Anda di halaman 1dari 27

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

FASYANKES DAN PEMELIHARAAN


IPAL SISTEM LUMPUR AKTIF

Oleh:
Suparmin, SST, M.Kes,
(Disampaikan pada orientasi pengelolaan limbah
fasyankes, semarang 26 juni 2019)
TUJUAN
PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti materi


ini peserta mampu
memahami tentang
pengolahan limbah cair
fasyankes serta evaluasi
kinerja IPAL sistem
lumpur aktif
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Peserta mampu:

Menjelaskan tentang
pengolahan limbah cair di
Fasyankes

Menjelaskan tentang
parameter penting kinerja IPAL

Menjelaskan tentang evaluasi


kinerja IPAL
POKOK BAHASAN :

Pengolahan Limbah Medis Fasyankes

Parameter penting kinerja IPAL

Evaluasi IPAL
Apa dan Apa Saja  Semua air buangan termasuk tinja, berasal
dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
LIMBAH CAIR mengandung mikroorganisme, bahan kimia
Fasyankes? beracun, radioaktif, darah, cairan tubuh lain
yang berbahaya bagi kesehatan
•Limbah cair tercemar berat
Blackwater yang mengandung  Cairan tubuh
(sewage) konsentrasi zat fecal dan  Darah
urin tinggi  Feces/tinja
•Mengandung residu cair  Air cucian linen
dari cuci, mandi, proses  Air dari kamar mandi
Greywater laboratorium, laundry,  Urin
(sullage) proses Teknik seperti air  Air cucian laboratorium
cooling atau pencucian film  Sisa reagensia dari
x-ray laboratorium
•Bukan limbah cair, tetapi  Fixer dan developer
air hujan yang terkumpul di
Stormwater atap, dasar, taman, dan
 Air buangan dapur
 Lain-lain
permukaan jalan fasyankes
KARAKTERI Sumber limbah Material-material
Pengaruh pada
konsentrasi tinggi pada
STIK cair utama
penanganan biologis
LIMBAH Ruang pasien • Material- • Antiseptik : beracun
material untuk mikroorganisme
CAIR Operasi
organik • Antibiotik : beracun
Ruang
FASYANKES emergency
• Ammonia untuk mikroorganisme
• Bakteri
MENURUT Ruang patogen
SUMBER hemodialysis • Antiseptik
Toilet, ruang • Antibiotik
bersalin
Klinik dan ruang • Material • Logam berat : beracun
pengujian solvent organik untuk mikroorganisme
patologi • Fosfor • pH fleksibel : beracun
Laboratorium • Logam berat untuk mikroorganisme
• pH fleksibel
Ruang dapur • Material- • Minyak/lemak :
material mengurangi
organik perpindahan oksigen ke
• Minyak/lemak air
• Fosfor • Pembersih ABS :
• Pembersih ABS terbentuk gelembung-
Contoh
KARAKTERISTI
K LIMBAH
CAIR RUMAH
SAKIT
di DKI
JAKARTA
BAKU MUTU

Parameter Satuan Kadar


Peraturan Menteri Maksimu
Lingkungan Hidup dan m
Kehutanan Nomor
pH - 6–9
P-
68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/ BOD mg/L 30
2016 COD mg/L 100
tentang Baku Mutu Air TSS mg/L 30
Limbah Domestik
Minyak dan mg/L 5
lemak
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100m 3000
L
Debit L/orang/hari 100
Konsentrasi Paling Tinggi
Parameter
BAKU MUTU Kimia
Nilai Satuan

pH 6-9 mg/L
Besi, terlarut (Fe) 5 mg/L
Mangan, terlarut (Mn) 2 mg/L
Barium, (Ba) 2 mg/L
Peraturan Menteri Tembaga, (Cu) 2 mg/L
Seng, (Zn) 5 mg/L
Lingkungan Hidup Nomor Krom valensi enam, (Cr6+) 0,1 mg/L
05 tahun 2014 Krom total, (Cr) 0,5 mg/L
Kadmium, (Cd) 0,05 mg/L
tentang Baku Mutu Air Merkuri, (Hg) 0,002 mg/L

Limbah Timbal, (Pb)


Stanium, (Sn)
0,1
2
mg/L
mg/L
Lampiran XLIV huruf b Arsen, (As) 0,1 mg/L
Selenium, (Se) 0,05 mg/L
Nikel, (Ni) 0,2 mg/L
Kobal, (Co) 0,4 mg/L
Sianida, (CN) 0,05 mg/L
Sulfida, (S=) 0,05 mg/L
Flourida, (F-) 2 mg/L
Klorin bebas, (Cl2) 1 mg/L
Amoniak bebas, (NH3-N) 1 mg/L
Nitrat, (NO3-N) 20 mg/L
Nitrit, (NO2-N) 1 mg/L
Senyawa aktif biru 5 mg/L
metilen, (MBAS)
Fenol 0,5 mg/L
AOX 0,5 mg/L
Berapa perkiraan
kuantitas limbah
cair Fasyankes?
 80% dari kuantitas air bersih yang
digunakan
 Menurut WHO, perkiraan kuantitas limbah
cair rumah sakit
 Rumah sakit kapasitas kecil-sedang: 300-
500 liter/TT/hari
 Rumah sakit kapasitas besar : 400-
700 liter/TT/hari
 Rumah sakit Pendidikan : 500-
900 liter/TT/hari
 Menurut WHO, perkiraan kuantitas Limbah
Apa dan Proses penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
Bagaimana termasuk pengawasan, pencatatan dan
PENGELOLAAN pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
LIMBAH CAIR efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
FASYANKES? masyarakat dan lingkungan hidup
AIR LAIN2 DAPUR LAUNDRY LAB RAD RAWAT POLI BEDAH
SUMBE
HUJAN R

PENGOL. PENGOL. PENGOL. PENGOL.


AWAL 1 AWAL 2 AWAL 3 AWAL 4 SALUR
AN

PENGOLA
HAN
BAKU
MUTU LC

Badan Air PEMBUAN


Penerima GAN
 Pengawasan (dan evaluasi) terhadap proses
lumpur aktif, intinya adalah agar kinerja proses
lumpur aktif tersebut dapat berjalan sesuai
dengan kriteria yang direncanakan. Dengan
evaluasi ini diharapkan dapat diketahui
parameter- parameter tertentu yang tidak sesuai,
untuk kemudian diadakan tindakan korektip.
 Garis besar pengawasan kinerja dimaksud
prinsipnya adalah : melakukan pemeriksaan dan
menjaga konsentrasi oksigen terlarut air limbah
pada bak aerasi, serta pengaturan jumlah lumpur
yang diresirkulasi atau jumlah lumpur yang
dibuang
1. F/M Ratio,
F/M Ratio yaitu : perbandingan antara substrat (F : food )
terhadap mikroorganisme (M). Dalam proses lumpur
aktif convensional , dapat berjalan dengan baik apabila
F/M ratio berkisar 0,2 – 0,6 kg BOD/kg MLSS.
F/M ratio dirumuskan sebagai berikut : F/M = Q. So
V .X
Dimana : Q = debit air limbah yang diolah ( L3/T)
So = konsentrasi substrat ( mg BOD/L)
X = konsentrasi mikroorganisma ( mg VSS/L)
V = volume tangki aerasi ( L3)
 SVI (Sludge Volume Index) yaitu volume sludge yang
mengendap 30 menit dalam 1 liter sampel dibagi berat
sludge kering per satu liter sludge. Proses lumpur aktif akan
berjalan dengan baik bila nilai SVI diantara 35 -100 ml/g
(Sundstorm DW & Klei HE, 1979) atau menurut Clark JW
at.al. (1977). Bila SVI > 200 ml/g , lumpur tidak bisa
mengendap karena terjadi kondisi bulking. SVI ini sangat
berguna untuk kontrol proses lumpur aktif terutama untuk
menentukan banyaknya lumpur yang harus diresirkulasi ke
tangki aerasi ( rasio resirkulasi). Formula SVI adalah sebagai
berikut : SVI = Vs
X (mg/l) x 10 -3 g/mg

Dimana : SVI = sludge volume index (ml/g)


Vs = volume lumpur yang mengendap setelah 30 menit (ml)
X = MLSS (mg/l)
Rasio resirkulasi (R), yaitu perbandingan antara
debit lumpur yang dikembalikan ke tangki aerasi
terhadap debit air limbah yang diolah. Rasio
resirkulasi dalam pengolahan proses lumpur aktif
konvesional berkisar 0,25 – 0,5. Pada reaktor kecil
rasio resirkulasi ini dapat lebih besar yakni 0,75 –
1,50. Rumus Ratsio resirkulasi adalah :
R = Qr / Q
Dimana R = rasio resirkulasi
Qr = debit lumpur dari clarifier yang diresirkulasi (m3/dt)
Q = debit air limbah yang diolah (m3/dt).
Untuk evaluasi secara umum adalah sbb. :
1. Amati tentang kondisi kebersihan secara umum dan
keutuhan kerja peralatan.
2. Amati terjadinya buih, lumpur mengapung dan
karakteristik fisik-kimia air limbah yang diolah baik
pada influent atau effluen.
3. Lakukan pengukuran dimensi unit pengolahan
limbah bak pra sedimentasi, bakaerasi, bak
pengendap II dan unit lainnya.
4. Hitung volume limbah pada masing-masing unit
pengolahan limbah
5. Ukur debit limbah pada inlet (influen) dan outlet
(efluen) masing-masing unit pengolahan limbah
6. Ukur debit lumpur resikulasi dari bak pengendap II
8. Hitung detention time masing-masing unit pengolahan limbah
9. Periksa TSS (MLSS) pada bak aerasi dan bak pengendap II
10. Periksa DO dan pH pada bak aerasi
11. Ukur SVI pada bak aerasi
12. Periksa keberadaan dan keragaman protozoa pada bak aerasi.
13. Periksa BOD, COD, TSS, pH, TKN, P pada influen bak aerasi dan
effluen bakpengendap II.
14. Hitung Organic loading
15. Hitung rasio BOD : N : P
16. Hitung urea dam TSP yang ditambahkan (bila perlu)
17. Hitung rasio debit resirkulasi
18. Hitung jumlah lumpur yang harus dibuang
19. Hitung efisiensi removal masing-masing unit pengolahan
limbah
Hasil pengukuran dan perhitungan kegiatan diatas selanjutnya
dicocokkan dengankriteria disain IPAL dimaksud / kriteria disain
dari literatur dan effluent standar yangditerbitkan pemerintah /
literatur
1. Cameron & Cross, Operation and Maintenance of
Wastewater Treatmentplant,
2. M, Anis Layla, Unit Operation & Unit Process,
Willey Interscience
3. Bowo Djoko Marsono, Unit Proses Pengolahan
Limbah Cair, ITS Surabaya
4. Soeparman & Suparmin, Pembuangan Tinja dan
Limbah Cair Suatu Pengantar, EGC.
5. Syed R. Qasim, Wastewater Treatment Plant
Design

Anda mungkin juga menyukai