Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Keperawatan Bayi Baru

Lahir dengan Resiko Tinggi


ASFIKSIA NEONATORUM
Definisi
• Asfiksia Neonatorum adalah Keadaan dimana bayi tidak dapat
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir
• Keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segara
bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan
(Rustam Mochtar 1998. Sinopsis Obstetri)
• Keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir (Sarwono
Prawirohardjo:2005:709)
• Suatu keadaan bayi lahir yang gagal bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir (FKUI : 1985 : 1072)
• Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2),
hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan
PH)
Klasifikasi Asfiksia Neonatorum

1. Asfiksia livida (biru)


2. Asfiksia pallida (putih)
Klasifikasi Asfiksia (APGAR)
• Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
• Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
• Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai
APGAR 7-9
• Bayi normal dengan nilai APGAR 10
Klasifikasi
1. Vigrous Baby (Apgar 7-10 )
2. Mild Moderate Asphyxia /Asfiksia sedang (Apgar 4-6)
3. Asfiksia Berat
• Asfiksia berat, skor apgar 0-3
• Asfiksia berat dengan henti jantung
a) Bayi jantung fetus menghilang tidak lebih dari
10 menit sebelum lahir lengkap
b) Bunyi jantung bayi menghilang post partum
Penyebab Kegagalan Pernafasan pada Bayi
1. Faktor Ibu
• Hipoksia Ibu
• Gangguan aliran darah uterus
2. Faktor plasenta
3. Faktor Fetus
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi
karena beberapa hal yaitu:
a) Pemakaian obat anastesia/analgetika
b) Trauma yang terjadi pada persalinan
c) Kelainan congenital
Towell (1966)
Etiologi
1. Asfiksia dalam kehamilan
• Penyakit infeksi akut
• Penyakit infeksi kronik
• Keracunan oleh obat-obat bius
• Uraemia dan toksemia gravidarum
• Anemia berat
• Cacat bawaan
• Trauma
Etiologi con’t ...

2. Asfiksia dalam persalinan


a) Kekurangan O2.
• Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri
• Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-
menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri
• Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta
• Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan
panggul
• Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada
waktunya
• Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta
• Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus),
disfungsi uteri
Etiologi con’t ...

b) Paralisis pusat pernafasan


• Trauma dari luar seperti oleh tindakan
forseps
• Trauma dari dalam : akibat obet bius

Mochtar (1989)
Etiologi Asfiksia Stright (2004)
a. Faktor ibu : amnionitis, anemia, diabetes hioertensi yg
diinduksi oleh kehamilan, obat-obatan iinfeksi
b. Faktor uterus : persalinan lama, persentasi janin
abnormal
c. Faktor plasenta : plasenta previa, solusio plasenta,
insufisiensi plasenta
d. Faktor umbilikal : prolaps tali pusat, lilitan tali pusat
e. Faktor janin :disproporsi sefalopelvis, kelainan
kongenital, kesulitan kelahiran
Manisfestasi Klinis
1. Pada Kehamilan 2. Pada bayi setelah lahir
Denyut jantung janin lebih cepat • Bayi pucat dan kebiru-biruan
dari 160 x/mnt atau kurang dari • Usaha bernafas minimal atau
100 x/mnt, halus dan ireguler tidak ada
serta adanya pengeluaran • Hipoksia
mekonium.
• Asidosis metabolik atau
• Jika DJJ normal dan ada respiratori
mekonium : janin mulai
asfiksia • Perubahan fungsi jantung
• Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan • Kegagalan sistem multiorgan
ada mekonium : janin sedang • Kalau sudah mengalami
asfiksia perdarahan di otak maka ada
• Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah gejala neurologik : kejang,
dan ada mekonium : janin nistagmus, dan menangis
dalam gawat kurang baik/ tidak menangis.
Pada asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi
perubahan yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya :
• Hilang sumber glikogen dalam jantung akan
mempengaruhi fungsi jantung
• Terjadinya asidosis metabolic akan mengakibatkan
menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung
sehingga menimbulkan kelemahan jantung
• Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan
menyebabkan tetap tingginya resistensi pembuluh
darah paru sehingga sirkulasi darah mengalami
gangguan
Gejala Lanjut pada Asfiksia
• Pernafasan megap-magap dalam
• Denyut jantung terus menurun
• Tekanan darah mulai menurun
• Bayi terlihat lemas (flaccid)
• Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2)
• Meningginya tekanan CO2 darah (PaO2)
• Menurunnya PH (akibat acidosis respiratorik dan
metabolik)
• Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme
anaerob
• Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
Penyebab Depresi bayi pada saat lahir ini
mencakup
• Asfiksia intra uterin
• Bayi kurang bulan
• Obat-obat yang diberikan/diminum oleh ibu
• Penyakit neuromuskular bawaan
• Cacat bawaan
• Hipoksia intra partum
Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos dada
• USG kepala
• Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah,
serum elektrolit
Penyulit
• Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi serebralis
• Jantung dan paru : hipertensi pulmonal
persisten pada neonatus, perdarahan paru,
edema paru
• Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans
• Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
• Hematologi : DIC
Sebelum Resusitasi Dikerjakan
• Faktor waktu sangat penting
• Riwayat kehamilan dan partus
• Resusitasi yang dilakukan harus adekuat
Prioritas Keperawatan
• Meningkatkan upaya kardiovaskuler efektif
• Memberikan lingkungan termonetral dan
mempertahankan suhu tubuh
• Mencegah cidera atau komplikasi
• Meningkatkan kedekatan orang tua-bayi
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus
banyak
2. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
3. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
4. Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau
tidak teratasi pemajanan pada agen-agen infeksius
5. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya
suplai O2 dalam darah
6. Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status
kesehatan anggota keluarga
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai