Anda di halaman 1dari 26

IDENTIFIKASI SEDERHANA

ZAT AKTIF

DALAM TANAMAN OBAT


 METODE EKSTRAKSI DAN ISOLASI

 METODA PEMISAHAN

 METODA IDENTIFIKASI

 ANALISA HASIL
Metoda Ekstraksi Dan Isolasi

 Untuk analisis fitokimia , harus digunakan jaringan tumbuhan


segar ; cara lain : tumbuhan dapat dikeringkan sebelum
diekstraksi.

 Pertama-tama dilakukan ekstraksi ( bisa dengan alat soxhlet)


dengan pelarut non polar ( eter minyak bumi, heksana ) ,
pelarut kurfang polar ( eter , CHCl3 ) , pelarut polar ( air ,
etanol ).

 Kandungan kimia simplisia pada umumnya dike-lompokkan


sebagai berikut :
Minyak atsiri; karotenoid; steroid; triterpenoid; alkaloid;
asam lemak; senyawa fenol; asam organik; glikosida;
saponin; tanin; karbohidrat, dll.
Setelah dilakukan ekstraksi maka didapat sari,
ada 3 macam sari :

 Sari dalam eter minyak bumi , heksana :


Minyak atsiri , lemak , asam lemak tinggi ,
steroid , triterpenoid , karotenoid.

 Sari dalam eter , CHCL3 :


Alkaloid , fenol , asam lemak , minyak atsiri
tertentu .

 Sari dalam air, etanol :


garam alkaloid , antosian , glikosida , saponin
, tanin , karbohidrat.
Sari dalam eter minyak tanah atau heksana :

 Cara penyarian : sejumlah 25 g sampai 50 g serbuk simplisia


disari dengan eter minyak tanah P dengan cara pengocokan
berkali-kali , sehingga pengocokan terakhir bila diuapkan
ti8dak meninggalkan sisa. Sari yang diperoleh kemudian
dipekatkan sampaI 25 ml.

• Minyak atsiri :
o Cara pengujian : 10 g sampai 50 g simplisia nabati
yang bersangkutan disuling dengan air dalam alat
destilasi Stahl.
o Minyak atsiri yang diperoleh kemudian dipisahkan
dan dilakukan uji pemerian, warna dan sifat kimia dan
fisika.
• Cara penyarian

– 10 ml sari dalam eter minyak tanah diuapkan, sampai kering


dan kemudian ditambahkan 10 ml larutan Kalium
hidroksida P 0,5 N dalam etanol, kemudian di reflux
diatas tanggas air sehingga tidak terlihat tetesan minyak
pada permukaan cairan.

– Lakukan penyulingan untuk menghilangkan etanol, dan


sisanya dilarutkan kembali ke dalam 20 ml air panas,
kemudian di tuang kedalam corong pemisah. Sesudah dingin
dicuci dengan eter P secukupnya.

– Larutan dalam eter dituangkan pada corong pisah yang sama


di atas larutan air alkalis. Corong pemisah digojok-gojok
untuk menyari zat-2 yang tidak tersabunkan, diulang sebanyak
2 kali masing-2 dengan 8 ml eter P.
– Sari dalam eter tersebut digunakan untuk
identifikasi steroid , triterpenoid dan karotenoid. Sari
dalam air alkalis digunakan untuk identifikasi
selanjutnya terhadap asam lemak tinggi.

– Sari dalam air alkalis diasamkan dengan asam


khlorida pekat P hingga pH 3 sampai 4 , asam
lemak disari berulang-ulang dengan sedikit eter
dalam corong pemisah.

– Sari eter ini dikumpulkan , kemudian diuapkan


sampai kering. Jika sisa berminyak maka sari eter
tersebut mengandung asam lemak.
• Steroid dan Triterpenoid

 10 ml sari dalam eter pada identifikasi lemak dan


asam lemak tinggi diuapkan sampai kering. Sisanya
dilarutkan dalm 0,5 ml anhidrida asam asetat P,
kemudian ditambahkan 0,5 ml khloroform P.

 Larutan tersebut kemudian dituangkan kedalam tabung


yang kering. Melalui dinding tabung diteteskan 1q ml
sampai 2 ml asam sulfat P dengan menggunakan pipet
(Reaksi Liebermann-Burchard).

 Pada batas kedua larutan terjadi cincin merah


kecoklatan atau ungu , sedangkan larutan pada bagian
atas menjadi hijau atau ungu, hal ini menunjukkan
adanya steroid atau triterpenoid.
• Karotenoid

 10 ml sari dalam eter pada


identifikasi lemak dan asam lemak
tinggi. Sisanya ditambah 2w tetes
sampai 3 tetes larutan jenuh antimon
(III) klorida P dalam kloroform P
(Reaksi Carr Price).

 Warna mula-mula biru kemudian


menjadi merah. Selain itu dengan
asam sulfat pekat P, karotenoid akan
memberikan warna biru atau hijau
kebiruan.
Sari dalam eter

 Cara penyarian : serbuk sisa penyarian dengan eter minyak tanah


disari kembali dengan eter P dengan cara pengocokan berkali-kali ,
sehingga hasil pengocokan terakhir bila diuapkan tidak
meninggalkan sisa. Sari dipekatkan sampai menjadi 50 ml.

• Alkaloid
o 10 ml sari dalam eter diuapkan , sisa larutkan dalam 1,5 ml
asam klorida P 2 %. Larutkan dibagi menjadi 3 sama banyak
dalam tabung reaksi.
o Tabung reaksi pertama sebagai pembanding. Tabung reaksi II
ditetesi 2 tetes sampai 3 tetes larutan Dragendorff LP. Tabung
reaksi III ditetesi dengan 2 tetes sampai 3 tetes larutan Mayer P
atau pereaksi pengendapan yang lain.
o Adanya alkaloid dalam simplisia ditunjukkan dengan
terjadinya kekeruhan atau endapan jingga kecoklatan untuk
pereaksi dragendorff dan endapan putih kekuningan untuk
pereaksi Mayer.
• Senyawa Fenolik
o 1 ml sari dalam eter diuapkan. Sisa ditetesi dengan larutan
besi (III) klorida LP. Apabila terjadi warna hijau, ungu, biru
sampai hitam, menunjukkan adanya senyawa fenolik
terutama fenol-fenol bebas.
• Fenol – fenol
o 1 ml sari dalam eter diuapkan. Sisa ditetesi dengan
campuran kalium heksasianoferat (III) dan larutan besi (III)
klorida LP. Adanya fenol ditunjukkan oleh timbulnya warna
biru sampai hitam.
• Asam fenolat
o Identifikasi asam fenolat dilakukan dengan pemeriksaan
secara KLT.
• Fenil propanoid

oMeliputi kumarin dan turunannya.

o3 ml sari dalam eter diuapkan sampai


kering. Sisa dilarutkan dalam air panas.
Setelah dingin larutan dibagi dalam 2 tabung
reaksi.

oTabung reaksi I untuk pembanding. Tabung


reaksi II ditambah 0,5 ml amonia encer P agar
larutan menjadi alkalis. Bila terjadi pemendaran
biru atau hijau yang kuat dibawah sinar ultra
violet menunjukkan adanya senyawa kumarin
dan derivat-2nya.
• Flavonoid

o3 ml sari dalam eter diuapkan


sampai kering. Sisa dilarutkan
dalam 1 ml sampai 2 ml metanol
50 % P dengan bantuan pemanasan.
Pada larutan tersebut ditambahkan
logam magnesium P dan 4 tetes
sampai 5 tetes asam klorida pekat
P. Adanya aglukon flavonoid
ditunjukkan dengan terjadinya warna
merah atau jingga ( reaksi sianidin
atau reaksi shibata ).
• Antrakinon

o 3 ml sari dalam eter dituangkan dalam tabung


reaksi. Larutan ditambah 1 ml larutan amonia 25
% atau larutan natrium hidroksida P 10 %
kemudian dikocok. Bila larutan tersebut berubah
menjadi merah, menunjukkan adanya antrakuinon . (
Reaksi Bortrager )

• Xanton dan Stilben

o Identifikasi xanton dan stilben dilakukan dengan


pemeriksaan secara KLT.
• Komponen minyak atsiri tertentu

o Komponen minyak atsiri tertentu ,


terutama yang mempunyai kerangka
aromatik atau non terpenik lebih larut
dalam eter atau alkohol karena bersifat
sedikit polar, tetapi masih tetap tidak
larut dalam air.

o Contoh : eugenol , anetol ,


sinamalaldehide , vanilin. Untuk
identifikasi dilakukan menurut cara
yang tertera pada monografi masing-
masing dalam Farmakope.
• Asam lemak

o 5 ml sari dalam eter diuapkan


sampai kering. Jika sisa berminyak
maka pada sari eter tersebut
terdapat asam lemak . Identifikasi
asam lemak dilakukan dengan
kromatografi lapisan tipis.
Sari dalam etanol - air

 Cara penyarian : serbuk sisa penyarian dengan eter


disari dengan campuran etanol – air (70:30) atau lebih
lazim disebut etanol 70 % P dengan cara pengocokan
berkali-kali. Sehingga hasil pengocokan terakhir bila
diuapkan tidak meninggalkan sisa. Sari dalam etanol
dipekatkan menjadi 50 ml.

 Garam alkaloid

o 20 ml sari etanol – air dituang ke dalam gelas


piala kemudian diuapkan di atas tangas air atau
tangas pasir. Pada sisa ditambahkan 10 ml larutan
asam klorida P 10% sambil dipanaskan dan
diaduk.
o Larutan yang diperoleh dibagi ke dalam 2 tabung, yang
satu untuk garam alkaloid dan yang lain untuk basa
kuarterner dan amina teroksidasi

o Alkaloid dalam bentuk garam asam organik diubah


menjadi garam asam mineral. Larutan alkaloid dalam
tabung I diendapkan dalam bentuk basa dengan bantuan
amonia encer P hingga pH 8 – 9.

o Kemudian di sari dengan pelarut kurang polar seperti eter


atau kloroform. Sari eter atau kloroform tersebut
kemudian diuapkan sampai kering.

o Sisa yang diperoleh dilarutkan kembali dengan 1,5 ml


asam klorida (2%) P. Larutan yang bersifat asam tersebut
dibagi dalam 3 tabung reaksi.
o Tabung I untuk pembanding. Tabung II ditambah 3 tetes
larutan Mayer LP. Tabung III ditambah 3 tetes larutan
Dragendorff LP. Adanya alkaloid ditunjukkan dengan
terjadinya kekeruhan atau endapan putih kekuningan untuk
pereaksi Mayer dan endapan jingga untuk perekasi
Dragendorff.

o Larutan asam pada tabung II ditambah 0,5 g natrium


klorida P sambil diaduk. Larutan disaring melalui kertas
saring kemudian kertas saring dicuci dengan 3 ml larutan
asam klorida 10 % LP.

o 1 ml larutan yang bersifat asam tersebut ditambah reagen


Mayer LP atau larutan Dragendorff LP. Jika terjadi endapan
berlebih, maka sisa larutan yang bersifat asam dipindah
kedalam corong pemisah kecil, kemudian ditambah amonia
pekat P hingga pH 8 – 9.
o Pada larutan ditambahkan eter P atau kloroform P yang
volumenya sama dengan volume larutan air alkalis, kemudian
dikocok.

o Setelah didiamkan akan terjadi dua lapisan.

o Lapisan eter atau kloroform digunakan untuk menunjukkan


adanya alkaloid, sedang lapisan air yang alkalis untuk
menunjukkan adanya basa kuarterner dan amina teroksidasi.

• Antosian
o Jika sari dalam etanol – air bereaksi asam, maka warna larutan
merah, jika sari dengan pH netral maka warna larutan menjadi
ungu, dan pada suasana alkalis warna larutan menjadi hijau atau
biru. Perubahan warna yang demikian menunjukkan adanya
antosian.
• Glikosida

o 20 ml sari dalam etanol – air ditambah 15 ml asam


klorida 10 % LP, kemudian direfluks selama 30 menit.
Terjadi hidrolisis, yaitu pemecahan glikosida menjadi
aglikon dan gula.

o Setelah didinginkan larutan disari 3 kali, masing-masing


dengan 12 ml eter P dalam corong pemisah. Lapisan
eter dipisahkan dari lapisan air yang bersifat asam,
dikumpulkan kemudian ditambah natrium sulfat,
dikumpulkan, kemudian ditambah natrium sulfat anhidrat
P untuk menghilangkan air yang terserap oleh sari
dalam eter tersebut.
o Selanjutnya sari dalam eter digunakan
untuk pengujian aglikon steroid,
triterpenoid , kumarin , flavonoid , dan
antrakinon.

o Sedangkan larutan air yang bersifat


asam , setelah di netralkan digunakan
untuk pengujian gula dengan cara KLT.

o Untuk pengujian steroid dapat


ditambahkan pengujian terhadap adanya
aglikon glikosida jantung , yaitu dengan
reaksi Kedde.
• Saponin
o 2 ml sari etanol – air diuapkan hingga kira-2 tinggal
separuhnya. Sisa diencerkan dengan air volume sama dan
dituangkan dalam tabung reaksi, kemudian dikocok selama
15 menit. Terbentuknya buih yang stabil menunjukkan
adanya saponin.

• Tanin
o 1 ml sari etanol – air diencerkan dengan 2 ml air. Pada larutan
ditambahkan 3 tetes larutan besi (III) klorida P, warna larutan
akan berubah menjadi biru kehitaman atau hijau kehitaman.
o Warna biru kehitaman menunjukkan bahwa simplisia
mengandung tanin galat . Warna hijau kehitaman
menunjukkan bahwa simplisia mengandung tanin katekol.
o Bila terdapat campuran keduanya masing-
masing tanin dapat ditunjukkan sebagai
berikut : 5 ml sari ditambah 1 ml larutan
Stiassny LP (larutan formol klorida)
kemudian direfluks selama 30 menit.

o Bila terjadi endapan merah menunjukkan


adanya tanin katekol. Endapan disaring,
filtrat yang diperoleh dinetralkan dengan
natrium asetat. Sedikit larutan tersebut
ditetesi dengan larutan besi (III) amonium
sulfat P, bila terjadi warna biru tua
menunjukkan adanya tanin galat.
• Karbohidrat

o Senyawa karbohidrat yang tersari ke dalam sari etanol – air


meliputi osa dan monosa atau disebut juga gula reduktor
(glukosa, galaktosa, ramnosa) oligosa yang merupakan
rantai yang terdiri dari kurang dari 10 unit monosa
(sakarosa, gentiobiosa, rafinosa, stasiosa) dan poliosa
yaitu rantai yang tersusun oleh lebih dari 10 unit
monosa (gom, lendir, pektin, pati).

o 2 ml sari dalam etanol – air dituangkan ke dalam cawan


porselen. Sari diuapkan hingga kering. Sisa ditambah 2
tetes sampai 3 tetes asam sulfat pekat P dan
didiamkan selama 4 menit.
o Dengan terjadinya dehidrasi akan terbentuk
furfural dari pentosa atau hidroksimetilfurfural
dari heksosa.

o Kemudian ditambahkan 4 tetes larutan jenuh


timol P dalam etanol (Reaksi Molisch).

o Bila terjadi warna merah menunjukkan adanya


karbohidrat.

o 1 ml sari dienaptuangkan dan diencerkan, pada


larutan tersebut ditambahkan 3 tetes larutan
Lugol P.

o Jika terjadi warna biru menunjukkan adanya pati.

Anda mungkin juga menyukai