Anda di halaman 1dari 14

Syarat pemeriksaan feses :

 Sampel feses harus dikumpulkan dalam


tempat yang bersih, bebas dari antiseptik
(khusus untuk Enterobius vermicularis:
sampel dari anal swab dg cellophane tape)

 Sampel tidak bercampur dengan urin


penderita

Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan tinja
segar
Pemeriksaan mikroskopik
 Pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin
setelah spesimen dikumpulkan.

 Untuk diagnosis infeksi protozoa,sebaiknya


pemeriksaan dilakukan secepatnya (maksimal 30
menit setelah defekasi)

Untuk diagnosis kecacingan, umumnya telur


cacing masih bisa bertahan hingga beberapa hari
setelah defekasi
Pemeriksaan Makroskopik
 Volume tinja
 Volume sangat banyak pada anak-anak : penyakit Hirschprung.
 Warna
 normal : coklat
 hijau : disebabkan adanya biliverdin, dapat dijumpai pada kasus
diare
 hitam : melena, konsumsi obat-obatan yang mengandung besi
 merah coklat/merah segar : hemorrhoid, ulkus rectum, ca recti
 putih seperti dempul: obstructive jaundice
 Konsistensi
 normal : “formed” (berbentuk) dengan konsistensi lunak dan
plastis.
 keras dan besar : stasis atau atonia kolon.
 keras dan kecil-kecil : spasme kolon
 cair disertai dengan lendir dan darah : disentri amoeba.
 Bau
 busuk seperti telur busuk : disentri amoeba
Pemeriksaan mikroskopik

 Pemeriksaan tinja segar (fresh stool examination)


 menggunakan larutan NaCl faali
 untuk melihat telur atau larva cacing dalam keadaan
natural (sesuai warna dan bentuk alamiahnya), melihat
protozoa dalam keadaan motil (bergerak).
 Pewarnaan dengan iodine atau eosin
 memperjelas gambaran telur cacing
 Difiksir dan dicat
 agar preparat dapat disimpan lebih lama
 fiksasi : Merthiolate-Iodine-Formaldehid (MIF) fixation dan
Polyvinil Alcohol (PVA) Fixation
 pengecatan : Iron Hematoxylene dan Trichrome stain
Alat dan Bahan

 Lidi/batang korek api

 Kaca obyek yang bersih

 Kaca penutup

 Larutan NaCl 0.9%/lugol/eosin 2%

 Mikroskop cahaya
Langkah kerja :
 Persiapkan alat
 Cuci tangan rutin dan memakai sarung tangan sebelum kontak
dengan sampel
 Lakukan pemeriksaan makroskopis terhadap sampel
 Teteskan satu tetes larutan NaCl 0.9%/lugol/eosin ke atas
kaca obyek
 Ambil sedikit feses (± 1-2 mg) dan campur sampai homogen
 eosin : sediaan harus tipis
 lugol : sediaan tidak perlu terlalu tipis.
 Buanglah bila ada bagian-bagian atau serat yang kasar
 Tutuplah dengan kaca penutup dengan perlahan-lahan sehingga
tidak terbentuk gelembung udara
 Periksa secara sistematik diawali dg pembesaran rendah
Kesalahan yg umum terjadi
dalam pembuatan preparat :

 Sediaan tidak homogen

 Sediaan yang terlalu tebal

 Banyak rongga udara

 Cairan merembes keluar dari kaca tutup


Apabila infeksi ringan shg hasilnya (-) dg
pewarnaan lugol/eosin, apa yg dapat
dilakukan?
 Pemeriksaan dg metode konsentrasi, ada 2 cara :
 Centrifugal sedimentation : feses dicentrifuge
kemudian diambil sedimennya utk diperiksa dg
pewarnaan lugol/eosin  baik utk telur dan larva
cacing
 Formaline ether centrifugal sedimentation : centrifuge
 formalin  ether centrifuge  ambil sedimen
 Telemann’s method : ether  centrifuge  ambil
sedimen
 Centrifugal floatation : diambil lapisan
atas/cairan yg mengapung hanya bisa utk
telur cacing, kurang baik utk larva cacing

 Zink sulfat method : centrifuge sampai


lap.atas jernih  zink sulfat  centrifuge
 ambil lap.atas (supernathan fluid)

Brine gravity floatation : NaCl  aduk 


diamkan 1 jam  ambil lap.atas
PERIANAL SWAB
 MALAM JAM 7 SMP 8 ATAU PAGI SBL MANDI

 SCOTCH TAPE, STICKY SIDE OUTWRAP OVER A SLIDE

 RUBBED ON PERIANAL SKIN

 ROLLED BACK THE TAPE

 XYLENE

 MICROSCOPIC STUDY

 E.VERMICULARIS
PERIANAL SWAB (CONT)
Selamat Praktikum…………….

Anda mungkin juga menyukai