Anda di halaman 1dari 92

Oleh :

Ns. Tri Cahyo S, M.Kep., Sp.MB


Definisi

Monitor hemodinamik adalah suatu


pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler
yang dapat dilakukan secara invasif atau non
invasif
Pressure Monitoring

Indirect Pressure Monitoring Direct (Invasive) Blood Pressure


Monitoring

ECG

AP

PM Kit Monitor
Patient Catheter:
PA, CVC
catheter ..etc
Hasil Pemantauan

1. Jumlah darah yang ada dalam tubuh


2. Keadaan pembuluh darah
3. Kemampuan jantung dalam memompa darah
NON IVASIVE MONITORING
Non Invasive Monitoring

1. EKG Monitor
2. Pulse Oxymetry
3. Non Invasive Blood Pressure (NIBP)
4. Kapnografi
EKG Monitor
Pulse Oxymetry
• Saturasi oksigen adalah jumlah hemoglobin
yang tersaturasi sepenuhnya oleh oksigen,
diberikan dalam nilai persen

• Presentase hemoglobin yang berikatan


dengan oksigen dalam arteri adalah presentasi
saturasi hemoglobin (SaO2)
Nilai SaO2
Nilai Indikasi

>95% Normal

91 – 94 % Dapat diterima, berikan


oksigen sesuai kebutuhan atau
suction
85 – 90% Berikan oksigen sesuai
kebutuhan, atau suction.
Mungkin normal untuk PPOM
< 85% Persiapan untuk kemungkinan
intubasi
Kapnografi

• Pemeriksaan, tampilan dan pemantauan


konsentrasi atau tekanan parsial CO2 di dalam
gas pernafasan pada akhir inspirasi
• Kapnogram menampilkan konsentrasi CO2
inspirasi dan ekspirasi maksimal selama siklus
pernafasan

• Secara tidak langsung mencerminkan produksi


CO2 oleh jaringan dan transportasi CO2 ke paru
Nilai Normal : 35 – 45 mmHg

< 35 : Alkalosis respiratorik


> 45 : Asidosis respiratorik
Pasien tidak stabil dan kompleks

Pemantauan invasive monitoring


Menyediakan secara kontinyu data fisiologis kardiovaskuler
Indikasi Pemantauan
1 • Syok

2 • Infark Miokardial

3 • Edema Paru

4 • Paska Operasi Jantung


Indikasi Pemantauan
5 • Tamponade jantung

6 • Gagal nafas akut

7 • Hipertensi pulmonal

8 • Penyakit katup jantung


Jenis Monitoring Hemodinamik
1. Tekanan Arteri Sistemik
2. Tekanan Vena Sentral
3. Tekanan Arteri Pulmonalis
4. Tekanan Kapiler Arteri Pulmonalis
5. Tekanan Atrium Kiri
6. Tekanan Ventrikel Kanan
7. Curah jantung (Cardiac Output)
Prinsip Kerja

• Tekanan pulsatif dari kateter intravaskuler


ditransmisikan melalui cairan yang
dihubungkan ke sensor pada transduser
Prinsip Kerja

• Siklus tekanan menimbulkan pergerakan


membran diafragma transduser, kemudian
mengubahnya menjadi impuls listrik yang
ditampilkan pada monitor dalam bentuk
gelombang
Prinsip Kerja

• Sistolik, diastolik dan mean pressure diukur


dalam mmHg, ditampilkan secara digital
pada monitor
Persiapan Monitoring Hemodinamik

1 • Persiapan Alat

2 • Pengaturan Posisi

3 • Leveling

4 • Zeroing
Persiapan Alat

Sistem
Kateter Transduser Monitor
Flush
Kateter
Tranducer
Monitor
Sistem Flush
Sistem flush mencegah terjadinya
bekuan dan aliran balik pada
pembuluh darah
Sistem Flush

• NaCl 0,9% 500 cc + Heparin 500 UI


dihubungkan ke kateter melalui stopcok &
tubing ekstension (monitoring kit)

• Cairan flush diletakkan pada pressure bag


dengan tekanan 300 mmHg dengan
memberikan aliran 3 – 5 ml/jam
Pressure
Normal Indicator
Saline
Solution

X-Caliber

Pressure
Gauge

150 300
LINE LINE
Infuser Bag
(Pressure Bag)
Pengaturan Posisi Pasien

• Posisi supine merupakan posisi standar untuk


pengukuran monitoring hemodinamik

• Kenaikan atau penurunan level kepala dan


thoraks berpengaruh terhadap nilai
pengukuran
Leveling

• Prosedur untuk mensejajarkan posisi


transduser dengan midchest

• Posisi transduser dan midchest harus


sejajar
Posisi Midchest

Pertengahan diameter anteroposterior


dada atau midaksila, sejajar dengan
ICS ke-4
• Mulai ujung kateter sampai dengan alat
pengukur tekanan merupakan alat yang berisi
cairan, sehingga perbedaan level akan
menghasilkan tekanan hidrostatik tambahan
terhadap transduser atau manometer air
For every inch the transducer is below the catheter tip, the positive
hydrostatic pressure head produces a measured value approximately
2 mmHg greater than the true physiologic value
For every inch the transducer is below midchest
level, the weight of the fluid on the tranducer
diaphragm will add 2 mm Hg to the true
intravascular or intracardiac pressure
For every inch the transducer is above midchest
level, the displayed intravascular or intracardiac
pressure will be about 2 mm Hg less than actual
pressure
Zeroing
• Untuk menghasilkan level yang netral dan
standar bagi setiap tekanan yang diukur,
setiap transduser/monitoring sistem
membutuhkan “a zero reference point”

• Untuk mengurangi efek dari tekanan atmosfir


& hidrostatik terhadap pembacaan hasil
tekanan yang diukur
Zero Referencing
• The zeroing procedure (also termed balancing)
eliminated the effect of atmospheric pressure
and gives the transducer monitoring system a
neutral pressure point of 0 mm Hg to begin
pressure measurement
Zeroing

• Dilakukan dengan cara membuka stopkock


terhadap atmosfir & disejajarkan dengan level
pasien

• Dilakukan setiap kali melakukan “set up” &


setiap pergantian shift
ARTERIAL PRESSURE MONITORING
 Pengukuran langsung tekanan darah

 Teknik lebih akurat

 Informasi hemodinamik kontinyu

 Pengambilan multipel sampel darah arteri


Indikasi

1. Pasien dengan kondisi kritis atau pasien operasi


mayor dengan pemantauan tekanan darah yang
kontinyu

2. Pasien yang membutuhkan pengukuran Gas


darah arteri serial

3. Penggunaan intra aortic ballon pump


Kontra Indikasi

1. Pasien dengan penyakit arteri perifer


2. Pasien dengen gangguan perdarahan
3. Pasien dengan terapi antikoagulan atau
trombolitik
4. Infeksi pada tempat penusukan
Tempat Penusukan
1. Arteri Radialis
2. Arteri Brakhialis
3. Arteri femoralis
4. Arteri dorsalis pedis
5. Arteri umbilikalis (neonatus)
Syarat Insersi
• Lakukan test Allen sebelum pemasangan
Apabila warna tidak berubah
dalam 5 – 10 detik, kanulasi arteri
jangan dilakukan
• Tekanan arteri dapat dijelaskan sebagai Mean
Arterial Pressure (MAP) & Fluktuasi MAP
(Sistolik & Diastolik)

• MAP merupakan gambaran tekanan rata-rata


siklus jantung yang dipengaruhi oleh cardiac
output & resistensi vaskuler sistemik
TD sistolik + (TD Diastolik x 2)
MAP = -----------------------------------
3

= 70 – 100 mmHg

• Pengukuran secara manual lebih rendah 20


mmHg dibandingkan dengan secara langsung
Bentuk Gelombang Intra Arterial
Pengambilan
Sampel Darah Arteri
Komplikasi

1. Trombosis
2. Emboli
3. Distal Iskemik dan nekrosis jaringan
4. Infeksi
5. Sepsis
6. Perdarahan
Intervensi Keperawatan

1. Observasi tempat penusukan


2. Cek status neurovaskuler ekstremitas
3. Kaji perdarahan
4. Imobilisasi ekstremitas untuk menurunkan
trauma pembuluh darah
Central Venous Pressure (CVP)
Central Venous Pressure (CVP)
CVP merupakan gambaran langsung dari
tekanan atrium kanan & secara tidak langsung
menggambarkan beban awal (preload)
Aplikasi CVP secara Klinik

1. Untuk mengkaji fungsi ventrikel kanan dan


status volume darah

2. Untuk memberikan cairan, nutrisi parenteral,


darah atau obat
Nilai normal CVP antara 3 – 8 cmH2O atau
2 – 6 mmHg
(1 mmHg = 1,36 cmH20)
• Peningkatan CVP menggambarkan
peningkatan volume sirkulasi, vasokontriksi
atau penurunan kontraktilitas miokardium

• Penurunan CVP menggambarkan kondisi


hipovolemik, vasodilatasi atau peningkatan
kontraksi miokardium
Tempat Penusukan

Vena jugularis interna/eksterna


Vena subklavia
Vena basilika
Vena sephalika
Vena femoralis (jarang dilakukan)
Tipe Kateter CVP

• Single lumen
• Multiple lumen
Multiple Lumen

Digunakan untuk berbagai tujuan :


1. Monitor CVP
2. Pengambilan sampel darah vena
3. Pemberian obat
4. Pemberian cairan
5. Pemberian produk darah
Pengukuran CVP
Komplikasi CVP
1. Perdarahan
2. Erosi vaskuler
3. Aritmia ventrikel atau supraventrikuler
4. Infeksi lokal atau sistemik
5. Overload cairan
6. Tromboemboli
7. Perforasi atrium atau ventrikel
Kateter Arteri Pulmonal
Kateter Arteri Pulmonal

• Dikenal sebagai kateter Swan-Ganz

• Bertujuan menilai dan memantau fungsi


ventrikel kiri

• Dapat menentukan preload, menilai


kontraktilitas dan memperkirakan afterload
• Pemasangan kateter arteri pulmonal
umumnya dilakukan untuk mendiagnosis &
mengkaji respon klien terhadap obat2an
sirkulasi atau gangguan pulmonal

• Dilakukan pada klien yang membutuhkan


pemantauan tekanan arteri pulmonal seperti
pasien operasi bedah jantung
Pulmonary Artery Wedge Pressure
(PAWP)

• Dilakukan dengan cara mengembangkan


balon yang ada di ujung kateter PA shg balon
tersebut akan terbawa aliran darah dan masuk
ke dalam kapiler paru
Implikasi Keperawatan
1. Menjaga alat monitoring terpasang & berfungsi
dengan baik
2. Mendapatkan nilai yg akurat
3. Mengkorelasikan nilai pada monitor dengan
kondisi klinis
4. Mencatat tekanan & kecenderungan perubahan
5. Melakukan pemantauan perubahan
hemodinamik setelah pemberian obat-obatan
6. Mencegah terjadinya komplikasi
Troubleshoting Pressure Monitor
• No Waveform
• Artifact
• Unable to flush line with the continuous
flushing system
• Reading too high
• Reading too low
TAMBAHAN
Nilai Normal
CVP 2 – 8 mmHg
PA 8 – 12 mmHg
PCWP 5 – 12 mmHg
CO 4 – 6 L/menit
CI 2,5 – 3,5 L/menit/m2
SVR 900 – 1200 dynes/sec/cm5
PVR 900 – 1200 dynes/sec/cm5
SV 50 – 100 mL/beat
EF 70%
Mean Arterial Pressure

MAP = Diastolic + 1/3 pulse pressure

MAP = Sistolik + 2 diastolik


------------------------
3
MAP = CO x SVR

Nilai normal : 70 – 100 mmHg


Sistemic Vascular Resistance

(MAP – CVP) x 79,9


SVR = --------------------------------
Cardiac output

Nilai normal : 900 – 1200 dynes/sec/cm5


Cardiac Index
Cardiac Output
CI = -------------------------
Body surface area

Nilai normal
CI = 2,5 – 3,5 L/mnt/m2

CO = 4 – 6 L/mnt
Pulmonary Artery Pressure

• Menggambarkan indeks tekanan dalam


pulmonal, dipengaruhi oleh compliance
ventrikel kiri, pulmonary vascular pressure,
aliran darah ke paru dan jaringan paru
< 12 mm Hg

1-7 mm Hg S: 20-30 mm Hg
D: 5-10 mm Hg

S: 20-30 mm Hg
D: 0-5 mm Hg

Anda mungkin juga menyukai