Anda di halaman 1dari 39

Hukum Keuangan

Daerah
SUDARYANTO.,SH.,MH
PENGANTAR

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan


memahami definisi keuangan negara, ruang
lingkup keuangan negara, dan pengertian lain
yang terkait.
Defenisi
Menurut M. Ichwan K.N.
Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif
dengan angka-angka yang antara lain diwujudkan dalam
mata uang, yang akan dijalankan untuk masa mendatang,
lazimnya satu tahun.
Defenisi
Menurut GEODHART, K.N.

Keuangan negara adalah keseluruhan UU yang ditetapkan


secara periodik yang memberikan kekuasan pemerintah
untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode
tertentu dan menunjukkan alat pembiayaan yang diperlukan
untuk menutup pengeluaran tersebut.
Jadi unsur-unsur keuangan menurutnya:
Periodik (KBBI adalah: menurut periode tertentu; muncul atau terjadi dalam
selang waktu yang tetap).
Pemerintah sebagai pelaksana anggaran
Pelaksanaan anggaran mencakup dua wewenang yaitu wewenang penerimaan
dan wewenang pengeluaran.
Bentuk anggaran berupa suatu UU
Defenisi
M. Marsono
Anggaran Negara adalah suatu rencana pekerjaan keuangan yang
pada satu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-
ingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan
Negara pada satu masa depan, dan pada pihak yang lain merupakan
perkiraan pendapatan yang mungkin dapat diterima dalam masa
tersebut.
Dari beberapa defenisi tersebut dapat
disimpulkan Keuangan Negara adalah
1. Semua kekayaan atau harta Negara dan utang Negara begitupun segala hal
yang menyangkut dengan harta atau utang tersebut baik yang berwujud atau
tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang.
2. Keuangan Negara biasa juga disebut dengan Anggaran
Negara (Budget). Bahkan UU No. 17 tahun 2003 menyebutnya dengan
istilah APBN/APBD.
Dengan demikian Anggaran Negara dapat kita
lihat dari tiga sudut pandang, yaitu;
 Sudut Administratif
 Sudut Konstitusi
 Dari Sudut Undang-Undang/Peraturan Pelaksanaan
1. Administratif, berarti ditinjau dari sudut Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran
Negara dengan memperhatikan keseimbangan yang logis diantara keduanya.
2. Sudut Konstitusi, berarti hak untuk turut menentukan anggaran Negara dari Badan
Perwakilan Rakyat (Volksvertegenwoordiging) yang pada umumnya dicantumkan dalam
suatu konstitusi Negara. (Pasal 23 UUD 1945). Hal ini sebagai konsekwensi pelaksanaan
ajaran Trias Politika Montesque meskipun tiori tersebut tidak murni lagi dianut.
3. Dari Sudut Undang-Undang/Peraturan Pelaksanaan, berarti Keseluruhan ketentuan UU
yang ditetapkan secara priodik, yang memberikan kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan
pengeluaran mengenai priode tertentu
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberikan sebutan
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN adalah
Rencana Keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh dewan
perwakilan rakyat. (berarti Anggaran) dipandang dari sudut konstitusi. Menurut
UU No. 17 Tahun 2003, Keuangan Negara adalah Semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Kesimpulan

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban


daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut
Dasar hukum Pengelolaan Keuangan Negara dapat ditemui dalam UUD
1945 Pasal 23, terutama ayat (1) yang berbunyi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Ayat (2)
RancanganUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD.Ayat (3) Apabila DPR tidak
menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh Presiden, pemerintah
menjalankan APBN tahun yang lalu.
Ruang Lingkup
1. Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan
uang, dan melakukan pinjaman.
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum,
Pemerintahan Negara, dan melakukan pinjaman.
3. Penerimaan dan pengeluaran Negara.
4. Penerimaan dan pengeluaran daerah
1. Kekayaan Negara dan kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan Negara/daerah.
2. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.
3. Kekayaan yang diperoleh pihak lain dengan mempergunakan fasilitas
pemerintah.
Pengertian APBN adalah rencana kerja keuangan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk jangka waktu tertentu biasanya dalam satu tahun anggaran.
APBN atau biasa juga disebut perbendaharaan Negara.
Pengertian APBD Menurut UU No.32 Tahun 2003 tentang pengertian APBD
adalah sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD serta ditetapkan dalam
peraturan Daerah (perda).
Landasan hukum penyusunan APBD antara lain sebagai berikut..
Undang-undang No.32 Tahun 2003 tentang Pemerintah daerah
Undang-undang No.33 Tahun 2003 tentang Perimbangan keuangan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
pengurusan, dan pertanggung jawaban keuangan daerah serta tata cara
pengawasan, penyusunan dan penghitungan APBD.
PP No. 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban
keuangan daerah
Perbendaharaan itu sendiri dapat didekati dari
beberapa sudut.:
a. Dari segi obyek, seluruh hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang
meliputi: uang, barang, utang-piutang dan investasi.
b. Dari segi subyek, seluruh harta dan utang yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah, termasuk yang dikelola oleh Badan Layanan Umum seperti rumah
sakit dan perguruan tinggi negeri.
c. Dari segi proses, seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan harta dan utang sesudah
APBN/APBD ditetapkan
d. Dari segi tujuan, seluruh kegiatan pengelolaan harta dan utang dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam APBN/APBD.
Pengertian Perusahaan Milik Negara/Daerah adalah
perusahaan yang didirikan dengan modalnya minimal
51% atau lebih dimiliki oleh negra atau daerah.
Perusahaan tersebut merupakan Badan Usaha milik
Negara/Daerah yang bersangkutan.
Pengertian Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima
negara dan yang akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran
negara. Sedang belanja adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Sedang Pembiayaan adalah penerimaan yang akan
dibayar kembali dan pengeluaran yang akan diterima kembali.
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan
memahami tentang pengelolaan keuangan
negara baik di pusat maupun di daerah.
Presiden Sebagai Pemegang Kekuasaan
Keuangan Negara
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan (Pasal 6 UU No.
17/2003). Kekuasaan ini meliputi kewenangan yang
bersifat umum dan khusus.
Kewenangan yang bersifat umum yaitu penetapan arah,
kebijakan umum, strategi dan prioritas dalam pengelolaan
APBN, antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan
pertanggungjawaban APBN, penetapan susunan rencana
kerja kementerian Negara/lembaga, penetapan gaji dan
tunjangan serta pedoman pengelolaan penerimaan Negara.
Sedangkan yang termasuk kewenangan yang bersifat khusus
yaitu keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan
penelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan
dana perimbangan, dan penghapusan asset dan piutang
Negara.
Dari pernyataan tersebut, maka presiden dapat disebut sebagai Chief Executive
Officer (CEO) dimana presiden memiliki kekuasaan paling sentral dan tertinggi
dalam mengatur keuangan negara dengan fungsi:
• Pembinaan dan koordinasi pembagian kekuasaan keuangan negara
• Penelitian dan pengembangan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan
yang telah berlaku dalam UU.
• Pelaksanaan pembuatan dan pengajuan RAPBN
Sedangkan, Menteri Keuangan berperan dan berfungsi
sebagai Chief Financial Officer (CFO) sedangkan menteri
teknis/pimpinan lembaga berperan sebagai Chief
Operating Officers (COOs).
Dalam rangka mewujudkan asas desentrailsasi dalam
penyelenggaraan Negara, Presiden dapat menyerahkan
sebagian kekuasaan tersebut diserahkan kepada
gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan
daerah. Adapun terkait dengan penetapan dan pelaksanaan
kebijakan moneter sebagai bagian dari keuangan Negara
dilaksanakan oleh bank sentral.
Pemisahan fungsi seperti di atas dimaksudkan untuk membuat
kejelasan dan kepastian dalam pembagian wewenang dan tanggung
jawab. Sebelumnya fungsi-fungsi tersebut belum terbagi secara tegas
sehingga seringkali terjadi tumpang tindih antar lembaga. Pemisahan
ini juga dilakukan untuk menegaskan terlaksananya mekanisme
checks and balances. Selain itu, dengan fokusnya fungsi masing-
masing kementrian atau lembaga diharapkan dapat meningkatkan
profesionalisme di dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah
Pelaksanaan Keuangan Daerah
Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah

Untuk mengakomodasi berbagai perkembangan dalam


sistem kelembagaan Negara dan mewujudkan sistem
pengelolaan fiskal yang berkesinambungan, pemerintai
telah mengeluarkan Undang-undang nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang tersebut menetapkan prinsip-
prinsip yang memperkokoh landasan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah yang telah dimuat
dalam UU tersendiri tentang Pemerintahan Daerah
dan Perimbangan Keuangan.
Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan Presiden tersebut
diserahkan kepada Gubernur atau Bupati/Walikota selaku
pengelola keuangan daerah.
Kekuasaan atas keuangan daerah tersebut diatur dalam UU Keuangan Negara
pasal 6 ayat (2) huruf c sebagai berikut:
 Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku
pejabat pengelola APBD
 Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah.
Pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD
 Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD
 Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan Peraturan
Daerah
 Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah
 Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggung jawaban pelaksanaan
APBD
Sedangkan pejabat pengguna anggaran/barang
daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
• Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
• Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
• Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
• Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
• Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja yang
dipimpinnya
• Mengelola barang milik / kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya
Pemerintah pusat juga membagi keuangannya kepada
daerah antara lain tercermin dalam APBN sebagai
Belanja Daerah. Bentuk pembagian/transfer
pemerintah pusat ke daerahnya dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Pendapatan yang ditunjuk/ diserahkan, meliputi pajak, royalti, pungutan yang
semula dikenakan oleh pemerintah pusat, tetapi diserahkan sebagian atau
seluruhnya kepada pemerintah daerah.
Subsidi, yang dibayarkan pemerintah pusat ke pemerintah daerah tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pembiayaan Sektoral, berupa pengeluaran pemerintah pusat untuk
proyekproyek yang dilakukan pemerintah daerah
Pinjaman
Makna Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan
Daerah
Seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pembagian
kekuasaan keuangan Negara kepada daerah sesungguhnya
merupakan cermin dari berjalannya Otonomi Daerah yang
pada dasarnya tercantum pada UUD 1945 pasal 18 ayat 5
yang berbunyi, “Pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat.”
“Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah
suatu sistem pembiayaan pemerintahan dalam kerangka negara kesatuan,
yang mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah serta pemerataan antar-Daerah secara proporsional, demokratis,
adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan
kebutuhan Daerah, sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan
serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk
pengelolaan dan pengawasan keuangannya”
Penyerahan kekuasaan keuangan Negara dari
Presiden/Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah juga
mempertimbangkan adanya keanekaragaman kondisi daerah

===================== Selesai===========================

Anda mungkin juga menyukai