Anda di halaman 1dari 38

MANAGEMEN

LAKTASI

OLEH: DWI SUPRAPTI,S.TR.KEB.M.KES


Pendahuluan
Proses menyusu yang sering disebut dengan
“Laktasi” merupakan proses alami yang sangat
kompleks yang sesungguhnya sudah disiapkan
secara bertahap pada diri seorang wanita sesuai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
sejak awal.Untuk mempertahankan kelangsungan
hidup keturunannya maka organ ini menjadi
sumber utama dari kehidupan, karena ASI adalah
makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan.
Anatomi Payudara Manusia
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI
Secara horisontal terletak mulai dari pinggir sternum sampai linea
aksilaris medialis.
Secara anatomis dari luar payudara manusia terdiri dari:
-Korpus mammae
-Areola mammae
-Papilla mammae
Korpus mamae terdiri dari jaringan parenkhim dan stroma.
Jaringan parenkhim terdiri dari: duktus,lobulus dan alveolus.
Jaringan stroma terdiri dari jaringan ikat,jaringan lemak,pembuluh darah
,syaraf dan getah bening.
Payudara manusia tebagi kurang lebih 10-15 lobus yang
melingkar keluar dimulai dari papilla mammae dan terdiri
dari skelompok kelenjar yang memproduksi air susu.
Masing-masing kelompok mempunyai saluran sendiri (
duktus laktiferus),yang kemudian mengumpul pada suatu
rongga( sinus laktiferus) di dekat papila mammae.
Pada ujung papilla mammae berkumpul sekitar 15-20 duktus
kecil yang terbuka
Daerah yang hiperpikmentasi di sekitar papilla mammae
disebut areola mammae.
Papilla mammae terdiri dari jaringan erektil yang akan
terangsang dengan aktivitas menyusu, seksual dan
rangsangan dingin.
Didalam payudara terdapat bangunan yang disebut
alveolus, yang merupakan tempat air susu
diproduksi.
Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran
kecil ( duktulus), beberapa saluran kecil bergabung
membentuk saluran yang lebih besar( duktus). Di
dalam areola, saluran yang besar ini memusat ke
dalam putting susu dan bermuara keluar.
Didalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat
otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa
ASI keluar.
Ada 4 macam bentuk putting susu yaitu:
-Normal
-Pendek/ datar
-Panjang
-Terbenam/inverted
Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu
berpengaruh pada proses laktasi, yang penting
adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik
sehingga membentuk tonjolan atau “ dot “ke dalam
mulut bayi.
Fisiologis Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan proses integral dari daur
reproduksi dan mempunyai dua pengertan yaitu: produksi
dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Secara
alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi
perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi yaitu
terdiri dari proses:
1.Mammogenesis: yaitu pembentukan kelenjar payudara
2.Galaktogenesis: Yaitu proses pembentukan atau produksi
asi
3.Galaktopoesis : Yaitu proses mempertahankan produksi ASI
1.Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum
pubertas,saat pubertas,masa siklus menstruasi dan masa
kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari
duktulus yang baru,percabangan dan lobulus,yang
dipenaruhi oleh hormon plasenta dan korpus luteum.
Hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan
adalah prolaktin, laktogen plasenta,korionik
gonadotropin,nsulin,kortisol,hormon tiroid,hormon
paratiroid dan hormon pertumbuhan.Pada usia 3 bulan
kehamilan prolaktin dari adenohipofise( hipofise anterior)
mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air
susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrom masih
dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi
jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitasnya
dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.
Setelah bayi lahir estrogen dan progesteron akan
menurun dratis dan prolaktin akan meningkat,
oxytosin(hipofise posterior)meningkat bila ada
rangsang isap, sel mioepitelium buah dada
berkontraksi.
2. Pembentukan air susu
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu reflek
Prolaktin dan refleks oxytosin atau “ let down refleks “.
KEHAMILAN MERANGSANG PERUBAHAN BUAH DADA

Impuls syaraf dari hisapan

Stimulasi hipofise Stimulasi hipotalmus Stimulasi hipofise


anterior posterior

Sekresi Porolaktin Sekresi Oksitosin

Produksi ASI dalan Let down Reflek Kontraksi sel myoepitel


sel alveolar (Mengalirnya ASI ke sinus laktiferus) sekitar alveoli

LAKTASI
3. Pemeliharaan pengeluaran air susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur
kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah.Hormon-hormon ini sangat
perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air
susu selama menyusui.
Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari
alveoli ke sistem duktus.Bila susu tidak dikeluakan akan mengakibatkan
berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya
proses menyusui.
Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan
isapan kurang ,frekwensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu
menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang,
sehingga pembuatan air susu berkurang,karenadiperlukan kadar
prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu
mulai sejak minggu pertama kelahiran
Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang
menghambat pengeluaran prolaktin yang belum jelas
bahannya, namun beberapa bahan seperti
dopamin,serotonin,katekolamin, dihubungkan ada sangkut
pautnya dengan pengeluaran prolaktin.
Oksitosin bekerja pada sel-sel moepitelium pada alveoli
kelenjar mammae.Hormon ini berfungsi memacu kontraksi
otot polos yang ada didinding alveolus dan dinding
saluran,sehingga asi dipompa keluar. Makin sering menyusui
,pengosongan alveolus dan saluran semakin baik sehingga
kemungkinan terjadinya bendungan susu semakin kecil dan
menyusui akan semakin lacar.Jadi peranan prolaktin dan
oksitosin mutlak diperlukan dalam laktasi.
Mekanisme Menyusui
Pada bayi yang sehat mempunyai 3 reflek intrinsik yang diperlukan untuk
berhasilnya menyusui yaitu:
1. Reflek mencari(Rooting refleks)
2. Reflek menghisap( Sucking refeks)
3. Releks menelan ( Swallowing refleks)
Managemen Laktasi
Merupakan pengelolaan kegiatan yang menunjang
keberhasilan menyusui baik pada tahap antenatal,
perinatal dan postnatal
Periode Prenatal
1.Pendidikan pasien dan keluarganya
2. Dukungan keluarga
3. Dukungan dan kemampuan petugas kesehatan
4. Pemeriksaan Payudara
Tujuan pemeriksaan payudara adalah mengetahui lebih dini adanya
kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan.
Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama, dimulai
dengan inspeksi dan palpasi.
-Inspeksi payudara
a. Korpus payudara
- Ukuran dan bentuk
- Kontur/permukaan
- Warna kulit
b. Areola mammae
- Ukuran dan bentuk
-Permukaan
- Warna
c. Papilla mammae
-Ukuran dan bentuk
-Permukaan
-Warna
Palpasi payudara
a. Konsistensi
b. Massa
c. Putting susu
Pemeriksaan putting susu
Untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan
papilla mammae perlu diperiksa dulu kelenturannya dengan cara:
1. Inspeksi keaadaan putting susu kaji bentuknya apakah
normal,datar, panjang atau terbenam.
2. Tarik atau cubit areola mammae di sisi papilla mamae
dengan ibu jari dan telunjuk
3. Dengan perlahan papilla mamae dan areola mammae ditarik
untuk membentuk dot.bila papilla mammae:
- Mudah ditarik berarti lentur
- Tertarik sedikit berarti kurang lentur
- Masuk ke dalam berarti putting susu terbenam
Putting susu yang terbenam dapat dikoreksi dengan;
-Gerakan Hoffman
-Penggunaan pompa puting
5. Persiapan payudara
-Kebersihan putting susu
-Niple conditioning excercises
-Pemakaian BH yang memadai
6.Cara hidup sehat
7. Gizi ibu hamil
Periode Nifas dini
1. Ibu- bayi harus siap menyusui
2. Segera menyusui setelah bayi lahir
3. Tehnik menyusui yang benar
Posisi menyusui adalah bagaimana tubuh bayi diletakkan pada saat akan
dan sedang disusukan. Posisi ibu dan bayi dapat sambil duduk atau
berbaring.
Ceklis posisi menyusui
*Ibu merasa santai dan nyaman waktu menyusui
*Tubuh bayi dekat dan menghadap ke payudara ibu
*Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus
*Dagu bayi menyentuh payudara ibu
*Badan belakang bayi ditopang
Pelekatan pada payudara adalah bagaimana mulut bayi melekat pada areola
mamae dan putting susu ibu pada waktu akan mulai dan pada proses menyusui
selanjutnya termasuk bagaimana proses bayi menghisap.
Ceklis pelekatan dan menghisap
*Mulut bayi membuka lebar
*Bibir bawah bayi membuka keluar
*Pipi bayi membulat
*Lebih banyak areola terlihat dibagian atas mulut bayi daripada dibawahnya
Bayi menghisap pelan dan dalam diselingi istirahat sebentar
*Dapat melihat atau mendengar bayi menelan
*Ibu tidak merasa sakit pada putting waktu menyusui
4. Menyusui harus sering dan tidak perlu terjadwal
5. Tidak memberikan susu formula
6.Tidak memakai putting susu buatan
7.Menyusui pada kedua payudara
8.Perawatan payudara
9.Pemeliharaan fisik dan psikologis
10 Nutrisi yang bermutu
11. Istirahat yang cukup
Periode nifas lanjut
1.Dalam 5-7 hari ada kunjungan rumah untuk melihat
perkembanan atau dinamika keluarga
2.Adanya sarana pelayanan atau konsultasi bila ibu mempunyai
masalah dalam laktasi
3.Ada keluarga atau teman yang membantu dirumah
4. Berikan asi eksklusif
5.Makanan pendamping asi
6. Truskan pemberian ASI
7.Menyapih secara bertahap
8.Berikan makanan selingan bergizi
Manfaat pemberian ASI atau menyusui
1. Jalinan atau hubungan ibu dan bayi lebih erat dan
mesra
2. Kesempatan bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayang
dan berinteraksi
3. Bayi merasa aman dan nyaman serta tenang, merasa
diperhatikan dan dilindungi oleh ibu
4. ASI mengandung nutrient yang dibutuhkan oleh bayi
5. Mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi
dari penyakit
6. Segar dan suhu sesuia dengan suhu tubuh bayi
7. Ibu merasa puas , bangga dan bahagia
8. Dari hasil riset mengurangi resiko Ca mammae
Sikap positif perawat dalam mengatasi masalah laktasi
-Keinginan untuk menolong ibu
-Memberikan dorongan untuk iu agar tidak putus asa
-Mendorong untuk terus menyusui
-Sikap penuh kasih sayang
Tanda- tanda bayi mendapat ASI yang cukup
-BAK sebanyak 6-8 kali/hari
-Peningkatan BB rata-rata 500 gr/bulan
-Bayi menetek kurang lebih 8-12 kali/hari
-Bayi tampak sehat,warnakulit,turgor baik dan bayi cukup aktif.
Keunggulan ASI
-Mudah dicerna
-Mengandung zat gizi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi
-Mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi
dari penyakit atau infeksi
-Aman dan bersih
-Tidak pernah basi, mempunyai suhu yang tetap
dapat diberikan kapan saja dan dimana saja
-Menghindari bayi dari diare
Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui
1. Putting susu lecet
Penyebab:
a. Kesalahan dalam tehnik menyusui
b. Terdapat infeksi candida pada mulut bayi
c. Akibat dari pemakaian sabun krim atau zat iritan lainnya untuk
mencuci putting susu
Penatalaksanaan
a. Bayi disusukan terlebih dahulu pada putting
yang normal atau yang lecetnya sedikit.Untuk
putting yang sakit atau lecet dianjurkan untuk
mengurangi frekwensi dan lamanya menyusui
b. Setiap habis menyusui bekas asi tidak perlu
dibersihkan cukup dianginkan sebentar agar
kering dengan sendirinya
c. Jangan menggunakan sabun, alkohol atau zat
iritan yang lain untuk membersikan putting
susu
d. Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak kelapa yang telah
disterilkan dahulu.
e.Menyusui lebih sering 8-12 kali dalam 24 jam sehingga payudara tidak
terlalu penuh dan bayi tidak terlalu lapar
f.Periksa apakah bayi menderita moniliasis yang dapat menyebabkan
lecet pada putting susu ibu.
2. Payudara bengkak( engorgement )
Penyebab:
a. ASI tidak disusukan dengan adekuat
b. Terlambat menyusukan dini
c. Perlekatan yang kurang baik
d. Pembatasan waktu menyusui
Gejala: Payudara edema,sakit,putting susu kencang
, kulit mengkilat ,ibu merasa demam , nyeri
pada payudara
Penatalaksanaan
a. Masase payudara dan ASI diperas dengan
tangan sebelum menyusui
b. Bisa dilakukan kompres hangat untuk
memperlancar aliran darah payudara
c. Menyusui lebih sering untuk memperlancar
aliran asi dan menurunkan tegangan payudara
d. Lakukan perawatan payudara post partum
secara teratur
e. Susukan bayi tanpa jadwal
3. Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara
Penyebab:
a. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara
adekuat akhirnya menjadi mastitis
b. Putting lecet akanmemudahkan kuman masuk
dan terjadinya payudara bengkak
c. BH yang terlalu ketat yang menyebabkan
segmental engorgement, bila tidak disusukan
dengan adekuat dapat menyebabkan mastitis
Gejala:
a.Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri lokal
b.Kemerahan pada seluruh payudara atau lokal
c.Payudara keras dan berbenjol-benjol
d.Badan terasa panas
Penatalaksanaan
a. Menyusui tetap diteruskan
b. Pakai baju atau bh yang tidak terlalu ketat
c. Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi
d. Banyak minum air urang lebih 2 liter perhari
4. Ibu bekerja
Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya
a. Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui.
Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk diberikan
pada bayi selama ibu bekerja,disamping susu formula
kalau dperlukan
b. Bila mungkin ibu pulang untuk menyusui ditengah hari
c. Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja
d. Tidak menggunakan susu formula pada hari libur
e. Tidak bekerja terlalu cepat setelah melahirkan , tunggu
1-2 bulan untuk meyakinkan lancarnya asi dan masalah

Anda mungkin juga menyukai