Anda di halaman 1dari 41

Pemeriksaan Jantung

Kelompok 5
Nuranysha Haviz
Putri ayu Firdella
Kurnia Afniati
Desi Ridia
Fitri Yanti
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
letak topografi jantung adalah 2/3 bagian jantung
terletak dirongga dada dan 1/3 sisanya terletak
disebelah kanan. Dibagian bawah berbatas langsung
dengan diafragma. sisi kanan dibatasi oleh atrium
kanan, sedangkan sisi kiri dibatasi dengan ventrikel
kiri dan sisanya oleh atrium kiri. Batas antara atrium
kiri adalah pinggang jantung dibagian atas terdapat
vena cava suprior, aorta asenden, arteri pulmonalis
dengan pecabangan kiri kanan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisis jantung
diperlukan patokan berupa garis –garis titik-titik
tertentu :
• Garis midsternal, yaitu garis tengah yang ditarik
mulai dari manubrium sterni sampai processus
xyphoideus
• Garis sternal ialah garis-garis yang melalui titik batas
antara sternum dengan costa
• Garis midclavikularis didapatkan kiri dan kanan ,
mula-mula diraba keseluruh tulang klavikula
kemudian ditentukan titik tengahnya, dari titik tegah
ini ditarik garis lurus ke caudal . Biasanya normal
pada pria midclavicula ini melewati papila mamae
• Garis parasternal adalah garis paralel dengan garis
midclavicula dengan garis sternal
• Garis axilla anterior adalah garis yang ditarik melalui
tepi lipat ketiak anterior kearah caudal
• Garis axilla posterior adalah garis yang ditarik melalui
tepi ketiak posterior kearah caudal
• Garis midclavicuklaris adalah garis tengah antara
axilla anterior dan garis axilla posterior
ventrikel kanan terletak dibagian anterior
,sedangkan ventrikel kiri terletak dibagian posterior.
Apex jantung terutama terdiri atas ventikel kiri dan
septum interventrikel berada dalam bidang yang
membentuk sudut dengan dada, katup pulmonal dan
arteri pulmonal terletak dibagian anterior. Dan katup
aorta terletak dibagian posterior, dari atas kebawah.
Dari sisi kanan jantung ,tonjolannya adalah vena cava
seperior, aorta asenden, dan atrium kanan. Disisi kiri
tonjolannya dibentuk oleh vena subclavia kiri “aortic
knop ” , arteri pulmonalis ,appendage atrium kiri dan
ventrikel kiri.
fungsi utama sistem cardiovaskular mengangkut
bahan gizi dan menghilangkan metabilit dari tiap sel
dalam tubuh. Sistem pertukaran metabolik ini
dilakukan oleh sistim pengiriman bertekanan tinggi ,
daerah pertukaran dan sistem pengembalian
bertekanan rendah. Sistem pengiriman bertekanan
tinggi adalah jantung kiri dan arteri , sedangkan
sistem pengembalian tekanan rendah mencapup
vena dan jantung kanan. Jantung dibungkus oleh
sakus perikardial yang tipis, sakus ini melekat pada
bagian diafragma bagian bawah dan bagian atas
melekat secara longgar dengan bagian atas sternum.
Pericardium viseral adalah lapisan epikardial/ terluas
dari sel-sel jantung.
Pericardium parietalnya yang menjadi
pemisah dan pelumas bagi jantung yang terus
berkontraksi. Pericardium parietal dipersyarafi
oleh nevus frenicus yang mengandung serabut
nyeri, pericardium viseral tidak sensitif
terhadap nyeri.
Titik titik patokan fisis jantung
1. Angulus sterni adalah perbatasan antara
manubrium sterni dengan corpus sterni, yang bila
diraba akan terasa menonjol. Titik ini merupakan
perlengketan antara tulang iga 2 dengan sternum.
Titik ini juga dipakai sebagai patokan dalam
mengukur tekanan vena jugularis eksterna .
2. Area apex : terletak di RIC 5 sekitar dua jari medial
dari garis midclavicula kiri. Titik ini merupakan
untuk auskultasi katup mitral , karena bunyi jantung
dari katup mitral paling optimal didengar.
3. Area trikuspidal : terletak RIC 4 – 5 sternal kiri dan di
RIC 4- 5 sternal kanan. Titik ini merupakan titik lokasi
untuk auskultasi katuptrikuspid.
4. Area septal : terletak di RIC 3, sternal kiri merupakan
titik auskultasi optimal untuk mendengarkan bising
akibat aliran shunt diseptum karena terdapat defek ,
yaitu pada
5. Area pulmonal terletak di RIC 3 garis sternal kiri ,
merupakan titik auskultasi optimal untuk bunyi jantung
katup pulmonal
6. Area aorta terletak di RIC 3 garis sternal kanan
merupakan titik auskultasi optimal bunyi jantung aorta
7. Titik carotis setinggi processus tiroideus kiri dan kanan
untuk mendengarkan bila ada bising yang menjalar dari
katup aorta
1.2 Tujuan Praktikum
1. mahasiswa mampu ,elakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik pada kelainan didaerah
jantung yang sering dijumpai
2. mahasiswa mampu melakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik yang terkait dengan
penyakit pada trigger.
BAB 2
Metodologi
2.1 Kegiatan
a. menggali lebih jauh anamnesa penyakit
pada trigger
b. Pemeriksaan fisik diagnostik lebih jauh pasien
pada trigger
c. Anamnesa dan pemeriksaan fisik diagnostik
yang khas penyakit-penyakit didaerah jantung.
2.2 Prosedur pemeriksaan
pada pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
INSPEKSI

Secara umum hal-hal yang berkaitan dengan


akibat penyakit jantung harus diamati, misal:
• Tampak capai
• Kelelahan karena akibat cardiac output rendah
• Frekuensi napas meningkat
• Sesak yang menunjukkan adanya bendungan
paru atau edema paru.
Sianosis sentral dengan clubbing finger dan
kaki berkaitan dengan adanya aliran shunt kanan ke
kiri. Begitu juga dengan ada tidaknya edem.

Khusus inspeksi pada organ jantung adalah


dengan melihat pulsasi di area apeks, trikuspidal,
pulmonal, aorta. Sedangkan bentuk dada, gerakan
napas dibicarakan sewaktu melakukan pemeriksaan
fisis paru.
PALPASI
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari
atau telapak tangan, tergantung rasa sensitivitasnya,
meraba area-area apeks, trikuspidal, septal,
pulmonal, dan aorta. Yang diperiksa adalah :
• Pulsasi
• Thrill yaitu getaran yang terasa pada tangan
pemeriksa tadi.
• Heaving yaitu rasa gelombang yang kita rasakan di
tangan kita.
• Lift yaitu rasa dorongan terhadap tangan
pemeriksa.
• Ictus cordis yaitu pulsasi di apeks.

PERKUSI
Telapak tangan kiri berikut jari-jarinya
diletakkan di dinding dada, dengan jari tengah
sebagai landasan ketok, sedangkan telapak dan
keempat jari lain agak diangkat.
Tujuannya adalah supaya tidak meredam
suara ketukan. Sebagai jari pengetuk adalah jari
tengah tangan kanan. Pada waktu pengetukan
hanya menggerakkan sendi pergelangan tangan
dan tidak menggerakkan sendi siku.
Dengan perkusi dapat ditentukan batas-
batas jantung, pinggang jantung dan contour
jantung.
AUSKULTASI
Dengan auskultasi akan didengarkan bunyi-bunyi dari
jantungdan juga bising jantung bila ada kelainan di jantung
dengan menggunakan alat stetoskop.investigator pertama
yang mempelajari bunyi jantung adalah Laennec.
Untuk mendapatkan hasil auskultasi yang
baik,perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut :didalam
ruangan yang tenang ,perhatian terfokus untuk
mendengarkan bunyi yang lemah,sinkronisasi nadi untuk
menentukan bunyi jantunh I dan seterusnya menentukan
fase sistolik dan diastolik dan menentukan bunyi-bunyi
jantung dan bising secara teliti.
Lokasi titik pemeriksaan auskultasi adalah :
1.Apeks untuk mendengarkan bunyi jantung yang berasal dari
katup mitral.
2. sela iga IV-V sternal kiri dan sela iga IV-V kanan untuk
mendengarkan bunyi jantung yang berasal dari katup
trikuspidal.
3.Sela iga III kiri untuk mendengarkan bunyi patologis yang
berasal dari septal bila ada kelainan yaitu ASD atau VSD.
4.Sela iga II kiri untuk mendengarkan bunyi jantung yang
berasala dari katup pulmonal.
5.Sela iga II kanan untuk mendengarkan bunyi jantung yang
berasal dari katup aorta.
6.Arteri karotis kiri dan kanan untuk mendengarkan bila ada
penjalaran bising dari katup aorta ataupun kalau ada stenosis
di arteri karotis sendiri.
• Pemeriksaan auskultasi hendaknya dilakukan
secara sistematik mulai dari apeks sampai ke
titik aorta.
Bunyi jantung normal terdiri atas bunyi
jantung 1 dan bunyi jantung 2. di area apeks
dan tricuspidal BJ 1 lebih keras daripada BJ 2,
sedangkan di area basal yaitu pulmonal dan
aorta BJ 1 lebih lemah daripada BJ 2. BJ 1
merupakan suara yg dihasilkan dari
penutupan katup-katup mitral dan trikuspidal,
Sedangkan BJ 2 adalah karna menutupnya
katup-katup aorta dan pulmonal. Untuk
menentukan yg mana BJ 1 adalah dengan
meraba arteri radialis / arteri karotis / iktus
kordis, dimana BJ 1 sinkron dengan denyut
nadi arteri-arteri tersebut / dengan denyut
iktus kordis.
Fase antara BJ1 dan BJ2 disebut fase sistolik,
sedangkan fase antara BJ2 dan BJ1 disebut
fase diastolik. Fase sistolik lebih pendek
daripada fase diastolik
IRAMA JANTUNG
1. Normal adalah reguler, dengan denyut jantung
berkisar antara 60-100 menit.
2. Irreguler :
+ terdengar ekstra sistole, yaitu irama
dasarnya reguler tetapi diselingi oleh
denyut jantung ekstra.
+ irama dasarnya memang sudah tidak
teratur, yaitu pada kelainan aritma fibrillasi
atrial.
3. Irama Gallop ( derap kuda )
Irama jantungnya cepat dan bunyi-bunyi
jantungnya terdiri atas tiga atau empat
komponen.
Yaitu terdiri dari BJ I – BJ II dan BJ III atau
terdiri atas : BJ IV – BJ I – BJ II atau keduanya
yaitu BJ IV – BJ I – BJ II – BJ III.

BISING JANTUNG
Pada tiap kali melakukan auskultasi pada titik-
titik area harus diperhatikan apakah ada bising
jantung. Jika ada bising, harus diperhatikan
hal-hal sbb :
- Terletak di fase manakah bising tersebut, yaitu
dengan menentukan terlebih dahulu yang
mana BJ I dan setelah itu ditentukan letak
bising tersebut.
- Bagaimana kualitas bising tsb, yaitu apakah: Kasar
seperti ada gesekan yang sering disebut rumble
dan biasanya didapat pada kasus stenosis mitral
sbg bising diastolik. Sekaligus ditentukan posisi
bising diastolik tsb, apakah: early-, mid sistolik
atau pra sistolik. Dicari juga bunyi jantung
tambahan opening snap dan biasanya BJ I
mengeras. Kelainan ini terdapat pada stenosis
mitral. Halus spt angin bertiup dan biasanya
mengisi fase sistolik. Tentukan posisi letak bising,
yaitu early-, late sistolik ataupun pan (holo)
sistolik. Pan sistolik bising sering didapat pada
kelainan insufisiensi mitral, disini juga BJ I
melemah dan cari juga apakah ada BJ III .
Type ejection yaitu bising dengan nada keras,
karena dipompakan melalui celah yg sempit.
Didapat pada kasus stenosis aorta. Continous
murmur yaitu bising yang terdengar terus
menerus di fase sisitolik dan fase diastolik,
didapatkan pada kasus PDA ( Patent Ductus
Arterious )

- Punctum maksimum bising jantung harus


ditentukan, misal pada apeks, trikuspidal,
ataupun lainnya. Bila pada apeks kurang keras,
misal pada obesitas, pasien dapat dimiringkan
kekiri, sehingga bising jantung dapat
terdengar lebih jelas. Untuk tricuspidal supaya
lebih jelas , pasien disuruh bernapas dalam (
inspirasi ) kemudian tahan. Bising jantung akan
terdengar lebih keras pada inspirasi dan pada
ekspirasi bising akan melemah. Untuk mendengar
bising katup aorta dan pulmonal, pasien disuruh
duduk dengan stetoskop tetap dilokasi.

- Penjalaran harus diperhatikan. Misal pada kasus


infusiensi mitral akan terjadi penjalaran ke lateral
dan ke aksila, sdg kan pada kasus Mitral Valve
Prolapse (MVP) tidak terjadi penjalaran bising.
Pada kasus kelainan katup aorta akan menjalar ke
arteri carotis, sehingga diperlukan auskultasi
pada karotis.
- Derajat intensitas bising terdapat 6 tingkat,
yaitu :
+ derajat 1 terdengar samar-samar
+ derajat 2 terdengar halus
+ derajat 3 terdengar jelas dan agak jelas
+ derajat 4 terdengar keras
+ derajat 5 terdengar sangat keras
+ derajat 6 sudah terdengar meskipun
stetoskop tidak diletakkan di dinding dada.
• Perkusi diteruskan sampai timbul suara redup,
biasanya pada sela iga VI kanan.
• Bunyi redup ini adalah berasal dari batas antara
paru dan puncak hati.
• Puncak hati ini ditutup oleh diafragma dan
masih ada jaringan paru di atas jaringan puncak
hati itu, sehingga terdapat gabungan antara
massa padat dan sedikit udara dari paru.
• Setelah didapat titik batas sonor redup, diukur
dua jari kearah kranial.
• Pada titik yang baru ini diletakkan kembali
telapak tangan dan jari-jarinya diposisikan
dengan arah jari tegak lurus terhadap iga.
• Kemudian dilakukan perkusi kearah medial
untuk mencari perubahan suara dari sonor ke
redup yang merupakan batas relatif kanan
jantung dan normal adalah pada garis sternal
kanan.
• Dari titik batas ini selanjutnya dilakukan perkusi
sampai mendapat suara pekak, yang merupakan
batas absolut jantung kanan, biasanya pada garis
midsternal.
Tinjauan Gejala Spesifik
• Definisi Palpitasi
Palpitasi-palpitasi adalah perasaan (sensasi) yang
tidak menyenangkan yang disebabkan oleh
denyut jantung yang tidak teratur. Beberapa
orang dengan palpitasi-palpitasi (jantung
berdebar), tidak menderita penyakit jantung atau
kelainan irama jantung (abnormal) dan penyebab
jantung berdebarnya tidak diketahui. Pada
penderita lainnya jantung berdebarnya
disebabkan oleh kelainan irama jantung (aritmia)
• Dispnea sering disebut sebagai sesak napas, napas pendek,
breathlessness, atau shortness of breath. Dispnea adalah
gejala subjektif berupa keinginan penderita untuk
meningkatkan upaya mendapatkan udara pernapasan.
Karena sifatnya subjektif, dispnea tidak dapat diukur
(namun terdapat gradasi sesak napas). Bagaimana rasanya
mengalami dispnea? Rasa dispnea buatan bisa didapat jika
kita menahan napas selama kurang lebih 45-60 detik,
kemudian kita menarik napas, saat itu timbul perasaan
yang disebut dyspneic, yaitu kemauan untuk menambah
upaya bernapas. Begitu juga setelah melakukan kegiatan
latihan berat (vigorous exercise), akan timbul perasaan
dyspneic atau terengah-engah. Keluhan dispnea tidak selalu
disebabkan karena penyakit; sering pula terjadi pada
keadaan sehat tetapi terdapat stres psikologis. Dispnea
dapat terjadi pada perubahan posisi tubuh. Dispnea yang
terjadi pada posisi berbaring disebut ortopneu, biasanya
disebabkan karena gagal jantung.
• Defenisi sinkop, adalah suatu gejala dengan
karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang
tiba-tiba dan bersifat sementara, dan biasanya
menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat
dan terjadi pemulihan spontan. Kehilangan
kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi
serebral. Penyebab sinkop dapat
dikelompokkan dalam 6 kelompok yaitu
vaskular, kardiak, neurologik-serebrovaskular,
psikogenik, metabolik dan sinkop yang tidak
diketahui penyebabnya. Sinkop vaskular
merupakan penyebab sinkop yang terbanyak,
kemudian diikuti oleh sinkop kardiak.
Kelelahan
Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu
kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja,
dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan
fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan
yang harus dilakukan. Kelelahan dalam
penelitian ini diartikan sebagai kecepatan
reaksi tenaga kerja terhadap rangsang cahaya
yang diberikan diukur dengan reaction timer.
• Edema adalah adanya cairan berlebihan pada
jaringan tubuh. Pada banyak keadaan,edema
terutamaterjadi pada kompartemen cairan
ekstraselular namun ini juga dapat
melibatkancairan intraselular
• Batuk darah (hemoptisis) adalah darah atau
dahak berdarah yang dibatukkan berasal dari
saluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai
dari glottis kearah distal, batuk darah akan
berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh
darah tidak luas , sehingga penutupan luka
dengan cepat terjadi.
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling
banyak ditemukan di klinik. Sebahagian besar penderita
merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh
penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius.
Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan
fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta
anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi,
penyebaran, lama nyeri serta faktor pencetus yang dapat
menimbulkan nyeri dada.
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan
adalah angina pektoris yang merupakan gejala penyakit
jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta
menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini
memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan
penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat
diarahkan, maka perlu juga lebih dulu mengenal macam –
macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai
penyakit lain.
BAB 3
Tugas
1. Mahasiswa terlebih dahulu telah
mempelajari anatomi dan fisiologi jantung
2. Tiap kelompok kecil melakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik pada penyakit yang
sering dijumpai pada jantung
3. Tiap kelompok kecil memfokuskan anamnesa
dan pemeriksaan fisik jantung sesuai dengan
penyakit pada trigger
4. Semua hasil dilaporkan didalam logbook
TRIGGER : Serangan angina pektoris
“seorang bapak umur 45 tahun, gemuk,
pekerjaan dagang, masuk RSI Siti Rahmah
dengan keluhan rasa nyeri dada retrosternal,
diffus, menyebar ke lengan kiri, rahang dan
punggug.
1. Anamnesa
D : selamat siang, saya dr. Ani yang bertugas jaga
hari ini. Silakan duduk
P : terimakasi dok, saya Ujang dok
D: berapa umurnya Bapak Ujang ?
P: 45 thn dok
D: tinggal dimana ali ?
P: tinggal dimaransi dok
D:ada keluhan apa bapak ?
P: dada saya nyeri dok
D:sejak kapan keluhan tersebut dirasakan ?
P:sudah 5 hari yang lalu
D:bagaimana rasa nyerinya pak? Menyebar atau
hanya disatu tempat ?
P:menyebar dok. Sampai kelengan kiri, rahang dan
punggung dok.
D:bagaimana rasanyerinya pak?
P:seperti dijepit dan diperas dok
D:berapa lama nyerinya timbul pak?
P:kira-kira 5 menit dok
D:kapan nyerinya timbul pak?
P:setelah saya melakukan pekerjaan berat dan kalau
terlalu capek dok.
D:Baiklah bapak, mari kita lakukan pemeriksaan.

2. Diagnosa
Angina Pektoris
Kesimpulan
Didalam rongga dada terdapat organ-organ
penting salah satunya adalah jantug. Seorang
pemeriksa haruslah mengerti letak jantung,
strukturnya serta fungsinya dalam
homeostasis. Selain itu pemeriksa haruslah
mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin
terajdi pada jantung sehingga bisa melakukan
pemeriksaan dengan baik serta menidagnosa
penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai