4
5
“
6
“
7
“
8
“
9
“
2 Metode
10
Metode
JENIS POPULASI
WAKTU TEMPAT
SAMPEL
Klinik pediatrik
rawat jalan yang
Kohort 717 pasien bekerja sama
retrospektif anak rawat dengan Geisinger
1 Januari 2008 - Health
jalan dengan
31 Januari 2010 System,Pennsylva
CAP
nia
11
Kriteria Inklusi
1. Anak berusia 1-18 tahun yang diobati dalam cakupan GHS dari 1 Januari 2008
– 31 Januari 2010
2. Subyek dinyatakan layak bila mereka didiagnosis CAP menggunakan
International Classification of Diseases, revisi ke-9, modifikasi klinis (ICD-9-CM)
dan mendapat antibiotik beta-laktam (seperti penisilin, sefalosporin generasi
kedua dan ketiga), baik tunggal atau kombinasi dengan makrolid (seperti
eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
3. Diagnosis CAP diverifikasi oleh EHR dan didasari pada tanda dan gejala infeksi
saluran nafas bagian bawah (seperti batuk, peningkatan usaha nafas) dan
diagnosis dokter dengan CAP.
12
Kriteria Eksklusi
1. Anak berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak dengan kondisi imunokompromais
3. Anak dengan kondisi medis kronis selain asam seperti cystic fibrosis.
13
Metode
•Diberikan
Anak 1 – 18 tahun monoterapi bela-
datang dengan lactam atau
•Kontrol setelah 14
diagnosis CAP kombinasi beta-
hari
menggunakan ICD-9- lactam dan makrolid
CM berdasarkan praktik
standar
14
Protokol pemeriksaan pada
saat kontrol
Diperlukan
perubahan dari
antibiotik yang
diberikan :
kegagalan terapi
Penilaian terkait
Pemeriksaan gejala apakah diperlukannya
terkait CAP pergantian antibiotik
yang diberikan
Tidak diperlukan
perubahan antibiotik
15
Hasil
16
◉ Kegagalan terapi terjadi pada 55 (7.7%) pasien
17
18
Hasil
19
Diskusi
◉ Pada anak berusia 6-18 tahun, mereka yang mendapat terapi kombinasi
beta-laktam/makrolid kurang cenderung mengalami kegagalan terapi
daripada mereka yang mendapat monoterapi beta laktam
◉ Pada anak berusia di bawah 6 tahun, analisis hubungan antara terapi
antibiotik dan kegagaln terapi tidak signifikan (P = 0.0678). Efek samping
obat diamati pada 1.9% dari anak dengan CAP.
◉ Tingkat kegagalan terapi dalam penelitian ini sama seperti yang dijelaskan
dalam penelitian sebelumnya pada anak dengan CAP pada kondisi rawat
jalan, yang memiliki rentang dari 2.7% - 7.5%.
20
Diskusi
21
Diskusi
◉ Pada anak yang dirawat inap, anak usia sekolah dengan CAP yang
mendapat terapi kombinasi beta-laktam/makrolid menunjukkan penurunan
signifikan untuk lama rawat inap dibandingkan dengan yang mendapat
monoterapi beta-laktam
◉ Penelitian ini menunjukkan manfaat terapi kombinasi pada anak usia
sekolah pada kondisi rawat jalan.
22
Kesimpulan
23
3 Telaah Kritis
24
Populasi
25
Intervensi
26
Comparison
27
Outcome
Hasil utama yang dicari adalah kegagalan terapi, yang
didefinisikan sebagai kunjungan follow-up dalam 14 hari
setelah diagnosis yang menyebabkan perubahan terapi
antibiotik. Regresi logistik dalam kohort propensity score-
restricted digunakan untuk mengestimasi kecenderungan
(likelihood) kegagalan terapi.
28
Validity
Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?
Ya, fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi perbandingan efektivitas monoterapi beta-
laktam dan kombinasi beta-laktam/makrolid pada tatalaksana rawat jalan
untuk anak dengan community-acquired pneumonia (CAP). Berdasarkan
tujuannya penelitian ini dilakukan dengan mengikutsertakan anak berusia
1-18 tahun dengan diagnosis CAP antara 1 Januari 2008 hingga 31 Januari
2010 selama tatalaksana rawat jalan di Geisinger Health System dengan
intervensi primer pemberian monoterapi beta-laktam atau kombinasi beta-
laktam/makrolid.
29
Validity
33
Applicability
34
Applicability
35
36
Kesimpulan
“
37
◉ TERIMA KASIH