Anda di halaman 1dari 52

KETAHANAN PANGAN DAN

DIVERSIFIKASI PANGAN

Oleh
Aladhiana Cahyaningrum
KETAHANAN NASIONAL PANGAN DAN GIZI

Pangan hrs slalu


Pangan sangat penting dalam tersedia sesuai
segala aspek kehdpn manusia
kebutuhan

Kerawanan
mengancam
Ketahanan
Nasional Makanan
memenuhi
Akan Ketahanan bangsa
syarat gizi
Terjamin akan kuat bila
masyarakat kuat
Latar Belakang

Tahun 2000 PBB perlunya upaya


global untuk peningkatan
kesejahteraan manusia melalui
Millenium Development Goals (MDGs).
MDGs memiliki 8 tujuan, 18 target dan
48 indikator
Tujuan pertama dari MDGs adalah
bahwa pada tahun 2015 setiap
negara diharapkan mampu untuk
menurunkan kemiskinan dan
kelaparan separuh dari kondisi awal
pada tahun 1990.
Dua dari lima indikator sebagai
penjabaran tujuan pertama MDGs
adalah :
1. menurunnya prevalensi gizi
kurang pada anak balita
(indikator keempat)
2. jumlah penduduk defisit energi
atau kelaparan (indikator kelima).
Konferensi Dewan Ketahanan Pangan
Tahun 2006 para Gubernur selaku Ketua
DKP Provinsi seluruh Indonesia telah
mencanangkan rencana nasional menuju
Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015.
Kesepakatan ini telah dideklarasikan
dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP
pada tanggal 21 November 2006 di Istana
Bogor.
FOOD SECURITY
(KETAHANAN PANGAN)

 Muncul pertama kali pada Konferensi


Pangan Dunia PBB tahun 1974.
 Menurut FAO, Ketahanan Pangan adalah:
Sebuah kondisi dimana setiap orang, pada
setiap waktu dapat memperoleh pangan,
baik untuk menyangga kegiatannya
maupun untuk membangun kehidupan
yang sehat.
FAO 1991
Ketahanan Pangan adalah :
Suatu kodisi ketersediaan pangan
yang cukup bagi setiap orang pada
setiap saat dan setiap individu
mempunyai akses untuk
memperolahnya, baik secara fisik
maupun ekonomi.
KTT Pangan Dunia 1996

Hak setiap orang untuk


memiliki akses terhadap
pangan yang aman, bermutu
dan bergizi, konsisten dengan
hak unyuk memperoleh
pangan yang cukup dan hak
asasi bagi setiap orang untuk
bebas dari kelaparan.
Kelaparan

Bentuk kekurangan pangan bila


berlangsung lama dapat
mengakibatkan kekurangan gizi.
UU RI No.7 TH. 1996
Ketahanan Pangan adalah :
Kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau.
• Peran strategis Ketahanan Pangan
• Menjamin hak atas pangan
• Menjadi basis untuk membentuk SDM
berkualitas
• Menjadi Pilar Ketahanan Nasional
Prinsip Ketahanan Pangan dan
Keamanan Pangan

KETAHANAN
KEAMANAN
 Tersedianya pangan yang
memenuhi kebutuhan Bebas dari
masyarakat, keluarga dan pencemaran bahan
perorangan.
yang berbahaya
 Diukur dengan konsumsi
gizi perorangan, Sesuai dengan
pertumbuhan fisik anak keyakinan
dan remaja, status gizi.
(Halal/Haram)
Tujuan Ketahanan Pangan

Menjamin ketersediaan pangan


yang adil dan merata di
masyarakat
Sasaran Ketahanan Pangan 
Manusia / Rumah Tangga
Masyarakat (manusia) mampu mengkonsumsi
pangan dengan gizi seimbang (tercapai status
gizi baik)
Sasaran Swasembada Pangan 
Komoditi
Produksi (komoditi) pangan cukup untuk
memenuhi kebutuhan domestik (tidak diperlukan
impor)
 Ketahanan pangan
merupakan suatu sistem yang
kompleks melibatkan peran lintas
sektor dengan penanganan secara
multi disiplin → ketahanan pangan
perlu diwujudkan melalui koordinasi
dan kerjasama lintas sektor dan
masyarakat
MASALAH DAN TANTANGAN
PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN

1. Penyediaan Pangan
 Jumlah penduduk yang cukup besar
 Masih tingginya proporsi kehilangan
hasil pada poses produksi,
penanganan hasil panen dan
pengolahan
 Kapasitas produksi pangan nasional
semakin terbatas :
i) berlanjutnya konversi lahan
pertanian;
ii) menurunnya kualitas dan
kesuburan lahan akibat kerusakan
lingkungan;
iii) semakin terbatas dan tidak
pastinya penyediaan air untuk
produksi pangan akibat kerusakan
hutan;
iv) rusaknya sekitar 30 % prasarana
pengairan;
v) persaingan pemanfaatan sumber
daya air dengan sektor industri dan
pemukiman
2. Distribusi Pangan
 Sistem distribusi yang belum efisien
 Prasarana distribusi darat dan antar
pulau yang belum memadai
 Kelembagaan pemasaran hasil-hasil
pangan belum mampu berperan
baik sebagai penyangga kestabilan
pasokan dan harga pangan
 Masalah keamanan jalur
distribusi serta adanya berbagai
pungutan sepanjang jalur
distribusi dan pemasaran
3. Konsumsi Pangan
 Konsumsi pangan belum cukup
beragam dan bergizi seimbang
 Konsumsi beras perkapita masih
sangat tinggi, yaitu sekitar 139,15
kg/tahun (termasuk konsumsi
industri)
 Upaya diversifikasi pangan selama ini
belum sesuai harapan, disebabkan :
- industri pangan belum cukup
berperan dalam pengembangan pangan
karbohidrat non-beras,
- pengetahuan masyarakat mengenai
pola konsumsi pangan bergizi seimbang
masih terbatas,
- perubahan pola makan ke arah
makanan jadi (prepared food) berbasis
tepung gandum
4. Kemiskinan dan Kerawanan Pangan
 Masih banyaknya penduduk miskin yang
rentan terhadap rawan pangan (diolah dari
data BPS):
 Penduduk miskin tahun 2005 : 35,1 juta
(15,97%)
 Penduduk miskin tahun 2006 : 39,05 juta
(17,75%)
 Penduduk miskin tahun 2007 : 37,17 juta
(16,58%)

RENTAN TERHADAP RAWAN PANGAN


 Penduduk yang sangat rawan pangan
tahun 2005 sekitar 5,11 juta jiwa
(2,32%)
 Penduduk yang sangat rawan pangan
tahun 2006 sekitar 9,95 juta jiwa
(4,52%)
 Penduduk yang sangat rawan pangan
tahun 2007 sekitar 5,71 juta jiwa
(2,55%)
 Terbatasnya akses masyarakat terhadap
fasilitas kesehatan, pendidikan dan
informasi
 Masih kurangnya perhatian pemerintah
dan pemda dalam mengembangkan
sarana dan prasarana di perdesaan
 Rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu rumah tangga yang
berakibat pada pola asuh anak yang
salah
Ditempuh melalui :
⋟ Upaya memantapkan swasembada
pangan
⋟ Peningkatan efektifitas dan
efisiensi distribusi pangan
⋟ Peningkatan daya beli masyarakat
⋟ Peningkatan kemampuan
penyediaan pangan yg diperlukan
Kegiatannya :
⋆ Peningkatan penyediaan bibit unggul
sarana produksi
⋆ Peningkatan pemanfaatan air irigasi
dan pencetakan sawah
⋆ Perluasan usaha perikanan rakyat
⋆ Pemanfaatan lahan kering, lahan
rawa
⋆ Perluasan areal perkebunan pangan
⋆ Peningkatan kegiatan ekstensifikasi
⋆ Peningkatan nilai tambah
melalui pengembangan
argoindustri pangan
⋆ Pembinaan usaha bidang
produksi dan pengolahan
pangan
⋆ Menjaga sarana penyangga
pangan
⋆ Pemerataan produksi dan
distribusi pangan
Diversifikasi Stabilitas ekonomi Swasembada
konsumsi pangan pangan
pangan

Ketahanan
Pangan

Kelembagaan
Sasaran yang mantap

∙ Tersedianya pangan yg ckp & harga yg terjangkau


∙ Tersedianya beragam komoditas pangan & pangan olahan
∙ Tersedianya pangan yg bermutu, bergizi, aman utk
dikonsumsi
DIVERSIFIKASI
☻ Proses pemilihan bahan pangan yang tidak
tergantung pada satu jenis bahan, mulai
dari produksi, pemilihan dan konsumsi
pangan.

☻ Pemilihan berbagai jenis bahan makanan


sumber zat tenaga, lauk pauk, sayur dan
buah yang dikonsumsi oleh perorangan
atau seluruh anggota keluarga secara
beranekaragam.
Tujuan Umum
 Terjadinyaperubahan perilaku
masyarakat terhadap pangan dan gizi
dalam penyediaan dan penggunaan bahan
pangan yang beranekaragam untuk
menyusun menu makanan sehat yang
terjangkau sesuai dengan kondisi
(Sosek, Budaya, Lingkungan setempat).
 Makinmantapnya
swasembada pangan baik
secara lokal, wilayah
maupun nasional.
Tujuan Khusus
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya penganekaragaman konsumsi
pangan untuk meningkatkan status gizi dan
derajat kesehatan.
 Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam
menyusun menu sehat dengan menggunakan
bahan pangan yang beranekaragam.
 Membudayanya penggunaan menu sehat yang
beranekaragam dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Sasaran
 Tokoh masyarakat formal dan non
formal, LSM yang terlibat sebagai
penggerak penganekaragaman
pangan dan gizi.
 Segenap lapisan masyarakat

 Petugas pemerintah dan swasta yang


terkait dalam PPKP
Pentahapan
Percepatan Diversifikasi Pangan 2015
• PPH MENDEKATI
PENGEMBANGAN INDUSTRI IDEAL (100)
2015
PANGAN BERBASIS BAHAN
PANGAN LOKAL
3 • KONSUMSI BERAS
TURUN
• PANGAN AMAN
MENCIPTAKAN PASAR DIKONSUMSI
PANGAN NON BERAS
DOMESTIK
Evaluasi program dan
KONDISI AWAL 2010-14 pembinaan
2
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pemberian
penghargaan
• Pengembangan industri pangan lokal oleh masyarakat
2007-09
1 • Sosialisasi dan penerapan standar keamanan pangan pada
UKM pangan
• Intervensi mengenalkan diversifikasi pangan pada anak-
anak sejak usia dini

• Intervensi mengenalkan diversifikasi pangan pada anak-anak sejak usia dini dan dalam
0 penanganan keadaan darurat/cadangan pangan pemerintah
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pemberian penghargaan
2005-06 • Fasilitasi pengembangan industri pangan lokal

• Kondisi konsumsi dan diversifikasi pangan saat ini PPH 79,1


dominan beras
• Banyak terjadi kasus keracunan makanan
POLA PANGAN HARAPAN
(DESIRABLE DIETARY PATTERN)

Susunan beragam pangan atau kelompok


pangan yg didasarkan pada sumbangan
energinya, baik secara absolut maupun
relatif terhadap total energi penyediaan atau
konsumsi pangan yg mampu mencukupi
kebutuhan konsumsi pangan penduduk baik
kualitas, kuantitas maupun keragamannya,
dgn mempertimbangkan aspek-aspek
sosial, ekonomi, budaya, agama & citarasa.
Pola Pangan Harapan (PPH)
(Desirable Dietery Pattern)

Adalah suatu komposisi pangan yg


seimbang untuk dikonsumsi guna
memenuhi kebutuhan gizi penduduk.
PPH dpt dinyatakan dalam bentuk :
1. komposisi energi (kalori) aneka
ragam pangan
2. komposisi berat (gram atau kg)
aneka ragam pangan yg
memenuhi kebutuhan penduduk
 PPH mencerminkan susunan
konsumsi pangan anjuran untuk hidup
sehat, aktif dan produktif
PPH diperkenalkan pertamakali
oleh FAO-RAPA tahun 1989,
kemudian dikembangkan oleh
Deptan RI melalui Workshop
Deptan RI bekerjasama dengan
FAO
FAO-RAPA 1989
Komposisi dari kelompok-kelompok
pangan utama yang ketika disiapkan
untuk dikonsumsi sebagai makanan
untuk memenuhi kebutuhan energi
akan memberikan semua zat gizi
dalam jumlah yang mencukupi.
Tujuan Penyusunan PPH

 Membuat suatu rasionalisai pola


konsumsi pangan yang
dianjurkan yang terdiri dari
kombinasi aneka ragam pangan
untuk memenuhi kebutuhan gizi
dan sesuai citarasa
Kegunaan PPH

1. perencanaan, ketersediaan, dan


produksi pangan
2. Sebagai evaluasi penyediaan,
produksi dan konsumsi pangan
3. Pengukuran diversifikasi dan
ketahanan pangan
4. Pedoman dlm merumuskan pesan-
pesan gizi
Dengan Pendekatan PPH, Diharapkan
Dapat memenuhi

 Kecukupan gizi (Nutritional


Adequency)
 Keseimbangan gizi (Nutritional
Balance)
 Citarasa (Palatability)
 Dayacerna (Digestability)
 Dayaterima masyarakat
(Acceptability)
 Kuantitas & kemampuan daya beli
(Affortability)
Susunan PPH Nasional (Standar)
No. Kelompok Pangan Energi % PPH Konsumsi/ Bobot Skor
(Kal) g/kap/hari PPH

1. Padi-padian 1100 50 300 0,5 25

2. Umbi-umbian 132 6 100 0,5 3


3. Pangan hewani 264 12 150 2 24
4. Minyak & lemak 220 10 25 0,5 5
5. Buah/biji berminyak 66 3 66 0,5 1,5
6. Kacang-kacangan 110 5 110 0,5 2,5
7. Gula 110 5 30 0,5 2,5
8. Sayur dan buah 132 6 250 5 30
9. Bumbu-bumbu 66 3 0 0
Total 2200 100 100

Skor PPH = % PPH x Bobot


PPH Aktual berdasarkan Susenas 1999
No. Kelompok Pangan Energi % PPH Bobot Skor
(Kal) PPH

1. Padi-padian 1.239 56,3 0,5 28

2. Umbi-umbian 69 3,1 0,5 1,6


3. Pangan hewani 89 4,1 2 8,1
4. Minyak & lemak 171 7,8 0,5 3,9
5. Buah/biji berminyak 41 1,8 0,5 0,9
6. Kacang-kacangan 53 2,4 2 4,8
7. Gula 92 4,2 0,5 2,1
8. Sayur dan buah 71 3,2 5 16,1
9. Bumbu-bumbu 26 1,2 0 0
Total 1.852 84,2 62,6

Skor PPH = % PPH/AKG x Bobot


 Dari Data Susenas 1999  Masih jauh
dari harapan
 Pola konsumsi pangan pendd. Ind. blm
memenuhi AKG
 Tk. Konsumsi energi baru mencapai 84,2%
atau 1.852 kal/kapita/hari
 Skor PPH = 62,6  pola konsumsi belum
beragam krn msh didominasi klpk padi2an
(56,3%) terutama beras (86.3%)
 Berdasarkan Pedoman AKG
 Kecukupan energi
- tk. konsumsi 2200 Kal/orang/hari
- tk. ketersediaan 2500
Kal/orang/hari
 Kecukupan protein
- tk. Konsumsi 50 g/orang/hari
- tk. Ketersediaan 55 g/orang/hari
 Kecukupan lemak min 10 % dr total
energi dan maks 25%
Indonesia, Workshop on Food And Agriculture
Planning For Nutritional Adequance di Jakarta
11-13 Oktober 1983.

 Padi-padian : 50 %
 Makanan Berpati : 5 % - 10%
 Pangan Hewani : 15-20 %
PUSTAKA
1. “Perencanaan Gizi” oleh Djiteng Roedjito
2. “Kebijaksanaan dan Program Pembangunan
Pangan Dalam Repelita VI” Mentri Negara Urusan
Pangan
3. “Pangan,Gizi dan Pertanian” oleh Suhardjo, Laura
Jane harper, dkk.
4. “Pedoman Umum Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Untuk Perbaikan Menu makanan Rakyat”
Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesra.
5. “Kesadaran Gizi Nasional Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas SDM” oleh Pergizi Pangan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai