Anda di halaman 1dari 8

NAMA KELOMPOK:

XII-1 Farmasi

Fanisa Fitriani
Nur Annisa Aishwarya
Putri Cahyarini
HIV AIDS
HIV AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4 (bagian dari sel darah putih yang
melawan infeksi) sehingga tubuh tidak mampu melawan penyakit
dan infeksi yang menyerang tubuh penderita.
 
AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV yang
bisa disebut juga sebagai penyakit kronis akibat infeksi HIV.
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap.
1. Tahap infeksi akut 2. Tahap laten.

Infeksi tahap laten dapat berlangsung hingga beberapa


Tahap infeksi akut terjadi pada beberapa bulan
tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV semakin
pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap
berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa
membentuk antibodi untuk melawan virus HIV.
penderita tidak merasakan gejala apapun selama tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat,
Akan tetapi, sebagian penderita lainnya mengalami
dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu, yang
sejumlah gejala, seperti:
meliputi: ■Berat badan turun.
■Demam hingga menggigil. ■Berkeringat di malam hari.
■Muncul ruam di kulit. ■Demam.
■Muntah. ■Diare.
■Mual dan muntah.
■Nyeri pada sendi dan otot.
■Cacar.
■Pembengkakan kelenjar getah bening.
■Pembengkakan kelenjar getah bening.
■Sakit kepala. ■Sakit kepala.
■Sakit perut. ■Tubuh terasa lemah.
■Sakit tenggorokan dan sariawan.
3. Tahap Ketiga (AIDS)

Gejala AIDS meliputi: ■Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.


■Mudah marah dan depresi.
■ Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.
■Ruam atau bintik di kulit.
■ Berkeringat di malam hari.
■Sesak napas.
■ Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
Penyebab HIV:
■ Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa
hilang. Keluhan ini kemungkinan menandakan ■Penularan dari ibu ke bayi saat masa kehamilan dan
adanya sarkoma kaposi (kanker yang berasal dari masa menyusui
pembuluh darah)
■Jarum suntik yang dipakai bergantian
■ Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari. ■Berhubungan seksual dengan penderita HIV

■ Diare kronis. ■Menerima transfusi darah dari penderita HIV

■ Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau ■Air liur tidak bisa menularkan HIV tetapi apabila
hilang ingatan. mulut penderita HIV terdapat luka terbuka,

■ Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina. misalnya seperti gusi berdarah atau sariawan si

penderita HIV dapat menularkan virus tersebut.


Obat HIV
1. Efavirenz ■Interaksi Efavirenz dengan obat lainnya
■Cara penggunaan : Tersedia dalam bentuk kapsul atau kaplet,
Obat yang dapat menurunkan efek dari Efavirenz
■Dosis : Efavirenz tersedia dengan kapsul 50mg, 100mg, 200mg
1. Obat untuk pasien TB seperti Rifampisin
dan kaplet 600mg. Dosis umum untuk dewasa adalah 600mg

sekali sehari, jika kaplet 600mg tidak tersedia, pasien dapat 2. Obat untuk disfungsi ereksi
meminum tiga kapsul 200mg sekaligus. Efavirenz sebaiknya 3. Obat antiaritmia (mengendalikan denyut
dipakai dengan perut kosong, pada waktu tidur untuk
jantung)
mengurangi efek samping yang dapat ditimbulkan oleh
4. Obat sakit kepala migran
efavirenz.

■Efek Samping :  kelelahan, ruam pada kulit, mual, pusing, diare, 5. Obat antihistamin (antialergi)
sakit kepala, dan insomnia (sulit tidur). Meminum efavirenz 6. Sedatif
waktu makan makanan berlemak atau minum susu dapat
7. Obat antikolesterol
meningkatkan tingkat obat dalam darah, sehingga efek samping

mungkin lebih berat. 8. Obat antijamur


2. Tenofovir Disoproxil Fumarate 3. Lamivudin (3TC)

■Cara penggunaan : Tersedia dalam bentuk tablet atau bubuk ■Cara penggunaan : Tersedia dalam bentuk tablet dan sirop

yang dikonsumsi lewat mulut. ■Dosis : 3TC disediakan berbentuk tablet dengan isi 150mg dan

■Dosis : Dosis tenofovir yang biasa untuk dewasa adalah 300mg. Dosis 3TC yang dianjurkan untuk dewasa adalah 300mg

300mg sebagai satu pil sekali sehari, dengan atau tanpa makan. setiap hari: boleh satu tablet 300mg sehari, atau satu tablet 150mg

Bila dipakai bersama dengan ddI, tenofovir harus dipakai dua kali sehari. 3TC dapat dipakai dengan makanan atau antara

dengan perut kosong, atau 30 menit sebelum atau jam sesudah makan.

ddI-nya. ■Efek Samping :  mual, muntah, kelelahan, dan sakit kepala.

■Efek Samping : mual, muntah, dan hilang nafsu makan. Beberapa pasien mengalami masalah dengan tidur. Kadang-kadang

Tenofovir dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal dan pasien juga mengalami kerontokan rambut, tetapi efek samping ini

hati. jarang terjadi.

■Interaksi dengan obat lain Interaksi dengan obat lain :

Obat yang dapat meningkatakan kadar Tenofovir o Karena 3TC serupa dengan FTC (emtricitabine), tidak ada

– Atazanavir manfaat bila kedua obat ini dipakai bersamaan.

– Lopinavir o Tingkat 3TC dalam darah mungkin meningkat jika dipakai

– Ritonavir dengan kotrimoksazol

Anda mungkin juga menyukai