Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
MIRA TISEL
PADA ANAK
DENGAN
KEJANG DEMAM
RSUPP UPDATE 1
Penatalaksaan dengan proses
keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

RSUPP UPDATE 1
Penatalaksanaan kep. KD di RS
1. Saat terjadi serangan 5. Pakaian dilonggarkan
mendadak yg harus
diperhatikan pertama kali 6. Segera memberikan
adalah ABC (Airway, anti kejang melalui rectal
Breathing, Circulation (diazepam 5 mg utk BB <
2. Setlah ABC aman, 10 kg, dan 10 mg untuk
baringkan klien di tempat BB> 10 kg).
yg rata utk mencegah
terjadinya perpindahan 7. Jika suhu tubuh > 38,5
posisi tubuh ke arah derajat celciuc dan jika
DANGER sudah memungkinkan
3. Atur posisi anak dalm posisi diberikan antipiretik
telentang/dimiringkan utk 8. Setelah pasien sadar
cegah aspirasi dan terbangun berikan
4. Singkirkan benda2 yg minum air hangat
berbahaya
RSUPP UPDATE 1
Pengkajian
1. Pengkajian Primer
A. Airway ( jalan nafas )
Akibat langsung yang timbul Evaluasi :
apabila terjadi kejang demam
adalah gerakan mulut dan lidah a) Inefektifan jalan
tidak terkontrol. Lidah dapat
seketika tergigit, dan atau nafas tidak terjadi
berbalik arah lalu menyumbat
saluran pernapasan. b) Jalan nafas
bersih dari
Tindakan yang dilakukan : sumbatan
a) Semua pakaian ketat dibuka
b) Posisi kepala sebaiknya miring c) RR dalam batas
untuk
lambung
mencegah aspirasi isi normal
c) Usahakan agar jalan nafas bebas d) Suara nafas
untuk menjamin kebutuhan
oksigen vesikuler
d) Pengisapan lendir harus dilakukan
secara teratur dan diberikan
oksigen.
RSUPP UPDATE 1
Pengkajian primer

B. Breathing (pola nafas) C. Circulation


Observasi pola napas karena gangguan
 anak dengan KD peredaran darah
lebih dari 15 menit mengakibatkan
akan mengalami hipoksia sehingga
apnea, peningkatan meningkatkan
kebutuhan oksigen permeabilitas
dan energi untuk kapiler dan timbul
kontraksi otot skeletal edema otak yang
yang akhirnya terjadi mngakibatkan
hipoxia dan kerusakan sel
menimbulkan neuron otak
terjadinya asidosis
RSUPP UPDATE 1
Penatalaksaan kejang demam dengan
pendekatan proses keperawatan
1. Pengkajian b. Pengkajian fungsional
a. Riwayat penyakit 1) GCS  sering terjadi
adanya demam yg penurunan kesadaran
dialami anak (suhu secara tiba-tiba (5 – 10
dengan tk kesadaran
rektal diatas 380C) apatis sampai somnolen,
dilatar belakangi bahkan koma)
denan penyakit
penyerta diluar 2) Saluran pernapasan 
kranial seperti peningkatan RR >
30x/menit, irama cepat
tonsilitis, faringitis dll. dan dangkal, lidah
Sblm serangan  kemungkinan menekuk
anak tdk mengalami menutup faring
kelainan apa - apa 3) Keamanan  resiko
jatuh
RSUPP UPDATE 1
Pengkajian
c. Pengkajian tumbuh kembang anak
1) Secara umum KD tidak mengganggu
tumbang anak ( bila menggunakan
batasan living stone 1 thn kd tdk lebih dari 4
x dan penyakit penyertanya dapat diatasi)
2) Anak bisa mengalami keterlambatan
pertumbuhan seperti berat badan yg
kurang  ketidak cukupan asupan nutrisi
karena anoreksia
3) Gangguan perkembangan seperti
penurunan kepercayaan diri karena sering
kambuhan

RSUPP UPDATE 1
Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses
penyakit (infeksi)
2. Resiko tinggi obstruksi jalan nafas
berhubungan dengan penutupan faring
oleh lidah, spasme oto bronkus
3. Resiko gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan oksigen
darah
4. Resiko cidera (jatuh) berhubungan dengan
penurunan respon terhadap lingkungan

RSUPP UPDATE 1
Intervensi keperawatan
1.Hipertermi
berhubungan dengan a. Pantau dan ukur suhu
proses penyakit (infeksi) anak sesering mungkin
minimal setiap 1 jam
b. Berikan kompres hangat
dilipat paha dan lipat
aksila
Hasil yg diharapkan : c. Berikan minum air hangat
d. Ganti pakaian yang tebal
1. Suhu tubuh perektal 36 –
dengan tipis (yg mudah
37 derajat celcius menyerap keringat)
2. Kulit bagian kening tidak e. Ukur dan monitor RR, TD
teraba panas dan N
f. Berikan cairan Intravena
3. Data penunjang hasil
g. Kolaborasi pemberian
lab. Nagka leukosit 4.000 antipiretik
– 10.000 mg/dl
RSUPP UPDATE 1
2. Resiko tinggi obstruksi jalan
a. Monitor jalan napas,
nafas berhubungan dengan frekuensi napas, irama
penutupan faring oleh lidah, nafas setiap 15 menit
spasme oto bronkus
pada saat penurunan
kesadaran
Hasil yg diharapkan : b. Tempatkan anak pada
posisi semifowler
1. Frekuensi pernapasan dengan kepala
28 – 35 x/menit hiperekstensi
2. Irama pernapasan c. Bebaskan anak dari
reguler dan tidak pakaian yang ketat
cepat d. Berikan tong spatel
e. Kolaborasi pemberian
3. Anak tidak terengah –
anti kejang
engah RSUPP UPDATE 1
3. Resiko gangguan perfusi
jaringan berhubungan a. Kaji tingkat pengisisan
dengan penurunan oksigen kapiler perifer
darah b. Pemberian oksigen
dengan masker atau
nassal bicanul dengan
dosis rata – rata 3
Hasil yg diharapkan : liter/menit
1. Jaringan perifer terlihat
c. Hindarkan anak dari
rangsangan berlebihan
merah dan segar baik suara, mekanik atau
2. Akral teraba hangat
cahaya
d. Tempatkan pasien pada
3. Hasil pemeriksaan AGD : ruangan dengan sirkkulasi
pH darah 7,33-7,45, yang baik (ventilasi
memenuhi ¼ dari luas
PO2 = 80 – 104 MmHg ruangan)
e. Lakukan pengambilan
PCO2 = 35 – 45 MmHg darah untuk pemeriksaan
HCO3 = 21 - 25 AGD
RSUPP UPDATE 1
4. Resiko cidera (jatuh) a. Tempatkan anak pada
berhubungan dengan tempat tidur yang lunak
penurunan respon terhadap
lingkungan dan rata
b. Pastikan side rail pada
tempat tidur terpasang
c. Ajarkan dan anjurkan
pada orangtua
Hasil yg diharapkan : penggunaan side rail di
tempat tidur
1. Anak tidak terluka d. batasi pengunjung
2. Anak tidak terjatuh e. Pengkajian resiko jatuh
secara berkala
3. Keluarga dapat
f. Berikan penanda resiko
menggunkan side rail jatuh/ stiker resiko
untuk mencegah jatuh jatuh/gelang resiko
selama perawatan jatuh
RSUPP UPDATE 1
IMPLEMENTASI
 Dilakukan sesuai dengan intervensi yang
telah direncanakan

RSUPP UPDATE 1
Evaluasi
2. Resiko tinggi obstruksi jalan
1. Hipertermi berhubungan dengan nafas berhubungan dengan
proses penyakit (infeksi) penutupan faring oleh lidah,
spasme oto bronkus

1. Suhu tubuh perektal 1. Frekuensi


36 – 37 derajat pernapasan 28 – 35
celcius x/menit
2. Kulit bagian kening 2. Irama pernapasan
tidak teraba panas
reguler dan tidak
3. Data penunjang cepat
hasil lab. Nagka
leukosit 4.000 – 3. Anak tidak
10.000 mg/dl terengah – engah

RSUPP UPDATE 1
3. Resiko gangguan perfusi 4. Resiko cidera (jatuh)
jaringan berhubungan dengan berhubungan dengan penurunan
penurunan oksigen darah respon terhadap lingkungan

1. Jaringan perifer terlihat 1. Anak tidak terluka


merah dan segar
2. Akral teraba hangat 2. Anak tidak terjatuh
3. Hasil pemeriksaan AGD 3. Keluarga dapat
: menggunkan side
pH darah 7,33-7,45,
PO2 = 80 – 104 MmHg
rail untuk
PCO2 = 35 – 45 MmHg mencegah jatuh
HCO3 = 21 - 25 selama perawatan

RSUPP UPDATE 1
Terima Kasih

RSUPP UPDATE 1

Anda mungkin juga menyukai