PENYAKIT
CARDIOVASCULAR
By :
Dr. PURNAMA
SIMANJUNTAK
ANATOMI CARDIOVASCULAR
Cardiac Anatomy 101
Cardiac Anatomy 101
PENYAKIT JANTUNG
1. Endocarditis
2. Myocarditis
3. Pericarditis
4. Angina Pectoris dan Penyakit Jantung Koroner
5. Congestive Heart Failure
6. Hipertensi
ENDOCARDITIS INFEKTIF
Definisi : penyakit infeksi oleh mikroorganisme
pada endokardium atau katub jantung
Lesi ditemukan pada endokardium, pembuluh darah
besar dan vegetasi pada katub (paling khas)
Endokarditis dapat didahului penyakit jantung
bawaan dan penyakit jantung yang di dapat
Endokarditis dapat terjadi pada endokardium dan
katub jantung yang sehat atau pun yang sudah
mengalami kerusakan
Perjalanan penyakit : akut, sub akut dan kronis
(tergantung virulensi dan daya tahan tubuh)
Con’t
EPIDEMIOLOGI :
Umur pasien : 37 – 50 tahun
Pria : wanita = 1,5 – 2 : 1
Sering terjadi akibat : operasi jantung, karena
perubahan sklerotik, karsinoma, penyakit
obstruksi menahun, penyakit ginjal menahun,
pemakaian obat imunosupresif, akibat prosedur
diagnostik (mis : kateterisasi jantung),
hemodialisa, peritoneal dialisa, pemakaian infus
intravena.
Con’t
FAKTOR PREDISPOSISI :
1. Kelainan jantung organik : penyakit jantung
rheumatik, penyakit jantung bawaan
(VSD/Ventricular Septal Defect, PDA/Patent
Ductus Arteriosus, ASD/Atrial Septal Defect),
katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, operasi jantung,
miokardiopati hipertrofi obstruktif.
2. Tanpa kelainan jantung organik : pemakaian
obat immunosupresif, obat sitostatika,
hemodialisa, peritoneal dialisa, sirosis hati,
diabetes mellitus, PPOK, penyakit ginjal, SLE,
Gout Arthritis, penyalahgunaan narkotika
intravena
Con’t
FAKTOR PENCETUS :
Ekstraksi gigi atau tindakan pada mulut
Kateterisasi saluran kemih
Tindakan obstetri ginekologis
Radang saluran nafas
ETIOLOGI :
Streptococcus viridans : paling sering dari infeksi
saluran nafas atas, ekstraksi gigi, tonsilektomi,
bronchoscopy, dll
Staphylococcus aureus (dari selulitis, abses, nanah)
Streptococcus fecalis, Cryptococcus fecalis (sering
pada pria tua dengan kelainan prostat, wanita
dengan infeksi saluran kemih dan genital)
Candida, aspergillus : sering akibat komplikasi
tindakan bedah dan pemakaian obat intra vena
Con’t
PATOGENESIS :
Porte d’entre : saluran nafas atas, saluran kemih dan
genital, saluran cerna, pembuluh vena, kulit
Endokardium dan katub yang rusak terinfeksi
mikroorganisme, timbul vegetasi (trombosit dan fibrin)
Karena vaskularisasi yang jelek menyebabkan
mikroorganisme berkembang dan kerusakan makin luas
Katub bisa robek sehingga terjadi kebocoran, infeksi
meluas ke sekitarnya
Timbul abses miokardium, aneriusma mikotik
Dapat terbentuk trombus yang mengandung kuman,
yang bisa terlepas dari endokardium menimbulkan
emboli
Tromboemboli tersebut bisa tersangkut di otak, limpa,
ginjal, saluran cerna, jantung, paru, anggota gerak
Con’t
KLASIFIKASI :
1) Endokarditis infektif bakterial sub akut
(Sub acute Bacterial Endocarditis = SBE) :
etiologi Strept. Viridans, perjalanan penyakit
beberapa minggu - bulan
2) Endocarditis Infektif Akut (Acute Bacterial
Endocarditis = ABE) : etiologi Strept. Aureus,
perjalanan penyakit beberapa hari – minggu
3) Native Valve Endocarditis = NVE : terjadi
pada katub jantung asli
4) Endocarditis Katub Prostetik (Prosthetic
Valve Endocarditis = PVE) : terjadi pada katub
jantung buatan
Con’t
3. Gejala Jantung :
o Sesak nafas, tachicardia, aritmia, sianosis, jari
tabuh
o Suara murmur
o Tanda-tanda gagal jantung (pada stadium akhir
endokarditis infektif sub akut, insufisiensi katub
aorta dan katub mitral)
Con’t
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium : Leukositosis, anemia normokrom
normositer, LED meningkat, uji fraksi gamma globulin
positif, total hemolitik komplemen dan komplemen C3
serum menurun, kadar bilirubin darah meningkat,
proteinuria dan hematuria, biakan mikroorganisme darah
EKG : mencari tanda-tanda infark myocard tersembunyi
(silent myocardial infarction)
ECG (Echo Cardio Graphy) : untuk melihat :
a. Vegetasi pada katub aorta
b. Dilatasi atau hipertrofi atrium maupun ventrikel
c. Mencari prolapsus mitral, fibrosis atau kalsifikasi mitral
d. Mencari penutupan katub mitral
Pemeriksaan rontgen : mencari tanda CHF, kalsifikasi
katub, multiple small patchy infiltrate di paru (pada
pengguna narkotika suntik)
Con’t
KOMPLIKASI :
4. Gagal jantung
5. Emboli
6. Aneurisma nekrotik
7. Gangguan neurologi
Con’t
PENGOBATAN :
1. Antibiotika : golongan penisilin
2. Perhatikan keseimbangan air dan elektrolit (terutama
jika terjadi gagal jantung)
3. Nutrisi
PROGNOSIS :
Prognosis buruk bila terjadi :
1. Gagal jantung
2. Mikroorganisme resisten terhadap antibiotika
3. Pengobatan terlambat
4. Bakteriemia
5. Infeksi endokarditis pasca pemasangan katub
prosthetic
6. Orang tua, daya tahan tubuh rendah
MIOKARDITIS
Definisi : peradangan pada miokardium (otot
jantung)
Etiologi :
1. Infeksi : bakteri, jamur, parasit, virus, rickettsia,
spirochaeta
2. Reaksi alergi akibat : antibiotika, sulfonamid,
antikonvulsan, anti tuberculosis, antiinflamasi,
diuretika
3. Reaksi toksik pada bahan tertentu : bahan kimia
(arsenik, timah), anti neoplastik, bisa ular, laba-
laba, kalajengking, coccain, radiasi
Con’t
PATOLOGI :
Dua minggu pertama terjadi foci infiltrasi sel
radang + degenerasi serabut miokardium
Minggu ke tiga serabut miokardium yang ber
degenerasi digantikan oleh jaringan ikat
Bisa terjadi mikro abses (mengandung
mikroorganisme)
Konsistensi miokardium lembek, kadang terjadi
perdarahan setempat
Bila menjadi kronik, otot jantung membesar dan
hipertrofi
Con’t
KLASIFIKASI :
1. MIOKARDITIS AKUT :
• Pada usia muda, usia 20 tahun an, pria >>
wanita
• Didahului infeksi (mis : ISPA) kira-kira 3 minggu
sebelum gejala kardial
• Perjalanan penyakit kira-kira 8 minggu
• Sebagian sembuh sempurna setelah 6 bulan
atau menjadi gagal jantung dan meninggal
• Terjadi infiltrasi sel radang secara merata di
miokardium, jika sembuh akan menjadi fibrosis
Con’t
3. MIOKARDITIS KRONIK :
Terjadi pada usia 30 tahun-an, kebanyakan wanita
Perjalanan penyakit diawali dengan gagal jantung
dan disusul perbaikan klinis dengan disfungsi
jantung yang bersisa
Terdapat daerah kerusakan sel yang akut yang
menglami penyembuhan di miokardium
Con’t
MANIFESTASI KLINIK :
Keluhan tidak khas : rasa lemah, berdebar-debar,
sesak nafas, rasa tidak enak di dada
Nyeri dada (bila disertai perikarditis)
Tachicardia yang tidak sesuai dengan kenaikan
suhu
Hipotensi dengan nadi yang kecil
Jantung membesar (terutama bila sudah terjadi
CHF)
Tekanan vena jugularis meningkat
Bunyi jantung melemah, kadang-kadang aritmia
Con’t
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium : leukositosis, LED meningkat,
enzim jantung, kreatinin kinase dan LDH
meningkat.
Peningkatan ASTO : infeksi streptococcus
Biakan darah bakteri aerob dan anaerob
EKG : sinus tachicardia, perubahan segmen ST
dan gelombang T, low voltage, aritmia atrial atau
ventricular, AV block, QT interval memanjang,
complete RBBB
Thorax foto : pembesaran jantung, gambaran CHF
Echocardiografi : hipokinesis ventrikel, penebalan
dinding ventrikel, trombus ventrikel kiri, pengisian
diastolik abnormal, efusi perikardium
Con’t
DIAGNOSIS :
Manifestasi klinik + pemeriksaan EKG + foto thorax
+ ECG
Diagnosis konfirmatif : biopsi endomiokardial
terdapat nekrosis atau degenerasi miosit yang
dikelilingi infiltrasi sel-sel radang interstitial (kriteria
Dallas)
KOMPLIKASI :
1. Kardiomyopati kongestif/dilated
2. CHF
3. Effusi perikardial
4. AV block total
5. Trombi kardiak
Con’t
PENGOBATAN :
Tirah baring dan pembatasan aktivitas
Terapi suportif
Terapi antibiotika pada penyakit infeksi sistemik
Untuk mencegah kardiomiopati : ACE inhibitor,
alfa blocker (prazosin, doxazosin), verapamil,
beta blocker.
Jika sudah terjadi CHF : diuretika, digitalis,
vasodilator dan ACE inhibitor
Bila terjadi aritmia : antiaritmia
Con’t
PROGNOSIS :
Sebagian sembuh tanpa cacat
Prognosis jelek bila :
1. Infeksi akut fulminan akibat virus, diphteri
2. Rapidly progressive myocarditis
3. Bentuk kronis yang berlanjut menjadi CHF
4. Penyakit chaga
5. AV block total : bisa menyebabkan kematian
mendadak
PERIKARDITIS
Definisi : peradangan pada perikardium parietal,
perikardium viscerale atau keduanya
Klasifikasi : perikarditis akut, perikarditis sub-akut dan
perikarditis kronik
PERIKARDITIS AKUT :
Trias klasik : nyeri dada, pericardial friction rub,
abnormalitas EKG yang khas
Etiologi : penyakit idiopatik, infeksi non spesifik virus,
tbc, jamur, bakterial, penyakit kolagen (SLE,
rheumatoid arthritis), neoplasma, trauma, radiasi,
uremia, AMI.
Etiologi paling sering : infeksi virus, bakteri.
Con’t
GEJALA KLINIS :
Nyeri dada substernal atau parasternal, menjalar
ke bahu, nyeri berkurang bila duduk
Pericardial friction rub dan pembesaran jantung
Tanda-tanda tamponade, tekanan vena
meningkat, hepatomegali, edema tungkai
Bunyi jantung lemah
Ewart’s sign : perkusi pekak di bawah angulus
skapula kiri (bila effusi perikardial banyak)
Foto thorax :bila efusi perikardial banyak :
bayangan jantung membesar (water bottle)
dengan vaskularisasi paru normal
EKG : elevasi segmen ST, low voltage QRS
Con’t
PENGOBATAN :
Perikardiektomi
Perikardiosentesis : aspirasi effusi perikardium
ANGINA PECTORIS
Definisi : perasaan nyeri, tidak enak di dada berupa
nyeri, rasa terbakar, rasa tertekan di dada kiri yang
menyebar ke leher, rahang bawah, ulu hati dan lengan
kiri
Angina pectoris disebabkan iskemia myocardium, karena
suplai darah dan oksigen ke miokardium berkurang
Suplai darah berkurang karena penyempitan pembuluh
darah koroner
Nyeri angina muncul saat pasien melakukan aktivitas
dan berkurang saat pasien beristirahat
Lamanya nyeri berlangsung 1 – 5 menit
Bila nyeri dada berlangsung > 20 menit, mungkin pasien
mengalami infark myocard acute
Con’t
PEMERIKSAAN FISIK :
Sering normal
Cari faktor risiko : obesitas, hipertensi, diabetes
mellitus, merokok, dyslipidemi
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
EKG : perubahan segmen ST (ST elevasi, ST depresi,
gelombang T inversi, gelombang Q patologis)
Foto thorax : jika disertai hipertensi bisa terdapat
cardiomegali (pembesaran jantung)
Pemeriksaan laboratorium : kadar enzim jantung
Troponin T, LDH, CPK dan CKMB
Pemeriksaan Tread Mill Test : pemeriksaan EKG
selama latihan jasmani dengan alat Tread Mill
PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angiografi) :
kateterisasi pembuluh darah koroner untuk
mengetahui penyempitan pembuluh darah koroner
Con’t
DIAGNOSIS BANDING :
a. Nyeri musculoskeletal
b. Osteoarthritis cervicalis
c. Esofagitis
d. Pleuritis
e. Perikarditis
f. Gastritis
g. Emboli paru
h. Cholelithiasis
Con’t
PENGOBATAN :
Medikamentosa :
1. Pada saat serangan angina : nitrat sub lingual.
Nitrat berperan sebagai vasodilatasi perifer
(mengurangi beban jantung dan konsumsi
oksigen pada myocardium) dan vasodilatasi
koroner (menambah aliran darah koroner)
2. Untuk mencegah serangan angina : Long acting
nitrate, beta blocker, calcium antagonis
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Definisi : penyakit yang disebabkan oleh proses
aterosklerosis pada pembuluh darah koroner
jantung
Manifestasi PJK disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara kebutuhan O2
miokardium dan masukan O2 nya
Manifestasi klinik : angina pectoris, keringat
dingin, muntah, sesak nafas, sianosis, batuk
Pemeriksaan fisik : hipertensi, diabetes mellitus,
dyslipidemia, cardiomegali, gallop, ronchi basah
(bila disertai edema paru)
Con’t
FAKTOR RISIKO :
1. Yang tidak dapat di modifikasi : usia (laki-laki >
40 tahun, wanita : pasca menopause), jenis
kelamin (pria > wanita), riwayat PJK pada
keluarga
2. Yang dapat di modifikasi : hipertensi, obesitas,
DM, dyslipidemia, merokok
Con’t
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
EKG : ada 3 gambaran :
1. Ischemia myocard : ST depresi atau gelombang T
inverted
2. Injuri myocard : ST elevasi
3. Necrosis (old infarct) : gelombang Q patologis, QS
Lokalisasi dinding ventrikel pada EKG :
a. Anteroseptal : Lead V1 – V4
b. Anterior ekstensif: Lead V1 – V6, I dan aVL
c. Anterolateral : Lead V4 – V6, I dan aVL
d. Inferior : Lead II, III dan aVF
e. Anterior : Lead I dan aVL
f. Lateral : Lead V1 – V6
Con’t
Con’t
Con’t
Con’t
Con’t
Con’t
PENATALAKSANAAN :
1. Tirah baring dan rawat inap (jika perlu di rawat di
ICCU/Intensive Cardiovascular Care Unit)
2. MONACO : Morfin injeksi iv, Oksigen 3 – 4 liter/menit,
Nitrate sublingual, Aspirin (160 – 320 mg di kunyah)
dan Clopidogrel (300mg di telan).
3. Stabilisasi hemodinamik
4. Kontrol tekanan darah dengan Beta blocker, Calcium
antagonis atau ACE inhibitor
5. Therapi pendukung : acid supressant, anti emetik
6. Reperfusi miokardium : Trombolitik dengan
streptokinase (streptase), anticoagulant (heparin/Low
Molecular Weight Heparin)
7. PTCA dan PCI : Percutaneus Coronary Intervention
(pemasangan stent/cincin pada pembuluh darah
coroner)
8. CABG : Coronary Artery By Pass Graft
Terima Kasih
CONGESTIVE HEART FAILURE
Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal
Jantung Kongestif : adalah ketidakmampuan
jantung untuk mempertahankan curah jantung
(Cardiac Output) dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Penurunan CO menyebabkan volume darah
efektif berkurang
Terjadi refleks homeostasis/mekanisme
kompensasi : perubahan neurohumoral, dilatasi
ventrikel dan mekanisme Frank-Starling
Respon hemodinamik berupa : peningkatan
preload, edema paru, bendungan di sistem vena
Con’t
ETIOLOGI :
Penyakit pada miokardium : PJK, Cardiomyopati,
Myocarditis, Penyakit Jantung Rheumatik
Gangguan mekanik pada miokardium :
a. Akibat kelebihan beban tekanan (pressure
overload) : hipertensi, stenosis aorta, coarctasio
aorta, hipertensi kardiomiopati
b. Kelebihan beban volume (volume overload) :
transfusi berlebihan, insufisiensi aorta
c. Hambatan pengisian : tamponade jantung,
constrictive pericarditis
Con’t
PATOFISIOLOGI :
Curah jantung menurun mengakibatkan
peningkatan aktivitas saraf simpatis, sistem Renin
Angiotensin Aldosteron, pelepasan arginin
vasopresin —› vasokonstriksi dan retensi cairan
meningkatkan preload kontraksi jantung
meningkat
After load meningkat —› hipertrofi dan dilatasi
dinding ventrikel —› menambah beban jantung
Gambar :
Con’t
Con’t
PENATALAKSANAAN :
A. DALAM KEADAAN AKUT :
1. Penderita dirawat dengan posisi setengah duduk,
sebaiknya dirawat di ICCU
2. Oksigen 3 – 4 liter/menit
3. Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah
(darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit,
KGD, cardiac enzim, AGDA), EKG, Thorax Foto
4. Mengurangi preload dengan :
a. Morfin : dosis 2,5 – 5mg iv : untuk menurunkan
venodilatasi, menurunkan tekanan kapiler
pulmonalis, mengurangi nyeri dan kecemasan
Con’t
5. Obat inotropik :
a) Dobutamin : dosis 2 – 20 mcg/KgBB/menit
b) Dopamin : dosis 2 – 5 mcg/KgBB/menit
c) Digoksin
Con’t
6. Mengurangi afterload :
a. Nitrat : dosis besar akan menyebabkan dilatasi
arteriol sehingga menurunkan after load
b. Nitropussid : dosis awal infus 0,2
mcg/KgBB/menit ditingkatkan perlahan (0,2 mcg
tiap 5 menit) sampai dosis 3mcg/kgBB/menit
Con’t
2. Obat inotropik :
Digitalis : yang paling sering digunakan :
digoksin dengan dosis loading 3 x 0,25mg
selama 3 hari, selanjutnya dosis pemeliharaan
0,125 – 0,25mg/hari
3. Menurunkan preload :
a) Diuretik
b) Nitrat (isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat)
HIPERTENSI
Hipertensi : peningkatan tekanan darah sistolik
dan atau diastolik yang tidak normal
Kriteria hipertensi : (menurut JNC 7 )
D. DIURETIK OSMOTIK :
Menarik air ke urine tanpa mengganggu sekresi atau
absorbsi elektrolit dalam ginjal
Nama obat : manitol
Mekanisme kerja : secara osmotik menghambat
reabsorbsi air dan natrium. Awalnya akan menaikkan
volume plasma dan TD.
Indikasi : GGA, edema otak, glaucoma sudut tertutup
Obat anti adrenergic
Agonis adrenergik anan meningkatkan TD dengan
merangsang jantung (reseptor β1) dan atau
membuat vasokonstriksi perifer (reseptor α1)
Anti adrenergik terdiri dari :
a. Anti adrenergik prasinaptik
b. Blocker alfa dan beta reseptor
Contoh obat :
Atenolol (tenormin) : memblok reseptor
adrenergik β1 → menurunkan frekuensi detak
jantung dan curah jantung dan penurunan
pelepasan renin. Indikasi : awal terapi pada
hipertensi ringan dan sedang. Efek samping :
depresi, sedasi, bronkokonstriksi, menekan CHF.
Betaksolol (kerlone)
Carteolol (cartrol)
Penbutolol (levatol)
Metaprolol (lopressor)
Asebutolol (sectral)
Esmolol (brevibloc)
CON’T
Propanolol (inderal) : memblok reseptor β1 dan
β2 → menurunkan frekuensi detak jantung dan
curah jantung dan penurunan pelepasan renin.
Bronkokonstriksi melalui antagonismer reseptor
β2.
Nadolol (corgard)
Timolol (blokadren)
Pindolol (visken)
Bisoprolol (concor) : memblok reseptor β1 →
menurunkan frekuensi detak jantung dan curah
jantung dan penurunan pelepasan renin.
SISTEM RAA
Ace - inhibitor
Menghambat enzim ACE (Angiotensin Converting
Enzim) → menekan sintesis angiotensin II (suatu
vasokonstriktor poten) → vasodilatasi
Menginduksi pembentukan vasodilator dalam
tubuh (bradikinin, prostaglandin)
ACE terdapat pada paru-paru dan ginjal.
Penghambatan ACE pada paru-paru → substance
P meningkat → batuk
Penghambatan ACE pada ginjal → menghambat
sintesis angiotensin II → menghambat sintesis
aldosteron → mengakibatkan natriuresis → TD
menurun.
Indikasi : hipertensi (terutama pada hipertensi
dengan renin tinggi), hipertensi dengan
nefropatidiabetik.
CON’T
Efek samping : hipotensi, pusing, proteinuria,
takikardia, sakit kepala, batuk.
Nama obat : lisinopril (mis : zestril), ramipril
(hyperil), captopril (capoten), enalapril (vasotec),
dll.
ARB
Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) = AT1
antagonis : menghambat reseptor AT1 di
pembuluh darah atau jaringan lain
Menghambat efek fisiologik angiotensin
Jarang menimbulkan batuk kronik dibandingkan
ACE inhibitor sehingga dapat di toleransi lebih
baik
Mekanisme kerja : berinteraksi dengan asam
amino pada transmembran sel → mencegah
angiotensin II berikatan dengan reseptornya →
vasodilatasi pembuluh darah, penurunan produksi
vasopresin, → mengurangi sekresi aldosteron
penurunan TD, sekresi air,glukosa dan garam
CON’T
Indikasi : hipertensi essensiel
Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal, anak-
anak, kehamilan, menyusui
Efek samping : vertigo, ruam kulit, hipotensi
ortostatik
Nama obat : Losartan, valsartan, irbesartan,
telmisartan, olmesartan, dll.
ANTAGONIS CALSIUM
Disebut juga Ca-channel Blocker
Menghambat masuknya ion Ca melalui channel Ca yang
terdapat pada membran sel → mencegah kontraksi sel
otot polos pembuluh darah → vasodilatasi.
Efek : kronotropik (frekuensi kontraksi jantung) dan
inotropik (kekuatan kontraksi jantung) negatif
Terdiri dari 5 golongan :
1. Dihidropiridin (DHP) : nifedipin, nikardipin, amlodipin, dll
2. Difenilalkilamin : verapamil, galopamil, dll
3. Benzotiazepin : diltiazem, dll
4. Piperazin : sinarizin, flunarizin, dll
5. Lain – lain : prenilamin, perheksilin, dll
CON’T
Golongan DHP bersifat vaskuloselektif, menurunkan
resistensi pembuluh darah perifer tanpa depresi fungsi
jantung, relatif aman dalam kombinasi dengan β-locker
Metabolisme di hati (hati-hati penggunaan pada pasein
sirosis hati)
Ekskresi lewat ginjal
Indikasi : hipertensi ringan sampai berat, anti angina.
Efek samping :
a. Nifedipin menyebabkan penurunan TD cepat → hipotensi
→ iskemia miokard dan serebral. Penurunan TD cepat →
tachicardia, palpitasi → serangan angina pada PJK
b. Sakit kepala, muka merah
c. Edema perifer (mis : kaki bengkak) akibat keluarnya
cairan dari vaskuler ke ruang interstitiel, tanpa retensi
garam.
CON’T
d. Bradiaritmia akibat kronotropik negatif (terutama
pada verapamil).
e. Memperberat CHF akibat efek inotropi negatif
f. Konstipasi (terutama verapamil), retensi urine
NIFEDIPIN :
Merupakan antagonis kalsium paling kuat dalam
menimbulkan vasodilatasi arteriol perifer shingga
menyebabkan penurunan TD dan resistensi perifer
Obat pilihan utama untuk hipertensi berat,
pengobatan jangka panjang pada angina stabil kronik
Dieliminasi di hati
Efek samping : sakit kepala, pusing, muka merah,
edema perifer, hipotensi, tachicardia, palpitasi.
Tidak memiliki efek inotropik negatif (tidak
menyebabkan bradikardia
vasodilator
Merelaksasi sel-sel otot polos pembuluh darah,
mungkin dengan cara peningkatan sintesis Nitric
Oxide oleh endotel vaskular.
Nama obat :
1. Hydralazine : vasodilatasi arteriol → penurunan
tekanan darah → refleks tachicardia dan
peningkatan curah jantung. Meningkatkan Renal
Blood Flow. Indikasi : hipertensi sedang, dapat
digunakan pada wanita hamil. Efek samping :
tachicardia, palpitasi, retensi cairan, edema perifer.
2. Minoksidil (loniten) : untuk hipertensi yang tidak
terkontrol dengan obat lain, obat topical untuk
kebotakan pada laki-laki.
CON’T
3. Diazoksid (hyperstat) : menurunkan resistensi
vaskuler perifer, menghambat pelepasan insulin
dan meningkatkan glikogenolisis (menyebabkan
hiperglikemia). Indikasi : Hipertensi berat di RS
(penggunaan jangka pendek). Efek samping :
retensi air dan natrium, hiperglikemia,
hirsutisme, gangguan GIT.
4. Nitropuside (nipride, nimotop) : dikonversi
menjadi nitric oxide → menginduksu cGMP →
merangsang kaskade fosforilasi/defosforilasi →
defosforilasi myosin → relaksasi otot polos
pembuluh darah → vasodilatasi. Indikasi :
pemberian iv kontinu pada krisis hipertensi. Efek
samping : hipotensi berat, hepatotoksis.
Terima Kasih