Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

SINDROM NEFROTIK
Oleh:
Radina Thahir
C111 11 901
IDENTIFIKASI
• Nama : Tn. K
• Umur : 28 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Tapango, Polman
• Agama : Islam
• Masuk RS : 29 November 2016
ANAMNESIS
• Autoanamnesis
Keluhan Utama : Bengkak diseluruh tubuh.

• Riwayat Perjalanan Penyakit:


Dialami sejak ± 2,5 tahun sebelum masuk RS. Awalnya bengkak
mulai dari kedua kelopak mata, perut, kemudian dikedua kaki.
Bengkak pada kelopak mata terutama dialami pada pagi hari. Saat ini
pasien masih merasakan bengkak pada wajah, perut, dan kedua kaki.
Pasien didiagnosa sindrom nefrotik ± 2,5 tahun. Selama 2
tahun, pasien pernah berobat di dokter spesialis dan diberi obat
prednison 3x1 tablet selama 2 tahun. Karena keluhan bengkak ini
masih hilang timbul, pasien dianjurkan ke dokter spesialis penyakit
dalam yang lain dan pasien diberi obat metylprednisolon 16 mg 1x1,
furosemid 40mg 1x1, celebrex 2x1, vipalbumin 3x2 tablet.
ANAMNESIS
• BAK: normal
• BAB: normal.
• Nyeri perut (-), sesak nafas (-), demam (-), batuk (-), mual muntah (-
), sakit kepala (-). Penurunan nafsu makan (-), penurunan berat
badan (-)

• Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit tenggorokan (-)
Riwayat korengan (-)
Riwayat malaria (-)
Riwayat hepatitis (-)
Riwayat sakit gigi (-)
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Keluarga

1. Ayah pasien sehat, ibu pasien sudah meninggal dengan


penyebab kematian tidak diketahui
2. Pasien memiliki 4 saudara dan semuanya sehat
3. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
ANAMNESIS
• Riwayat Psikososial

1. Riwayat merokok ada sjak pasien kelas 5 SD hingga saat ini.


Biasanya 1 hari pasien menghabiskan 1 bungkus rokok.
2. Riwayat minum alkohol ada saat pasien saat SD dan hanya
berlangsung selama 1 tahun.
3. Pekerjaan pasien adalah seorang petani
4. Pasien sering minum minuman bersoda.
PEMERIKSAAN FISIK

• Umum
Keadaan umum : Sakit Sedang / Gizi Cukup / Compos Mentis

• Tanda Vital :
Nadi : 80 ×/menit
Pernafasan : 218×/menit
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Suhu : 36,80 C

• Antropometri
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 49 kg
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan Khusus
 Kepala : Deformitas (-)
 Rambut : Hitam, lurus, dan tidak mudah dicabut.
 Mata : Sklera ikterik (-),Anemis (-) pupil isokor
diameter 2,5 mm /2,5 mm, edema
palpebra (-).
 Telinga : Deformitas (-), sekret (-), tophus (-)
 Hidung : Deformitas (-), perdarahan (-), sekret (-).
 Gigi dan mulut : Tidak ada caries dentis
 Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-),
kaku kuduk (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Dada :
• Paru :
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Vokal Fremitus simetrissinistra dan dextra
• Perkusi : Sonor sinistra dan dextra
• Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

• Jantung :
• Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak di ICS V Midcalvicularis sinistra
• Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba di ICS V Midcalvicularis sinistra,
thrill (-)
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I dan II murni reguler, bising (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen :
• Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
• Palpasi : nyeri tekan tidak ada
• Perkusi : Tympani (+)
• Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

• Punggung : Deformitas (-), gibbus (-).


• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Anus dan Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Akral dingin (-), edema pitting
regio pretibial dextra et sinista
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin (29/11/2016)
• WBC : 9.07 x 103/µL
• RBC : 3.87 x 106/µL
• Hb : 11,2 g/dL
• PLT : 341 x 103/µL
• EO : 11.4 %

Kimia Darah (29/11/2016)

• SGOT : 19 /µL
• SGPT : 14 /µL
• ALBUMIN : 2,3 g/dL
• Ur /Cr : 50 / 3,1 mg/dL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Urin Rutin (29/11/2016)


• WARNA : Kuning Jernih
• BLOOD : +- (5 RBC /uL)
• PROTEIN : +++ (300 mg/dL)

Kimia Darah (01/12/2016)


• Kolesterol Total : 504 mg/dL
• Kolesterol LDL : 328 mg/dL
• Kolesterol HDL : 46 mg/dL
• Trigliserida : 177 mg/dL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Urinalisis (01/12/2016)
• WBC : 3,7 x 103/µL
• Protein Esbach : 4,1 gr/hari
dengan volume 1,5 L
DIAGNOSIS
Sindrom Nefrotik
PENATALAKSANAAN
• Tirah Baring
• Diet rendah garam < 2 gr / hari
• Diet rendah protein 0,8 gr/ kgBB / hari
• Diet rendah kolesterol < 600 mg / hari
• Furosemid 40 mg / 24 jam / oral
• Simvastatin 20 mg / 24 jam / oral
• Captopril 12,5 mg / 12 jam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-gejala
klinis yang terdiri dari edema, proteinuria masif, hipoalbuminemia,
dan hiperkolesterolemi. Proteinuria masif adalah apabila
didapatkan proteinuria sebesar ≥ 40 mg/m2/jam atau proteinuria
+3 atau lebih. Hipoalbuminemia apabila kadar albumin dalam
darah ≤ 2,5 gram/dl serta kolesterol dalam darah meningkat ≥ 200
mg/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai
hipertensi, hematuri dan azotemia.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 75%-80% kasus SN di klinik merupakan SN primer
(idiopatik). Angka kejadian terbanyak pada anak berumur antara
3-4 tahun. Pada anak-anak, berdasarkan histopatologis yang
tampak pada biopsi ginjal, paling sering ditemukan nefropati lesi
minimal (75%-85%) dan laki-laki dua kali lebih banyak daripada
wanita.
ETIOLOGI
Secara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital, yaitu jenis sindrom nefrotik
yang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia di bawah 1 tahun.
2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik, faktor etiologinya tidak
diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik primer oleh karena sindrom
nefrotik ini secara primer terjadi akibat kelainan pada glomerulus
itu sendiri tanpa ada penyebab lain.
3. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat dari suatu
penyakit sistemik atau sebagai akibat dari berbagai sebab yang
nyata seperti misalnya efek samping obat.
KLASIFIKASI

Berdasarkan etiologi Berdasarkan respon terhadap terapi


steroid
• Sindrom nefrotik primer
• Sindrom nefrotik kongenital  Steroid responsif (umumnya
SNKM)
• Sindrom nefrotik sekundeR
 Steroid dependen (umumnya
juga SNKM)
Berdasarkan kelainan histopatologi  Steroid non responsif
Sindrom nefrotik kelainan (umumnya GSFS, GSFG, GNMP)
minimal (SNKM) atau sindrom neforik sekunder
Glomerulosklerosis
PENATALAKSANAAN
 Aktivitas
Aktivitas disesuaikan dengan kemampuan pasien, jika ada: edema
anasarka, dispnea, hipertensi  tirah baring
 Diet
Protein normal sesuai RDA yaitu 2 gram/kgbb/hari
Rendah garam (1-2 gram /hari) selama edema / mendapat terapi steroid
 Diuretik
Restriksi cairan (30 ml/kgbb/hari) selama ada edema berat dan oliguria
Loop diuretic  furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila kadar kalium rendah <
3,5 mEq/L dapat dikombinasi dengan spironolakton 1-2 mg/kgbb/hari
diberikan pada edema berat/ anasarka. Diuretik > 1 minggu periksa ulang
natrium dan kalium plasma.
PENATALAKSANAAN
• Kortikosteroid
• Pengobatan inisial pada pasien baru
• Dosis inisial prednison atau prednisolon 60 mg/m2/hari atau 2
mg.kgbb/hari sesuai dengan BB ideal (BB/TB) dibagi 3 dosis (maksimal 80
mg/hari) selama 4 minggu
• Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating 40 mg/m2/hari (2/3
dosis inisial) selang sehari pada pagi hari sudah makan selama 4 minggu
lalu stop. Bila remisi terjadi antara minggu ke5 sampai dengan akhir
minggu ke8, steroid alternating dilanjutkan 4 minggu lagi.
• Remisi (-) sampai akhir minggu ke 8  steroid resisten
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai