Anda di halaman 1dari 49

1

LAPORAN KASUS
SINDROM NEFROTIK
Pembimbing :
dr. Jeffry Pattisahusiwa, Sp.A
Disusun oleh :
Nuraini | 2010730083
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD H. SYAMSUDIN SUKABUMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
2

Identitas Pasien dan Orang tua


Identitas Pasien Orang Tua

Ayah Ibu
Nama An. A Tn. R Ny. A

8 tahun 35 tahun 31 tahun


Usia
Sunda Sunda Sunda
Suku Bangsa
Islam Islam Islam
Agama
Cipanengah Hilir, Sukabumi, Jawa barat
Alamat
SD kelas 2 SD SD
Pendidikan
Sekolah Buruh Harian IRT
Pekerjaan
3

Anamnesis (auto/ alo 02-12-2014)


• KU :
Datang ke RS Syamsuddin dikarenkan
bengkak seluruh tubuh, 10 hari SMRS
• RPS :
• Bengkak pada kelopak mata, bengkak bermula dari
kelopak kemudian keseluruh tubuh kecuali di
daerah genital, bengkak juga terdapat pada jari2
tangan dan kaki, bengkak terutama saat pagi hari,
namun saat anak selesai bermain bengkak akan
berpindah ke daerah pergelangan kaki, dan
bengkak diwajah semakin berkurang, perut pasien
semakin membesar.
4

RPS : ……………………(lanjutan)
BAK lancar , frekwensi ± 2 kali per hari. Warna
kuning jernih, darah (-). Nyeri saat BAK (-), BAK
berpasir (-). Nyeri pinggang yang hebat (-).
Demam (-), mual (-), muntah (-), perut terasa
kembung , sesak (-), batuk (-). Keluhan radang
tenggorokan beberapa minggu belakangan (-).
BAB normal, frekwensi ± 1 kali per hari. Warna
kuning, darah (-), lendir (-), nyeri saat BAB (-).
5

RPD
Setelah
Selama di pulang dr RS
6 minggu rawat di RS
yang lalu
Dirawat dengan Sindroma Nefrotik perawatan selama 6 hari
dengan SN dan TB
bengkak diseluruh tubuh disertai
demam mendapatkan terapi paracetamol dengan hasil pemeriksaan
laboratorium protein negative
bermula muncul di kelopak mata
selama 3 hari
kemudian berpindah ke seleuruh Terdapat riwayat pengkonsumsian
tubuh brodexin yang sering
Dianjurkan untuk kontrol kepoli
setiap hari
bengkak dirasakan saat pagi hari 4 hari kemudian pasien didiagnosa
dengan Tuberculosis Paru

air seni yang di keluarkan oleh anak Seminggu setelah pulang OS tidak
nya sedikit terjadi perubahan warna terapi OAT dan Paracetamol setiap lagi kontrol kepoli
menjadi keabuan harinya
6

RPK
Riwayat

RPO
TB
7

R. ALERGI
Obat-obatan

R. Makan
0–6
8

Riwayat Imunisasi

Kesan : riwayat imunisasi yang didapat pasien lengkap dan sesuai jadwal
R. Tumbuh Kembang 9

6bln

8bln

17 bln

11 bln

4tahun
10

Riwayat Kehamilan
• Melakukan ANC setiap bulan, dimulai pada bulan
ke 3 kehamilan
• Jumlah ANC sebanyak 6x
• Mendapatkan suntikan TT sebanyak 2x

Riwayat Kelahiran
• Anak ke 2 dari 3 bersaudara
• Lahir di tolong oleh paraji dan bidan
• Usia gestasi 41 minggu
• BBL 4.000 gram
• PBL 52 cm
• Menangis kuat saat lahir
11

R. Psikososial

• Os jarang mengkonsumsi air putih


• Os sering mengkonsumsi minuman The gelas
2bungkus sehari
• Os sering mengkonsumsi minuman Ale-ale 5
bungkus sehari, tersedia di rumah dalam bentuk
dust / kotak besar.
• Os sering mengkonsumsi makanan instan bila
berada disekolah
• Os juga sering diberikan obat Brodexin oleh orang
tua nya
12

Pemeriksaan Fisik
• Ku : sakit sedang • Persentasi Udem
• Kes : Compos mentis ▫ Palpebra 5%
• TTV : ▫ Tungkai 8%
 Suhu :36,8 c
▫ Asites 12%
 Nadi :94 x/menit
 RR
▫ Total
:28 x/menit
 TD :110/70mmHg 25%/100 x 27 = 6,75
 BBS :27 kg 27-6,75 = 20,25
 LP : 66 cm
• Antropometri :
▫ BB :20 kg
▫ PB : 120 CM
13
14
15
16
17

Status Generalis
• Thorax : Jantung:
• Kepala : Normocephal
• Inspeksi
• Mata : Palpebra udem
iktus kordis tidak terlihat
(+/+), Konjungtiva tidak
• Auskultasi :
anemis, sklera tidak
ikterik. bunyi jantung I dan II reguler,

• Hidung murmur (-), gallop (-)


: sianosis (-)
• Palpasi:
• Mulut : sianosis (-), mulut
dan mukosa lembab iktus kordis teraba pada ICS

• Leher : Perbesaran IV linea midklavikula kiri


KGB
(-), • Perkusi:

perbesaran thyroid (-). kesan kardiomegali (-)


18

Status Generalis
• Paru: • Abdomen :
• Inspeksi : • Inspeksi :
gerakan nafas tampak simetris distensi (+)
• Auskultasi: • Palpasi :

vesikular +/+, ronki -/-, wheezing supel, nyeri tekan pada regio
-/-, stridor(-) epigastrium (+), hepatomegali (-)

• Palpasi : splenomegali (-), massa (-),turgor kembali

tidak terdapat bagian dada yang cepat

tertinggal saat bernafas, vokal • Perkusi :

premitus teraba sama diseluruh shifting dullness (+)


lapang paru • Auskultasi :
• Perkusi : bising usus 8x/menit pada seluruh region
sonor pada kedua lapang paru
19

Status Generalis
• Punggung : • Genitalia :
▫ Tidak tampak deformitas, Dalam batas normal
lordosis (-), kiposis(-),
• Ekstremitas :
skoliosis (-)
▫ Ekstr. atas:
▫ Tidak tampak adanya massa
▫ Akral hangat, edema (+/
▫ Nyeri tekan (-)
+) non pitting , CRT< 2 detik
▫ Ekstr. bawah:
▫ Akral hangat, edema (+/
+) non pitting, CRT <2
detik.
20

Resume
• Pasien laki-laki usia 8 tahun datang ke RSUD R
Syamsudin SH dengan keluhan bengkak seluruh
tubuh. Bengkak berawal pada 10 hari yang lalu SMRS
dimulai dari mata lalu keseluruh tubuh termasuk
palpebra, perut dan ekstremitas atas bawah.
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tampak sakit
sedang, kesadaran composmentis, TD 110/70mmHg,
lingkar perut 66 cm, BBS 27kg, BBk 20 kg, edem
palpebra (+), edem di perut (+), edem ekstrimitas atas
bawah (+). Pada pemeriksaan
• Lab ditemukan Protein+++/500, Albumin 1,7 g/dl,
Kolesterol 557 mg/dl.
21

Daftar Masalah
• Bengkak seluruh tubuh
• BAK lancar namun ada perubahan warna menjadi putih dan
berbusa
• Dirawat dengan SN dan TB
• Diberikan obat suntik (paracetamol) dan obat minum (TB) setiap
hari
• Pulang dengan diag. SN dan TB
• Dianjurkan untuk kontrol kepoli setiap hari
• Seminggu setelah pulang OS tidak lagi kontrol kepoli
• Sudah 3 minggu tidak berobat ke poli
• OS hanya kontrol ke puskesmas
• Os jarang mengkonsumsi air putih
• Os sering mengkonsumsi minuman The gelas 2bungkus sehari
• Os sering mengkonsumsi minuman Ale-ale 5 bungkus sehari
• Os sering mengkonsumsi makanan instan bila berada disekolah
• Os juga sering diberikan obat Brodexin oleh orang tua nya
22

Bengkak / Edama
• Berasal dari bahasa Yunani "oidema" yang berarti tumor
yang membengkak. Diambil dari kata kerja Yunani "oidein"
yang artinya "membengkakkan“
• Berdasarkan kamus kedokteran Medilexicon's, edema
adalah:
Penimbunan dari cairan encer yang berlebihan di dalam sel
atau jaringan interseluler.
• Pada tingkat tinggi, digunakan untuk mendeskripsikan
tanda fisik yang umum dari pembengkakan atau pelebaran
(ukuran keliling) yang sering disertai penimbunan cairan
pada anggota tubuh, yang paling sering adalah lengan dan
tungkai.
23
24

Edema

lokal General

pada satu sisi tubuh saja lebih dari satu bagian tubuh

gigitan serangga Gagal jantung

disertai rasa nyeri dan demam biasanya bersifat pitting, yakni jika kulit
biasanya diakibatkan oleh infeksi yang bengkak kita tekan maka kulit tidak
akan langsung kembali seperti semula
melainkan akan meninggalkan bekas
penenkanan

alergi kulit SN
edema berat diseluruh tubuh (anasarka),
disertai warna kemerahan dan gatal yang dimulai dari pembengkakan pada
biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi palpebra kemudian menjalar keseluruh
tubuh
25
Gejala dan Sindrom Nefrotik Glomerulo-nefritis Gagal Ginjal Akut
Anjuran Akut
Permeriksaan
Edema Anasarka + + +
Terutama daerah mata Daerah mata, tangan
dan tungkai dan kaki
Proteinuria + +
Hipoalbuminemia +
Hiperkolesterol +
Riwayat penyakit + +
predisposisi Biasanya didahului Didahului penyakit
ISPA / sakit kulit predisposisi
terjadinya GGA
Hematuria +/- + +
(gross hematuria)
Oliguria + + +
Akibat gagal ginjal atau Berkurang atau tidak
gagal jantung sama sekali
Fungsi ginjal + - -
normal Umumnya normal Umumnya meningkat Meningkat

Demam +

Hipertensi + + +
27

Follow up
28/11-2014 29/11-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Nyeri abdomen ▫ Nyeri abdomen
▫ Anoreksia ▫ Anoreksia
▫ Lemes ▫ Lemes
• TD :100/60 mmHg • TD :120/80 mmHg
• N : 100 x/menit • N : 94 x/menit
• S : 36,3 C • S : 36,6 C
• R : 26 x/meit • R : 24 x/meit
• BBs: 27 kg • BBs: 27 kg
• LP : 66 cm • LP : 66 cm
• Intake : 150 cc • Lab : protein (+/30) mg/dl
• Output : 20 cc • Intake : 200 cc
• Terapi • Output : 300 cc
▫ Lasik (iv) 2x20 • Terapi
▫ Ampicilin (iv) 4x500 ▫ Prednison (oral) 4-4-3
28

Follow up
30/11-2014 01/12-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Sering miksi
▫ Sering miksi
▫ Anoreksia
▫ Anoreksia
▫ Lemes
▫ Lemes • TD :90/60 mmHg
• TD :110/70 mmHg • N : 94 x/menit
• N : 115 x/menit • S : 36,8 C
• S : 37 C • R : 26 x/meit
• R : 30 x/meit • BBs: 27 kg
• BBs: 27 kg • LP : 66 cm
• Lab : protein (+++/500) mg/dl
• LP : 66 cm
• Intake : 300 cc
• Lab : protein (+++/500) mg/dl
• Output : 500 cc
• Intake : 300 cc • Terapi
• Output : 400 cc ▫ Prednison (oral) 3-3-3
• Terapi ▫ Albumin (iv) 20% 3-4 jam
▫ Prednison (oral) 4-4-3 ▫ Lasik (iv) 2x20
29

Follow up
02/12-2014 03/12-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Sering miksi ▫ Sering miksi
▫ Anoreksia ▫ Anoreksia
▫ Lemes ▫ Lemes
• TD :120/70 mmHg • TD :100/70 mmHg
• N : 92 x/menit
• N : 90 x/menit
• S : 36,4 C
• S : 36,5C
• R : 28 x/meit
• R : 22 x/meit
• BBs: 27 kg
• BBs: 27 kg
• LP : 65 cm
• LP : 66 cm
• Lab : protein (++/100) mg/dl
• Lab : protein (++/100) mg/dl • Intake : 250 cc
• Intake : 300 cc • Output : 400 cc
• Output : 300 cc • Terapi
• Terapi ▫ Prednison (oral) 3-3-3
▫ Prednison (oral) 3-3-3 ▫ Albumin (iv) 20% 3-4 jam
▫ Lasik (iv) 2x20 ▫ Lasik (iv) 2x20
30

Follow up
04/12-2014 05/12-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Sering miksi ▫ Sering miksi
▫ Anoreksia ▫ Anoreksia
▫ Lemes ▫ Lemes
• TD :100/70 mmHg
• TD :100/60 mmHg
• N : 100 x/menit
• N : 90 x/menit
• S : 36,8 C
• S : 37,2 C
• R : 28 x/meit
• R : 22 x/meit • BBs: 26 kg
• BBs: 27 kg • LP : 65 cm
• LP : 65 cm • Lab : protein (++/100) mg/dl
• Intake : 300 cc • Intake : 250 cc
• Output : 300 cc • Output : 500 cc
• Terapi • Terapi
▫ Prednison (oral) 3-3-3 ▫ Prednison (oral) 3-3-3
▫ Lasik (iv) 2x20 ▫ Lasik (iv) 2x20
31

Follow up
06/12-2014 07/12-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Sering miksi ▫ Sering miksi
▫ Anoreksia ▫ Anoreksia
▫ Lemes ▫ Lemes
• TD :100/60 mmHg • TD :100/70 mmHg
• N : 90 x/menit • N : 100 x/menit
• S : 37,2 C • S : 36,8 C
• R : 22 x/meit • R : 28 x/meit
• BBs: 27 kg • BBs: 26 kg
• LP : 65 cm • LP : 65 cm
• Lab : protein (+/30) mg/dl • Lab : protein (+/30) mg/dl
• Intake : 300 cc • Intake : 250 cc
• Output : 300 cc • Output : 500 cc
• Terapi • Terapi
▫ Prednison (oral) 3-3-3 ▫ Prednison (oral) 3-3-3
▫ Lasik (iv) 2x20 ▫ Lasik (iv) 2x20
32

Follow up
08/12-2014 09/12-2014
• KU :compos mentis • KU :compos mentis
• Anam : • Anam :
▫ bengkak seluruh tubuh ▫ bengkak seluruh tubuh
▫ Sering miksi ▫ Sering miksi
▫ Anoreksia ▫ Anoreksia
▫ Lemes ▫ Lemes
• TD :100/60 mmHg • TD :100/70 mmHg
• N : 90 x/menit
• N : 100 x/menit
• S : 37,2 C
• S : 36,8 C
• R : 22 x/meit
• R : 28 x/meit
• BBs: 27 kg
• BBs: 26 kg
• LP : 65 cm
• LP : 65 cm
• Lab : protein (++/100) mg/dl
• Lab : protein (++/100) mg/dl
 albumin 1,7 g/dl
• Intake : 300 cc • Intake : 250 cc
• Output : 300 cc • Output : 500 cc
• Terapi • Terapi
▫ Prednison (oral) 3-3-3 ▫ Prednison (oral) 3-3-3
▫ Lasik (iv) 2x20 ▫ Lasik (iv) 2x20
33
3.5

2.5

1.5

1 albumin
1,7gr/dl g/dl

0.5

0
29-Nov 30-Nov 1 des 2 des 3 des 4 des 5 des 6 des 7 des 8 des 9 des
Column1 protein
34

Definisi Sindrom Nefrotik


• Sindrom Nefrotik adalah Hasil Patologis dari
berbagai factor yang mengubah permeabilitas
glomerulus (Lynn Cecily dkk. 2009. Keperawatan
Pediatri Ed. 5. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC)

• Sindrom nefrotik merupakan suatu sindrom yang


ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia, dan edema (Hidayat, A. Aziz Alimul.
2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebinan. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika )
Etiologi dan Klasifikasi

• Sebab yang pasti belum diketahui


• Akhir-akhir ini dianggap sebagai penyakit autoimun : reaksi antigen-antibodi
• Umumnya para ahli membagi etiologi nya menjadi :

SN Bawaan / Kongenital SN Sekunder SN Primer / Idiopatik

• Diturunkan sebagai • Malaria kuartana / parasit lain Klasifikasi berdasarkan


• Peny. Kolagen spt Lupus
resesif autosomal histopatologis dari
Eritematosus Diseminata,
• Resisten terhadap Purpura Anafilaktoid biopsi ginjal dengan
semua pengobatan • GNA atau GNK, trombosis vena pemeriksaan
• Gejala : edema pada renalis menggunakan
masa neonatus • Kimia : trimetadion, paradion, mikroskop biasa dan
• Prognosis buruk garam emas, raksa mikroskop elektron
Klasifikasi Menurut UKK Nefrologi IDAI

Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan pada respon


klinis karena lebih bernilai prognostik, yaitu :

• SN Sensitif Steroid
• SN Resisten Steroid
37

Sindrom nefrotik – gambaran klinis


Protab Unpad Kasus
• Proteinuria masif • Bengkak pada mata terutama
▫ protein urin >40 pagi hari
mg/m2LPB/jam atau • Bengkak perut, tangan dan
>50mg/kgBB/24 jam kaki terutama saat setelah
▫ Semikuantitatif protein urin berjalan
≥+2 • Nafsu makan berkurang
• Hiperalbuminemia • Mudah lelah
▫ Kadar albumin dalam serum • Proteinuria +++
<2,5 g/dl
▫ Edema
• Hiperlipidemia
▫ Kolesterol total darah
(>200 mg/dl)
• Anoreksia
• merasa cepat lelah
38

Patogenesa
Soluble Ag Ab complex (SAAC) Perubahan elektrokemis

Ag masuk Penurunan tek.


Hipoalbumin
Koloid osmotik
Aktivasi Ab
Transudasi Albumin keluar
Reaksi Ag-Ab yang larut cairan dr ruang bersama urin
dalam darah (SAAC) vaskular ke
interstisium Gg permeabilitas
Aktivasi complemen C3 terhadap molekul rendah
– albumin
Reaksi C3 + SAAC Udem
Hilangnya fixed
Membentuk deposit yg negatif ion
HUMP
terperangkap di bawah
kapsul bowman
C3 yg ada di gg. Fg.
HUMP Elektrostatik

Permeabilitas
Proteinuria Protein keluar Perubahan Mbg
Mbg terganggu
Penatalaksanaan
Umum
• Tirah baring dan dirawat dalam bangsal
• Retriksi cairan (minum) 40-60% dari kebutuhan cairan
• Diet protein normal (1,5 – 2g/kgbb/hr)
• Diet rendah natrium (1- 2g/hari)
• Kebutuhan kalori pada anak laki-laki usia 7-10 tahun adalah 75kkal/hari
menurut RDA. Kebutuhan zat gizi pada pasien ini yaitu
 Kebutuhan Kalori : 20 x 75kkal = 1500 kkal/hari
 KH = 212, 5 gr
 Lemak = 50 gr
 Protein = 50 gr
• Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan/24 jam,
balance cairan, tekanan darah
Khusus
• Prednison
• Furosemid
40

Sindrom nefrotik – Terapi


Protab UNPAD Kasus
• SN pertama kali • Prednisone full dose
▫ Prednisone full dose 60 ▫ 20 x 2mg = 40 mg
mg /m2LPB/ hari ▫ Sediaan prednisone
▫ 2 mg/ kgBB/ hari dibagi 1tab=5mg
dalam 3 dosis selama 4 ▫ Diberikan 3 x 3 tab
minggu ▫ 3 x 3(5mg) = 45 mg
▫ Dilanjutkan dengan ▫ Mak dosis 80mg/hr
alternating dose 2/3 full
dose selama 4 minggu
• SN – kambuh
▫ Prednisone full dose hingga
terjadi remisi (maks 4 mgg)
▫ Dilanjutkan dengan
alternating dose
41

Sindrom nefrotik – Terapi


Protab Kasus
• Diuretik • Diuretik
Bila edema tidak berkurang dengan • Furosemid (iv) 2x20
diet rendah garam :
▫ Furosemid 1-2 mg/kgBB/hari
• Albumin
Bila tidak ada respon atau terdapat ▫ Albumin (iv) 20% 3-4 jam
hipoalbuminemia berat (albumin
darah <1.5 g %) :
▫ Beri plasma 10 – 20 cc/kgBB
atau
▫ Human albumin 0.5 g/kgBB/hari
(kadar albumin 1-2 g/dl)
▫ 1 g/kgBB/hari (kadar albumin <1
g/dl)
42

Mekanisme kerja prednison


SN

Peradangan
glomerulus

Prednisone

Memperbaiki
permeabilitas membran
basalis
Respon imun yang terjadi
pada membran
glomerulus

Proses alergi

Penekanan proses
inflamasi
Respon Terhadap Pengobatan

Istilah Penjelasan
Remisi Proteinuria negatif atau trace selama 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu
Relaps Proteinuria ≥2+ 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu,
dimana sebelumnya pernah mengalami remisi
Relaps jarang Relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun
pengamatan
Relaps sering Relaps terjadi ≥2 kali dalam 6 bulan pertama setelah
(frequent respon awal, atau ≥4 kali dalam periode 1 tahun
relaps)
Sensitif steroid Tidak terjadi remisi setelah 4 minggu perngobatan steroid
dosis penuh
Istilah Penjelasan

Dependen Relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan, atau


steroid dalam waktu 14 hari setelah pengobatan steroid
dihentikan, dan terjadi 2 kali berturut-turut
Resisten Tidak terjadi remisi setelah 4 minggu pengobatan dosis
steroid penuh

Responden Remisi terjadi setelah 4 minggu terapi prednison 60


lambat mg/m2/hari tanpa tambahan terapi lain

Nonresponden Resisten steroid sejak terapi awal


awal

Nonresponden Resisten steroid terjadi pada pasien yang sebelumnya


lambat sensitif steroid
45

Prognosis
Protab Unpad Kasus
• Pada umumnya sebagian • Quo ad vitam :
besar (+ 80%) sindrom ▫ dubia ad bonam.
nefrotik primer memberi • Quo ad functionam :
respons yang baik ▫ ad malam.
terhadap pengobatan awal
• Quo ad sanationam :
dengan steroid, tetapi kira-
▫ dubia ad malam.
kira 50% di antaranya
akan relapse berulang dan
sekitar 10%  tidak
memberi respons lagi
dengan pengobatan
steroid.
46

Daftar Masalah
• Bengkak seluruh tubuh
• BAK lancar namun ada perubahan warna menjadi putih dan
berbusa
• Dirawat dengan SN dan TB
• Diberikan obat suntik (paracetamol) dan obat minum (TB) setiap
hari
• Pulang dengan diag. SN dan TB
• Dianjurkan untuk kontrol kepoli setiap hari
• Seminggu setelah pulang OS tidak lagi kontrol kepoli
• Sudah 3 minggu tidak berobat ke poli
• OS hanya kontrol ke puskesmas
• Os jarang mengkonsumsi air putih
• Os sering mengkonsumsi minuman The gelas 2bungkus sehari
• Os sering mengkonsumsi minuman Ale-ale 5 bungkus sehari
• Os sering mengkonsumsi makanan instan bila berada disekolah
• Os juga sering diberikan obat Brodexin oleh orang tua nya
47

Kesimpulan
• Berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi OS termasuk SN
sekunder

• Berdasarkan Klasifikasi Menurut UKK Nefrologi IDAI belum


dapat ditegakkan ???

• OS dirawat dengan Sindroma Nefrotik Relaps ????

• Dengan Prognosis
▫ Quo ad vitam:
 dubia ad bonam.
▫ Quo ad functionam :
 ad malam.
▫ Quo ad sanationam :
 dubia ad malam.
Daftar Pustaka
• Garna, Herry & Heda Melinda N. 2012.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Bandung: Departeman
Ilmu Kesehatan Anak- FK Universitas
Padjadjaran-RSUD Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
• Benheman Kliegma Arvin. 2000. Nelson
Ilmu Kesehatan Anak Oleh edisi 15 vol.
3. Jakarta: EGC.
• Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2012.
Konsesnus Tata Laksana Sindrom
Nefrotik Pada Anak. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
49

Anda mungkin juga menyukai