BY KELOMPOK I
ANDI BUANASARI
DWI RAHMAH
ELISABETH JAFTORAN
ENCIK PUTRI
MARICE B. OLLA
SRI LAELA
FAJRIYAH
MUH.IRFAN
Definisi
Post Traumatic Symptomps Disorder (PTSD) atau
Syndrome post trauma adalah sekumpulan gejala
yang terjadi saat seseorang memiliki pengalaman
ancaman terhadap kematian atau cedera. PTSD
merupakan respon anxietas yang berkepanjangan
terhadap peristiwa traumatik dan gejala-gejala
yang paling tidak harus dialami selama 1 bulan
(ANF, 2013).
Gejala
Re-experiencing symptoms:
Flashback, mengenang trauma berulang-ulang termasuk gejala fisik seperti
jantung berdebar-debar dan berkeringat tidak wajar.
Mimpi buruk
Pemikiran-pemikiran yang menakutkan.
Re-experiencing symptoms:
Flashback, mengenang trauma berulang-ulang termasuk gejala fisik seperti
jantung berdebar-debar dan berkeringat tidak wajar.
Mimpi buruk
Pemikiran-pemikiran yang menakutkan.
Hyperarousal symptoms:
Mudah kaget
Sulit tidur
Mudah marah
Merasa tegang
Dikatakan sindrom pasca trauma jika penderita mengalami setidaknya
satu gejala dari masing-masing kategori gejala diatas dan dirasakan tidak
kurang dari satu bulan.
Faktor predisposisi
Biologi
1. Genetik
Mutasi Gen ↓produksi neuropeptide Y (NPY) Rx negatif
Dalam satu studi ditemukan pula versi dari gen 5-HTTLPR yang
mengontrol level dari serotonin (zat kimia otak yang berhubungan
dengan mood yang muncul untuk memfasilitasi respon terhadap
rasa takut.
2. Nutrisi
↓ intake nutrisi ↓ kadar hemoglobin/glukosa ↓ nutrisi
ke otak kerusakan sel di otak (hipokampus,
amygdala, prefrontal korteks) Risiko PTSD.
3. Kecacatan dikaitkan dengan penurunan fungsi dan peran dalam
masyarakat sehingga mempengaruhi self esteem.
4. Sensitivitas Biologi
Hipocampus : Prefrontal Cortex
Amygdala : Fear
Store & Recall : ↓rasa
dan anxiety, Anger
memori, fear takut/retensi
dan aggresi
response trhdp rasa takut
Hiporresponsi Hiporresponsi
Hiperresponsive
ve ve
PTSD
3. Pengalaman masa
lalu yang tidak
4. Kepribadian
menyenangkan
Seperti perang, bencana dan Konsep diri
alam, serangan teroris, Seseorang dengan
penculikan, kematian kepribadian tertutup,
tiba-tiba orang yang dan borderline
dicintai, pemerkosaan,
personality disorder
disia-siakan dimasa kecil,
kejahatan seksual dan serta self esteem
fisik. yang rendah bisa
Pada PTSD gejala menjadi faktor risiko
berduka tidak berkurang PTSD
namun semakin
mmeburuk setiap harinya
Sosial Budaya
3. Pekerjaan dan
1. Umur
pendapatan.
Usia yang lebih
Tidak bekerja dan
muda saat terpapar 2. Jenis Kelamin. tidak
trauma/stressor Wanita berisiko berpenghasilan/peng
labih berisiko dua kali lebih besar hasilan rendah lebih
PTSD mengalami PTSD berisiko PTSD.
dihubungkan dihbungkan Dihubungkan dengan
dengan dengan wanita kurangnya
pengalaman hidup memiliki penilain kemampuan
yang akan yang subjektif mengakses sumber
meningkatkan terhadap stressor. koping dan layanan
kemampuan
kesehatan
koping
Sosial Budaya
Emotional Resposiveness
Ketika seseorang mengalami trauma akan terjadi respon terhadap emosi. Jika copingnya
baik orang tersebut sadar akan perasaan yang dialaminya dan mampu beradaptasi serta
menjadikan peristiwa tersebut sebagai pengalaman berharga.
Uncomplicated Grieving
Tahap ini masih merupakan coping adaptif dimana individu mampu menghadapi realitas
dari kehilangan dan mengalami proses berduka. Pada PTSD, gejala-gejala akibat berduka
semakin memburuk setiap harinya.
Supression of Emotion
Tahap ini sudah merupakan coping yang maladaptive dimana seseorang merasakan
perasaan menolak atau ingin menghindari masalah.
Delayed grief reaction
Meliputi tekanan emosi yang lama yang mengganggu fungsi aktifitas.
PTSD
Keadaan dimana terjadi gangguan mood yang digambarkan dengan Re-experiencing
symptoms, Avoidance symptoms dan Hyperarousal symptoms
APLIKASI KASUS
ANALISA FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Biologi :
1. belum ada point tentang pengaruh struktur otak.
2. Sensitivitas biologi: tidak ada item tentan HPA-Axis yang
menjelaskan tentang feedback negatif hormon kortisol.
3. Sebaiknya ada item Rapid Eye Movement Sleep
An intriguing theory is that rapid eye movement (REM) sleep,
which may play a role in the development of PTSD, is more
commonly disrupted in injured patients due to pain and
hospital noise. Mellman and colleagues found that PTSD
severity was positively correlated with the number of REM
sleep periods and was negatively correlated with the average
duration of continuous REM sleep. REM sleep, which is the
sleep stage most specifically associated with dreaming, has been
postulated to have a role in integrating traumatic memories.
Experimental studies have provided evidence for a role for
REM (and other sleep stages) in consolidating recently acquired
memories.
3. Sebaiknya di faktor presipitasi dikategorikan
presipitasi yang berlangsung selama 1 bulan. Karena
untuk diagnosa PTSD, diperlukan munculnya gejala-
gejala tertentu tidak kurang dari 1 bulan, sehingga
tidak menyebabkan bias membedakan antara
sindrom pasca trauma dengan diagnosa lain.
Penilaian terhadap stressor