Anda di halaman 1dari 6

ANOREKSIA

• H A R RY G U N T U R W.
• ILHAM MALDINI
• M.RIFQI MAULANA
PENGERTIAN
Anoreksia nervosa, atau biasa disebut anoreksia, adalah gangguan makan yang ditandai dengan rasa
takut yang berlebihan bila berat badan bertambah, dan gangguan persepsi pada bentuk
tubuh. Penderita anoreksia terobsesi untuk memiliki tubuh kurus, dan melakukan berbagai upaya
untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal menurut mereka.
Untuk memperoleh atau menjaga bentuk tubuh kurus, penderita anoreksia akan berusaha keras
membatasi porsi makan seminimal mungkin, atau menggunakan obat-obatan seperti pencahar dan
penekan nafsu makan. Meski berat badan sudah banyak berkurang, penderita anoreksia akan terus
berolahraga secara berlebihan karena takut berat badan mereka bertambah.
GEJALA
G E J AL A F I S I K G E J A L A P S IK O L O G I S
• Kehilangan berat badan yang berlebihan. • Merasa rendah diri.
• Tampak kurus dan berat badan tidak ideal. • Mudah cemas dan depresi.
• Kehilangan gairah seksual. • Takut berat badan naik.
• Gangguan pada organ jantung, seperti jantung • Terlalu memikirkan bentuk tubuh dan berat
berdebar. badan.
• Tekanan darah rendah. • Merasa gemuk meski berat badan di bawah
• Gagal ginjal. normal.
• Kulit kering pada tangan dan kaki akibat • Kemampuan konsentrasi menurun.
kurang aliran darah. • Mudah marah saat jam makan.
• Dehidrasi. • Berlebihan dalam menjalankan diet dan
menjaga berat badan.
PENYEBAB
Sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anoreksia adalah:
• Lingkungan keluarga yang tidak harmonis seperti komunikasi yang kurang baik, sering bertengkar, dan sulit
mengatasi konflik rumah tangga.
• Pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma, seperti diperkosa atau mengalami perundungan
(bullying) terkait berat badan atau bentuk tubuh.
• Masalah psikologis, seperti sulit mengungkapkan perasaan, tidak menyukai bentuk tubuh sendiri, rendah diri,
menerapkan standar tinggi pada bentuk tubuh (perfeksionis), serta mudah merasa cemas, kesepian, depresi,
dan marah.
• Anggapan dan tekanan di masyarakat bahwa bentuk tubuh yang langsing adalah sempurna.
• Terlahir prematur, memiliki berat lahir rendah, atau terlahir kembar.
• Ketidakseimbangan kimia otak yang mengatur rasa lapar.
• Riwayat anoreksia dalam keluarga.
• Terlalu banyak diet.
PENGOBATAN
• Penanganan medis
Pada pasien yang mengalami keadaan darurat, seperti gangguan irama jantung, gangguan elektrolit,
atau dehidrasi, penanganan di rumah sakit harus segera diberikan. Begitu juga pada pasien yang
mengalami gangguan mental serius, kekurangan nutrisi, dan menolak makan dalam jangka panjang.
Pasien mungkin diminta menjalani rawat inap, agar dokter bisa melakukan pemantauan rutin pada
tanda vital pasien.
Bila kondisinya cukup parah, dokter akan memasang nasogastric tube pada pasien. Nasogastric
tube adalah pemasangan selang dari hidung pasien yang tersambung hingga ke lambung, untuk
pemberian asupan makanan.
• Psikoterapi
Pada pasien dewasa, jenis terapi yang dipilih adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy).
Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan pola makan normal pasien, agar berat badan pasien bertambah.
Selain itu, terapi ini juga akan membantu mengubah pola pikir dan perilaku pasien yang tidak sehat, serta
membangun kepercayaan diri mengenai bentuk tubuh pasien.
Sedangkan untuk pasien anak-anak dan remaja, terapi yang dilakukan adalah terapi berbasis keluarga. Terapi
ini melibatkan keluarga pasien untuk mengatasi gangguan makan dan membantu pasien mencapai berat badan
normal.
Terapi perilaku kognitif dan terapi berbasis keluarga bisa dikombinasikan dengan terapi dalam kelompok,
bersama dengan sesama penderita anoreksia.
Selain dua metode di atas, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan untuk membantu
menangani gangguan mental pada pasien, atau pemberian suplemen untuk membantu penguatan tulang.

Anda mungkin juga menyukai