Anda di halaman 1dari 40

R E F E R A T

PERDARAHAN
UTERINE ABNORMAL
Laras Hanum Istiningtias
Uki Tri Lesmana

Pembimbing : dr. Unggul Yudatmo, Sp.OG


PENDAHULUAN
■ Perdarahan uterus abnormal : perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang
dianggap abnormal.

■ Penyebab : hormonal, berbagai komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan


endometrium (polip), masalah-masalah serviks atau uterus (leimioma) atau kanker.

■ Insidensi : sering dialami oleh perempuan usia produktif.

■ Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia

■ sementara 21% mengeluh siklus yang lebih singkat

■ 17% mengeluh perdarahan

■ 6% mengeluh perdarahan paska koitus.


Anatomi Uterus
Anatomi Uterus
Histologi dinding Uterus
Fisiologi Menstruasi
DEFINISI
■ didefinisikan sebagai perubahan pada siklus, lama atau jumlah kehilangan
darah pada saat menstuasi yang tidak disebabkan oleh patologi pelvis,
obat, penyakit sistemik atau kehamilan.
POLA PUA
■ 1. Menoragia (hipermenorea)

■ 2. Hipomenorea (kriptomenorea)

■ 3. Metroragia (perdarahan intermenstrual)

■ 4. Polimenorea

■ 5. Menometroragia

■ 6. Oligomenorea

■ 7. Amenorea
Etiopatogenesis PUA
Epidemiologi
■ Kategorisasi PALM-COEIN dilakukan pada 47% kasus yang
menunjukkan 3% terdiri dari :
■ Polip 15%
■ Adenomiosis 25%
■ Leiomioma 6,6%
■ keganasan dan hyperplasia 0.3%
■ Koagulopati 24%
■ disfungsi ovulasi 5%
■ Endometritis 6%
■ iatrogenik. Sisanya 155 (15%) kasus yang tak terkategorikan.7
Klasifikasi
Perdarahan
Uterine Abnormal
Klasifikasi PUA
1. Polip (PUA-P)

■ Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik


bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma
dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium
■ Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula meyebabkan
PUA, paling umum berupa perdarahan banyak dan di luar siklus atau
perdarahan bercak ringan pasca menopause.7
■ Lesi umumnya jinak, namun sebagian atipik atau ganas.7
Terapi
– Eksisi, namun cenderung berulang.7
– Untuk terapi definitif dapat dilakukan histerektomi, namun
jarang dilakukan untuk polip endometrium yang jinak.7
2. Adenomiosis (PUA-A)

■ Dijumpainya jaringan stroma dan kelenjar endometrium ektopik pada


lapisan miometrium.7
■ Gejala:
– Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid,
nyeri saat buang air besar, atau nyeri pelvik kronik,
– Gejala nyeri tersebut di atas dapat disertai dengan perdarahan uterus
abnormal berupa perdarahan banyak yang terjadi dalam siklus.7
– Pemeriksaan Fisik:
■ Fundus uteri membesar secara difus.7
■ Adanya daerah adenomiosis yang melunak, dapat diamati tepat
sebelum atau selama permulaan menstruasi.7
■ - Diagnosis banding
– Kehamilan.
– Leiomioma submukosa.
– Hipertrofi uteri idiopatik.
– Karsinoma endometrium.7
■ Terapi:
– Simptomatik: diberikan jika masih ingin mempertahankan
kemampuan untuk memiliki anak.
– Reseksi.
– Terapi kuratif: histerektomi.7
3. Leiomeioma (PUA-L)

■ Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan


myometrium.7
■ Jenis berdasarkan lapisan uterus tempat tumbuhnya:
– Submukosa
– Intramural
– Subserosa.
■ Gejala :
– Perdarahan uterus abnormal.7
– Pembesaran rahim 7
– Seringkali membesar saat kehamilan.7
– Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan pada
dinding abdomen.7
– Nyeri dan/atau tekanan di dalam atau sekitar daerah panggul.7
– Peningkatan frekuensi berkemih atau inkontinensia.7
Terapi

■ 1. Observasi
■ 2. Ekstirpasi
■ 3. Laparotomi
■ 4. Laparotomi histerektomi
4. Malignancy and Hyperplasia (PUA-M)

■ Definisi: pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari


lapisan endometrium.7
■ Gejala: perdarahan uterus abnormal.
■ Diagnostik:
– Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan
keganasan merupakan penyebab penting PUA.
– Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi
5. Coagulopathy (PUA-C)

■ Definisi: gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan


uterus.
■ Gejala: perdarahan uterus abnormal
■ Diagnostik:
– Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik sistemik yang terkait
dengan PUA.
– 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostatis
sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von Willebrand.
6. Ovulatory Disfunction (PUA-O)

■ Definisi: kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus.


■ Diagnostik:
o Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan manifestasi
perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi.
o Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang, hingga
perdarahan haid banyak.
o Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (SOPK),
hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan, anoreksia, atau
olahraga berat yang berlebihan.7
7. Endometrial (PUA-E)

■ Definisi: Gangguan hemostatis local endometrium yang


memiliki kaitan erat dengan terjadinya perdarahan uterus.
■ Diagnostik:
– Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur.
– Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostatis local endometrium.
– Adanya penurunan produksi faktor yang terkait
vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2α
serta peningkatan aktivitas fibrinolisis.
– Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengaha atau
perdarahan yang berlanjut akibat gangguan hemostatis
local endometrium.
– Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan
gangguan lain pada siklus haid yang berovulasi.7
8. Iatrogenik (PUA-I)

■ Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan


intervensi medis seperti penggunaan estrogen, progesterin,
atau AKDR.
■ Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat
penggunaan estrogen atau progestin dimasukkan dalam
istilah perdarahan sela atau breakthrough bleeding (BTB).
9. Not yet classified (PUA-N)

■ Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau


sulit dimasukkan dalam klasifikasi.
■ Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
endometritis kronik atau malformasi arteri-vena.
■ Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan
PUA.7
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

■ 1. USG Transvaginal
■ 2. Saline Infusion Sonohysterography
■ 3. MRI
■ 4. Histeroskopi
■ 5. Biopsi endometrium
Prognosis

■ Respon terhadap terapi sangat individual dan tidak mudah


diprediksi.
■ Keberhasilan dari terapi tergantung pada kondisi fisik
pasien dan usia.
Komplikasi

■ 1. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi


■ 2. Anemia berat akibat perdarahan yang berlebihan dan
lama
■ 3.Pertumbuhan endometrium yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan hormonal merupakan faktor penyebab
kanker endometrium.12

Anda mungkin juga menyukai