Anda di halaman 1dari 17

Gizi pada Lansia

Harningtyas Alifin Jasmin


41171096100011

Pembimbing
dr. Sayid Ridho, SpPD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Geriatri RSUP Fatmawati


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2019
 Karakteristik pada lansia:
 Jaringan bebas lemak ↓ (sarcopenia)  lemak tubuh
meningkat. Meningkat sejak usia 25-65 tahun: ♀ 29%  38%,
♂ 17% - 29%
 Jumlah taste bud ↓  nilai ambang aroma, flavor, rasa manis,
pahit, asin ↑
 Defisiensi seng, pengaruh obat, xerostomia  memperberat
& memperepat penurunan fungsi indra

Perubahan  Kehilangan gigi geligi


 Reseptor esophagus kurang sensitive  ↓ kemampuan
pada lansia peristaltic  fungsi sfingter esophagus melemah  refluks
gastroesofageal
 Motiilitas lambung menurun  pengosongan lambung
melambat
 Atropic gastritis  ↑ peningkatan pH lambung & penurunan
sekresi faktor intrinsic, kemampuan absorbs zat,
pertumbuhan bakteri
 Atrofi mukosa kolon  jaringan ikat  diverticulosis 
konstipasi

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Absorpsi tergantung mukosa intestinal, zat
penghambat/pendorong absorpsi, aliran darah di
permukaan
 Malabsorpsi lansia  insufisiensi pankreas,
pertumbuhan bakteri, penggunaan obat-obatan,
Absorpsi zat gizi penyakit kronis, perubahan struktur dan fungsi saluran
cerna

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Kebutuhan makronutrien ↑, kenaikan berat badan tak
diinginkan
 Asupan energy 20% di bawah AKG memberikan pengaruh
positif
 Protein: Katabolisme  Peningkatan kebutuhan protein 
↑ kebutuhan, ♀50 gram/hari, ♂60 gram/hari pada usia 60
tahun
Kebutuhan  Lemak: tidak meningkatkan fraksi lipid yg tidak
makronutrien diinginkan, tetap dibutuhkan sebagai pelarut vitamin &
sumber asam lemak esensil  asupan lemak 20-25% dari
kebutuhan energy yg dibutuhkan
 Karbohidrat: yang memiliki indeks glikemik rendah, cukup
kadar seratnya
 Air: cegah ketidakseimbangan asam basa darah  30
mL/kgBB/hari

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Kebutuhan vitamin B6 ↑  ↓ efisiensi absorpsi vitamin
 Sintesis 1,25-(OH)2 vitamin D ↓  respon hormone
paratiroid ↓, ↓ absropsi, sintesis prokolekalsiferol ↓
Kebutuhan karena kulit tua  disarankan 800 mg/hari bagi lansia

mikronutrien  Pemberian vitamin yang tidak seimbang dengan


metabolismenya  dapat menimbulkan kerusakan

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Kehilangan berat badan
 Wasting: kehilangan berat badan yang tidak disadari, pada
umumnya karena asupan yang tidak adekuat
 Cachexia: kehilangan massa tubuh bebas lemak yang tidak
disadari yang disebabkan oleh proses katabolisme, ditandari
peningkatan rate metabolik dan pemecahan protein
 Sarcopenia: kehilangan massa otot yang tidak disadari

Masalah gizi sebagai bagian proses menua

 Obesitas
lansia  Perubahan komposisi tubuh  obesitas sentral. Proporsi
lemak intraabdomen ↑ & ↓ asupan energy dan TEE

 Osteoporosis
 Kehilangan massa tulang ↑  osteoporosis tipe I dan II

 Anemia
 Akibat asupan makan, efek samping obat

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Kurang pengetahuan mengenai asupan makanan
 Kemiskinan
Faktor lain  Faktor psikologis
masalah gizi  Perawatan di RS dengan pilihan dan rasa makanan RS
pada lansia yang tidak disukai
 Tidak mampu makan sendiri

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Lanisa sehat yang berada di tengah masyarakat:
 Pola makan seimbang dengan variasi bahan makanan
 Sumber karbohidrat terutama dari karbohidrat kompleks
dan mengurangi refined carbohydrate
 Sumber protein bervariasi protein hewani dan nabati
Tata laksana gizi  Sumber lemak terutama dari lemak tidak jenuh,
mengutangi sumber lemak jenuh dan lemak trans
pada lansia  Cukup vitamin, mineral dan serat dengan konsumsi sayur
dan buah (3 porsi sayur, 2 porsi buah/hari)
 Cukup cairan
 (+) bantuan dan atau perawatan dari keluarga/orang
sekitar

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Lansia yang dirawat di rumah sakit:
 Melakukan penapisan gizi: Subjectiive global assessment
(SGA) atau Mini Nutritional Assessment(MNA)
 Pemeriksaan klinis: pemeriksaan fisik (cari keterbatasa
Tata laksana gizi fisik), pemeriksaan fungsional, pengukuran antropometri

pada lansia  Pemeriksaan laboratoriium: protein, kolesterol


 Assesmen diet: FFQ, 3-day record (2 hari biasa, 1 hari
libur), recall 24 jam
 Memberikan dukungan gizi pada lansia

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Mengenali indikasi dukungan gizi
 Pada lansia dengan: tidak dapat mencerna makanan dengan
baik, kesadaran menurun, penyakit kronis, mempunyai
masalah saluran cerna
 Oral  enteral  parenteral
 Suplemen oral
 Beri nutritionally dense, well balanced diet
Dukungan gizi  Dapat berupa suplemen diet atau suplemen
 Makanan enteral
pada lansia  Pemilihan rute: gastric feeding, percutaneous endoscopic
gastrostomy, jejunal feeding
 Pemilihan formula: lama penggunaan, komposisi nutrient,
kemampuan pasien mencerna, penyakit yang diderita, harga
 Pemberian makanan enteral: perhatikan akses, kecepatan &
volume
 Komplikasi: sumbatan, tidak nyaman, diare

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741
 Nutrisi parenteral
 Perhitungan kebutuhan: formula Haris Benedict atau rule
of thumb 20-25 kkal/kgBB/hari
 Dapat diberikan dalam bentuk glukosa, lemak, protein

 Home nutritional support


 Di Indonesia atas indikasi: flebitis, gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa

Martono, Hadi dan Kris Pranaka. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). 2009. pp. 724-741

Anda mungkin juga menyukai