Anda di halaman 1dari 41

REHABILITASI PADA

PENYAKIT RESPIRASI
Oleh dr. Menik Widya Sari, Sp.KFR
Kuliah pada tanggal 4 Juli 2018
Gangguan Respirasi
berpotensi Disabilitas
Mnrt WHO Health Report ISPB, PPOK, tuberculosis WHO (2004)
(2000) dan kanker paru  64 juta
5 penyakit pernafasan merupakan penderita di
penyebab 17,4% angka kematian
 tmsk 10 penyebab kematian seluruh dunia
global; 13,3% disabilitas aktivitas menderita
terbanyak di seluruh dunia.
kegiatan sehari-hari. PPOK

Penyakit paru kronik


 berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan gangguan struktural maupun
fungsional pada paru-paru shg tdk dapat bekerja secara optimal  berasal dari
gangguan struktural atau fungsi paru2 dan juga komplikasi penyakit neuromuskuler
yang menyerang otot-otot pernafasan.
pasien menjadi pasien menjadi sesak
Akibat dari terbatas dalam nafas, tidak dapat
menderita kegiatan sehari-harinya aliran O2 batuk untuk membuang
krn system respirasi tdk dahak, mudah lelah,
penyakit paru dapat melaksanakan berkurang lambat laun pasien
kronis tugasnya secara akan mengalami
optimal gangguan otot perifer

REHABILITASI RESPIRASI
KARENA

membantu meringankan gejala,


mengoptimalisasi kapasitas fungsional dan
mengurangi penggunaan alat bantuan nafas spt sungkup O2
saat sesak
Rehabilitasi Respirasi (RR)
penanganan komprehensif berdasarkan penilaian pasien secara
menyeluruh diikuti dengan pemberian terapi yang individual yg terdiri dari
latihan umum, edukasi dan perubahan perilaku  program dirancang
untuk memperbaiki kondisi fisik dan psikologis pasien dengan penyakit
paru kronis.

Kandidat RR
pasien anak dan dewasa yang menderita disfungsi otot respirasi
atau paru sehingga membatasi aktivitas atau harapan hidup.
RR pada rawat
jalan

 pasien yang memiliki kondisi


cukup stabil untuk tatalaksana
rawat jalan
Manfaat Rehabilitasi Respirasi
Perbaikan gejala terutama sesak nafas
Pencegahan komplikasi
Penurunan durasi dan frekuensi eksaserbasi
Penurunan durasi dan frekuensi rawat inap yang lebih
jarang dan pendek
Penekanan biaya yang signifikan
Penurunan hendaya fisik dan sosial
Perbaikan gangguan otot
Peningkatan kapasitas OR
Penurunan depresi dan kecemasan
• Tatalaksana RR dilakukan tim Rehabilitasi Medik  dr Spesialis KFR,
terapis, perawat, pekerja sosial medis dan ahli gizi.

• Rehabilitasi Respirasi dilakukan pada :


• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Penyakit Paru Restriktif Kronik
• Penyakit Neuromuskuler yang mengakibatkan gangguan respirasi
• Penyakit Paru pada Anak
• Gangguan respirasi pada pasien ICU
Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Penyakit paru dg gangguan obstruksi kronis adalah gangguan
paru yang ditandai adanya resistensi jalan nafas akibat
bronkospasme, progresivitas lambat dan tidak dapat pulih sempurna.

• Penyakit ini meyebabkan terperangkapnya udara didalam paru,


maximum midexpiratory flow rate yang rendah, dan pengembangan
paru yang normal sehingga meningkat.

• Gejala yang menonjol :


• Sesak nafas saat beraktivitas
• Kecemasan
• Nyeri kepala
• Sulit konsentrasi
Tujuan RR pada penyakit paru dengan
gangguan obstruksi kronik

• Mengontrol dan mengurangi gejala dan


komplikasi
• Mengoptimalisasi status fungsional
• Meningkatkan partisipasi pasien dalam
aktivitas masyarakat
• Menurunkan biaya perawatan kesehatan
dengan menstabilisasi atau mencegah efek
sistemik penyakit
Sasaran RR untuk pasien obstruksi kronis pada
pasien sbb:
• PPOK
• Asma
• Emfisema
• Fibrosis Kistik
• Bronkiektasis
• Fibrosis Paru
• Primary Parenchymal Disease
Disabilitas akibat Penyakit Paru
dengan Gangguan Obstruksi Kronis

DISABILITAS :
Sesak Nafas
Retensi Sputum Keterbatasan mobilisasi
Keterbatasan ambulasi
Gangguan Keseimbangan
Keterbatasan aktivitas sehari-hari
Kelainan otot perifer pada
Keterbatasan melakukan pekerjaan
gangguan paru kronik
Keterbatasan dalam mengikuti
kegiatan sosial
ASESMEN

Keluhan utama: sesak nafas; mobilitas &


keterbatasan fisik; kemampuan pasien dalam
melakukan AKS; Faktor risiko: merokok,
hipertensi dan obesitas; Komorbid: DM,
gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal;
gangguan fungsi hati
Kesadaran; VS: TD, MAP, SaO2,
pernafasan:spontan/pakai alat bantu;
IMT; kognisi, kemampuan
komunikasi; kemampuan
ekspektorasi; gangguan
keseimbangan, kadar CO2 (AGD)
Skala Borg; MRC (Medical Research
Council); CAT (COPD Assesment Test);
PFM (Peak Flow Meter); Sit to Stand
Test (STST); uji kekuatan otot perifer;
6MWT; CPET (Cardiopulmonary
Exercise Testing); Chronic Respiratory
Disease Questionnare (CRQ) dan St
George’s Respiratory Questionnare
(SGRQ)
XRay Thoraks; CT Scan Paru;
Spirometri; Lab : darah lengkap,
fungsi ginjal, fungsi hati, EKG
Tatalaksana
Latihan Insentif
Pernafasan Spirometri
Latihan
Vibrasi
NMES
seluruh
tubuh
Fisioterapi
Dada

Latihan
Umum Nebulasi

Ventilasi Non Terapi


Invasif Okupasi
Kriteria Penghentian RR
• Durasi RR : minimal 8 minggu
• Hentikan sesi latihan, apabila muncul gejala sbb :
• SpO2 < 80%
• Kram otot
• Nyeri dada
• Penurunan kesadaran
• Sesak nafas yang tak tertahankan
• Pertambahan jarak pd 6MWT sebesar 30 menit
Prognosis pada pasien yang mendapatkan RR
• Pasien pd stadium awal dapat kembali beraktivitas seperti semula.
• Prognosis ditentukan derajat penyakitnya  pasien dengan stadium
lanjut, biasanya dapat kembali beraktivitas seperti semula dengan
bergantung pada suplemen O2 atau penggunaan ventilator.
• Dengan RR  hingga 80% pasien PPOK yg semula bergantung pd
ventilator mampu bernafas normal dalam waktu 38 + 14 hari.
Penyakit Paru Restriktif Kronik
• Gangguan ventilasi pada penyakit paru restriktif disebabkan oleh
disfungsi paru ataupun dinding dada.

• Pasien dengan penyakit paru restriktif cenderung meretensi CO2


dalam saluran nafas akibat disfungsi otot, aktivitas berlebih atau
hipoventilasi sentral.

• Gejala yang menonjol : lemah badan karena gangguan ventilasi,


sesak nafas saat beraktivitas, penurunan BB, gangguan tidur dan
endurans rendah, nyeri kepala pagi hari dan sering terbangun saat
tidur/frequent arousal.

• Episode kegagalan nafas akut sering dijumpai pada pasien dengan


kelemahan neuromuskuler dengan batuk yang tidak efektif.
Tujuan RR pada penyakit paru restriktif
• Untuk mengatasi gejala dan meningkatkan kemampuan bersihan jalan
nafas serta ketahanan kardiorespirasi supaya pasien dapat melakukan
aktivitas hidup lebih optimal.
Sasaran pada penyakit paru restriktif

• Infeksi paru
• Penyakit-penyakit pleura
• Operasi dinding thoraks
• Penyakit restriktif karena kelemahan
neuromuskuler
Disabilitas akibat Penyakit Paru Restriktif Kronis

DISABILITAS :
Sesak Nafas
Keterbatasan mobilisasi
Retensi Sputum
Keterbatasan ambulasi
Gangguan Keseimbangan
Keterbatasan aktivitas sehari-hari
Kelainan otot perifer pada
Keterbatasan melakukan pekerjaan
gangguan paru kronik
Keterbatasan dalam mengikuti
kegiatan sosial
ASESMEN

Keluhan utama:sesak nafas, mobilitas &


keterbatasan fisik; kemampuan pasien
melakukan AKS; Faktor risiko: merokok,
hipertensi & obesitas; Komorbid: DM, penyakit
jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan
fungsi hati; penilaian nyeri : VAS/NRS
(membatasi kemampuan bernafas dalam &
batuk krn takut nyeri dan membatasi
pengembangan dinding thoraks
Kesadaran; VS: TD,MAP, pernafasan:
spontan atau dengan alat bantu; IMT;
SaO2; kadar CO2; kognisi; kemampuan
komunikasi; kemampuan ekspektorasi;
gangguan keseimbangan; pemeriksaan
postur.
skala Borg, MRC, PFM, CPET, uji
kekuatan otot respirasi, 6MWT,
CRQ
X-Ray Thoraks
Spirometri
TATALAKSANA

Latihan
Pernafasan
Latihan otot
(latihan
respirasi
diafragma dan
Ventilasi tekanan glossofaringeus)
negative pada
pasien dengan
peny paru
restriktif parah

Latihan Fisik
Kriteria Penghentian RR
• Durasi latihan kebugaran fisik minimal selama 12
minggu
• Hentikan sesi latihan jika muncul :
• SpO2 <80%
• Kram otot
• Nyeri dada
• Penurunan kesadaran
• Sesak nafas yang tidak tertahankan
Prognosis

• Pasien kembali ke AKS setelah menjalani rehabilitasi rutin,


karena peningkatan toleransi latihan
• Kembali ke aktivitas fisik dan pekerjaan dengan modifikasi
untuk konservasi energi
Manajemen Chronic Obstructive
• Medical : obat (bronchodilator, vaksin paru), terapi nutrisi, hidrasi,
mengurangi merokok, edukasi pasien (hindari tempat dengan suhu
dan kelembaban yang ekstrem, hindari Lelah berlebihan, area yang
berdesak2an)
Terima Kasih
Penyakit Neuromuskuler yang mengakibatkan
gangguan Respirasi
Penyakit Paru pada Anak
Gangguan Respirasi pada pasien ICU

Anda mungkin juga menyukai