Anda di halaman 1dari 46

ERUPSI OBAT ALERGIK

DEFINISI
ERUPSI OBAT ALERGIK
ERUPSI OBAT ALERGIK

• Reaksi Hipersentivitas terhadap obat dengan manifestasi pada


kulit yang dapat atau tidak disertai mukosa.
• Obat  zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis,
profilaksis, dan pengobatan
KLASIFIKASI
ERUPSI OBAT ALERGIK
KLASIFIKASI ERUPSI OBAT ALERGIK
 Tipe A (80%) Farmakologi
Umum : Overdosis, Efek samping, Interaksi obat
Rentan : Intoleransi obat, Idiosinksasi,
Hipersensitifitas/Alergi

Tipe B (6-10%) Unpredictable


ETIOLOGI
ERUPSI OBAT ALERGIK
OBAT YANG SERING MENYEBABKAN ALERGI :
• Antibiotik ( penisilin, sulfonamid, tetrasiklin)
• Analgesik-antipiretik ( NSAID, parasetamol )
• Anti konvulsi ( luminal, karbamazepin )
• Obat TB ( Rifampisin )
• Anti hipertensi ( Nifedipin )
• Anti aritmia
• Anti psikosis dan anti depresan
PATOGENESIS
ERUPSI OBAT ALERGIK
PATOGENESIS ERUPSI OBAT
• Tidak diketahui
• Non imunologis
• Imunologis
• Respon imun (immune response) terhadap
• obat
• metabolit
• kontaminan
• Human Leukocyte Antigen (HLA)
• Kondisi klinis
• Abnormalitas metabolisme obat
Respon imun  reaksi hipersensitivitas

• sensitisasi o.k. paparan obat sebelumnya


• reaksi silang
HIPERSENSITIVITAS
IMUNOPATOGENESIS

Hipersensitivitas Tipe 1:
 Dimediasi oleh IgE
 Menyebabkan reaksi anafilaktik, urtikaria,
angioedema
 Timbul cepat

Hipersensitivitas Tipe 2:
 Mekanisme sitotoksik yang diperantarai reaksi
antigen, IgG, dan komplemen terhadap eritrosit,
leukosit, trombosit, atau sel prekursor
hematologik lain
 Obat : penisilin, sefalosporin, streptomisin,
klorpromazin, analgesik, antipiretik
Hipersensitivitas Tipe 3:
 Reaksi imun kompleks yang sering terjadi
akibat penggunaan obat sistemik dosis ↑ &
terapi jangka panjang

Hipersensitivitas Tipe 4:
 Diperantarai oleh limfosit T
 Manifestasi : erupsi ringan s/d berat
 Reaksi hipersensitivitas melibatkan hati,
ginjal, organ tubuh lain
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

1. Urticaria dan angioedema


• Edema setempat pada kulit dengan
ukuran bervariasi, lesi bertahan < 24
jam
• Angioedema di daerah bibir, kelopak
mata, genitalia eksterna, tangan dan
kaki
• Angiodema glotis  asfiksia
• Obat : penisilin, aspirin, NSAID
Angioedema

Urticaria
2. Erupsi makulopapular
• Timbul 2 -3 minggu setelah
konsumsi obat
• Lesi eritematosa dimulai dari batang
tubuh, menyebar ke perifer,
simetris, generalisata
• Pruritus (+)
• Lesi hilang : deskuamasi  bercak
hiperpigmentasi
• Obat : ampisilin, NSAID, sulfonamid,
fenitoin, karbamazepin
3. Fixed drug eruption
• Lesi : makula / plak eritem keunguan
+ vesikel / bula  bercak
hiperpigmentasi
• Predileksi : bibir, tangan, genital
• KHAS : berulang pada predileksi
yang sama
• Obat : tetrasiklin, naproxen,
metamizol
4. Pustulosis eksantematosa generalisata
akut
• Timbul 1 – 3 minggu setelah
konsumsi obat
• Prodormal : demam, mual, malaise
• Lesi : pustul milier multipel, dasar
eritema
• Predileksi : wajah, lipatan tubuh
• Sulit dibedakan dng psoriasis
pustulosa  pem histopatologis
Sumber : Fitspatrick ed
5
5. Eritroderma
• Lesi eritema difus + skuama > 90%
tubuh
• Sering terjadi ketidakseimbangan
elektrolit, gangguan termoregulasi,
kehilangan albumin
• RAWAT
6. Sindrom Hipersensitivitas Obat
• Bentuk EOA berat
• Disertai infeksi saluran nafas atas &
dihubungkan infeksi HHV 6, 7, EBV,
CMV
• Karakteristik : demam > 38, lesi kulit,
limfadenopati, gangg hati & ginjal,
leukosit ↑, eosinofilia
• Lesi timbul 3 minggu setelah
konsumsi obat (lesi kulit :
makulopapular, pustular,
epidermolisis)
DIAGNOSIS BANDING
SINDROM STEVEN JOHNSON
DEFINISI S.J.S

• Sindrom Stevens Johnson (SJS) adalah hipersensitivitas imun kompleks yang biasanya
melibatkan kulit dan selaput lendir.
• Kelainan kulit – termasuk eritema multiformis mayor  kulit, selaput lendir/ mukosa
di orifisium, mata dan organ-organ tubuh lain
MANIFESTASI KLINIS S.J.S

Dapat disertai
gejala
Pada Keadaan Berat
prodormal: •Tidak bisa makandan
•Demam tinggi minum
•Malaise •Kesadaranmenurun
•Nyeri kepala •Stupor sampai koma
•Batuk/pilek
•Nyeri
tenggorok

AKUT
DIAGNOSIS BANDING
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK
DEFINISI

• Reaksi mukokutan akut yang ditandai


dengannekrosis dan pengelupasan
epidermis > 30% luas permukaan badan
(LPB), disertai rasa sakit dan dapat
menyebabkan kematian.
MANIFESTASI KLINIS N.E.T

Gejala prodromal :
malaise, lelah, mual, muntah, diare, angina, demam,
konjungtivitis ringan, radang mukosa mulut & genital

Beberapa jam – hari kemudian  kelainan kulit :


makula, papul, eritematosa, morbiliformis disertai dengan
bula flaccid  cepat meluas & konfluens

Lesi  wajah, ekstremitas & badan


Lesi eritem,vesikel, erosi  mukosa pipi, bibir, konjungtiva,
genitalia, anus
Onikolisis, alis, bulu mata rontok + epidermolisis kelopak
mata
MANIFESTASI KLINIS N.E.T

KU buruk, suhu ↑, Kesadaran ↓


Tanda Nikolsky (+)
Organ tbh : perdarah tr. GI, trakeitis,
bronkopneumonia, udem paru, emboli paru,
ggg keseimbangan cairan & elektrolit, syok
hemodinamik & kegagalan ginjal

Komplikasi lain : sepsis akb inf Staphylococcus


aureus / Pseudomonas aeroginosa, sering 
kematian
DIAGNOSIS BANDING
STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS)
• Penyakit pada neonatus dan anak-anak (<< 6 tahun)
• <<< Dewasa (gangguan ginjal, defisiensi imun dan penyakit kronik).
• Rasio pada pria dan wanita adalah 2:1.
• Anak merupakan faktor resiko  kekurangan imunitas dan
kemampuan renal imatur dalam pembersihan toksin
GEJALA KLINIS

• Muncul ruam eritem (tender rash) pada


muka, badan dan ekstermitas kemudian
dalam waktu 24-48 jam berkembang
menjadi bula yang besar dan mudah
rupture kemudian mengelupas.
• Lesi akan mengering dan dalam waktu 7
sampai 14 hari terjadi regenerasi
epidermis tanpa menimbulkan jaringan
parut.
PERBEDAAN ANTARA SSJ DENGAN NET
SSJ NET
Usia Anak sp dewasa Dewasa
KU Ringan sp berat Berat
Kesadaran Kompos mentis Sering menurun
Tanda Nikolsky (-) (+)
Epidermolisis (-) (+)
Nekrosis epidermis (-) (+)
Prognosis Lebih baik Buruk
PERBEDAAN NET DENGAN SSSS
NET SSSS
Usia pasien > tua > muda
Lesi target Sering ditemukan Tidak ada
Nyeri kulit Ringan sp sedang Sangat nyeri
Lesi oral Umumnya ada Jarang
Tanda Nikolsky (+) hanya di daerah lesi (+) pada lesi & klt (N)
Derajat eksudasi 4+ (tampak dermis) 1+ (tampak epdermis
superfisial)
Penyembuhan > lama 10 – 14 hari
Jaringan parut Srg ditemukan, dpt Jarang
disertai hiper /
hipopigmentasi
Mortalitas Tinggi (20 – 50 %) Rendah, umumnya
sembuh spontan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. BIOPSI KULIT

• Pemeriksaan histopatologi dan


imunofloresensi direk dapat membantu
menegakkan diagnosis erupsi obat alergi.
Hal ini dapat dilihat dari adanya eosinofil
dan edema jaringan. Akan tetapi
pemeriksaan ini tidak dapat menentukan
obat penyebab erupsi.
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Untuk mengevaluasi, menegakkan diagnosis, dan melihat


kemungkinan etiologi penyebab erupsi.
• Mencakup perhitungan darah lengkap (atypical lymphocytosis,
neutrophilia, eosinophilia, dan lain-lain) serta fungsi kerja hati dan
ginjal.
• Peningkatan jumlah eosinofil dapat menunjukkan erupsi obat alergi
(>> 1000 sel/mm3  serius)
• Level obat dapat terdeteksi apabila terdapat overdosis dari obat
tersebut.
3. PEMERIKSAAN UJI TEMPEL DAN UJI PROVOKASI

• Uji tempel  memberikan hasil yang masih belum dapat dipercaya.


• Uji provokasi (exposure test) dengan melakukan pemaparan kembali
obat yang dicurigai, tetapi risiko dari timbulnya reaksi yang lebih
berat (harus dilakukan dengan cara hati-hati)
TATALAKSANA
TATA LAKSANA ERUPSI OBAT ALERGIK

• Prinsip: menetralkan atau mengeluarkan obat tersebut dari dalam


tubuh
• Segera menghentikan obat penyebab dan yang bereaksi silang.

• Terapi suportif:
1. Terapi sistemik: Kortikosteroid, Antihistamin, siklosporin,
plasmaferesis, IVIg
2. Topikal (tidak spesifik, tergantung kondisi dan L lesi)
Penatalaksanaan utama berupa membebaskan jalan
nafas dan stabilisasi hemodinamik dengan koreksi
cairan serta elektrolit.

Penatalaksanaan umum: perawatan di tempat khusus


untuk mencegah infeksi, mengidentifikasi dan
menghentikan penggunaan obat penyebab, serta
memberikan informasi mengenai penyakit pasien.

Anda mungkin juga menyukai