Anda di halaman 1dari 13

HIV AIDS

Disusun oleh :
Nadya Prasanti
Nazwa Azzahra Meisa
Ngaisah Hartati
Nintra Mahdan Liranti
Nor Aulia Jannah
PENGERTIAN HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang merusak kekebalan tubuh, virus ini bekerja dengan
cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 ( jenis sel
darah putih atau limfosit). Virus ini menyerang manusia
dan sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan,
seseorang yang terjangkit virus HIV bisa bertahan hidup
selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya.
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan
menyebabkan defisiensi(kekurangan) sistem imun.
PENGERTIAN AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
tahap terakhir atau stadium terakhir dari infeksi virus HIV,
pada kondisi ini tubuh mengalami kehilangan kemampuan
untuk melawan infeksi. Infeksi dari virus HIV
menyebabkan jumlah Viral load HIV bisa meningkat ketika
Viral load HIV tinggi, maka sistem kekebalan tubuh sudah
gagal bekerja melawan HIV dengan baik. Penderita yang
terjangkit virus HIV bisa dikatakan positive AIDS ketika
jumlah sel CD4 dalam tubuh turun kurang dari 200 sel/1
ml/1cc darah.
GEJALA HIV DAN AIDS
Tahap pertama :
1. Pengidap akan mengalami nyeri mirip seperti flu,
beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga
dua bulan.
2. Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama
beberapa tahun.
3. Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam,
pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan,
nyeri otot, dan sendi.
GEJALA HIV DAN AIDS
Tahap kedua :
 Umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama
bertahun-tahun.
 Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan
tubuh.
 Pengidap sudah dapat menularkan infeksi kepada orang
lain.
 Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
GEJALA HIV DAN AIDS
Tahap ketiga :
 Pengidap mudah terserang penyakit dan dapat berlanjut
menjadi AIDS.
 Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.

 Merasa lelah setiap saat.

 Sulit bernapas.

 Diare yang berat dan dalam jangka waktu lama.

 Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan Miss V.

 Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.

 Hilang nafsu makan sehingga berat badan turun drastis.


FAKTOR RESIKO HIV AIDS
Beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi,
antara lain:
 Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom,
baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
 Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.

 Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.

 Pengguna narkotika suntik.

 Orang yang berhubungan intim dengan pengguna


narkotika suntik.

PENGOBATAN
Sampai sekarang virus HIV dan penyakit AIDS belum
ditemukan obat untuk penyembuhannya, tetapi ada obat
untuk memperlambat perkembangan virusnya, jenis obat
ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan cara
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4.
Ada beberapa obat-obatan yang digunakan untuk terapi
pengobatan HIV yang membantu memperlambat
perkembangan penyakit tersebut, antara lain:
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs)
seperti zidovudine (Retrovir), abacavir (Ziagen), dan
emtricitabine (Emtriva), yang memblokir salah satu
enzim yang diperlukan HIV untuk mereplikasi diri di
dalam sel.
 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors
(NNRTIs) seperti efavirenz (Sustiva), etravirine
(Intelence), dan nevirapine (Viramune), yang
menargetkan ensim yang sama seperti NRTIs, tetapi
dengan struktur kimia yang berbeda.
 Protease inhibitors (PIs) seperti atazanavir (Reyataz),
ritonavir (Norvir), dan tipranavir (Aptivus), yang
menghentikan produksi satu komponen dari HIV.
 Entry inhibitors, yang menghalangi masuknya HIV ke
dalam sel CD4. Jenis obat ini meliputi 2 divisi kecil:
1. Antagonis CCR5 (juga disebut entry inhibitors),
seperti maraviroc (Selzentry) yang memblokir CCR5,
suatu protein reseptor pada permukaan sel CD4 (sel
sistem kekebalan tubuh) yang diikat virus supaya dapat
masuk ke dalam sel.
2. Fusion inhibitors, seperti enfuvirtide (Fuzeon) yang
juga memblokir kemampuan HIV untuk memasuki sel
CD4.
 Integrase inhibitors seperti dolutegravir (Tivicay),
elvitegravir (Vitekta), dan raltegravir (Isentress), yang
memblokir HIV dari memasukkan DNA virusnya ke
dalam sel inang.
EFEK SAMPING OBAT ARV
 Anemia, kelainan pada sel darah merah
 Diare
 Sakit kepala dan pusing
 Kelelahan
 Mual dan muntah
 Nyeri
 Gangguan saraf
 Ruam
 Kehilangan lemak yang tak biasa, atau penumpukan lemak (lipodistrofi)
 Resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
 Berkurangnya kepadatan tulang
 Asidosis laktat, penumpukan asam laktat dalam aliran darah
 Pembengkakan mulut atau lidah
 Kerusakan hati
PERINGATAN INTERAKSI OBAT ARV
Obat-obatan antiretrovirus dapat berinteraksi dengan
beberapa obat yang Anda gunakan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada yang berikut:
 Obat-obatan penurunan asam dan refluks asam, termasuk
antasida, proton pump inhibitors, dan antagonis H2
 Obat dan suplemen yang mempengaruhi glikoprotein-p
atau enzim CYP3A4, seperti St. John’s wort
 Zat yang mempengaruhi aktivitas enzim sitokrom P450,
seperti jus jeruk Bali merah
UPAYA PENCEGAHAN HIV AIDS
 Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik
hubungan intim vaginal ataupun anal.
 Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
 Beri tahu pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan
juga menjalani tes HIV.
 Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat
hamil, mengenai penanganan selanjutnya, dan perencanaan
persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.
 Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
 Segera ke dokter jika menduga baru saja terinfeksi virus HIV,
misalnya berhubungan intim dengan pengidap HIV, untuk
mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang
akan dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat
antiretroviral.

Anda mungkin juga menyukai