Anda di halaman 1dari 16

Sasaran Keselamatan Pasien 2

MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG


EFEKTIF
Standar SKP2
Rumah sakit
mengembangkan
pendekatan untuk
meningkatkan
efektifitas
komunikasi antar
pemberi layanan

2
Elemen Penilaian SKP2
1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah ataupun hasil pemeriksaan tersebut.
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
individu yang memberi perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang
konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon.
Maksud – Tujukan SKP 2
1. Komunikasi efektif  komunikasi yang dilakukan
secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi,
dan tepat kepada penerima informasi untuk
mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
2. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau
tertulis.
3. INSTRUKSI secara LISAN/VERBAL baik langsung
maupun per TELEPON  Mudah terjadi kesalahan.
4. PELAPORAN nilai diagnostik Kritis  mudah terjadi
kesalahan
4
Maksud – Tujukan SKP 2
RUMAH SAKIT MENGEMBANGKAN :
1. Prosedur perintah lisan maupun per telepon dengan
 Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/ per
telepon menerapkan TBaK  Tulis Baca Konfirmasi.
 Menuliskan pesan yang diterima
 Dalam menulis pesan verbal, ditulis lengkap dan dapat dibaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan
verifikasi, menggunakan singkatan terstandar, akronim dan simbol
yang disetujui rumah sakit (Lihat Buku Standar Singkatan RS).
 Mengingatkan DPJP pemberi instruksi, untuk menandatangani
catatan pesan yang ditulis dalam kotak stempel KONFIRMASI
sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.

5
Perintah Lisan/Lewat Telepon
1. Tulis Lengkap
2. Baca Ulang- Eja
 ISI PERINTAH
untuk  NAMA LENGKAP DAN
NORUM/LASA TANDA TANGAN PEMBERI
PERINTAH

3. Konfirmasilisan  NAMA LENGKAP DAN


TANDA TANGAN PENERIMA
dan tanda tangan PERINTAH
 TANGGAL DAN JAM

6
7
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI
TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

NO TGL/ ISI PERINTAH PENERIMA PEMBERI PELAKSANA KETERANGAN


PERINTAH PERINTAH PERINTAH
JAM (TANDA (TANDA (TANDA TANGAN)
TANGAN) TANGAN)

8
Pelaporan Hasil Kritis Dan
Pemeriksaan Cito
Pelaporan Hasil Kritis (critical result) dapat diartikan:
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.
2. Hasil Pemeriksaan yang sangat signifikan diluar nilai-nilai Normal 
Life threatening LAPOR SEGERA
3. Perlu sistem pelaporan formal dimana staf MENYADARI hasil
pemeriksaan yang perlu dilaporkan segera ke peminta pemeriksaan
4. Proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan
penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu
kurang dari 30 menit dalam bentuk TBaK.
5. Proses ini didokumentasikan

Berhubungan dengan Asesmen Pasien


Maksud dan Tujuan Skp 2
Nilai kritis ini termasuk :
1. Lab
2. Radiologi
3. Pemeriksaan dengan Nuklir
4. USG
5. MRI
6. Pemeriksaan Diagnostik untuk jantung
Maksud dan Tujuan Skp 2
Termasuk didalamnya pemeriksaan Bedside :
1. Point of Care testing : GDS
2. Pemeriksaan Rontgen portable
3. USG
4. Echocardiogram
Hasil yang secara SIGNIFIKAN berada di LUAR
batas NORMAL  resiko tinggi atau life
threatening.
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA
Rekomendasi

1. Batasi komunikasi verbal untuk peresepan atau permintaan obat


 dibatasi hanya pada saat tidak memungkinkan untuk
komunikasi tertulis atau elektronik  prosedur steril

2. Buat panduan untuk pelaporan nilai kritis, definisi nilai kritis,


daftar nilai2 kritis, Kepada siapa dan oleh siapa dilaporkan,
monitoring kepatuhan

3. Instruksi verbal/ per telepon tidak diperkenankan pada:


 Pemberian obat-obatan epidural.
 Pemberian obat kemoterapi.

13
Maksud – Tujukan SKP 2
RUMAH SAKIT MENGEMBANGKAN :
2. Menstandarkan informasi/konten penting yang
harus disampaikan
Petugas kesehatan melaporkan kondisi
pasien kepada DPJP/ serah terima pasien,
menggunakan teknik SBAR (Situation -
Background – Assessment –
Recommendation).

14
S Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)

Masalah yang ingin disampaikan adalah: .


Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang:

B Background/ Latar Belakang


Status mental pasien:
Kulit/ Ekstremitas:
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen

A Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, __
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu melakukan
sesuatu, Dok.

R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).

Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:

Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:


CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON

• Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan


melakukan konfirmasi
• Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama
penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan
tanda tangan (pada kesempatan berikutnya)
• Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA,
maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya
• Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike,
look alike, dan sound alike
• Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan
kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar” .
Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus
diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya .
• Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu
dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan
16

Anda mungkin juga menyukai