukaan
ekstensor ekstremitas.
• Bedah kaustik, beku
(nitrogen), skalpel, atau zat
keratolitik (salisilat konsentrasi
tinggi), tinctura podofilin
INFEKSI VIRUS KULIT
4. Moluskum Kontagisoum
• Infeksi Poxvirus.
• Papul multipel dengan morfologi terdapat "delle"
(lekukan) di tengah papul, jika dipijat dapat
mengeluarkan massa putih seperti nasi
• Enukleasi isi, alternatif dengan kauter dan bedah
beku
INFESTASI PARASIT KULIT
Skabies
• Infestasi Sarctopes scabiei dengan manifestasi
tanda kardinal: gatal malam hari, ditemukan
terowongan, ditemukan tungau, dan terjadi pada
orang berkelompok. Lesi berupa papul, vesikel
eritematosa.
• Burrow inkPredileksi
test lokasi: tangan, kaki.
• Tx: Permetrin 5% sekali pakai, diulang minggu
depan. Jangan diberikan pada anak < 2 bulan;
Alternatif lain tatalaksana skabies: sulfur
presipitatum 6% (gunakan selama 3 hari berturut-
turut)
Dermatitis Kontak Iritan dan Alerg
• Dapat bersifat akut (lesi basah/madidans, eritema,
edema, papul), sub-akut (lesi mulai mengering), hingga
kronik (likenifikasi, ekskoriasi, fisura)
• Patch test / uji tempel
• Terapi Hindari pajanan, topikal: jika lesi basah
kompres (larutan PK 1:10.000), jika lesi kering berikan
kortikosteroid topikal (sedang - kuat)
• Dermatitis kontak alergi: mekanisme hipersentivitas
tipe IV akibat bahan "sehari-hari"
• Dermatitis kontak iritan: bahan iritatif (akan
menimbulkan gejala di hampir semua orang)
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Jika ditemukan duh tubuh Jika ditemukan diplokokus gram negatif obati
uretra dan tidak dilakukan sebagi DUA DUA-nya.
pemeriksaan gram, lakukan
tx untuk gonore dan Jika tidak ditemukan, obati sebagai klamidiosis.
klamidiosis.
Infeksi Menular Seksual
• Duh Tubuh Uretra (nanah dari saluran Kelamin)
Bacterial vaginosis
Candidiasis vulvovaginal
Trichomoniasis
ULKUS GENITAL
1. SIFILIS (ULKUS DURUM)
• Treponemma palidum. Ulkus soliter tidak nyeri, dasar relatif
bersih
• Penunjang : Mikroskop lapangan gelap, serologi
(VDRL/RPR, TPHA/FTA-ABS)
Etiologi Transmisi
Epidemiologi Efloresensi
• Terapi :
– Bahan kimia
• Tingtura Podofilin 10-25%, lindungi bagian yang sehat dengan vaselin
album. Kemudian dicuci setelah 4 jam
• Larutan Trichloroacetic acid (TCA) 80-90%
• Podofilotoksin 0,5%
– Bahan fisik
• Krioterapi dengan nitrogen cair/CO2 padat
• Bedah listrik/elektrokauterisasi
• Pembedahan/bedah skalpel
– Interferon
– Imunoterapi