Anda di halaman 1dari 56

SISTEM PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN NEGARA

DTSS BENDAHARA PENGELUARAN


KEMENTERIAN HUKUM & HAM RI

Jakarta 2015

1
Pokok Bahasan
1. Dasar Hukum
2. Pejabat Pengelola Perbendaharaan
3. Klasifikasi Anggaran
4. Institusi Penerimaan/Pengeluaran
5. Dokumen Penerimaan/Pengeluaran
6. Mekanisme Penerimaan/Pengeluaran
7. Diskusi/Sharing/Latihan
2
UU No 17/03
Pasal 6

Ayat (1)

Presiden selaku Kepala Pemerintahan


memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan.

3
UU No 17/03
Pasal 6

Ayat (2)

Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1):


1. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan
Wakil Pemerintahan dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan;
2. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna
anggaran/pengguna barang kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya;
3. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala
pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan
mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah
yang dipisahkan;
4. Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi
antara lain mengeluarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.
4
UU No 17/03
Pasal 9

Menteri/Pimpinan lembaga sebagai Pengguna


Anggaran/ Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai
tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/


lembaga yang dipimpinnya;
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. Melaksanakan anggaran kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya.

5
UU No 17/03
Pasal 13

Ayat (1)

Pemerintah Pusat menyampaikan pokok


pokok kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tahun anggaran
berikutnya kepada DPR selambat-
lambatnya pertengahan bulan Mei tahun
berjalan

6
UU No 17/03
Pasal 13

Ayat (2)

Pemerintah Pusat dan DPR membahas


kerangka ekonomi makro dan pokok
pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh
Pemerintah Pusat dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN tahun
anggaran berikutnya.

7
UU No 17/03
Pasal 13

Ayat (3)

Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan


pokok pokok kebijakan fiskal Pemerintah
Pusat bersama DPR membahas kebijakan
umum dan prioritas anggaran untuk
dijadikan acuan bagi setiap kementerian
negara/lembaga dalam penyusunan
usulan anggaran.
8
UU No 17/03
Pasal 14

Ayat (2)

Rencana kerja dan anggaran sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) disampaikan
disusun berdasarkan prestasi kerja yang
akan dicapai

9
UU No 17/03
Pasal 14

Ayat (4)

Rencana kerja dan anggaran sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
rancangan APBN.

10
UU No 17/03
Pasal 14

Ayat (5)

Hasil pembahasan rencana kerja dan


anggaran disampaikan kepada Menteri
Keuangan sebagai bahan penyusunan
rancangan undang-undang tentang APBN
tahun berikutnya.

11
UU No 17/03
Pasal 14

Ayat (6)

Ketentuan lebih lanjut mengenai


penyusunan rencana kerja dan anggaran
kementerian negara/lembaga diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

12
UU No 17/03
Pasal 15

Ayat (5)

APBN yang disetujui oleh DPR terinci


sampai dengan
 unit organisasi
 fungsi
 program
 kegiatan
 jenis belanja
13
UU No 1/04
Pasal 4

Ayat (2)

Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya berwenang:

a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;


b. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang;
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja;
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pengujian dan perintah pembayaran

14
UU No 1/04
Pasal 7

Ayat (1)

Menteri Keuangan adalah


Bendaharawan Umum Negara

15
UU No 1/04
Pasal 7

Ayat (2)

Menteri Keuangan selaku


Bendaharawan Umum Negara berwenang

a. Menetapkan Kebijakan dan pedoman


pelaksanaan anggaran negara;
b. Mengesahkan dokumen pelaksanaan
anggaran.

16
Latar Belakang

 Reformasi
 Perkembangan teknologi
 Tuntutan masyarakat
 Kesenjangan

17
Latar Belakang (lanjutan)

 Kurang terkaitnya Kebijakan,


Perencanaan, Penganggaran, dan
Pelaksanaan
 Penganggaran yang ber-horizon satu
tahun (jangka pendek)
 Terpisahnya penyusunan anggaran rutin
dan pembangunan

18
ALASAN PERUBAHAN
SISTEM PENGANGGARAN
 Kondisi infrastruktur & pelayanan publik
 Profil kegiatan/proyek APBN/APBD
 Pelurusan tujuan dan fungsi anggaran
pemerintah
 Peningkatan peran Stakeholder;
 Dunia usaha
 Daerah
 Kementerian negara/lembaga
 DPR/DPRD dan masyarakat
 Perubahan sistem pemilihan
 Respons pengaruh globalisasi
19
HUBUNGAN ANTARA RENSTRA, RENJA, & RKA
RPJP-D RPJP PROGRAM PRESIDEN

5 Th RPJM D RPJM N Renstra KL

1 Th RKPD RKP Renja-KL PAGU INDIKAT

1 Th APBD APBN RKA-KL PAGU SEMENTA

KEPPRES RINCIAN DOK. PELAKSANAAN


APBN ANGGARAN
HUBUNGAN LEMBAGA DAN KINERJA

menteri/pimpinan lembaga
KEBIJAKAN
Gubernur/Bupati/Walikota

COST EFFECTIVENES OUTCOMES


EFEKTIFITAS

SATUAN KERJA OUTPUTS


EFISIENSI
PROSES

INPUTS

EKONOMI
SUMBERDAYA

22
PENGANGGARAN
BERBASIS KINERJA
 Penyusunan anggaran berbasis kinerja
dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan termasuk efisiensi dalam
pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
 Dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja diperlukan indikator kinerja,
standar biaya, standar pelayanan
minimal, dan evaluasi kinerja dari
setiap program dan jenis kegiatan. 23
PENERAPAN ANGGARAN
BERBASIS KINERJA

 Existing
 Program  Kegiatan  Anggaran (Volume x
Standar harga masukan)
 Ke Depan:
 Program  Kegiatan  Anggaran (Volume x
Standar harga keluaran
 Output  Kuantitas, Kualitas, Harga & waktu.
 Pentahapan:
 Analisa Standar Biaya  Standar Biaya atas
keluaran
29
STRUKTUR APBN
Budget Budget
Formulation Implementation
&Reporting
UU APBN
Klasifikasi Keppres Rincian RA/DIPA

ORGANISASI KEMEN/LEMBAGA SATUAN KERJA


UNIT ORGANISASI

FUNGSI, SUB FUNGSI


FUNGSI PROGRAM OUTPUT
KEGIATAN

BELANJA KELOMPOK BELANJA


JENIS BELANJA KLASIFIKASI BELANJA
(EKONOMI) SUBKELOMPOK MAK
MAK/AKUN

LOKASI PUSAT/ PROVINSI KABUPATEN/KOTA 36


KLASIFIKASI BELANJA
FUNGSI

SUB
SUBFUNGSI
FUNGSI

ORGANISASI
ORGANISASI

PROGRAM
PROGRAM

KEGIATAN
KEGIATAN

BELANJA
BELANJA
Klasifikasi menurut Fungsi
1. Pelayanan Umum
2. Pertahanan
3. Hukum, Ketertiban dan Keamanan
4. Ekonomi
5. Lingkungan Hidup
6. Perumahan dan Pemukiman
7. Kesehatan
8. Pariwisata dan Budaya
9. Agama
10. Pendidikan
11. Perlindungan sosial
KLASIFIKASI EKONOMI
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Bunga
5. Subsidi
6. Hibah
7. Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-Lain
POKOK2 PELAKSANAAN APBN
1. PELAKSANAAN PEMBUATAN
KOMITMEN
2. PELAKSANAAN PEMBAYARAN

40
PEJABAT
PERBENDAHARAAN NEGARA
 PENGGUNA ANGGARAN/BARANG:
Menteri/pimpinan lembaga/Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah;

 BENDAHARA UMUM NEGARA/DAERAH: Menteri


Keuangan/Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah;

 BENDAHARA PENERIMAAN/PENGELUARAN

Pasal 4, 6, 7, 9, dan Pasal 10 UUPN


POLA HUB & KEEWENANGAN PEJABAT PERBEND DLM UUPN
MATERI KEWENANGAN
SEBELUM UU NO. 1 tahun 2004
Menteri Teknis Menteri Keuangan

PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENCAIRAN


PEMBEBANAN PEMBAYARAN
PENGUJIAN
KOMITMEN DANA

administratief Comptabel beheer


administratief beheer beheer
MEKANISME PELAKSANAAN
BELANJA/PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis Menteri Keuangan
Selaku Pengguna Anggaran Selaku Bendahara Umum Negara
Tahapan Administratif Tahapan Komtabel

PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN
SPM

PENGUJIAN
•Substantif :
PENGUJIAN Wetmatigheid
SPP Rechmatigheid
Formal

Pengujian:
•Wetmatigheid
•Rechmatigheid
•Doelmatigheid
MATERI KEWENANGAN
DALAM UU No. 1 Tahun 2004
Menteri Teknis Menteri Keuangan
Selaku Pengguna Anggaran Selaku Bendahara Umum
Negara

PERINTAH
PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENGUJIAN &
PENCAIRAN
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN PEMBEBANAN
DANA

Pengurusan Administrasi Pengurusan Komtabel


administratief beheer Comptabel beheer
MEKANISME PELAKSANAAN BELANJA
NEGARA
Menteri Teknis Menteri Keuangan
Selaku Pengguna Anggaran Selaku Bdh. Umum
Tahapan Administratif
Negara
Tahapan Komtabel
PEMBUATAN
KOMITMEN
PENGUJIAN
Ps. 19 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004 SP2D

PENGUJIAN
PENGUJIAN
Ps. 18 Ayat 2 •Substantif :
UU No. 1 Th. 2004 SPM Wetmatigheid
Rechmatigheid
Pengujian:
•Wetmatigheid Formal
•Rechmatigheid
•Doelmatigheid
POKOK BAHASAN II

DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN
DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN
DEPARTEMEN/LEMBAGA MENYUSUN
DOKUMEN ANGGARAN BERUPA SKO
ATAU DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN LAINNYA
Satuan Kerja (Satker) - PUSAT

DIPA
Satker
1. eselon 2
Kegiatan a
Kegiatan b
2. eselon 2
Kegiatan c
3. eselon 2
Dst.
49
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA
(IDEAL MENURUT UU)

MENTERI
PENGGUNA
ANGGARAN

SATKER
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN

UNIT
PEMBUAT PEGUJI PENERBIT
KOMITMEN
BENDAHARA TAGIHAN SPM
AKUTANSI
INSTANSI

51
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN

MENTERI MENTERI KEUANGAN


PENGGUNA BENDAHARAWAN
ANGGARAN UMUM

SATKER SATKER KPPN KPPN


Kuasa Pengguna Kuasa Pengguna Kuasa Bendara Kuasa Bendara
Anggaran Anggaran Umum Umum

52
SATKER
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN

PUSAT
Sebagai SATKER
ESELON 1 atau
KETUA BADAN
DAERAH
Sebagai SATKER
ESELON 2, 3
atau 4
LUAR NEGERI
Sebagai SATKER
DUTA BESAR, ….,
……………………. ?
53
PELAKSANAAN PEMBUATAN
KOMITMEN (PK)
1. BIDANG KEPEGAWAIAN
2. BIDANG PELAKSANAAN TUPOKSI
3. BIDANG PBJ

60
PENANGGUNGJAWAB
PEMBUATAN KOMITMEN
1. KEPEGAWAIAN = KEPALA SATKER
2. PELAKS. TUSI = KA SATKER/KPA/PK
3. PELAKS. PBJ = KPA/PK

61
PELAKSANAAN PEMBAYARAN
1. PEMBAYARAN MELALUI UANG
PERSEDIAAN
2. PEMBAYARAN LANGSUNG

62
PENAGIHAN PEMBAYARAN
1. BENDAHARA PENGELUARAN (UP)
2. PEMBUAT KOMITMEN (LS)

63
Jenis-Jenis Bendahara
1. Bendahara Umum Negara (Menteri
Keuangan), yaitu orang atau badan yang
bertugas menerima setoran penerimaan
negara, dan melakukan pembayaran atas
dasar Surat Perintah Membayar dari
ordonatur.
2. Bendahara Khusus, yaitu orang atau badan
yang melaksanakan salah satu tugas
bendahara, yaitu khusus penerimaan atau
pengeluaran.
64
Jenis-jenis Bendahara
Umum Negara
1. Bendahara Umum Negara (KP DJBPN)
2. Bendahara Umum Negara (KPPN),
dengan kantor bayar:
a. Bank Operasional
b. Kantor Pos

65
Jenis-jenis Bendahara Khusus
1. Bendahara Penerimaan, yaitu orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang pendapatan negara/daerah dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja
kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.
2. Bendahara Pengeluaran, yaitu orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam
rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan
kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah
daerah.
66
Contoh Bendahara Penerimaan
1. Bendahara penerimaan BPN
2. Bendahara penerimaan RS
3. Bendahara penerimaan Kejari/Kejati
4. Bendahara penerimaan Kominfo
5. Bendahara penerimaan PTN
6. Dst.

67
Sumber Dana Bendahara
Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran Satker
mengelola pagu DIPA yang
bersumber dari:
a. Rupiah Murni
b. PHLN
c. PNBP

68
Pengangkatan Bendahara
1. Bendaharwan Umum Negara adalah
Menteri Keuangan
2. Bendahara Penerimaan diangkat oleh
menteri/pimp. lembaga/gubernur/
bupati/walikota
3. Bendahara Pengeluaran diangkat oleh
menteri/pimp. lembaga/gubernur/
bupati/walikota
69
MEKANISME PENCAIRAN (LS)

DJPb
KANWIL
KPPN 7 DJPb 8
KAS NEGARA
REKENING

DAERAH
KONTRAKTOR
DAERAH
/SUPPLIER
4 6 SP2D

SPM
KUASA 3 2 1
BERITA PENYELESAIAN
PENGGUNA ACARA PEKERJAAN
ANGGARAN SERAH
TERIMA
70
MEKANISME PENCAIRAN (UP)

DAERAH
KPPN DAERAH
SUPLIER
KAS NEGARA

SP2D 5
4

SPM/GU REKENING
2

6
KUASA 1
PENGGUNA DAERAH
DAERAH
ANGGARAN BENDAHARA
BUKTI2
71
BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA
PEMBUAT BENDAHARA UNIT AKUNTASI
KOMITMEN
PENGUJI TAGIHAN PENGELUARAN
PENERBIT SPM
SATKER

Bayar
SK LAPORAN
SPK KEUANGAN
KONTRAK
Draft
SPM - GU SPM GU

BUKTI
Proses
Draft SPM LS
SAI
Daftar Lembur SPM - LS
DAFTAR GAJI BUKTI
BA PK
BA PB
Transfer
BA SERAH UP/GU
TERIMA
PEMBEBANAN

Benar Transfer
BUKTI DAN pihak III
SP2D
TAGIHAN UJI DAN
SPM
PERIKS
A
Salah
KPPN 72
 Agung Yuniarto Dan Noor Cholis Madjid

 08129912234
 agungynrt@gmail.com

 081319038979

 noorcmadjid@gmail.com

74

Anda mungkin juga menyukai